• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketidakpuasan kerja adalah respons seseorang sebagai pengaruh terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya. Termasuk ke dalam hal ini respons terhadap komunikasi organisasi, supervisor, kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan interpersonal dalam organisasi (Coleman 1982) dalam (Muhammad 2009). Kepuasan kerja yang dirasakan akan berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Semua ini dikarenakan setiap individu memiliki pandangan masing-masing terkait apa yang ia rasa sudah sangat puas sehingga tidak ingin berpindah ke tempat pekerjaan lain, merasakan sudah cukup puas namun masih ada keinginan untuk mendapatkan kepuasan lebih di tempat lain, atau merasa tidak puas dan ingin segera pindah dari tempat kerja saat ini. Adapun indikator yang dapat mengukur kepuasan kerja karyawan yakni; keluhan saat melakukan pekerjaan, Kelesuan saat bekerja, keterlambatan pekerjaan, mengelakkan tugas, serta keinginan untuk pindah bekerja. Berikut jumlah dan persentase kepuasan kerja karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah.

Tabel 3 Distribusi karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah berdasarkan indikator dari ketidakpuasan kerja

Variabel Ketidakpuasan Kerja Jumlah (orang) Persentase (%)

Keluhan Tinggi 2 6,66 Sedang 14 46,67 Rendah 14 46,67 Kelesuan Tinggi 4 13,33 Sedang 6 20,00 Rendah 20 66,67 Keterlambatan Pekerjaan Tinggi 2 6,67 Sedang 9 30,00 Rendah 19 63,33 Mengelakkan Tugas Tinggi 1 3,33 Sedang 5 16,67 Rendah 24 80,00 Keinginan Pindah Tinggi 2 6,67 Sedang 3 10,00 Rendah 25 83,33 Keterangan: n = 30

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, tingkat keluhan dalam bekerja menunjukkan jumlah karyawan dengan kategori sedang dan rendah yang mendapatkan persentase tertinggi dan sama, tingkat kelesuan dalam bekerja mendapatkan hasil persentase tertinggi dengan kategori rendah, sedangkan tingkat keterlambatan pekerjaan dengan kategori rendah mendapatkan persentase tertinggi, tingkat mengelakkan tugas mendapatkan kategori rendah sebagai persentase tertinggi, tingkat keinginan untuk pindah mendapatkan kategori rendah sebagai persentase tertinggi. Dengan begitu, dalam variabel kepuasan kerja menunjukkan bahwa, tidak ada indikator yang masuk kedalam kategori tinggi. Indikator dengan kategori sedang yaitu keluhan dalam bekerja kemudian untuk indikator yang mendapatkan kategori rendah yaitu keluhan dalam bekerja, kelesuan dalam bekerja, keterlambatan pekerjaan, mengelakkan tugas, dan keinginan untuk pindah. Kelima indikator kepuasan kerja ini akan di jelaskan lebih jauh di bagian berikutnya.

Keluhan

Keluhan dalam bekerja merupakan salah satu bentuk sikap yang mencerminkan rasa tidak puas seorang karyawan terhadap apa yang sedang ia kerjakan. Peraturan perusahaan yang biasanya membuat karyawan mengeluh disaat bekerja. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas dalam melaksanakan pekerjaan. Namun, setiap individu memiliki karakter berbeda-beda sehingga keluhan yang di ucapkan oleh masing-masing karyawan ada yang berpengaruh langsung terhadap kinerja, yakni membuat perasaan tidak senang dalam dirinya berdampak pada penurunan kualitas serta kuantitas pekerjaan ada pula yang hanya diucap saja tanpa mempengaruhi kualitas dan kuantitas pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Tabel 3), tingkat keluhan dalam bekerja karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah masuk dalam kategori rendah dan sedang dengan persentase tinggi yaitu 46,67 persen sedangkan pada kategori tinggi mencapai persentase terkecil yakni 6,66 persen. Jumlah persentase menyatakan bahwa tingkat keluhan karyawan memiliki jumlah yang sama dalam kategori yang termasuk sedang yakni karyawan yang memang pernah berkeluh kesah ketika bekerja namun tidak dalam waktu yang tergolong sering dengan kategori yang termasuk rendah yakni karyawan yang tidak pernah berkeluh kesah ketika bekerja. Hasil penelitian yang menunjukkan pada kategori rendah dengan persentase tinggi disebabkan oleh adanya supervisor yang selalu mengawasi jalannya pekerjaan membuat karyawan menjadi tidak berani untuk mengeluh saat bekerja, selain itu juga adanya faktor pendapatan yang diterima per hari dengan nominal berdasarkan hasil kerja yang dihasilkan membuat karyawan termotivasi untuk semangat bekerja dan menghindari keluhan.

Hasil yang menunjukkan persentase tinggi juga pada kategori sedang ini disebabkan oleh adanya beberapa karyawan senior atau karyawan yang telah lama bekerja dan karyawan yang memiliki hubungan saudara dengan pemilik usaha. Mereka lebih berani untuk mengeluh disaat bekerja dan tidak segan untuk mengeluhkan segala sesuatu yang baginya dirasa tidak disukai baik itu peraturan pekerjaan maupun keadaan lingkungan pekerjaan termasuk rasa tidak suka dengan karyawan lain. Pemilik usaha pun tidak dengan tegas menegur mereka karena ada

unsur menjaga perasaan karyawan yang memang memiliki hubungan saudara serta karyawan senior. Adapun pernyataan dari pemilik usaha terkait tingkat keluhan karyawan sebagai berikut:

“..ya kalau ngeluh tapi hasil kerjaan bagus bagus aja sih ga masalah ga akan

saya tegur, namanya juga manusia pasti pernah ngeluh mungkin dia lagi banyak pikiran masalah pribadi jadi imbasnya ngeluh-ngeluh pas kerja,

asalkan tidak ganggu karyawan lain aja” (HF, 59tahun).

Kelesuan

Kelesuan dalam bekerja merupakan salah satu bentuk sikap yang mencerminkan rasa tidak adanya motivasi yang dapat memberikan semangat kepada karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bentuk motivasi dalam bekerja dapat bermacam-macam seperti jumlah upah yang didapat, bonus diluar upah, kondisi lingkungan pekerjaan, dan peraturan perusahaan. Tingkat kelesuan yang tinggi pada saat bekerja dapat berdampak pada kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh karyawan. Perusahaan harus dapat mencegah hal ini agar perusahaan dapat terus meningkatkan produktivitas karena maju nya sebuah perusahaan harus didukung oleh karyawan di dalamnya.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Tabel 3), tingkat kelesuan dalam bekerja karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah masuk dalam kategori rendah dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 66,67 persen. Persentase ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan tidak pernah mengalami kelesuan dalam bekerja dikarenakan mereka merasa cukup dan puas dengan upah yang didapatkan serta lingkungan kerja yang dirasa menyenangkan. Mayoritas karyawan yang termasuk dalam kategori ini ialah karyawan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun dan merasa nyaman dengan kebijakan perusahaan. Hasil persentase karyawan dengan kategori sedang sebesar 20 persen dan karyawan dengan kategori tinggi hanya mencapai 13,33 persen. Jumlah karyawan yang mendapatkan kategori sedang dan tinggi merupakan karyawan yang belum lama bekerja sehingga ia belum bisa berbaur dengan karyawan lama. Kondisi ini lah yang membuat mereka kurang bersemangat dalam bekerja, terlebih lagi mereka tidak memiliki hubungan saudara dengan pemilik usaha. Adapun pernyataan dari salah satu karyawan sebagai berikut:

“ ..dibilang semangat mah biasa aja saya kan baru kerja 3 bulan disini jadi

saya mah ngikut-ngikut aja, gaenak sama senior kalo macem-macem. Namanya juga kerja ya nikmatin aja siapa tau gitu diterusin mah jadi terbiasa

ngerasa nyaman nantinya semangat” (ES, 23 tahun).

Keterlambatan Pekerjaan

Keterlambatan pekerjaan sering menjadi penghambat bagi pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan harus dapat selaras dengan apa yang menjadi target perusahaan, visi serta misi perusahaan. Waktu merupakan masalah yang sering disepelekan oleh kebanyakan orang namun nyatanya karena waktu lah seseorang bisa sukses dan gagal. Pernyataan berikut menjelaskan bahwa seseorang yang selalu menghargai waktu dapat menjadi orang yang lebih unggul dari pada orang yang menyepelekan waktu. Pekerjaan yang diberikan oleh atasan pastinya memiliki target waktu penyelesaian, hal ini dibuat agar karyawan dapat

menyelesaikan tugasnya dengan sungguh-sungguh tepat pada waktu yang ditetapkan. Namun, target yang telah diberikan oleh atasan tidak sedikit pula yang menyepelekannya sehingga hasil pekerjaan menjadi tidak maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Tabel 3), tingkat keterlambatan pekerjaan karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah masuk dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 63,33 persen. Jumlah ini menyatakan bahwa mayoritas karyawan tidak pernah mengalami keterlambatan dalam pengumpulan hasil pekerjaan. Mereka merasa atasan sudah sangat jelas memberikan informasi terkait waktu akhir pengumpulan dan supervisor selalu memantau serta mengontrol jalannya proses produksi. Maka tidak ada alasan untuk melakukan keterlambata pekerjaan. Namun, ada juga beberapa karyawan yang masuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 30 persen. karyawan yang termasuk dalam kategori ini merasa pernah melakukan keterlambatan pekerjaan karena belum ahli dalam melakukan tugasnya sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, kemudian untuk karyawan yang masuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 6,67 persen saja. Karyawan yang masuk dalam kategori tinggi ini merupakan karyawan yang ternyata memiliki masalah pribadi sehingga mengganggu konsentrasi saat bekerja.

Mengelakkan Tugas

Mengelakkan tugas ini memenuhi unsur-unsur penundaan pekerjaan, menganggap sepele pekerjaan serta melimpahkan tanggung jawab pekerjaan kepada karyawan lain. Mengelakkan tugas membuat karyawan menjadi malas dan tidak akan dapat memenuhi pencapaian tujuan perusahaan dengan baik. Karyawan yang memiliki sikap mengelakkan tugas ini sangat tidak dibutuhkan oleh perusahaan dan wajib untuk diberikan peringatan tegas agar perilaku nya tidak merugikan perusahaan. Jika peringatan sudah diberikan karyawan masih tetap tidak berubah maka keputusan pemutusan hak kerja dapat diambil.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Tabel 3), tingkat mengelakkan tugas karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah masuk dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 80 persen. Jumlah ini menyatakan bahwa mayoritas karyawan tidak pernah mengelakkan tugas yang diberikan. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga proses produksi pun dapat berjalan dengan baik hingga saat ini. Kredibilitas seorang karyawan dapat terlihat ketika ia berusaha untuk menyelesaikan kewajibannya sendiri dengan sungguh-sungguh. Persentase untuk karyawan dengan kategori sedang sebesar 16,67 persen dan kategori tinggi sebesar 3,33 persen. Jumlah ini menyatakan bahwa memang tidak semua karyawan memiliki karakteristik individu yang sama masih ada beberapa karyawan yang pernah mengelakkan tugas. Hal ini dikarenakan minoritas karyawan merasa bosan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan maka sesekali mereka pun pernah menyepelekan tugas yang diberikan ataupun menyerahkan tanggung jawab pekerjaan kepada karyawan lain.

Sejauh ini pemilik usaha menanggapi sikap karyawan yang tidak mendukung kemajuan perusahaan dengan cara pendekatan personal untuk menanyakan secara tatap muka terkait kendala apa yang sebenarnya dialami sehingga karyawan tersebut tidak dapat bekerjasama dengan baik.

Keinginan Pindah

Keinginan untuk pindah bekerja merupakan kondisi yang sudah sangat mengganggu aktivitas pekerjaan. Keinginan pindah ini disebabkan oleh beberapa hal yakni unsur-unsur pemberian upah yang tidak sesuai, ketidaknyamanan lingkungan pekerjaan, ketidaksesuaian pekerjaan dengan passion serta ketidaknyamanan dengan kebijakan perusahaan. Karyawan yang merasakan unsur-unsur tersebut dapat dipastikan ingin segera mengakhiri masa kerja dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan harapannya. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan (Tabel 3), tingkat keinginan pindah karyawan Usaha Kecil Manisan Buah Harapan Berkah masuk dalam kategori rendah dengan persentase sebesar 83,33 persen. Jumlah yang besar ini menyatakan bahwa mayoritas karyawan tidak ingin pindah bekerja. Mereka telah merasa nyaman dengan segala kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, dan merasa tidak ada lagi perusahaan lain yang memberikan kenyamanan seperti yang dirasakan saat ini. Hal yang paling membuat karyawan merasa nyaman ialah jumlah upah bersih yang diberikan sebesar 50ribu rupiah per hari serta tunjangan yang didapat lainnya yakni tunjangan kesehatan dan tunjangan hari raya. Selain upah, kebersamaan yang terjalin antar karyawan maupun karyawan dengan atasan sangat lah baik. Pernyataan ini dibuktikan dengan kegiatan makan bersama pada jam istirahat, adapun makanan yang dihidangkan ialah sengaja dimasak oleh juru masak yang dipercaya oleh pemilik usaha. Rasa kekeluargaan yang tercipta sangat erat merupakan salah satu keistimewaan usaha kecil ini, hingga tidak diragukan lagi jika UMKM ini masuk sebagai salah satu UMKM berprestasi di tingkat Kabupaten Bogor.

Karyawan dengan kategori sedang mendapatkan persentase sebesar 10 persen sedangkan karyawan dengan kategori tinggi mendapatkan persentase sebesar 6,67 persen. Jumlah ini menyatakan bahwa ada beberapa karyawan yang merasa ingin pindah bekerja. Hal ini dikarenakan oleh ketidaknyamanan karyawan dengan lingkungan pekerjaannya bisa disebabkan oleh ketidaknyamanan komunikasi dengan sesama karyawan atau dengan atasan bahkan memang ada hal lain di luar urusan perusahaan.

KINERJA KARYAWAN USAHA KECIL MANISAN BUAH

Dokumen terkait