• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2 Ketersediaan Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Pada Pasien

5.2.4. Ketersediaan Karbohidrat Dalam Diet TKTP I

Berdasarkan hasil penelitian (tabel 4.12; 4.13; 4.14) menunjukkan bahwa kandungan zat karbohidrat dari empat diet yang diobservasi diruangan kelas I dengan rata-rata 230,6 gram atau 59% dari standar, 5 (lima) diet yang diobservasi diruangan kelas II dengan rata-ratakandungan zat karbohidrat 245 gram atau 63% dari standar dan 6 (enam) diet yang diobservasi diruangan kelas III dengan rata-rata kandungan zat karbohidrat 111,6 gram atau 29% dari standar diet TKTP I, dimana kandungan zat karbohidrat dari semua diet kurang dari standar yaitu <351 gram dari 390 gram karbohidrat.

Kurangnya kandungan karbohidrat ini disebabkan kurangnya penyediaan jenis makanan yang mengandung zat karbohidrat tinggi dalam setiap jenis dan porsi

makanan yang diberikan. Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, yang mana karbohidrat nabati di dalam makanan manusia terutama berasal dari tumbuhan yaitu biji, batang seperti (pisang, sawo, nangka, sukun dan kelewih, beras), akar, umbi-umbian, kacang-kacangan serta ekstra tepung seperti sagu. Sedangkan karbohidrat hewani terutama terdapat di dalam otot (daging) dan hati (Paath, 2005).

Keadaan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit. Seiring terjadi, kondisi pasien semakin buruk karena tidak diperhatikan keadaan gizinya, guna perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih terganggu lagi dengan adanya penyakit kekurangan gizi dan memerlukan terapi gizi (Depkes RI, 2005).

Asupan makanan dari Rumah Sakit merupakan salah satu faktor pendukung perubahan status gizi yang terjadi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit, dimana semakin baik asupan gizi dari makanan Rumah Sakit maka semakin baik perubahan status gizinya (Retnani, 2007), Sebaliknya dengan pemberian makanan dengan jumlah yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat memperlambat penyembuhan serta biaya pengobatan akan meningkat, bahkan akibatnya akan lebih fatal terhadap pasien (Ferry, 2006).

62 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap observasi diet TKTP I bagi pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, dapat disimpulkan bahwa diet TKTP yang disajikan oleh bagian instalasi gizi adalah diet TKTP I.

Kandungan zat gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak) sebagian besar berada dalam kategori tidak sesuai dengan standar atau sebagian besar masih jauh di bawah anjuran standar diet yang seharusnya. Dimana kandungan energi dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas I sebesar 56%-67%, diruangan kelas II sebesar 59%

dan di ruangan kelas III sebesar 39%-53%. Kandungan protein dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas I sebesar 48%-58%, di ruangan kelas II sebesar 50%-68% dan di ruangan kelas III sebesar 39%-63% semua berada dalam kategori dibawah standar. Kandungan lemak dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas I sebesar 75% dibawah standar dan 182% diatas standar, di ruangan kelas II sebesar 80% dibawah standar dan 184%-206% diatas standar, di ruangan kelas III sebesar 51%-76% dibawah standar. Sedangkan kandungan karbohidrat dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas I sebesar 45%-71%, di ruangan kelas II sebesar 55%-67% dan di ruangan kelas III sebesar 25%-36,8%

semua berada dalam kategori dibawah standar.

6.2. Saran

1. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan khususnya bagian instalansi gizi memiliki pedoman diet, standar porsi dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT), dan standar resep dalam hal pemberian diet pada pasien TB Paru yaitu diet TKTP I, dimana pemberian diet harus benar.

2. Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan untuk melakukan peningkatan dalam hal kuantitas dan kualitas makanan agar pemberian diet dilakukan secara tepat khususnya pada pasien yang dirawat di kelas III.

3. Disarankan kepada pihak RS Martha Friska menyediakan bahan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein dengan harga relatif murah, khususnya pada pasien yang dirawat di kelas III.

4. Disarankan kepada pihak RS Martha Friska supaya lebih memperhatikan peyelenggaraan diet TKTP khususnya pada penderita TB Paru sesuai dengan kebutuhannya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan Rs Dr.

Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Alsagaff, Mukty. 2002. Dasar-Dasar ILmu Penyakit Paru. Penerbit Air Langga University Press, Surabaya.

Anonim. 2009. Protein terhadap Status Gizi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Nabire. http://www.scribd.com/doc/51023668/studi-tentang-asupan- energi-dan-protein-terhadap-status-gizi-pasien-rawat-inap-dirumah-sakit-umum-nabire. Diakses tanggal 10 Januari 2013.

Ardan. 2012. Diet Pada TB Paru. http://blogspot.com/…/diet-pada-tbc-paru.html.

Diakses pada tanggal 16 Oktober 2012.

Budiningsari DR. 2004. Pengaruh Perubahan Status Gizi Pasien Dewasa terhadap Lama Rawat Inap dan biaya Rumah Sakit. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Volume I, no 1 diakses 14 Juli 2012.

Budi Handayani, Vynna. 2009. Gambaran Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Pada Penderita Tuberkulosis Paru Rawat Inap Di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta. Karya Tulis IlmiahL: Program Studi Diploma III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Univesitas Muhammadiyah Surakarta.

Departemen Kesehatan Repudlik Indonesia. 1990. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta, Jakarta diakses pada tanggal 14 juni 2012.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Gizi Rumah Sakit Edisi Revisi 2005. DIrektorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta diakses pada tanggal 14 juni 2012.

Crockford, Evans. 1994. Penatalaksanaan Gizi pada Pasien TB Paru. Depkes RI.

http://blogspot.com/2010/11/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-tb.html.

Diakses pada tanggal 16 Oktober 2012.

Ferry. 2006. Tanggung Jawab Rumah Sakit Menyangkut Pemberian Diet Terhadap Pasien Rawat Inap Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 (Suatu Penelitian Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh). Skripsi Program Studi Ilmu Hukum. Fakultas Hukum Universitas Syiah kuala Darussalam-Banda Aceh.

Hartono, Andry, 2000, Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Irman Somantri, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

John E. Stark dkk, 1990. Manual Ilmu Penyakit Paru. Penerbit Bina rupa Aksara, Jakarta.

Karyadi, Muhilai. 1992. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Made, Wiryana. 2007. Nutrisi pada Penderita Sakit Kritis. Cermin Dunia kedokteran. Volume 8, no.2 diakses 14 juli 2012.

Marsetyo H. dkk. 1990. Ilmu Gizi (Kolerasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja). Rineka Cipta, Jakarta.

Mayasari Sianturi, Veronika. 2011. Skripsi. Analisis Diet Pada Pasien Pascabedah Sectio caesarea di RSUD Sidikalang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Mustamin, dkk. Asupan Diet TKTP Dan Status Gizi Pasien Kusta Di RS. DR.

Tadjuddin Chalid Makassar. 2010. Media Pangan Gizi Volume IX Edisi I.

Moehyi, Sjahmien. 1997. Pengaturan Makanan dan Diet Untuk Penyembuhan Penyakit. Gramedia Pustaka Utama, Pelembang.

Path, dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Propel Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan. 2013.

Retnani, Anandi. 2007. Hubungan Asupan Makanan Dari Rumah Sakit Dengan Perubahan Status Gizi Pada Pasien Demam Tifoid Di Rumah Sakit.

Undergraduate thesis, Program Studi Ilmu Gizi universitas Diponegoro.

Riama, L, 2012. Skripsi. Status Gizi Pasien Rawat Inap Yang Mendapat Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) di RSU Swadana Daerah Tarutung.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Sherry, L. B, 2012. Skripsi. Analisis Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Suandi, 1997, Diet pada anak sakit, EGC , Jakarta.

Syamsiatun, dkk. 2004. Hubungan Status Gizi Awal dengan Status Gizi Pulang dan Lama Rawat Inap Pasien Dewasa di Rumah Sakit. Jurnal Gizi Klinik Volume 1 no. 1 diakses pada tanggal 14 Juli 2012.

Untaro, R. 2003. Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis. Depkes RI Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat diakses pada tanggal 14 Juli 2012.

Usman, 2008, http://gizikom.wordpress.com/2008.05/03apa-sudah-waktunya-terapkan-ncp/.Diakses tanggal 5 Agustus 2012.

Daftar Ketenagaan Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Friska Polu Brayan Tahun 2012

Sumber: Profil Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, 2012 No

Karakteristik Pasien Penderita TB Paru dalam 1 Bulan Nama Pendidikan Jabatan Status

Daftar Pasien Penderita TB Paru Dengan Diet TKTP I Yang Di Rawat Inap di RS Martha Friska Pulo Brayan Dalam 1 Bulan

Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, 2012

No

Karakteristik Pasien Penderita TB Paru dalam 1 Bulan Nama pasien Umur Jenis Kelamin Kelas

Kandungan Zat Gizi Setiap Frekuensi Makan Diet TKTP I Dalam Hitungan Satu Hari Penyajian Pada Setiap Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas I, II, III Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Jumlah

Pasien II

Pasien IV Sumber: Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan 2012

Menu Dalam Satu Hari Penyajian Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di RUmah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Kelas I : Pasien I Tn. S (Lk)/47 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas I : Pasien II Tn. J (Lk)/52 Tahun Jenis

Makanan Berat Kandungan Energi

Kelas I : Pasien III Tn. Y (Lk)/33 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas I : Pasien IV Tn. I (Lk)/41 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas II : Pasien I Nn. R (Pr)/36 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas II : Pasien II Tn. Y (Lk)/48 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas II : Pasien III Tn. J (Lk)/50 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas II : Pasien IV Tn. A (Lk)/52 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas II : Pasien V Tn. J (Lk)/49 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Sup Sayur Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas III : Pasien II Tn. B (Lk)/53 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kandungan Protein

Kandungan Lemak

Kandungan Karbohidrat

Makanan Pagi

 Nasi Putih 112 g 145,6 kcal 2,7 g 0,2 g 32,0 g

 Ikan Tongkol 39 g 43,3 kcal 9,4 g 0,4 g 0,0 g

 Sambal 5 g 5,1 kcal 0,2 g 0,3 g 0,9 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,0 g

 Teh Manis 200 g 26,0 kcal 0,0 g 0,0 g 6,4 g

Makanan Siang

 Nasi 117 g 152,1 kcal 2,8 g 0,2 g 33,5 g Ikan Gembung

Sambal

 Ikan Gembung 45 g 50,4 kcal 9,6 g 1,0 g 0,0 g

 Sambal 10 g 10,2 kcal 0,4 g 0,6 g 1,8 g

 S. Bayam 32 g 3,8 kcal 0,5 g 0,1 g 0,6 g

 Jeruk 55 g 25,8 kcal 0,5 g 0,1 g 6,5 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,0 g

Makan Sore

 Nasi 109 g 141,7 kcal 2,6 g 0,2 g 31,2 g

 Ikan Mas Bumbu Kuning

101 g 220,2 kcal 16,9 g 15,9 g 2,9 g

 Semangka 48 g 15,4 kcal 0,3 g 0,2 g 3,5 g

 Telur Bulat 28 g 43,4 kcal 3,5 g 3,0 g 0,3 g

Tumis Buncis

 Buncis 26 g 9,1 kcal 0,5 g 0,1 g 2,1 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,0 g Total 1022 kcal 49,9 g 37,3 g 121,7 g

Kelas III : Pasien III Tn. D (Lk)/47 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kandungan Protein

Kandungan Lemak

Kandungan Karbohidrat

Makanan Pagi

 Bubur Nasi 143 g 208,8 kcal 1,9 g 0,1 g 22,9 g

 Telur Bulat 30 g 46,5 kcal 3,8 g 3,2 g 0,3 g

 Abon Ayam 5 g 15,7 kcal 2,8 g 0,4 g 0,0 g

 Teh Manis 200 g 26,0 kcal 0,0 g 0,0 g 6,4 g

Makanan Siang

 Bubur Nasi 125 g 197,1 kcal 1,8 g 0,1 g 21,6 g Ikan Gembung

Sambal

 Ikan Gembung 50 g 56,0 kcal 10,7 g 1,1 g 0,0 g

 Sambal 31 g 31,6 kcal 1,2 g 1,7 g 5,6 g

 S. Bayam 30 g 9,0 kcal 0,0 g 0,1 g 2,3 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,6 g

 Jeruk 54 g 25,4 kcal 0,5 g 0,1 g 6,4 g

Makan Sore

 Bubur Nasi 124 g 219,0 kcal 1,6 g 0,1 g 19,8 g Ikan Mujahir

Sambal

 Ikan Mujahir 64 g 53,8 kcal 11,6 g 0,4 g 0,0 g

 Sambal 10 g 10,2 kcal 0,4 g 0,6 g 1,8 g

 Telur Bulat 34 g 52,7 kcal 4,3 g 3,6 g 0,4 g

 K. Panjang Tumis

40 g 14,0 kcal 0,8 g 0,1 g 3,2 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,0 g

 Semangka 69 g 22,1 kcal 0,4 g 0,3 g 5,0 g

Total 1074,1 kcal 41,9 g 30,9 g 99,3 g

Kelas III : Pasien IV Tn. M (Lk)/19 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kandungan Protein

Kandungan Lemak

Kandungan Karbohidrat

Makanan Pagi

 Bubur Nasi 146 g 213,2 kcal 1,9 g 0,1 g 23,4 g

 Telur Bulat 40 g 62,0 kcal 5,0 g 4,2 g 0,4 g

 Abon Ayam 5 g 15,7 kcal 2,8 g 0,4 g 0,0 g

 Teh Manis 200 g 26,0 kcal 0,0 g 0,0 g 6,4 g

Makanan Siang

 Bubur Nasi 151 g 220,5 kcal 2,0 g 0,2 g 24,2 g Ikan Gembung

Goreng

 Ikan Gembung 56 g 185,9 kcal 14,7 g 12,9 g 2,1 g

 Pepaya 31 g 19,9 kcal 0,3 g 0,1 g 5,0 g

 S. Bayam Tumis 28 g 18,5 kcal 0,2 g 2,0 g 0,3 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,0 g

Makan Sore

 Bubur Nasi 156 g 227,8 kcal 2,0 g 0,2 g 25,0 g

Sup Sayur

 Wortel 15 g 2,9 kcal 0,2 g 0,0 g 0,6 g

 Kaldu Ayam 25 g 2,0 kcal 0,1 g 0,1 g 0,2 g

 Buncis 15 g 5,3 kcal 0,3 g 0,0 g 1,2 g

 Kentang 12 g 11,2 kcal 0,2 g 0,0 g 2,6 g

 Kembang Kool 20 g 5,0 kcal 0,3 g 0,1 g 1,1 g

 Telur Bulat 38 g 58,9 kcal 4,8 g 4,6 g 0,4 g

 Telur Dadar 22 g 41,1 kcal 2,5 g 3,2 g 0,3 g

 Semangka 58 g 18,6 kcal 0,3 g 0,2 g 4,2 g

 Minyak Kelapa 5 g 43,1 kcal 0,0 g 5,0 g 0,8 g

Total 1215,7 kcal 37,6 g 30,9 g 97,4 g

Kelas III : Pasien V Tn. S (Lk)/47 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Kelas III : Pasien VI Tn. B (Lk)/29 Tahun Jenis Makanan Berat Kandungan

Energi

Dokumen terkait