• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Perubahan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemarintah, dan Ekspor terhadap Output, Pendapatan dan Tenaga

II. TINJAUAN PUSTAKA

6.3. Dampak Perubahan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga, Konsumsi Pemarintah, dan Ekspor terhadap Output, Pendapatan dan Tenaga

Kerja

Hasil analisis tujuan terakhir (keempat) dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja pada sektor ekonomi. Sebelum melihat dampak perubahan permintaan akhir pada masing-masing komponen permintaan akhir di Provinsi Aceh terlebih dahulu di analisis nilai dari struktur output, pendapatan dan tenaga kerja. Hasil dari komponen ini perlu dianalisis untuk melihat perbandingan hasil sebelum dilakukan simulasi

dengan sesudah dilakukan simulasi. Untuk melihat keseluruhan nilai struktur output, pendapatan dan tenaga kerja di Provinsi Aceh disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Struktur Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja yang Dipengaruhi oleh

Komponen Permintaan Akhir di Provinsi Aceh Tahun 2009

Kode Output (Juta Rp) Pendapatan (Juta Rp) Tenaga Kerja (Orang) 301 302 303 304 305 39 555 408 12 456 943 20 434 796 5 720 893 45 178 973 5 288 905 6 574 207 2 494 209 470 635 5 108 018 664 883 345 028 185 516 39 406 497 728 Jumlah 123 347 013 19 935 975 1 732 561

Sumber: Tabel IO Updating Provinsi Aceh Tahun 2009 (Diolah) Keterangan:

301 = Konsumsi Rumahtangga 302 = Konsumsi Pemerintah

303 = Pembentukan Modal Tetap Bruto 304 = Perubahan Stok

305 = Ekspor

Tabel 22 menunjukkan besarnya jumlah keseluruhan output, pendapatan dan tenaga kerja di Provinsi Aceh. Dari masing-masing komponen permintaan akhir tersebut struktur output merupakan penyumbang terbesar dalam komponen permintaan akhir , diikuti oleh struktur pendatapatan dan yang terakhir sektor tenaga kerja. Pada struktur output ekspor merupakan komponen permintaan akhir yang memberikan kontribusi relatif terbesar yaitu sebesar, sedangkan yang relatif terkecil dalam pembentukan komponen permintaan adalah perubahan stok. Sementara itu komponen permintaan akhir pada struktur pendapatan yang mempunyai nilai relatif terbesar adalah komponen konsumsi pemerintah, sedangkan yang mempunyai nilai relatif kecil adalah perubahan stok . Selanjutnya pada struktur tenaga kerja komponen permintaan akhir yang mempunyai nilai relatif terbesar adalah komponen konsumsi rumahtangga sedangkan yang terkecil adalah perubahan stok.

Dilihat dari komponen permintaan akhir pada struktur output dimana nilai terbesar yaitu komponen ekspor sebesar Rp 45 178 973 juta, artinya output dari seluruh sektor ekonomi di Aceh memiliki peranan yang besar dalam bentuk ekspor. Sedangkan pada struktur pendapatan, konsumsi pemerintah memiliki nilai yang relatif besar yaitu sebesar Rp 6 574 207 juta, artinya apabila terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi pemerintah pada seluruh sektor ekonomi di Aceh maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sementara itu dilihat dari sumbangan struktur tenaga kerja, komponen yang mempunyai nilai terbesar adalah konsumsi rumahtangga sebesar Rp 664 883 juta, artinya apabilah terjadi peningkatan pendapatan kerja pada seluruh sektor ekonomi maka akan meningkatkan pendapatan konsumsi rumahtangga.

Berdasarkan Tabel Input-Output, permintaan akhir merupakan salah satu indikator perubahan ekonomi suatu wilayah. Dampak perubahan permintaan akhir disimulasikan terhadap kenaikan dan penurunan konsumsi pemerintah, rumahtangga dan ekspor pada seluruh sektor perekonomian di Aceh dengan melakukan masing-masing tiga skenario. Untuk melihat dampak perubahan permintaan akhir terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Dampak Perubahan Permintaan Akhir terhadap Output, Pendapatan, Tenaga Kerja di Provinsi Aceh Tahun 2009

Simulasi Dampak Output (Juta Rp) Perubahan (%) Pendapatan (Juta Rp) Perubahan (%) Tenaga kerja (Orang) Perubahan (%) S1 S2 S3 135 054 210 111 639 817 137 804 282 9.49 -9.49 11.72 23 464 772 16 407 178 21 570 541 17.70 -17.70 8.19 1 983 602 1 481 520 1 891 834 14.48 -14.48 9.19 Sumber :Tabel IO Transaksi Domestik Atas Harga Produsen Tahun 2009 (Diolah)

Keterangan:

Simulasi 1 = Pengeluaran rumahtangga naik 40 persen dan pengeluaran pemerintah naik 17 persen

Simulasi 2 = Pengeluaran rumahtangga turun 40 persen dan pengeluaran pemerintah turun 17 persen

Simulasi 3 = Ekspor naik 32 persen

Tabel 23 menunjukkan hasil analisis simulasi skenario pertama, bahwa apabila terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 40 persen dan konsumsi pemerintah naik sebesar 17 persen maka jumlah output pada seluruh sektor ekonomi akan meningkat sebesar 9.49 persen, pada pendapatan terjadi peningkatan perubahan sebesar 17.70 persen dan pada tenaga kerja terjadi perubahan peningkatan sebesar 14.40 persen. Sedangkan hasil simulasi skenario kedua, apabila terjadi penurunan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 40 persen dan penurunan konsumsi pemerintah sebesar 17 persen maka jumlah output pada sektor ekonomi turun sebesar -9.49 persen, pada pendapatan turun menjadi -17.70 persen dan tenaga kerja berubah menjadi -14.48 persen. Sementara itu untuk hasil simulasi skenario ketiga, apabila terjadi peningkatan ekspor sebesar 32 persen maka perubahan peningkatan jumlah output akan bertambah sebesar 11.72 persen, peningkatan pendapatan terjadi perubahab sebesar 8.19 persen dan perubahan peningkatan jumlah tenaga kerja bertambah sebesar 9.19 persen. Dari keseluruhan simulasi tersebut jumlah perubahan terbesar pada output dihasilkan oleh simulasi ketiga dengan perubahan sebesar 11.72 persen. Sedangkan apabila dilihat dari peningkatan pendapatan simulasi pertama merupakan yang terbesar dalam menghasilkan pendapatan yaitu sebesar 17.70 persen. Sementara itu apabila dilihat dari sisi peningkatan tenaga kerja maka simulasi pertama merupakan yang terbesar terhadap peningkatan tenaga kerja sebesar 14.48 persen.

Sektor ekonomi yang menghasilkan output terbesar apabila terjadi peningkatan konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah adalah sektor pertambangan gas sebesar Rp 16 601 796 dan sektor perdagangan sebesar Rp 15 938 188 juta (Lampiran 23). Sementara itu sektor ekonomi yang mampu

menghasilkan pendapatan tertinggi apabila konsumsi rumahtangga dan

pengeluaran pemerintah dinaikkan adalah sektor pemerintahan dan pertanahan sebesar Rp 8 664 637 juta, selanjutnya ditempati oleh sektor perdagangan sebesar Rp 2 461 549 juta (Lampiran 24). Sedangkan sektor ekonomi yang mampu menghasilkan tenaga kerja terbanyak apabila konsumsi rumahtangga dan pengeluaran pemerintah dinaikkan adalah sektor pemerintah dan pertahanan sebesar Rp 429 437 juta, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan sebesar Rp 271 384 juta, serta sektor ternak dan hasilnya mampu menghasilkan tenaga sebesar Rp 183 124 juta (Lampiran 25).

Sementara itu apabila ekspor dinaikkan maka akan berdampak pada peningkatan output, pendapatan dan tenaga kerja seluruh sektor ekonomi. Sektor ekonomi yang mampu menghasilkan output terbesar adalah sektor pertambangan gas sebesar Rp 20 246 407 juta, kemudian sektor pengilangan dan gas sebesar Rp 18 739 104 juta dan sektor perdagangan sebesar Rp 16 814 725 juta (Lampiran 26). Selanjutnya sektor yang mampu menghasilkan pendapatan terbesar apabila ekspor dinaikkan adalah sektor pemerintahan dan pertahanan sebesar Rp 6 209 239 juta, kemudian sektor perdagangan sebesar Rp 2 596 936 juta, sektor angkutan jalan raya sebesar Rp 1 572 231 juta dan sektor pertambangan gas sebesar Rp 1 519 369 (Lampiran 27). Sementara itu sektor yang mampu menghasilkan tenaga kerja terbesar jika ekspor dinaikkan adalah sektor

pemerintahan dan pertahanan sebesar Rp 307 742 juta orang, sektor perdagangan sebesar Rp 286 205 juta orang, sektor ternak dan hasilnya sebesar 158 722 juta orang, sektor sayur-sayuran dan buah-buahan sebesar 146 102 juta orang dan sektor padi sebesar Rp 147 421 juta orang (Lampiran 28).

Perbedaan dampak ini berdasarkan hasil simulasi akhirnya bisa digunakan untuk melihat gambaran perekonomian di Provinsi Aceh. Untuk melihat kebijakan fiskal yang sesuai dengan kondisi Provinsi Aceh maka instrumen peningkatan alokasi anggaran pengeluaran melalui konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga dan ekspor sangat tepat untuk digunakan. Dengan adanya instrument peningkatan tersebut maka akan meningkatkan output, pendapatan dan kesempatan kerja, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

7.1. Kesimpulan

1. Sektor ekonomi memiliki peran penting dalam pembangunan di Provinsi Aceh. Sektor ekonomi yang mampu menghasilkan output dan nilai tambah yang relatif besar terhadap perekonomian yaitu sektor pertambangan, sektor pengilangan minyak dan gas, sektor perdagangan, sektor angkutan jalan raya, sektor bangunan, sektor padi, sektor sayur-sayuran dan buah-buahan dan sektor ternak dan hasilnya. Bila dilihat dari keseluruhan jumlah output dan nilai tambah sektor pertambangan dan pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh.

2. Perkembangan suatu sektor ekonomi sangat dipengaruhi oleh

perkembangan sektor lainnya. Dalam Pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh tidak semua sektor memiliki hubungan keterkaitan ke depan maupun ke belakang dengan sektor ekonomi lain. Sektor yang memiliki hubungan keterkaitan dengan sektor lain merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh. Sektor yang memiliki nilai keterkaitan ke belakang langsung terbesar adalah sektor listrik, sedangkan untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang ditempati oleh sektor industri makanan, minuman dan tembakau. Sementara itu sektor yang memiliki nilai keterkaitan langsung ke depan adalah sektor perdagangan, sedangkan untuk keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan ditempati oleh sektor pertambangan gas. Baik keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan, sektor yang memiliki nilai

keterkaitan rata-rata terkecil adalah sektor pertanian. Bila dilihat dari nilai indeks daya penyebaran, indeks derajat kepekaan dan nilai multiplier maka diketahui bahwa nilai indeks daya penyebaran tertinggi adalah sektor industri sedangkan untuk nilai derajat kepekaan tertinggi yaitu sektor pertambangan gas. Berdasarkan indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan, yang termasuk sektor penting dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Aceh terdiri dari sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor ternak dan hasilnya, sektor industri pupuk urea dan kimia, sektor pengilingan minyak dan gas, dan sektor listrik dan bangunan.

3. Multiplier output terbesar sektor ekonomi dihasilkan oleh sektor industri makanan, minuman dan tembakau, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sektor industri, makanan dan minuman dalam menghasilkan output dalam perekonomian relatif besar. Sedangkan pada multiplier pendapatan, sektor listrik mampu menghasilkan nilai multiplier pendapatan yang relatif besar dibandingkan sektor ekonomi lain, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sektor listrik untuk mendorong peningkatan pendapatan tenaga kerjadi Provinsi Aceh relatif besar dibandingkan sektor ekonomi lain. Sementara itu nilai multiplier tenaga kerja terbesar di Provinsi Aceh dihasilkan oleh sektor industri penggilingan beras, biji-bijian dan tepung, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sektor industri pengilingan beras, bijian dan tepung dalam penyerapan tenaga kerja relatif lebih besar dibandingkan dengan sektor ekonomi lain.

4. Hasil simulasi pada skenario pertama menunjukkan bahwa peningkatan jumlah output seluruh sektor ekonomi memiliki nilai yang relatif besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan dan tenaga kerja. Sedangkan hasil simulasi scenario kedua menunjukkan apabila terjadi penurunan konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah maka jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja pada seluruh sektor ekonomi akan mengalami penurunan. Sementara itu untuk simulasi ketiga menunjukkan bahwa apabila ekspor dinaikkan, peningkatan jumlah output relatif lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan dan tenaga kerja. Dari ketiga simulasi tersebut untuk menaikkan jumlah output maka simulsi skenario ketiga mampu menghasilkan jumlah output terbesar pada seluruh sektor ekonomi. Apabila dilihat dari segi pendapatan, simulasi skenario pertama mampu menghasilkan jumlah pendapatan relatif besar pada seluruh sektor ekonomi. Sedangkan apabila dilihat dari penciptaan tenaga kerja maka simulasi skenario pertama mampu menghasilkan tenaga kerja yang relatif besar pada seluruh sektor ekonomi di Provinsi Aceh .

Dokumen terkait