• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterkaitan Komponen Pendukung Sistem Berlian Porter

V. DAYASAING MINYAK SAWIT INDONESIA

5.3. Keterkaitan Komponen Pendukung Sistem Berlian Porter

Selain terdapat keterkaitan antar komponen utama, seperti yang telah dijelaskan di atas, juga terdapat keterkaitan antar komponen penunjang dengan komponen utama. Adapun keterkaitan antar komponen penunjang dengan komponen utama dayasaing industri minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 14.

71

Tabel 14. Keterkaitan Antar Komponen Penunjang dengan Komponen Utama

No Komponen Penunjang Komponen Utama Keterkaitan Antar Komponen Keterangan

1 Peranan pemerintah  Kondisi faktor sumberdaya  Industri terkait dan pendukung  Kondisi permintaan  Persaingan, struktur, dan strategi  Mendukung  Mendukung  Mendukung  Mendukung  Pemerintah memberikan bantuan kredit berupa pembangunan PKS mini pada perkebunan rakyat serta adanya riset yang dilakukan oleh PPKS  Adanya program

pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit (IHKS)  Penetapan industri berbasis CPO sebagai prioritas dalam RPJM

 Dukungan terhadap program promosi dan publikasi

2 Peranan kesempatan  Kondisi faktor sumberdaya  Industri terkait dan pendukung  Kondisi permintaan  Persaingan, struktur, dan strategi  Mendukung  Mendukung  Mendukung  Mendukung  Kondisi agroklimat Indonesia yang mendukung Indonesia sebagai negara terluas dalam hal lahan perkebunan kelapa sawit yang juga menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia  Lahan kelapa sawit di

Malaysia yang sudah mencapai 4,85 juta ha atau setara dengan 70 persen luas lahan pertanian di Malaysia, menyebabkan Malaysia tidak bisa lagi melakukan pembukaan lahan baru serta meningkatnya kebutuhan CPO membuat industri terkait dan pendukung di negara konsumen menggunakan CPO Indonesia

 Peningkatan konsumsi CPO domestik diperkirakan rata-rata sebesar 3,90 persen dalam lima tahun ke depan. Peningkatan ini sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan penerapan program biofuel dari CPO oleh pemerintah.  Adanya standarisasi kualitas

produk minyak sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil), baik berupa sertifikat RSPO maupun ISCC

72 Adapun penjelasan dari keterkaitan antar komponen penunjang dengan komponen utama pada Sistem Berlian Porter yang telah disajikan pada Tabel 14 adalah sebagai berikut:

1) Peran pemerintah mendukung semua komponen utama

Pemerintah sangat berperan dalam mendukung setiap komponen dayasaing industri minyak sawit di Indonesia. Dukungan pemerintah terhadap kondisi faktor sumberdaya ditunjukkan dengan pemberian bantuan kredit melalui pola Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA) pada perkebunan plasma dengan bank umum sebagai bank pelaksananya. Selain itu pemerintah juga mendirikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Mini dengan kapasitas produksi 5 – 10 ton TBS/jam pada perkebunan rakyat. Pada industri terkait dan pendukung, pemerintah mencanangkan beberapa program, yaitu program pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit (IHKS) yang merupakan salah satu prioritas untuk dikembangkan dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, seperti industri oleofood,

oleochemical, energi dan pharmaceutical.

Kondisi permintaan ditunjang dengan adanya keputusan pemerintah yang menetapkan industri berbasis CPO sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana dituangkan dalam Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Selain itu, dalam hal persaingan, struktur, dan strategi, pemerintah memberikan dukungan terhadap program promosi dan publikasi. Promosi dan publikasi yang telah dilakukan untuk membantu pengembangan minyak sawit di Indonesia berupa jurnal ilmiah, buletin, buku, seminar, simposium, pameran, dan lain-lain.

2) Peran kesempatan mendukung seluruh komponen utama

Dari hasil analisis komponen Sistem Berlian Porter dapat diketahui komponen penunjang yaitu peranan kesempatan memiliki keterkaitan yang saling mendukung dengan seluruh komponen utama. Peran kesempatan mendukung komponen sumberdaya yaitu, kondisi agroklimat Indonesia yang terletak di daerah tropis yang beriklim basah menjadikan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia. Selain itu, pada tahun 2010 perkebunan kelapa sawit di Indonesia menyerap 3.375.397 orang tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis kelapa sawit merupakan agent of development utamanya melalui

73 penciptaan lapangan kerja dan mempercepat pembangunan perekonomian di wilayah-wilayah terpencil, selain sumbangan langsung terhadap devisa negara non-migas. Dalam hal industri terkait dan pendukung, kesempatan memiliki peran yang mendukung ditunjukkan dengan peningkatan kebutuhan CPO dunia serta keterbatasan lahan pertanian di Malaysia. Saat ini lahan kelapa sawit di Malaysia yang sudah mencapai 4,85 juta ha atau setara dengan 70 persen luas lahan pertanian di Malaysia, menyebabkan Malaysia tidak bisa lagi melakukan pembukaan lahan baru. Hal ini menyebabkan negara konsumen lebih banyak menggunakan CPO Indonesia.

Peran kesempatan juga mendukung kondisi permintaan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan konsumsi CPO domestik diperkirakan rata-rata sebesar 3,90 persen dalam lima tahun ke depan. Peningkatan ini sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan penerapan program biofuel dari CPO oleh pemerintah. Dalam hal persaingan, struktur, dan strategi didukung oleh peran kesempatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya standarisasi kualitas produk mulai dari pengelolaan kebun, manajemen, serta tanggung jawab tehadap lingkungan dan kelangsungan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil). Hal tersebut akan mendorong produsen tanah air untuk melengkapi produk CPOnya dengan atribut sertifikasi yang menujukan kepedulian mereka kepada pekerja, lingkungan juga keberlangsungan kegiatan minyak sawit yang berkelanjutan. Saat ini ada dua jenis sertifikasi yang berlaku pada CPO, yaitu RSPO dan ISCC.

74

Keterangan :

Garis  menunjukkan keterkaitan antar komponen yang saling mendukung Gambar 10. Keterkaitan Antar Komponen Sistem Berlian Porter

75 Berdasarkan analisis keterkaitan antar komponen, maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antar komponen-komponen utama sudah berdayasaing, karena semua pasang komponen sudah saling mendukung. Ditambah lagi dukungan terhadap seluruh komponen dalam industri sawit di Indonesia yang dilakukan oleh peran pemerintah maupun peran kesempatan. Hal tersebut menunjukan peran pemerintah dan kesempatan mampu meningkatkan posisi dayasaing minyak sawit Indonesia apabila seluruh stakeholder mengupayakan diri untuk dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kesempatan-kesempatan tersebut.