BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Keterkaitan Modal Sosial dan Refleksivitas Anggota Klub Motor
commit to user
clxxvii
Penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan modal sosial
(kepercayaan, norma, dan jaringan) serta refleksivitas (pemikiran, sikap dan
perbuatan) angggota Klub Motor WKC ini juga menemukan kenyataan bahwa
terdapat keterkaitan antara keduanya. Keterkaitan tersebut menunjukkan bahwa
modal sosial anggota WKC turut memiliki kontribusi dalam menciptakan
refleksivitas para anggota tersebut. Hal tersebut juga diakui oleh Ulrich Beck dan
Anthony Giddens, “self reflexive person is a socially and ecomically privelleged
person who has the cultural and material resources to engage self-inspection”,
artinya “ orang dengan refleksivitas diri adalah yang memiliki keistimewaan
secara sosial dan ekonomi, yang memiliki sumberdaya materi dan budaya untuk
terlibat dalam inspeksi diri” (Boeck, (dkk), 2006 : 5). Oleh karena itu, modal
sosial anggota WKC yang juga memberikan keistimewaan secara sosial dan
ekonomi bagi anggotanya, juga berperan dalam membantu proses identifikasi
risiko yang mengancam mereka hingga reaksi atas risiko tersebut.
Kontribusi modal sosial anggota WKC pada refeksivitas yang mereka
miliki terlihat dalam keyakinan seluruh informan inti mengenai manfaat yang
mereka peroleh dari bergabung dengan klub motor tersebut. Mereka bahkan
menyebutkan beberapa keuntungan atau manfaat tersebut, seperti yang
dikemukakan beberapa anggota WKC melalui kutipan wawancara berikut ini.
Erwin
Manfaate tambah teman, nambah wawasan sama nambah pengalaman
organisasi juga mbak .(Wawancara, 4 November 2011).
commit to user
clxxviii
Bapak Bagus Pradondon
Manfaate kepuasan iso (bisa) menyalurkan hobi motor King, terus nambah
teman dan persaudaraan jadi nambah wawasan juga, contone jadi ngerti
jalan-jalan dan daerah-daerah sing dulu ( yang dahulu) ga pernah dingerteni
(diketahui). (Wawancara, 17 Oktober 2011).
Bapak Deva Wardana
Manfaatnya punya banyak teman, sodara. (Wawancara, 29 Oktober 2011)
Dari kutipan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa secara tidak
langsung modal sosial yang mereka jalin dalam WKC dapat mengatasi risiko
sosial, dengan menjalin hubungan pertemanan dan persaudaraan antar anggota.
Karena dalam proses menjalin hubungan tersebut ditemukan kepedulian satu
sama lain. Kepedulian tersebut terwujud dalam banyak hal, seperti saling tolong-
menolong, saling memberi informasi, dan khususnya kepedulian yang terkait
dengan refleksivitas pada risiko fisik adalah saling mengingatkan untuk
berkendara dengan aman atau sesuai safety riding.
Saling mengingatkan antar anggota klub dalam kaitan untuk
berkendara sesuai safety riding, baik soal piranti yang dikenakan oleh manusia
atau kendaraan atau motor merupakan kontribusi modal sosial terhadap
refleksivitas anggota WKC lainnya. Tindakan saling mengingatkan tersebut
merupakan wujud kepedulian antar anggota WKC, dan menjadi bentuk atau
unsur modal sosial yaitu norma. Tindakan saling mengingatkan antar anggota
commit to user
clxxix
melalui kutipan wawancara untuk merespon pertanyaan, apakah dengan menjadi
anggota WKC dapat membantu mengatasi,mengurangi atau meminimalkan
risiko-risiko pengendara motor RX King ,berikut ini
Beny Ery Cahyono
Bisa, karena tiap beberapa bulan sekali ada penyuluhan tentang
safety riding dan kamtibmas ,saling mengingatkan satu sama lain kalo
pas naik motor terutama pas touring jadi ga emosian di jalan .
(Wawancara, 15 Oktober 2011).
Bapak Susilo
Jelas ngaruh mbak, tetep ono aturan pas touring-safety ridinge, terus
ono sing ngandani nek pas arep ngepit gek moode lagi elek (tetap ada
aturan saat touring-safety ridingnya, terus ada yang memberitahu kalo
akan berkendara dengan mood yang jelek). (Wawancara, November
2011).
Kutipan wawancara tersebut juga menunjukan temuan lain, bahwa
kepecayaan yang notabene salah satu bentuk modal sosial yang tercipta dari
interaksi para anggota WKC juga memiliki peran penting dalam mengatasi risiko
fisik yang mengancam. Karena, hubungan yang telah terjalin dengan cukup akrab
anggota yang satu dengan yang lain akan membuat mereka saling percaya.
Dengan adanya kepercayaan dalam suatu hubungan antar anggota, membuat apa
yang diinformasikan atau disarankan mengenai safety riding akan lebih
didengarkan dan lebih berpeluang untuk dilaksanakan pula.
Keterkaitan modal sosial dengan refleksivitas anggota WKC juga
ditunjukkan dengan jaringan yang merupakan salah satu unsur dalam modal
sosial. Jaringan yang dimaksud terkait dengan refleksivitas anggota WKC
commit to user
clxxx
terhadap risiko fisik yaitu kecelakaan lalu lintas. Jaringan tersebut merupakan
hasil kerjasama yang dilakukan WKC dengan pihak Polres Wonogiri, yaitu Bina
mitra melalui kegiatan penyuluhan safety riding. Kegiatan tersebut dilakukan
secara rutin tiap enam bulan sekali, dan berlokasi di kantor Polres Wonogiri. Hal
tersebut diungkapkan oleh Ketua WKC, Bapak Anang Mardiyanto
Ada mbak penyuluhan tentang safety riding sama Binamitra itu yang
rutin tiap 6 bulan sekali. Tapi itu tempatnya di kantor polisi sana, dan
biasanya yang ikut ga banyak, kadang cuma pengurus soalnya pas jam
kerja, jadi pada kerja. Yang enggak rutin, dulu pernah di datengi pas
kumpul , tapi sekarang ini udah enggak, cuma yang rutin saja.
(Wawancara, 23 Oktober 2011).
Dari kutipan wawancara tersebut diketahui bahwa terdapat penyuluhan
safety riding bagi anggota WKC, yaitu penyuluhan safety riding secara rutin dan
tidak rutin. Penyuluhan yang tidak rutin dilakukan pihak Binamitra dengan
mendatangi tempat berkumpul WKC, namun hal ini sudah sangat jarang atau
tidak lagi dilakukan. Penyuluhan yang rutin, yaitu tiap enam bulan sekali yang
masih dilakukan hingga saat ini oleh anggota WKC.
Pemaparan di atas merupakan bukti bahwa modal sosial ternyata
memiliki keterkaitan dengan refleksivitas anggota WKC. Lebih dari itu, modal
sosial yang dimiliki anggota WKC yaitu kepercayaan, norma dan jaringan dapat
turut berkontribusi dalam membantu atau sebagai refleksivitas terhadap risiko
fisik dan sosial.
Untuk lebih memudahkan melihat keterkaitan antara modal sosial dan
refleksivitas anggota WKC, maka disajikan matrik sebagai berikut :
commit to user
clxxxi
Tabel 14
Matrik Keterkaitan Modal Sosial dan Refleksivitas
Anggota Klub Motor WKC
Modal Sosial
Refleksivitas
Risiko fisik
Risiko sosial
Norma
Adanya kepedulian antar anggota
yang menjadi bentuk solidaritas,
dengan saling mengingatkan untuk
berkendara dengan aman /safety
riding
Manfaat yang diperoleh saat menjadi
anggota WKC dan menjalin
hubungan pertemanan dan
persaudaraan dengan sesama anggota
Kepercayaan
Kepercayaan dalam hubungan antar
anggota WKC membuat informasi
atau saran tentang safety riding
lebih berpeluang untuk dilakukan
Manfaat yang diperoleh saat menjadi
anggota WKC dan menjalin
hubungan pertemanan dan
persaudaraan dengan sesama anggota
Jaringan
Jaringan dengan mitra WKC, yaitu
Binamitra Polres Wonogiri
membuat adanya penyuluhan
tentang
safety riding bagi para
anggota WKC
Manfaat yang diperoleh saat menjadi
anggota WKC dan menjalin
hubungan pertemanan dan
persaudaraan dengan sesama anggota
Tabel 15
commit to user
clxxxii
No Aspek
Hasil Temuan
1 Motivasi menjadi Anggota Klub
Motor WKC
-
Menjalin dan memperluas suatu hubungan pertemanan
maupun persaudaraan
-
Menyalurkan hobi otomotif
-
Menambah atau memperluas wawasan dan
pengalaman, mengenai kehidupan berorganisasi dan
seluk beluk motor RX King
-
Memperbaiki citra atau image motor RX King dan
pengendaranya
2
Modal Sosial Anggota Klub Motor
WKC
-
Adanya kepercayaan antar anggota WKC, baik dalam
kegiatan atau acara klub maupun di luar kegiatan atau
acara klub
-
Diberlakukanya norma-norma yang tertulis dan tidak
tertulis bagi anggota, yang mengandung nilai-nilai
mengenai kebersamaan atau solidaritas, resiprositas,
prinsip harmoni dan kerukunan, saling menghormati,
“pekewuh” dan agama
-
Adanya berbagai jenis jaringan yang terjalin, antar
individu (anggota WKC), antar individu (luar WKC)
dengan institusi (WKC), dan antar institusi (WKC
dengan institusi lain)
3
Refleksivitas Anggota Klub Motor
WKC
-
Mampu mengidentifikasi risiko-risiko yang
mengancam, yaitu risiko fisik dan sosial
-
Adanya sikap untuk mengatasi risiko fisik dan sosial
-
Adanya berbagai tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi risiko fisik (menggunakan piranti safety
riding bagi motor dan pengendara, kebiasaan dan
pelaksaanaan safety
riding dalam touring), dan risiko
sosial, yaitu individualitas (mengikuti kegiatan klub,
memenuhi kewajiban organisasi) ,dan kesan kurang
baik pengendara motor RX King karena suara motor
yang keras serta imbas pemberitaan media massa
tentang hal-hal negatif oleg geng motor (mematuhi
commit to user
clxxxiii
aturan klub tentang larangan “balap liar” dan
membuka gas di tempat-tempat umum)
4
Keterkaitan Modal Sosial dan
Refleksivitas Anggota Klub Motor
WKC
-
Adanya kontribusi modal sosial dalam menciptakan
kesadaran dan upaya penanganan terhadap risiko fisik
dan sosial
BAB VI
PENUTUP
commit to user
clxxxiv
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan hasil dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka berbagai kesimpulan yang diberikan
penulis diantaranya :
1.
Motivasi menjadi Anggota Klub Motor WKC adalah sebagai berikut :
a.
Menjalin dan memperluas suatu hubungan pertemanan maupun
persaudaraan menjadi motivasi yang dimiliki oleh seluruh informan
yang merupakan anggota Klub Motor WKC.
b.
Menyalurkan hobi otomotif, khususnya pada motor RX King menjadi
motivasi yang dimiliki dan diakui oleh beberapa anggota WKC yang
menjadi informan dalam penelitian ini.
c.
Menambah atau memperluas wawasan dan pengalaman, khususnya
mengenai kehidupan dalam berorganisasi seperti WKC dengan berbagai
acara dan kegiatan yang dilakukan, serta mengenai seluk beluk motor
RX King juga menjadi motivasi sejumlah informan untuk menjadi
anggota Klub Motor WKC.
d.
Memperbaiki citra atau image motor RX King dan pengendaranya,
yang bagi sebagian orang dianggap kurang baik, juga menjadi motivasi
salah seorang informan sehingga ia menjadi anggota Klub Motor WKC.
commit to user
clxxxv
a.
Kepercayaan (trust) antar anggota WKC dapat terwujud melalui suatu
proses dengan menjalin berbagai interaksi, baik dalam kegiatan atau
acara klub seperti pertemuan rutin tiap minggu, kegiatan bakti sosial
atau event tertentu (HUT WKC), dan touring, maupun kegiatan atau
acara di luar klub seperti pergi bermain bersama atau berkumpul atau
nongkrong di suatu tempat tertentu. Kepercayaan antar anggota dalam
klub terjalin pada anggota yang memiliki intensitas yang tinggi pada
kegiatan atau acara klub, sementara di luar acara atau kegiatan klub
kepercayaan dapat terjalin pada anggota yang telah memiliki hubungan
yang dekat atau akrab dengan anggota lainnya. Bentuk kepercayaan
antar anggota pada interaksi dalam acara klub adalah kerjasama dalam
menyelenggarakan event HUT WKC, sedangkan di luar acara klub
adalah perbincangan mengenai masalah pribadi dengan anggota lain.
b.
Norma (norms) yang diberlakukan pada anggota Klub Motor WKC
berbentuk tertulis seperti yang tercantum dalam Kartu Tanda Anggota
(KTA) dan persyaratan administratif , serta tidak tertulis seperti nilai-
nilai mengenai kebersamaan atau solidaritas, budaya Jawa, dan agama,
dan juga sejumlah kewajiban dan larangan. Hal yang terpenting adalah
kedua bentuk norma tersebut sama-sama berisi dengan nilai-nilai
resiprositas, yang diwujudkan dengan tindakan saling bersalaman dan
menyapa saat bertemu, saling mendatangi jika anggota
commit to user
clxxxvi
menyelenggarakan acara, dan saling tolong menolong dalam acara klub
maupun di luar klub.
c.
Terdapat beberapa jenis jaringan (network) yang terjalin, antar individu
(anggota WKC), antar individu (luar WKC) dengan institusi (WKC),
dan antar institusi (WKC dengan institusi lain). Ketiga jenis jaringan
tersebut terwujud melalui berbagai kerjasama, antaralain : kerjasama
antar anggot WKC baik yang sama-sama tidak memiliki usaha, maupun
salah satu pihak memiliki usaha, kerjasama individu di luar WKC
dengan WKC melalui blog WKC, dan kerjasama WKC dengan institusi
lain sebagai mitra seperti Pemda Wonogiri (Dinas Pariwisata), Polres
Wonogiri, Kodim 0728 Wonogiri , pondok pesantren , panti asuhan.
3.
Refleksivitas Anggota Klub Motor WKC adalah sebagai berikut :
a.
Dalam hal pemikiran, diwujudkan dengan kemampuan
mengidentifikasi risiko fisik yaitu kecelakaan lalu lintas dan risiko sosial
yaitu individualitas dan kesan negatif bagi motor dan pengendara RX
King oleh sebagian masyarakat.
b.
Dalam hal sikap, diwujudkan dengan adanya sikap untuk mengatasi
risiko fisik yaitu dengan adanya kepedulian terhadap keselamatan
berkendara, risiko sosial yaitu individualitas dengan adanya peraturan
yang berisi nilai-nilai mengenai kebersamaan atau solidaritas,
resiprositas, prinsip harmoni dan kerukunan, saling menghormati dan
“pekewuh”. Risiko sosial berupa kesan negatif pengendara motor RX
commit to user
clxxxvii
King dengan adanya peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis
mengenai kewajiban menjaga nama baik WKC, mematuhi tata tertib
lalu lintas dan kamtibmas, larangan melakukan tindakan kriminalitas
dan penyalahgunaan narkoba.
c.
Berbagai tindakan dilakukan untuk mengatasi risiko fisik dan sosial.
Tindakan terhadap risiko fisik meliputi menggunakan piranti safety
riding bagi motor dan pengendara, kebiasaan dan pelaksanaan peraturan
klub yang berkaitan dengan safety riding, seperti : pelatikan anggota dan
peraturan saat touring.
Tindakan terhadap risiko sosial, yaitu
individualitas dengan mengikuti kegiatan WKC, memenuhi kewajiban
organisasi (membayar iuran tiap bulan), dan saling mendatangi jika
anggota memiliki acara atau saat terkena musibah. Tindakan terhadap
risiko sosial yaitu kesan kurang baik pada motor dan pengendara RX
King dengan memenuhi persayaratan menjadi anggota WKC,
menggunakan simbol dan identitas resmi WKC saat acara klub, tidak
membuka gas di tempat umum, dan tidak melakukan“balap liar”.
4.
Keterkaitan Modal Sosial dan Refleksivitas Anggota Klub Motor WKC
adalah sebagai berikut :
a.
Kontribusi modal sosial (kepercayaan, norma dan jaringan) mampu
commit to user
clxxxviii
WKC serta dalam menjalin hubungan pertemanan dan persaudaraan
antar sesama anggota.
b.
Kontribusi modal sosial dalam mengatasi risiko fisik, ditunjukkan
dengan adanya norma yang membuat adanya kepedulian antar anggota
yang menjadi bentuk solidaritas, dengan saling mengingatkan untuk
berkendara dengan aman (safety riding). Kepercayaan dalam hubungan
antar anggota WKC membuat informasi atau saran tentang safety riding
lebih berpeluang dilakukan.
Jaringan dengan mitra WKC, yaitu
Binamitra Polres Wonogiri membuat adanya penyuluhan tentang safety
riding bagi para anggota WKC.
B.
Implikasi
1.
Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis didasarkan pada teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu teori modal sosial dari Robert Putnam dan teori
masyarakat risiko dari Ulrich Beck. Selain itu, terdapat satu lagi teori
mengenai motivasi, yaitu teori ERG dari Clayton Adelfer.
Teori modal sosial dari Robert Putnam digunakan untuk melihat
modal sosial yang tertambat pada institusi sosial. Definisi modal sosial
menurut Putnam merupakan gabungan inti definisi dari berbagai ahli
lainnya, seperti James S. Coleman, Glenn Loury, P.A Wallace dan A. Le
Mund. Baginya modal sosial menunjuk pada bagian-bagian dari organisasi
commit to user
clxxxix
sosial seperti kepercayaan (trust), norma (norms) dan jaringan (network).
Modal sosial ini juga merupakan suatu sumber daya memiliki manfaat
tertentu, yaitu meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi
tindakan-tindakan yang terkoordinasi, hingga manfaat dari segi materiil
seperti ekonomi.
Teori Ulrich Beck mengenai masyarakat risiko juga digunakan
dalam penelitian ini. Masyarakat risiko merupakan suatu kondisi dimana
masyarakat pada era ini telah memfokuskan isu sentral pada risiko-risiko
dan upaya penanganannya, setelah sebelumnya tertuju pada isu seputar
kesejahteraan dan bagaimana cara mendapatkannya. Masyarakat risiko juga
disebut-sebut sebagai era modernitas reflektif, yang ditandai dengan proses
individualisasi yang terjadi di Barat. Beck juga menyatakan bahwa
refleksivitas dalam hubungan sosial juga makin diperlukan, mengingat
bentuk baru hubungan dan jaringan sosial kini ditentukan secara individual.
Dalam penelitian ini, modal sosial dan refleksivitas anggota WKC
lah yang menjadi fokus penelitian. Fokus penelitian tersebut menghasilkan
konsekuensi gambaran mengenai modal sosial dan refleksivitas yang
ditemukan pada anggota Klub Motor WKC yang dianalisis menggunakan
konsep-konsep dari teori modal sosial Putnam dan teori masyarakat risiko
dari Beck. Sementara itu, motivasi menjadi anggota WKC yang merupakan
salah satu temuan penelitian ini, dilihat menggunakan teori ERG Aldelfer
dan teori tindakan sosial Parsons.
commit to user
cxc
Teori modal sosial Putnam dapat membantu menggambarkan
bagaimana kepercayaan, norma dan jaringan yang merupakan unsur pokok
modal sosial dapat ditemukan pada subyek penelitian. Ketiga konsep pokok
teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian ini.
Kondisi yang sedikit berbeda terjadi pada teori masyarakat risiko
Ulrich Beck yang tidak semua konsep dalam teori ini dapat diterapkan
dalam penelitian. Hanya beberapa konsep saja yang dapat diterapkan, seperti
jenis risiko yaitu risiko fisik dan sosial saja, bahkan salah satu risiko yaitu
risiko psikis tidak ditemukan dalam penelitian ini. Selain itu, teori
masyarakat risiko Ulrich Beck yang lebih menekankan pada isu lingkungan
dengan contoh seperti bencana nuklir, kurang mampu membantu
menjelaskan secara lebih terperinci pada risiko yang dialami subyek
penelitian, risiko fisik seperti kecelakaan lalu lintas, dan risiko sosial
mengenai individualitas yang melanda para pengendara motor seperti
anggota WKC.
Teori dari Parsons tentang tindakan sosial khususnya yang
berkaitan dengan orientasi subyektif individu, tepatnya terkait dengan
orientasi motivasional dan teori ERG dari Alderfer menjadi teori yang
digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis berbagai motivasi para
informan yang menjadi anggota WKC. Secara umum teori ini dapat
diterapkan cukup baik, namun dengan beberapa catatan dalam penelitian ini.
commit to user
cxci
Teori Parson tentang tindakan sosial dengan penekanan orientasi
subyektif dalam pengendalian pilihan individu, terdapat konsep yang tidak
dapat diterapkan dalam penelitian ini, yaitu orientasi nilai. Hal tersebut
disebabkan komponen yang terkandung di dalamnya menunjuk pada standar
normatif umum dan bukan keputusan dengan orientasi tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian dengan teori ERG ini, berbagai
motivasi yang berhasil ditemukan merupakan wujud pemenuhan kebutuhan
hubungan
(relatedness) dan kebutuhan pertumbuhan (growth). Kedua
kebutuhan tersebut merupakan dua jenis kebutuhan manusia dari tiga jenis
kebutuhan menurut teori ERG Alderfer. Salah satu konsep teori ERG ini,
yaitu kebutuhan eksistensi (existence) tidak dapat digunakan dalam
penelitian ini karena tidak sesuai atau tidak ditemukan dalam motivasi para
informan di penelitian ini.
2.
Implikasi Empiris
Berbagai data yang juga menggambarkan realitas kehidupan
anggota Klub Motor WKC menjadi hasil yang diperoleh dalam penelitian
ini. Kenyataan- kenyataan tersebut tidak selalu menunjukkan kesesuaian
dengan berbagai kenyataan yang umum terjadi. Dengan kata lain, penelitian
commit to user
cxcii
ini dapat menguak pula realitas yang terjadi di lapangan yang mungkin
berbeda dengan realitas umum dalam kehidupan masyarakat.
Motivasi – motivasi seseorang untuk bergabung menjadi anggota
dalam Klub Motor WKC tidak saja merupakan hal-hal yang menjadi alasan
mereka melakukan tindakan tersebut, melainkan juga menunjukkan suatu
kepentingan atau tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud
adalah sebagai usaha dalam penyaluran hobi dan berinteraksi dengan
sesama pengguna dan pecinta jenis kendaraan yang sama.
Selain itu, terdapat pula tujuan khusus seperti sebagai sarana untuk
menunjukkan keeksistensian diri dalam suatu hubungan sosial. Tujuan atau
kepentingan seperti penyaluran hobi dan menjalin interaksi dengan anggota
lain menjadi tujuan yang benar-benar disadari oleh anggota yang notabene
telah berusia dewasa (lebih dari 21 tahun). Sementara itu, tujuan untuk lebih
menunjukkan eksistensi diri dalam suatu hubungan sosial lebih menjadi
tujuan bagi para anggota yang umumnya masih berusia muda (kurang dari
21 tahun). Bagi anggota yang berusia muda terlihat ingin dipandang hebat
dan juga merupakan suatu kebanggaan dapat menjadi pengguna motor RX
King dan bahkan menjadi anggota suatu Klub Motor yang disegani di suatu
daerah seperti WKC. Hal itu juga menunjukkan bahwa konsumsi dan citra
telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi masyarakat pada masa
kini.
commit to user
cxciii
Modal sosial yang dibangun para anggota Klub Motor WKC tidak
selalu didasarkan pada keuntungan atau hasil yang akan diperoleh kelak.
Modal sosial yang mereka bangun lebih dimaksudkan untuk melestarikan
berbagai nilai-nilai yang mereka anut. Terbukti dengan nilai-nilai tertentu
dan nilai budaya Jawa yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan
kepercayaan, norma dan jaringan dalam kehidupan mereka. Nilai-nilai
tertentu yang dimaksud meliputi, nilai mengenai resiprositas, prinsip
harmoni dan kerukunan, dan juga perasaan atau sikap “pekewuh”.
Refleksivitas anggota Klub Motor WKC dalam penanganan
terhadap risiko-risiko sosial dapat dikatakan tinggi, mengingat terdapat
kesadaran tiap anggota mengenai menjalin suatu hubungan dengan pihak
lain. Sementara itu, keadaan berbeda terjadi pada refleksivitas terhadap
risiko fisik yaitu kecelakaan lalu lintas. Dalam hal ini, refleksivitas para
anggota masih tergolong kurang, terutama dalam hal kelengkapan piranti
safety riding pada motor. Kebiasaan yang dilakukan para anggota
dalam memasang kaca spion tidaklah lengkap, atau hanya satu sisi saja.
Hal tersebut terjadi karena anggapan mereka mengenai motor yang akan
menjadi kurang keren atau kurang garang jika kaca spion dipasang lengkap.
Kebersamaan dan solidaritas antara para anggota WKC dapat
terpelihara dengan baik seiring dilestarikannya norma-norma yang terkait
akan nilai-nilai resiprositas, baik saling menolong, menghormati dan
bertukar informasi. Walaupun begitu, Klub Motor WKC juga menghadapi
commit to user
cxciv
ancaman penurunan solidaritas dan kebersamaan antar anggota secara
keseluruhan (seluruh korwil), mengingat minimnya kesempatan berkumpul
bersama dengan seluruh korwil, yang umumnya hanya dilakukan saat
diadakan touring atau rapat saja, yang notabene kurang begitu intens.
Dalam dokumen
MODAL SOSIAL DAN REFLEKSIVITAS DALAM MASYRAKAT RISIKO ( Suatu Kajian terhadap Anggota Klub Motor Wonogiri King Club (WKC) )
(Halaman 176-200)