• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT: Baik

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 54-60)

F-PKB (H. SUKAMTO, S.H.):

Akan kami sampaikan secara langsung tertulis pada Pak Menteri, terima kasih Pimpinan, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Kamto.

Pak Bakri terakhir. Pak Bakri. Tidak ada. Mas Herviano silakan. Silakan. Mas Vino mau menyerahkan berkas tadi? Sudah? Silakan Mas. Ada Pak Menteri sudah ada ini. Oke silakan saja Mas, silakan. Kita kangen sama Mas Vino. Bob langsung ketawa saja Vino. Mas Vino, terima kasih Mas ya.

Ya, dari meja Pimpinan saya persilakan mulai dari ujung Pak Syarif silakan.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE, S.H.,M.H./F-P.NASDEM):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang,

Salam sejahtera.

Pimpinan Komisi beserta Rekan-rekan Anggota Komisi V, Bapak Menteri, seluruh jajaran.

Pertama mungkin saya sampaikan Minal aidin wal faizin mohon maaf lahir batin baru ketemu hari ini dalam bulan Syawal. Pertama berkaitan dengan karena kalau kita melihat dari apa yang disampaikan tadi memang di Kementerian PU dari 135 menjadi 100, 100 triliun berarti ada 35 triliun yang keluar. Saya sebenarnya sepakat dengan teman-teman, dengan Pak Herson, seharusnya di kementerian ini yang mendongkrak terhadap apa merekrut untuk memberikan lapangan kerja cukup besar kontribusinya terhadap ini. Karena betul-betul yang langsung aplikasinya di masyarakat, tetapi tentu ini merupakan satu hal yang harus menjadi argumen kita nanti untuk bagaimana supaya untuk meningkatkan ini.

Yang ke dua berkaitan dengan program-program ini, ya tentu juga kita sarankan kepada Bapak Menteri ya tentu melihat dari aspek prioritas. Artinya di dalam melaksanakan itu ya tentu ada daya ungkitnya juga, karena mungkin

juga ada pembangunan di satu tempat itu tetapi daya ungkit ekonominya lambat karena kita melihat dari kondisi kita yang ada saat ini.

Kemudian yang ke tiga, saya berkaitan dengan program-program swadaya yang padat karya ini, terutama program kerakyatan. Tentu ini harus menjadi pertimbangan kita untuk lebih ditingkatkan. Kalau tadi seperti umpamanya pembangunan perumahan, padahal kalau kita lihat itu di lapangan kalau Ketua Bappenas mengatakan pembangunan untuk umum mungkin beliau mungkin kemungkinan mungkin tidak melihat dan meresap atau apa melihat terhadap apa yang terjadi di lapangan. Sebenarnya apa yang dikatakan sebenarnya tolak belakang Pak, sedangkan program ini malahan yang mendapat respon dari masyarakat, yang termasuk yang memberikan ini apa kepada pemerintahan sekarang itu oleh masyarakat itu sangat direspon positif gitu.

Saya kira makanya kalau tadi saya lihat di sini malahan ada penurunan lagi, sebenarnya program ini yang harus ditingkatkan. Karena memang betul-betul membantu masyarakat kita yang tidak mampu, sehingga dengan dana yang sedemikian ternyata juga ikut apa ikut mereka betul-betul stimulanlah, ada yang sampai 30-an juta habisnya dari biaya itu. Artinya memberikan daya pacu untuk membangun itu dan hidup layak di masyarakat. Ini saya kira perlu menjadi perhatian.

Kemudian berkaitan dengan air bersih. Ini betul-betul memang harus menjadi perhatian karena masih banyak masyarakat kita yang tidak menikmati. Saya melihat tadi malahan di wilayah saya nggak masuk lagi ini, padahal daerah kabupaten saya itu di kecamatan saya saja itu penduduk yang 160.000 hanya 2% yang baru. Kemarin dapat, sekarang enggak, ini tolong diperhatikan juga karena ini tetangga kota lagi. Nah ini saya kira karena pemenuhan ini sangat mendasar untuk bisa rakyat untuk menikmati terhadap pendapat apa terhadap menikmati air bersih itu, terhadap pembangunan yang kita laksanakan.

Kemudian yang terakhir saya cuma ini berkaitan dengan tadi udah berapa kali juga saya mintakan ini berkaitan dengan pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas itu nampaknya nggak masuk itu Pak. Karena terus terang saja ini sangat mendesak ini, karena hampir setiap hari, hampir setiap hari itu terjadi kemacetan.

Kemudian kemarin juga masalah DED yang juga Pak Presiden itu saya ingatkan kembali...(rekaman suara kurang jelas) Kapuas tiga itu, sampai hari ini juga belum ada ada apa belum juga kelihatan di sini.

Kemudian yang lain-lain tentu nanti saya ini secara umum saya sampaikan dengan Pak Menteri berkaitan dengan apa yang telah kami baca di dalam hal ini.

Sekian, terima kasih.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si./F-P.GERINDRA):

Terima kasih Pak Syarief.

Selanjutnya saya ambil dari Pak Lasarus, sementara beliau lagi ke belakang Pak Menteri.

Yang terhormat Pimpinan Komisi V beserta para Anggota Komisi V, Pak Menteri, Pak Wakil Menteri,

Pak Sekjen dan para Dirjen yang beserta jajaran yang kami hormati.

Saya akan sesingkat-singkatnya Pak Menteri. Yang pertama adalah menyangkut masalah Pagu Indikatif sebagaimana yang banyak disampaikan oleh teman-teman tadi. Penurunan Pagu Indikatif Kementerian PUPR dari tahun sebelumnya ini cukup memprihatinkan, mengingat bahwa banyaknya kegiatan-kegiatan di tahun 2019, 2020 maupun 2021 ini yang masih tidak terlaksanakan. Apakah kemudian dan Pagu Indikatif ini kemudian masih bisa mengakomodir kegiatan-kegiatan tersebut? Termasuk yang MWC-MWC ataupun pelelangan-pelelangan yang dibatalkan sebelumnya. Kami berharap bahwa kegiatan tersebut menjadi prioritas utama terlebih dahulu sebelum kemudian Pak Menteri beserta jajaran memprogramkan kegiatan-kegiatan baru untuk di tahun anggaran yang saat ini. Mengingat bahwa hal tersebut sudah terlanjur dijanjikan oleh teman-teman tentunya kepada konstituen di masing-masing di Dapil, sehingga tidak ada terkesan PHP atau kami seakan...(rekaman suara kurang jelas) kita menjanjikan apa yang sudah terkontrakan sebelumnya atau termasuk dalam DIPA tapi tidak kemudian dilaksanakan.

Untuk berikutnya Pak, saya mau mengingatkan ke Pak Menteri mungkin kemarin pernah kami sampaikan secara non formal tentang pembangunan SPAM air bersih di Kabupaten Wajo dan juga kebetulan saya juga sudah berhadapan dengan Ibu Dirjen, Ibu Bupati beserta jajarannya untuk mempresentasikan tentang penyediaan air bersih di Kabupaten Wajo.

Penyediaan air bersih yang ada di sana ini sampai saat ini masih bangunan Belanda Bu dan terakhir mendapatkan pekerjaan itu tahun 1957 kalau saya nggak salah, itu sudah sekian lama dan kemudian perlu saya sampaikan Pak Menteri bahwa air bersih yang ada di sana itu sudah berwarna coklat airnya. Kadang-kadang sudah kita untuk mandi 2 hari saja di sana kita pulang dari Kabupaten Wajo bisa gatal-gatal, Pak.

Jadi saya mohon bahwa saya melihat dari brief note yang ada di poin Ditjen Cipta Karya Kabupaten Wajo itu masih belum masuk. Saya harap bahwa hasil pertemuan dengan Pak Bupati dengan Ibu Dirjen itu bisa menjadi prioritas untuk penganggaran di 2022 nanti. Karena ini juga sudah tersosialisasikan dengan baik kepada penduduk kita yang ada di Kabupaten Wajo.

Selanjutnya Pak Menteri ada juga salah satu poros jalan, ini Pak Dirjen Bina Marga tentang longsoran ke poros Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone. Ini dari tahun 2019 sudah dianggarkan 2020. Kemudian batal lelang 2020 dianggarkan kembali dan atas kemudian di 2021 ini dengan pola multiyears contract terputus kontraknya. Kami harap bahwa di situ ada solusi yang bisa diambil. Bagaimana karena kita melihat masih ada sisa waktu dari bulan 6 ini, masih ada 6 bulan yang mungkin bisa dipergunakan apa solusinya Pak Menteri kira-kira? Apakah menunjuk pemenang ke dua untuk melaksanakan kegiatan tersebut? Karena setahu saya informasi yang kami dapatkan dari Kepala Balai, dia sudah meminta petunjuk kepada Dirjen Bina Konstruksi Pak Tri, Pak Widi bahwa apakah memungkinkan untuk menunjuk pemenang ke dua untuk melaksanakan kegiatan tersebut, mengingat hal ini sudah terlalu lama berlarut-larut tidak selesai. Jadi mulai dari pembatalan kontrak kemudian sekarang setelah dikontrakkan kemudian terjadi putus kontrak, nah sekarang akhirnya tidak terlaksanakan dengan baik.

Nah ini Pak Menteri saya mohon Pak Menteri juga sudah pernah ke sana ke tempat itu, jadi mudah-mudahan bisa segera mendapat perhatian dari Dirjen Bina Konstruksi. Nah ini juga mungkin salah satu efek dari pada proses pelelangan yang terlalu membanting sekian banyak, sehingga kemudian kemampuan tekanan dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak bisa maksimal.

Dan ke yang kemudian saya juga meminta Pak Menteri mungkin pada kesempatan ini kita berharap ada peningkatan kualitas pekerjaan, baik itu mau jalan ataupun pekerjaan-pekerjaan lainnya. Karena kita tahu bahwa kualitas pekerjaan kita saat ini sangat menurun dan kami dengan rapat-rapat dengan para Eselon 1 sebagian besar mempermasalahkan, karena keterbatasan anggaran atau anggaran yang begitu rendah yang ditawarkan oleh para rekanan. Sehingga kemudian kualitas yang diharapkan umur konstruksi yang diharapkan itu tidak sesuai dan saya saya berpikir bahwa itu menjadi kerugian negara apabila umur konstruksi kita ini tidak dicapai.

Selanjutnya saya juga meminta mungkin ini agak keluar dari pada pembahasan kita hari ini menyangkut masalah sistem pendataan list perusahaan yang terkena blacklist, mungkin bisa lebih terbuka dan bisa diakses oleh terutama Dirjen Bina Konstruksi, perusahaan-perusahaan mana saja yang terkena blacklist akibat putus kontrak ataupun akibat dari pemalsuan-pemalsuan dokumen. Sehingga ada beberapa item ada beberapa kegiatan di kementerian di Dirjen-dirjen Pak Menteri yang kemudian saat ini dimenangkan oleh Balai Bina Konstruksi, namun kemudian oleh Unor ditolak karena perusahaan itu di-blacklist. Tapi jadi jadi mungkin harus ada kemudahan informasi buat Bina Konstruksi dan koordinasi antara Dirjen agar supaya perusahaan-perusahaan tersebut yang ter-blacklist ini bisa diketahui berapa lama blacklist-nya atau harus sesuai dengan aturan. Jangan sampai blacklist 5 tahun kan kalau saya nggak salah berdasarkan Keppres blacklist itu cuma 1 tahun dan 2 tahun Pak. Mungkin Pak Irjen bisa lebih maksimal di wilayah data Pusat Data rekanan-rekanan atau penyedia jasa yang tidak lagi memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan, siapa tahu masih masuk dalam daftar blacklist.

Kemudian mungkin yang terakhir Pak Menteri, kami mendorong Bapak melakukan koordinasi dengan LKPP tentang bagaimana kemudian melakukan apa namanya melakukan revisi tentang Keppres 16 agar supaya proses pelelangan yang ada bisa lebih dimaksimalkan. Agar supaya apa yang menjadi harapan kita dalam proses pencapaian kualitas pekerjaan tidak lagi terhambat dengan rendahnya anggaran yang ditawar oleh para penyedia jasa. Sehingga dari Dirjen Bina konstruksi juga punya alasan punya hal punya landasan hukum dalam upaya menetapkan pemenang lelang yang tidak terlalu membanting sebesar itu. Mungkin itu saja Pak Menteri.

Terima kasih Pimpinan atas waktunya,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Iwan, silakan Pak Ridwan Bae. WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (IR. RIDWAN BAE/F-PG):

Pak Ketua.

Yang saya hormati Pak Ketua, Pimpinan Komisi V, Anggota Komisi V, Pak Menteri dan seluruh jajarannya. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Saya mungkin sedikit saja Pak Menteri. Itu masalah persoalan anu Pak ini ODOL Pak, kelebihan muatan. Banyak industri-industri kita yang bangun Pak tanpa memperhatikan itu Pak Menteri. Nah oleh karena itu mungkin ada sebuah keinginan atau harapan saya seandainya sebelum dibangun itu industri sebaiknya mungkin berkoordinasi dulu Pak, karena bukan cuma jalanan Pak yang rusak, juga sanitasi itu hancur Pak di situ. Di mana hancurnya sanitasi Pak, lahir semua rumah-rumah kost yang ada di situ buat para pegawai perusahaan itu industri itu. Akhirnya timbulah kekotoran-kekotoran yang sangat tidak kita harapkan Pak. Oleh karena itu mungkin barangkali dengan Perindustrian bisa dibuat MoU yang pada akhirnya kalau misalnya dia membangun industri mesti ada kesepakatan bersama dulu, apakah dia bangun jalanan atau dia perkuat jalan yang nasional yang ada, sehingga tidak merusak Pak, karena jalan Odol ini betul-betul berpotensi merusak jalanan Pak, jalan melebihi muatan ini. Itu yang pertama.

Yang ke dua Pak, saya terima kasih Jembatan Buton Muna sudah mulai direncanakan dan bahkan sudah ada pemikiran untuk dibangun, tapi saya ingin menambahkan sedikit Pak bahwa Jembatan Muna Buton itu dibangun sangat bermanfaat tapi akan jauh lebih bermanfaat Pak kalau juga Jembatan Pulau Muna dengan daratan Sulawesi itu juga direncanakan untuk dibangun, karena kalau itu dibangun Pak maka berarti seluruh wilayah Sulawesi itu Pak akan tersambung, akan tersambung dengan daratan. Tinggal 8 kabupaten pada Sulawesi itu yang belum tersambung dari 81 ada

73 kabupaten tersambung dengan daratan Pak, itu akan jauh lebih bermanfaat. Itu kira-kira penyampaian saya.

Satu lagi Pak yang ketiga adalah dua hari yang lalu kami terima dari Bupati dari Membraw dan Sorong Selatan. Jadi memang kita lihat videonya sangat berpotensi Pak wilayahnya. Tadi disampaikan oleh Pak Jimmy mungkin bisa menjadi perhatian Pak Menteri dan Dirjen yang terkait. Itu saja Pak Menteri.

Terima kasih Pak Ketua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Baik, selesai sudah dari Anggota dan Pimpinan. Saya tambahan sedikit saja Pak Menteri. Sekarang ada banyak keluhan Pak, tapi saya tahu ini memang sulit Pak, soal harga besi Pak Menteri, ini banyak ngadu ke kami ini Pak, bagaimana ini Pak ini harga besi naiknya gila-gilaan dengan kondisi sekarang yang memungkinkan bisa jadi nanti ada banyak lagi putus kontrak Pak. Ya jadi ini jalan keluarnya bagaimana saya juga tidak mengerti, kalau dari LKPP itu kan setahu saya ini tidak mudah ini, tidak mudah tapi dengan kenaikan harga yang begitu tinggi memang masalah bagi pelaksanaan itu sendiri di lapangan. Ini keluhan ini bukan saja dari saya dapat dari para pengusaha, tetapi saya juga dapat dari teman-teman di lapangan Pak. Bagaimana teman-teman di lapangan menyikapi kinerja mereka di bawah ya, mendorong supaya ngejar serapan, ngejar target fisik dan seterusnya dengan kondisi seperti ini.

Jadi sudahlah ekonomi kita ini dalam keadaan sulit dan seterusnya, tapi nanti ini hanya saya menyuarakan saja Pak Menteri, soal nanti bagaimananya mungkin di sanalah yang lebih paham menyikapi situasi ini, tapi kondisi rilnya seperti itu. Karena peningkatan harga ini hampir-hampir belum pernah terjadi segini, sebegini tinggi dalam kontrak tahun berjalan gitulah. Saya rasa itu saja Pak Menteri dari saya. Nanti lain-lain kami akan dalami dengan Pak Dirjen nantinya.

Pak Menteri jawab singkat saja Pak, saya tahu Bapak ada acara nanti jam 2 di Istana. Kemudian yang lain-lain bisa nanti tertulis Pak ya yang penting-penting saja dijawab.

Saya persilakan Pak Menteri.

MENTERI PUPR RI (Ir. MOCHAMAD BASOEKI HADIMOELJONO, M.Sc., Ph.D.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Bapak Pimpinan, Ibu-Ibu,

Ada 7 hal yang mungkin harus saya tanggapi yang secara umum, sedangkan kalau yang dapil-dapil nanti seperti tadi yang disampaikan mungkin di dalam RDP.

Pertama tentang kewenangan Komisi V, kewenangan dan hak Komisi V dalam programming dan anggaran yang disampaikan oleh Pak Roberth dan Bu Sri Wahyuni dan mungkin juga yang lain-lainnya. Saya kira tadi sudah salah satu contoh misalnya antara Dapil itulah hak dan kewenangan Komisi V dalam budgeting. Jadi termasuk juga dengan programming secara keseluruhan di dalam RDP kan pasti Bapak-bapak dengan gaya komunikasi masing-masing kan sudah dengan Bapak-bapak dan Ibu Dirjen kami membahas programming. Jadi itu adalah hak dan hak budgeting dari Anggota Komisi V DPR RI dalam rangka programming di KL, di terutama khususnya juga dengan Kementerian PUPR.

Jadi kalau saya terus terang karena kita sudah bertahun-tahun dari sejak komisi IV sampai Komisi V berhubungan dengan programming di DPR ini, saya kalau tadi Pak Roberth mau menyampaikan kalau di sini enggak ada apa enggak ada hasilnya, kok saya jadi sedih juga gitu Pak. Karena kalau saya lihat misalnya Papua sendiri itu setiap tahun anggarannya kan lebih besar, 2021 sudah 10 triliun sendiri. Jadi itupun programming-nya Bapak-bapak sekalian, kami melaksanakan. Jadi kalau tadi Pak Andi Aras menyampaikan nanti ke 2022 MWC dan kegiatan yang di-refocusing pada 2021 harus menjadi prioritas, ini Bapak-bapak bisa cek di dalam RDP nanti.

Jadi kalau semua usulan harus ditampung pasti tidak bisa karena kita punya keterbatasan, tapi kalau tidak ada yang tertampung saya kira juga itu salah besar karena itu adalah hak Bapak untuk programming. Jadi saya kira ini seni, programming itu kan seni Pak, art dalam programming dan anggaran.

Ibu Sri Wahyuni bilang 1 orang 10.000 silakan kalau ada uangnya, tapi yang saya jaga Bu bahwa alokasi BSPS, P3TGAI, sudah saya sampaikan Pak Dirjen, jangan mengurangi alokasi yang tahun ini, bahkan mungkin masih bisa ditingkatkan sehingga untuk yang prioritas lainnya, saya walaupun saya P3TGAI 10.000, sekarang Ibu, Bapak berapa 1 orang berapa irigasi? Pasti bisa ditingkatkan walaupun tetap 10.000, itu yang saya minta pada Dirjen-dirjen. Ini ada Pak Dirjen SDA, ada Dirjen BSPS ya, walaupun jumlah keseluruhannya tetap tapi alokasi untuk setiap Anggota itu harus naik pada Tahun 2022 nanti, itu Bu. Jadi saya kira ini. Saya berusaha sekuat tenaga untuk melayani Bapak sekalian.

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 54-60)

Dokumen terkait