• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.2. Produk Pelayanan Kesehatan

Adapun produk pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan meliputi enam belas pelayanan yaitu administrasi, ICN, K3RS, kamar bedah, perinatal resiko tinggi, rehabilitasi medik, farmasi, ICU, keperawatan, pelayanan darah, rekam medik, gizi, UGD, laboratorium, penunjang medis, radiologi. Rumah sakit ini memiliki pelayanan rawat jalan seperti instalasi gawat darurat, poliklinik umum, poliklinik bedah, poliklinik KIA, poli klinik paru, poliklinik anak, poliklinik THT, poli klinik internis, poli klinik urologi, poli klinik neurologi, poli klinik ortopedi, poli klinik kardiovaskuler, poli klinik kulit dan kelamin, poli klinik psikiater, poli klinik mata, poli klinik pelayanan gizi. Pelayanan rawat inap yang terdapat di Rumah Sakit Pulo Brayan meliputi ruang rawat inap ICU SVIP, VIP, kelas I, II, III.

Pelayanan penunjang medis yang dimiliki oleh Rumah Sakit Pulo Brayan meliputi sarana kesehatan, ESWL, CATH LAB, EEG, hemodialisis, mobil ambulan dan pelayanan endoskopi. Pelayanan rujukan spesialis yang terdapat di Rumah Sakit Pulo Brayan yaitu pelayanan spesialis obgyn, bedah, penyakit dalam, penyakit anak,

uralogi, neurologi, kardiovaskuler, mata, paru, ortopedi, kulit dan kelamin, psikiater, dan THT.

4.1.3. Gambaran Umum Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Frioska Pulo Brayan

Pelayanana gizi di rumah sakit adalah merupakan kegiatan pelayanan gizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien rumah sakit untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolisme dalam rangka upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Tujuan pelayanan gizi sakit adalah untuk menciptakan sistem pelayanan gizi rumah sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit, serta pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.

Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal, melalui pemberian diet yang tepat dengan tujuan menyediakan makanan kualitas baik dan kuantitas yang sesuai kebutuhan serta pelayanan yang memadai bagi pasien yang membutuhkan.

Pendistribusian makanan yang dilakukan oleh petugas instalasi gizi Rumah Sakit Martha Friska adalah dengan cara, setiap jenis makanan yang sudah dimasak diisi pada masing-masing hompreng yang diperuntukkan untuk pasien kelas I (hompreng besar) dan kelas III (hompreng kecil), tapi untuk pasien yang dikelas II diet disajikan dalam com dan piring. Pembagian setiap jenis makanan pada setiap wadah dilakukan di instalasi gizi dengan memberi tanda diet TKTP pada setiap diet

pasien TB Paru. Kemudian petugas mendistribusikan setiap diet pasien dengan menggunakan troli ke setiap ruangan pasien. Hal yang sama dilakukan pada setiap frekuensi makan dan setiap pembagian snack pasien. Adapun contoh menu dalam I (satu) hari penyajian diet TKTP I pada pasien TB Paru adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Contoh Menu Dalam I (Satu) Hari Penyajian Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Makanan

Pagi Berat Makanan Siang Berat Makanan Sore Berat - Bubur Nasi

Dari tabel 4.1. dapat dilihat adanya pengulangan jenis makanan dalam I (satu) hari penyajien diet TKTP I pada penderita TB Paru di ruangan rawat inap Rumah Sakit Matha Friska Pulo Brayan.

Adapun struktur organisasi instalasi gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Penyelenggaraan dan pengolahan makanan di Rumah Sakit Martha Friska sepenuhnya menggunakan sarana dan prasarana milik rumah sakit dan dibawah pengawasan Instalasi Gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan. Penentuan diet dilakukan oleh dokter yang menangani pasien, kemudian jenis diet untuk pasien dipesan ke instalasi gizi melalui perawat dari setiap ruangan.

Petugas instalasi gizi menyediakan diet pasien tanpa ada pedoman diet, standar porsi dan standar alat dalam penyajian makanan. Semua alat yang di pergunakan dalam penyajian semua jenis makanan tidak ada standar, sehingga volume setiap jenis makanan yang sama berbeda-beda.

Pelayanan gizi rawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan dilaksanakan oleh tenaga ahli gizi yang bertugas sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan dan pengolahan makanan.

2. Melaksanakan anamnesa gizi.

3. Melaksanakan konsultasi gizi/penyuluhan.

4. Mengadakan evaluasi dan pencatatan laporan.

4.2. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) Di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Diet TKTP adalah diet yang mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal yang seharusnya disajikan oleh petugas istalasi gizi. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa yang hanya ditambah dengan sumber protein tinggi seperti tempe dan telur. Melihat kondisi pasien pemberian diet TKTP I dan TKTP II sangat memungkinkan untuk disajikan, tapi penyelenggaraan diet TKTP II belum dilakukan oleh petugas instalasi gizi.

Pihak Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan hanya menyediakan satu jenis diet TKTP kepada pasien TB Paru yaitu jenis diet TKTP I. Pemesanan makanan dilakukan setelah diet pasien ditentukan oleh dokter yang merawat pasien, dimana perawat ruangan rawat inap yang memesan diet kebagian instalasi gizi melalui rekap diet yang sudah disediakan.

Petugas instalasi gizi yang keliling ke setiap ruangan rawat inap untuk mengumpulkan rekap diet setiap harinya. Pemesanan diet langsung via telepon dilakukan bila pergantian diet biasa ke diet TKTP I pada saat dokter yang merawat pasien menentukan diet pada saat visite, tapi rekap sudah ada dibagian instalasi gizi.

Diet ini diberikan setelah pemeriksaan klinis pasien positif TB Paru sampai pasien diperbolehkan untuk berobat jalan. Pada penelitian ini diet yang diobservasi dalam satu hari penyajian, yang dibagi dalam tiga kali frekuensi makanan lengkap.

Makanan selingan disajikan pada pasien yang dirawat di ruangan kelas I dan II, yaitu selingan pagi pada pukul 09.30 WIB dan selingan sore pada pukul 15.00 WIB. Pasien yang dirawat di ruangan kelas III tidak ada makanan selingan, hal ini karena perbedaan biaya perawatan pasien. Kandungan diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP I) yang disajikan berbeda pada setiap ruangan kelas yaitu kelas I, II dan III.

Hal ini dikarenakan tidak ada standar porsi dan standar alat yang digunakan oleh petugas instalasi gizi Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan.

Adapun diet dari 15 orang pasien penderita TB Paru dalam 1 bulan dengan diet TKTP I yang di observasi adalah 4 (empat) orang pasien yang di rawat di kelas I, 5 (lima) orang yang dirawat di kelas II (1 orang perempuan, 4 orang laki-laki) dan 6 (enam) orang yang di rawat di kelas III (1 orang perempuan, 5 orang laki-laki).

Jumlah pasien penderita TB Paru 1 bulan penelitian sebanyak 15 orang. Pasien penderita TB Paru diatas terdapat 2 (dua) orang perempuan dan 13 (tiga belas) orang laki-laki dengan perbandingan 13% perempuan dan 87% laki-laki.

Diet TKTP yang akan diobservasi sesuai dengan jumlah pasien penderita TB Paru di ruangan kelas I, II dan III Rumah Sakit Martha Friska Polu Brayan, yaitu pasien di ruangan kelas I ada 4 (empat) pasien, maka diet TKTP yang diobservasi 1 (satu) hari ada 4 (empat) diet. Pasien di ruangan kelas II ada 5 (lima) pasien, maka diet TKTP yang diobservasi 1 (satu) ada 5 (lima) diet. Pasien di ruangan kelas II ada 6 (enam) orang, maka diet TKTP yang diobservasi ada 6 (enam) diet.

Kandungan zat gizi dari setiap frekuensi makan yang disajikan pada ruangan kelas I, II dan III berbeda kandungan zat gizinya. Perbedaan kandungan zat gizi yang lebih rendah dapat dilihat pada porsi makan pagi, yaitu berupa nasi goreng atau bubur nasi ditaburi abon ayam dan ditambah telur.

Perbedaan kandungan zat gizi dari setiap porsi makan, dijumpai juga perbedaan kandungan zat gizi sangat rendah di ruang kelas III. Dimana kandungan zat gizinya sebagian besar berada dibawah 50% dari standar diet TKTP I, bila dibandingkan dengan kandungan zat gizi di ruang kelas I dan II. Hal ini disebabkan karena tidak ada standar porsi atau standar alat yang digunakan oleh pihak instalasi gizi dan perbedaan biaya perawatan.

Adapun rata-rata kandungan zat gizi dalam diet TKTP pada penderita TB Paru setiap kelas rawat inap Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2. Rata-Rata Kandungan Zat Gizi Dalam Diet TKTP Pada Penderita TB Paru Setiap Kelas Rawat Inap Di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Pasien Rata-Rata Kandungan Zat Gizi Setiap Rawat Inap

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat(gr) Diet RS Ket Diet RS Ket Diet RS Ket Diet RS Ket

Kls I 1753,8 TS 52,7 TS 80,7 TS 230,6 TS

Kls II 2304 TS 59,1 TS 123,8 TS 245 TS

Kls III 1149,4 TS 47,6 TS 47 TS 111,6 TS

Keterangan : TS = Tidak Sesuai

Dari tabel 4.2. diatas dapat dilihat bahwa dari rata-rata kandungan zat gizi dalam setiap diet pasien TB Paru kelas rawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan semua tidak ada yang sesuai dengan standar, dimana sebagian besar berada dibawah standar dan lemak pada kelas I dan II berada diatas standar yaitu 80,7 gram dan 123,8 gram.

Instalasi gizi rumah sakit belum ada menggunakan standar porsi, setiap jenis makanan berbeda-beda volumenya seperti untuk standar porsi nasi, standar porsi ikan dan daging, standar porsi telur dan standar sayur. Porsi setiap jenis makanan disajikan sesuai dengan ukuran yang ditentukan oleh petugas tanpa ada standar porsi yang ditetapkan, sehingga kandungan zat gizi setiap jenis makanan berbeda dalam setiap diet TKTP I bahkan sebagian besar dibawah standar diet TKTP I.

Pemberian diet TKTP dalam bentuk makanan biasa ditambah dengan sumber protein berupa telur. Kesesuaian diet TKTP I yang diberikan oleh pihak gizi kepada

pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, dapat dilihat dari ketersediaan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat dalam makanan TKTP I tersebut.

4.2.1. Energi

Distribusi ketersediaan zat gizi energi diet TKTP I pada pasien TB Paru di Rumah Sakit Pulo Brayan berdasarkan standar diet TKTP I yang seharusnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Energi Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas I Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Energi Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas I Pasien Kandungan

Energi

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 1742,5 Kkal 67%

II 2374,3 Kkal 91,%

III 1455,5 Kkal 56 %

IV 1443 Kkal 56 %

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari pemberian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I) di ruangan kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, kandungan zat gizi energi yang sesuai dengan standar terdapat pada diet pasien II yaitu 91% dari standar diet TKTP I, sedangkan 3 diet dari 3 pasien lainnya tidak mengandung energi yang sesuai dengan standar energi seharusnya yaitu dibawah 90% dari 2600 kkal energi. Rata-rata kandungan zat energi dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru diruangan kelas I adalah 1753,8 kkal atau 67% dari standar 2600 kkal energi.

Tabel 4.4. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Energi Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas II Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Energi Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas II Pasien Kandungan

Energi

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 2524,1 Kkal 97%

II 2538 Kkal 98%

III 2457,9 Kkal 95%

IV 2447,2 Kkal 94%

V 1553,9 Kkal 59%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa dari 5 diet TKTP pada pasien TB Paru diruangan kelas II Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, 1 (satu) hari pemberian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I), dijumpai 4 diet pasien dengan kandungan zat gizi energi sesuai yaitu 94%-98% dari standar. Sedangkan 1 (satu) diet pasien lainnya kandungan energi tidak mencukupi yaitu 59%, dari standar energi diet TKTP I. Rata-rata kandungan energi dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru diruangan kelas II adalah 2304 kkal atau 89% dari standar diet TKTP I.

Tabel 4.5. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Energi Dalam Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Energi Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas III Pasien Kandungan

Energi

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 1092,I Kkal 42%

II 1021,5 Kkal 39%

III 1074,1 Kkal 41%

IV 1220,7 Kkal 47%

V 1117,8 Kkal 43%

VI 1370,4 Kkal 53%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.5. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I) pada pasien TB Paru di ruangan kelas III

Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, semua diet mengandung energi yang tidak sesuai dengan standar diet TKTP I, rata-rata mengandung energi 1149,4 kkal atau 44% dari standar diet TKTP I.

4.2.2. Protein

Kebutuhan protein untuk pasien TB Paru yang tinggi berperan dalam mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, serta mempercepat pemulihan pasien. Kebutuhan protein yang tinggi ini dipenuhi dengan pemberian diet TKTP.

Kesesuaian zat gizi protein diet TKTP I pada pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan berdasarkan standar diet TKTP I yang seharusnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Protein Dalam Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas I Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Protein Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas I Pasien Kandungan

Protein

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 52,3 gram 52%

II 57,5 gram 58%

III 48,4 gram 48%

IV 52,9 gram 53%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.6. di dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I) pada pasien TB Paru di ruangan kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, semua mengandung protein yang tidak sesuai dengan standar, rata-rata 52,7 gram atau 53% dari standar diet TKTP I.

Tabel 4.7. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Protein Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas II Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Protein Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas II Pasien Kandungan

Protein

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 67,7 gram 68%

II 56,5 gram 57%

III 61,1 gram 61 %

IV 60,1 gram 60%

V 50,4 gram 50%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I) pada pasien TB Paru di ruangan kelas II Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, dari 5 diet mengandung protein yang tidak sesuai dengan standar, rata-rata kandungan protein dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru diruangan kelas II yaitu 59,1 gram protein atau 59% dari standar diet TKTP I.

Tabel 4.8. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Protein Dalam Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Protein Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas III Pasien Kandungan

Protein

Persentase Terhhadap Standar Diet TKTP I

I 63,4 gram 63%

II 52,5 gram 53%

III 42,1 gram 42%

IV 39,6 gram 40%

V 38,8 gram 39%

VI 49,1 gram 49%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet tinggi kalori tinggi protein I (TKTP I) pada pasien TB Paru di ruangan kelas III Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, dari 6 diet mengandung protein yang tidak sesuai dengan standar. Rata-rata kandungan protein dalam diet TKTP I pada pasien

TB Paru diruangan kelas III Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan yaitu 47,6 gram atau 48% dari standar diet TKTP I.

4.2.3. Lemak

Kesesuaian zat gizi lemak diet TKTP I pada pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan berdasarkan standar diet TKTP I yang seharusnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Lemak Dalam Diet TKTP Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Lemak Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas I Pasien Kandungan

Lemak

Persentase Terhadap Standar Diat TKTP I

I 72,7 gram 101%

II 131,1 gram 182%

III 65,2 gram 91%

IV 53,8 gram 75%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.9. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, ada 2 diet yang mengandungan zat lemak sesuai dengan standar diet TKTP I yaitu diet pasien I dan III (101% dan 91%) dari 72 gram lemak. Sedangkan diet lainnya mengandung lemak tidak sesuai dengan standar diet TKTP I yaitu 1 diet mengandung lemak lebih yaitu 182% dan 1 diet mengandung lemak kurang yaitu 75%. Rata-rata kandungan zat lemak dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru adalah 80,7 gram atau 112% dari standar diet TKTP I.

Tabel 4.10. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Lemak Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas II Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Lemak Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas II Pasien Kandungan

Lemak

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 143,6 gram 199%

II 137,1 gram 190%

III 132,5 gram 184%

IV 148,4 gram 206%

V 57,3 gram 80%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.10. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet tinggi kalori tinggi protein I pada pasien TB Paru di ruangan kelas II RS Martha Friska Pulo Brayan, dari semua diet mengandung lemak tidak sesuai, 4 diet pasien mengandung zat lemak lebih dan 1 diet mengandung zat lemak kurang dari standar.

Rata-rata kandungan zat lemak dalam diet pasien diruangan kelas II adalah 123,8 gram atau 172% dari standar diet pasien.

Tabel 4.11. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Lemak Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Lemak Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas III Pasien Kandungan

Lemak

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 54,5 gram 76%

II 46,1 gram 64%

III 31 gram 51%

IV 37,8 gram 52,5%

V 36,8 gram 51%

VI 75,8 gram 105%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet TKTP I di ruangan RS Martha Friska Pulo Brayan, hanya 1 (satu) diet yang mengandung lemak sesuai dengan standar diet pasien yaitu diet pada pasien VI yang

mengandung lemak 105% dari 72 gram lemak, sedangkan 5 (lima) diet pasien lainnya mengandung zat lemak kurang dari standar. Rata-rata kandungan zat lemak dalam diet TKTP I pada pasien TB Paru diruangan kelas III RS Martha Friska Pulo Brayan adalah 47 gram lemak atau 65% dari standar diet pasien.

4.2.4. Karbohidrat

Kesesuaian zat gizi karbohidrat diet TKTP I pada pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan berdasarkan standar diet TKTP I dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Karbohidrat Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Karbohidrat Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas I

Pasien Kandungan

Karbohidrat

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 276 gram 71%

II 264,1 gram 68%

III 206,7 gram 53%

IV 175,6 gram 45%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan>110%)

Dari Tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet pasien tinggi kalori tinggi protein I (TKTP) pada pasien TB Paru di ruangan kelas I Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, semua mengandung karbohidrat yang tidak sesuai, yaitu rata-rata 230,6 gram atau 59% dari standar diet pasien.

Tabel 4.13. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Karbohidrat Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas II Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Karbohidrat Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas II Pasien Kandungan

Karbohidrat

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 257,7 gram 66%

II 261,3 gram 67%

III 252 gram 65%

IV 240,8 gram 62%

V 213,2 gram 55%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.13. dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas II Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan, dari 5 diet mengandung karbohidrat yang tidak sesuai, dengan rata-rata 245 gram atau 63% dari standar diet pasien.

Tabel 4.14. Distribusi Ketersediaan Zat Gizi Karbohidrat Dalam Diet TKTP I Pada Pasien TB Paru Di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan Berdasarkan Standar Diet TKTP I

Kandungan Karbohidrat Dalam Diet TKTP Di Ruang Kelas III Pasien Kandungan

Karbohidrat

Persentase Terhadap Standar Diet TKTP I

I 108,7 gram 28%

II 121,7 gram 31%

III 94,7 gram 26%

IV 97,4 gram 26%

V 96,4 gram 25%

VI 117,2 gram 36,8%

Keterangan: Sesuai = (90-110%), Tidak Sesuai= (<90% dan >110%)

Dari Tabel 4.14. di atas dapat dilihat bahwa dari 1 (satu) hari penyajian diet TKTP I pada pasien TB Paru di ruangan kelas III RS Martha Friska Pulo Brayan, dari

6 (enam) diet yang disajikan di ruang kelas III mengandung zat gizi karbohidrat yang tidak sesuai, dengan rata-rata kandungan karbohidrat dalam diet pasien 111,6 gram atau 29% dari standar TKTP I.

54

5.1 Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Pada Pasien TB Paru di Rumah Sakit Martha Friska Pulo Brayan

Terapi gizi diberikan guna mempercepat penyembuhan penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun (Untoro, 2003).

Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP I) di RS Mrtha Friska Pulo Brayan di berikan pada pasien dengan hasil pemeriksaan klinis positif TB Paru. Dimana tingkat kesembuhan pasien sangat rendah dengan lama rawat 10 hari sampai dengan 30 hari.

Pemberian diet TKTP II tidak diberikan, karena menurut mereka pasien tersebut sudah cukup mendapat diet TKTP I saja.

Penyedian diet dari instalasi gizi sesuai kebutuhan pasien yang sudah dianjurkan oleh dokter yang merawat, sedangkan dengan milihat kondisi fisik pasien sangat memungkinkan untuk mendapat diet TKTP II. Hal ini tidak dilakukan oleh

Penyedian diet dari instalasi gizi sesuai kebutuhan pasien yang sudah dianjurkan oleh dokter yang merawat, sedangkan dengan milihat kondisi fisik pasien sangat memungkinkan untuk mendapat diet TKTP II. Hal ini tidak dilakukan oleh

Dokumen terkait