• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPMN BAKRI.S

B. Transparansi Pemanfaatan Dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) Di Desa Tarengge

1. Ketersediaan informasi

Hadirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) di Desa Tarengge menjadi landasan munculnya program

pembangunan masyarakat agar masyarakat jauh lebih mandiri dan termotifasi. Setiap program-program PNPM MP, masyarakat diharapakan dapat mengakses atau mendapat informasi melaui papan-papan informasi, forum-forum pertemuan, dan melaui media warga tentang apa yang akan dianggarkan dan seberapa besar dana dalam pengelolaan anggaran PNPM MP yang disalurkan di setiap dusun. a. Melaului papan-papan informas

Dengan adanya papan-papan informasi memudahkan masyarakat untuk mengetahui akan informasi Tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) dan apa-apa saja yang akan diprogram di dalam desa mereka dan mengetahui berapa dana yang akan masuk di wilayah mereka sehingga tidak terjadi pro dan kontak antara masyarakat dan para pengelolah PNPM MP di desa tarengge. Berikut ini adalah pernyataan dari Fasilitator PNPM MP yang menyatakan bahwa;

“dalam setiap hasil rapat anggara ataupun pada sebelum dan hasil rapat perencanaan sampai pelaksanaan program kami selalu menyampai informasi melalui papan informasi agar semua bisa tau ini hasil yang dimiliki oleh pihak PNPM MP kami selalu takut jangan sampai dicurigai oleh masyarakat” (wawancara BK 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Fasilitator PNPM MP dapat ditarik kesimpulan bahwa semua jenis kegiatan yang dilakukan pihak Fasilitator mereka memberitahui masyarakat melalui papan-papan informasi menghindari kecuringan masyarakat terkait masalah dana yang tidak di paparkan dengan jelas atau terperinci saat diakan musyawarah desa (Musdes) maupu musyawarah dusun (Musdus), pembangunan dan sebagainya inilah kami terus lakukan agar

menghindari masalah-masalah yang tidak diinginkan. Kemudian dipertegas oleh Ketua TPK PNPM MP desa Tarengge yang menyatakan bahwa ;

“memang setiap kegiatan yang dilakukan oleh PNPM mulai dari anggaranya sampai pelaksanaan pembangunan memang selalu disampai baik secara lisan ataupun melalui papan informasi yang telah sedia oleh PNPM MP “(wawancara RM 28 juli 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua TPK PNPM MP Desa Tarengge dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pemberitahuan mulai dari anggaran sampai pelaksanaan selalu dilakukan dengan cara penyampaikan lansung oleh pihak PNPM secara lisan dengan besaran nominalnya dan juga melalui papan informasi yang selalu diumumkan apabilah ada kegiatan seperti musyawarah Dusun (Musdus) maupun musyawarah Desa (Musdes) diinfokan melalui papan informasi, maka dari setiap program kegiatan PNPM selalu ingin mencapai hasil diharapkan pihak PNPM MP maupun masyarakat tersebut. Dan masyarakat selalu mensuport kami sebagai pelaksanaan pembangunan pendesaan karena masyarakat setempat ingin juga merasakan desa mereka mengalami perubahan atau perkembangan baik dari segi pembangunan sarana dan prasana seperti, pembangunan posyandu, penimbunan jalan, dan juga pembuatan renasa.

Senada yang disampaikan di atas berikut hasil wawacara oleh tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa ;

“kalau mengenai informasi yang melalui papan-papan informasi yang kami dapat tentang dana atau anggaran itu tidak ada. Informasi yang kami dapat biasanya program-program yang akan dilaksanakan disetiap Dusun dan apabilah akan di adakan musyawarah atau pertemuan serta gaji pekerja dilapangan seperti tukang batu”.(wawancara SK 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa ketersedian informasi terlaksana dan selalu di informasikan melalui media papan informasi tetapi informasi yang disampaikan kepada masyarakat hanyalah program-program yang akan dilaksanakan dan dana atau anggaran sehingga masyarakat merasa tidak puas karena tidak terperinci, baik dipaparkan melalui musyawarah maupu di papan informasi sehingga masyarakat masih merasakan keganjalan mengenai cara kerja PNPM MP dalam pemanfaatan dana. Lain hal dengan wawacara tokoh masyarakat lainnya yang manyatakan bahwa ;

“Iya sama sekali kami tidak pernah mengetahui jumlah dana yang dikelolah di Desa kami oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TPK). Kami perna bertanya tentang dana di Desa kami kepada tim pengelolah kegiatan (TPK) tapi beliau hanya mengatakan kalau dana ini sudah sesuai dengan program disini”.(wawancara 28 juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara oleh tokoh masyarakat dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian masyarakat tidak tau berapa dana bantuan desa yang dikelola oleh PNPM karena tim pengelolah kegiatan hanya menjelaskan yang pokoknya saja kepada masyarakat tanpa melihatkan masyarakat tanda bukti rincian dana yang terpakai kesetiap dusun yang disalurkan dana dalam pembangunan. Dan masyarakat juga pernah bertanya kepada tim pengelolah kegiatan mengenai masalah dana, mereka hanya menjawab pertanyaan dari masyarakat kalau dana yang masuk di desa sudah sesuai atau merata dengan program yang masuk di desa mereka tersebut.

Beberapan pertanyaan dari informan di atas, tantang adanya ketersedian informasi mengenai program-program dan dana yang dikelolah PNPM MP kepada masyarakat dapat disimpulakan bahwa informasi dari papan-papan

informasi yang didapat masyarakat sangat kurang karena masih banyak masyrakat yang belum tau tentang anggara dan program PNPM mandiri, dikarena masih minimnya papan infirmasi yang disediakan oleh pihak PNPM mandiri.

b. Melalui forum-forum pertemuan

Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM MP) di Desa Tarengge Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur adalah program pemberdayaan yang diprogramkan oleh pemerintah kepada masyarakat untuk mengurangi kemiskinan. Untuk terlaksananya transparansi pengelolah dana program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan di Desa Tarengge dengan baik, maka dibutuhkan forum-forum pertemuan yang dilakukan seperti diadakan musyawarah Desa (musdes) dan musyawarah Dusun (musdus) antara pengelolah PNPM MP dan masyarakat.

Sebagaimna yang disampaikan oleh fasilitator PNPM MP Desa Tarengge yang menyatakan bahwa,

“Kalau masalah forum-forum pertemuan sering dilakukan, agar setiap apa yang akan diprogram atau apa yang akan dibangun di wilayah desa di adakan forum pertemuan atau dimusyawarakan di tingkat dusun (musdus) setelah selesai itu diadakan Musdes (musyawarah desa). Di dalam musdes itu yang mana menjadi skala proritas itulah yang diutamakan”.(wawancara BR tanggal 28 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas, disimpulkan bahwa forum-forum pertemuan selalu dilaksanakan untuk membahas pembangunan apa saja yang akan dilaksanakan, forum pertemuan ini dilaksanakan secara bertahap mulai dari diadakan musdus sampai di adakan musyawarah desa disitulah biasa para pihak dari PNPM MP memutuskan yang apa-apa saja yang akan diangun dan dibahas berapa dana yang akan dialokasikan di setiap dusun yang terkena pembangunan.

Sehingga program yang diputuskan pada musdus dimusyawarahkan kembali pada tingkat musdes sehingga dapat diproritaskan yang menjadi tujuan utama terhadap program yang akan dilaksanakan. Senada yang disampaikan oleh Tim Pengelolah kegiatan (TPK) yang menyatakan bahwa,

“Kalau berbicara masalah forum-forum pertemuan maka itu tidak asing lagi bagi kami, karena seluruh pengelolah PNPM MP sering melakukan musyawarah dengan masyarakat setempat dan masyarakatpun merespon dengan baik. Dan biasa kita selalu mengundang seluruh pengelola PNPM, dan tokoh masyarakat agar mendapatkan hasil yang memuaskan dengan hasil melalui musyawarah”.(wawancara oleh MR 28 juli 2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas yang disampaikan oleh fasilitator PNPM MP dan tim penngelolah kegiatan (TKP) dengan adanya forum-forum pertemuan antara pengelolah Programa Nasional Pemberdayaaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dengan masyarakat terjalin dengan baik dan menghidari hal tidak diingikan. Oleh sebab itu setiap pelaksanaan program penbangunan tidak pernah menemui masalah karena semua keputusannya diputuskan bersama.

Forum-forum pertemuan yang dilangkukan ditingkat dusun maupun di tingkat desa itu sangat mempengaruhi nilai- nilai transparansinya antara pengelolah PNPM MP dengan masyarakat terkaitan dengan dana yang disalurkan di desa mereka.

Berikut adalah hasil wawacara oleh tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa,

“Mengenai informasi yang kami dapat dalam forum-forum pertemuan itu hanya membahas tentang apa itu PNPM dan apa saja program yang akan dijalankan di wilayah kami dan mengenai dana atau anggarannya hanya nominal besaraannya saja dan kita tidak tau dana ini mau dikemana karena setiap pembangunan yang dilakukan hanya mereka-meraka saja tau kalau kami dari masyarakat tidak pernah tau berapa pemasukan dan pengeluaran

untuk pembanguanan yang dilakukan oleh pihak PNPM”. (wawancara SK tanggal 28 juli 2015)

Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa, dalam forum pertemuan yang disampaikan oleh pelaksana PNPM Mandiri Pedesaan hanya menjelaskan tentang dana pelaksana program hanya nominal besarannya, sehingga forum pertemuan ini tidak disetujui oleh masyarakat karena masyarakat ingin juga mengetahui rincian-rinciann besaran dari setiap pembangunan program maupun dana setiap materi yang digunakan bukan total besaran dana dari keseluruhan semua program. Masyarakat hanya bisa bertanya-tanya mengenai dana tersebut karena dananya yang kurang diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat kecewa terhadap pihak PNPM MP dan masyarakat menganggap bahwa forum pertemuan ini hanya taktik oleh pihak PNPM MP agar dianggap tidak adanya masalah antara masyarakat dan pihak PNPM MP.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik garis besarnya bahwa ketidak keterbukaan para anggota PNPM Mandiri Pedesaan dalam mengalokasikan dana atau anggaran sehingga memunculkan interpertasi yang berbeda-beda mengenai proritas dana menunjukkan rendahnya transparansi dana. Dipertegas kembali oleh tokoh masyarakat yang lainnya berikut hasil wawacaranya ;

“kalau berbicara mengenai informasi yang kami dapat mengenai PNPM MP itu sangat mudah kami dapat karena para pengelolah PNPM MP selaluh mengadakan forum-forum pertemuan tapi sayangnya sedikit ada yang mengganjal bagi kami karena masalah dana atau anggaran kami tidak pernah tahu berapa rincian anggara yang masuk dan keluar dalam setiap pembangunan yang kami tahu hanya tau besaran nominalnya anggaran tersebut”.(wawancara oleh IM 28 juli 2015)

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yang di dapat melalui forum-forum pertemuan itu hanya membahas tentang PNPM dan programnya sedangkan dalam masalah dana atau anggaran para pengelolah hanya memaparkan besaran nominalnya saja inilah yang menganjal bagi masyarakat sehingga masyarakat selalu berpikiran buruk terhadap pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh pihak PNPM mandiri. dalam forum-forum pertemuan yang dilakaukan di balai desa tidak semua informasi yang diterima oleh masyarakat itu puas akan informasi yang diterimanya terutama besaran dana yang masuk dan kelaur di desanya dalam setiap pembangunan.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa Tarengge selalu melaksanakan forum-forum pertemuan dengan berapa lembaga pemerintahan Desa Tarengge dan masyarakat desa Tarengge akan tetapi semua hasil pertemuan tidak dipaparkan hanya masalah PNPM, program kerja PNPM dan besar anggaran, akan tetapi masalah penmasukan dan pengeluaran anggaran dalam setiap pembangunan tidak pernah diberitahu kepada masyarakat. Inilah sebab masyarakat selalu bertanya-tanya berapa anggaran sebenarnya dlam seriap pembangunan didesa Tarengge.

Berdasarkan hasil reduksi data yang dideskripsikan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa forum-forum pertemuan yang biasa dilakukan Oleh Pihak PNPM mandiri masyarakat tidak puas karena masih minimnya keterbukaan pihak PNPM Mandiri terkhusus masalah anggaran dalam setiap pembangunan yang dilakukan oleh pihak Fasilitaor PNPM Mandiri desa Tarengge.

c. Melalui media warga

Media warga memiliki peranan yang sangata penting dalam berjalannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan karena media warga merupakan tempat informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui hal-hal yang mengenai PNPM MP tersebut. Selain itu, media warganya seperti spanduk, buletin yang dibuat oleh Fasilitator dan radio. Media warga juga sering harus memberikan informasi yang akurat dan selalu aktif dalam memberikan informasi.

Berikut pernyataan yang disampaiakan oleh Tim Pengelolah Kegiatan (TKP) yang menyatakan bahwa,

“Media warga disini sebagai pengawas dalam setiap program-program yang mengenai apa-apa saja yang di bangun oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM MP) sehingga program pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik, dan tidak menimbulkan hal tidak diingikan”.(wawancara oleh MR 29 juli 2015) Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa media warga salah satu peranan penting dalam pelaksanaan program melalui media warga ini masyarakat dapat mengetahui program apa saja yang dibangun oleh pemerintah dan berapa besar peningkatanannya sebagai salah satu alternative media pengawas, dengan adanya Media pengawas ini maka seluruh kegiatan pembangunan dapat diawasi dan meninjauh secara lansung oleh pihak masyarakat agar hasil sesui dengan tujuan yang diinginkan oleh masyarakat.

Senada yang disampaiakan oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang menyatakan bahwa,

“Media warga radio, spanduk maupun buletin menjadi alat untuk masyarakat dalam memperoleh informasi terkait masalak kegiatan apa saja yang dilakukan oleh PNPM MP dan juga sebagai pemberi pemahaman lebih lanjut tentang PNPM MP serta bagaimana pengelolah program PNPM MP cekatan dalam memberikan informasi mengenai perkembangan PNPM MP”.(wawancara oleh HB 29 juli 2015)

Melihat dari hasil wawancara di atas dapat menunjukkan bahwa media warga sangat memiliki peran penting bagi masyarakat karena masyarakat dapat memperoleh informasi yang di butuhkan, apalagi masih banyak masyarakat belum tahu jelas seperti apa itu PNPM dengan adanya Media warga seperti radio, spanduk, maupun bulletin masyarakat akan lebih mudah mengetahui seputar PNPM MP serta bagaimana program Pengelolaan yang dilakukan oleh PNPM MP.

Dipertegas kembali oleh tokoh Masyarakat terkait masalah Media Warga berikut hasil wawacaranya ;

“memang media warga sangat memang membantu, apalagi kami juga butuh informasi seperti apa PNPM MP itu dan bagaimana PNPM MP melakukan pengelolaan pembangunan yang didesa kami, dan kami juga berharap kepada pihak PNPM agar bisa mengexpost seluruh kegiatan pembangunan dan berapa anggaran yang dikelola oleh pihak PNPM Mandiri”(wawacara HZ 29 Juli 2015)

Berdasarkan hasil wawacara dengan tokoh masyarakat dapat disimpulkan bahwa peran media warga sangat baik untuk masyarakat disamping pemberi informasi juga sebagai alat untuk masyarakat untuk mengawas secara lansung seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pihak PNPM MP, dan masyarakat berharap agar pihak perlu mengembangkan lagi media warga terakait masalah anggaran yang dikelola oleh pihak PNPM dalam setiap pembangunan dilakukan oleh PNPM MP dan dapat mengexpost informasi mengenai berapa dana atau anggaran

yang dikelolah oleh pihak PNPM MP agar masyarakat tidak lagi bertanya-tanya mengenai masalah-masalah yang itu saja.

Beberapa informan yang diwawancarai berbeda, memang PNPM MP desa Tarengge selalu melaksanakan kegiatan memreka selalu memberikan informasi menlalui Media warga sehingga masyarakat bisa mengetahui seluruh kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh PNPM MP, akan tetapi masih belum maksimal karena masih kurang dalam informasi mengenai anggaran dalam setiap pembangunan dilakukan oleh PNPM MP desa Tarengge.

Berdasarkan hasil reduksi data yang dideskripsikan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian informasi baik Melaului papan-papan informasi, memlalui forum-forum pertemuan dan melalui media warga masih belum maksimal karena masaalh anggaran belum jelas, berapa sebenarnya dana atau anggaran yang digunakan dalam setiap pembangunan yang dilkukan oleh pihak Fasilitaor PNPM Mandiri desa Tarengge.

Dokumen terkait