• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT: Sebentar

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 55-62)

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E.,M.M.): Boleh nambah dikit Pak Ketua?

KETUA RAPAT: Sebentar.

Silakan Pak Tamanuri, nanti habis itu Ibu Novi. F-P.NASDEM (Drs.H. TAMANURI, M.Si.):

Ini belum ditanggapi masalah mobil-mobil yang masuk kapal itu. Apakah kapal ini tidak mempunyai suatu kapasitas terukur berapa muatannya? Sebabnya kalau nggak digunakan ini apa itu penimbangan di situ ya nanti over-over muatan kapalnya bisa tebalik. Nah ini...(rekaman suara kurang jelas) yang ada, yang ada di Tanjung Perak ini justru tidak melaksanakan. Nah ini yang saya tanyakan.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Jadi memang kalau di pelabuhan baru distop sudah agak ini Pak agak terlambat sebenarnya. Kita sudah menghimbau truk-truk itu sebelum masuk pelabuhan harusnya sudah ditimbang diukur harusnya begitu Pak, tapi ini prakteknya kan bertahaplah saya kira, karena kalau strict, ya Bapak sudah anulah sudah tahulah. Jadi nggak mungkin kapal-kapal sudah di depan dermaga ngantri semalam suntuk, terus disuruh pulang begitu itu tidak mudah. Jadi kami sudah ini mulai mulai agak jauh ya begitu Pak.

KETUA RAPAT:

Baik, dipahami. Dipahami. Bu Novi silakan.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E.,M.M.): Terima kasih Pimpinan.

Tambahan sedikit tadi Pak Agus menyampaikan tentang portepel yang Pak Kombes Hermanto ya Pak ya? Tadi ya mohon untuk di Dapil bisa disinergikan karena kan sampai dari kemarin belum nih. Kemudian jawaban-jawaban yang belum terjawab mohon tertulis, karena kemarin berapa kali selalu menyampaikan tertulis tapi belum ada.

Itu saja terima kasih. KETUA RAPAT:

Baik jawaban tertulisnya kita tunggu sekretariat Bu ya. F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE):

Pimpinan. KETUA RAPAT:

Nanti kalau, sebentar. Kalau jawaban tertulis sudah nyampe Bu, tolong Bu Sekretariat disampaikan kepada seluruh Anggota.

Pak Jimmy silakan.

F-PDIP (JIMMY DEMIANUS IJIE):

Pak Dirjen yang saya hormati, Bu Direktur yang juga saya hormati,

Pimpinan, seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati.

Tadi saya mulai dulu dari Laut. Pak Dirjen Laut, kami di Papua Barat itu di pernah dibangunkan satu pelabuhan di Sorong namanya Pelabuhan Arar, tapi sampai hari ini tidak jelas pelabuhan itu karena tarik-menarik tanggung jawab antara Pelindo IV dengan Pemda Sorong. Sementara Pelindo IV-nya ada di Makassar. Sementara pelabuhan itu mau difungsionalkan atau mau dipakai, tapi sampai sekarang itu belum jelas-jelas itu. Tolong diatasi itu Pak Dirjen. Kami harap supaya apa kapal-kapal yang ada di Pelabuhan Sorong yang ada sekarang itu yang existing itu bisa dipindahkan ke Arar gitu. Lalu ini kan Arar kan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, tapi kawasan ini bagaimana investor mau masuk kalau pelabuhannya saja belum jelas seperti itu.

Nah begitu juga dengan Bapak Dirjen Udara, tadi kan saya dengar banyak tentang bandara apa itu Kertajati ya. Kan waktu yang lalu saya bicara tentang bandara di Sorong. Nah ternyata beberapa waktu yang lalu kami sudah ketemu dengan Kepala Bandara Deo dan beberapa minggu kemarin 1 minggu atau 2 minggu yang lalu, kami padat karya di sana penanaman pohon waktu itu bahwa Bandara Deo itu bisa dikembangkan sampai 3 kilo runway-nya. Kira-kira kapan ini bisa dilaksanakan? Kalau kami mau bangun di Segun nanti nasibnya seperti Kertajati dibangun lalu tidak fungsional. Ya kalau bisa Bandara Deo Sorong itu saja dikembangkan. Kira-kira mungkin itu saya Pak Ketua tidak banyak-banyak.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Pak Jimmy. Pak mungkin.

F-PDIP (SRI RAHAYU):

Pak Ketua, saya hanya satu saja. KETUA RAPAT:

Silakan Bu Sri. F-PDIP (SRI RAHAYU):

Ya. Pak Dirjen Laut saya tadi kayanya belum dengar. Saya ingin tahu secara persis bagaimana Tanjung Perak sekarang ini.

Ya silakan Pak, silakan, sekalian sama Pak Jimmy nanti dijawab sekalian yang Laut.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Terima kasih Ibu.

Tanjung Perak itu yang kena imbas dari Jembatan Suramadu adalah penyeberangan itu penyeberangan yang dulu lama itu Bu, kargo tidak terpengaruh sama sekali karena memang yang ke Madura sekarang kan bisa lewat darat. Nah skenario Tanjung Perak itu memang untuk kargonya dikembangkan tadi ada Pak siapa tadi? Pak Sudewo tentang Teluk Lamong dan sebagainya, sehingga pengembangannya nanti akan terus ke arah Gresik. Memang tidak ke Timur, ke arah Gresik.

Jadi kalau yang di Tanjung Perak yang terpengaruh penumpang adalah yang itu penyeberangan lupa saya namanya apa itu Bu, Tanjung Perak ke Kamal ituloh Bu itu yang terpengaruh itu yang sekarang sekarang juga memang di sana berat sekali itu. Jadi kalau apa namanya yang nyebrang sangat sedikit sekali karena memang sudah banyak yang lewat darat. Jadi itu Bu.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E.,M.M.): Izin Ketua.

Plan ke depan untuk itu ada nggak apa mau dimatikan atau seperti apa Pak?

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Saya nanti internal Perhubungan saya coba terus diikuti dulu Bu, ya karena itu penyebrangan Bu, mohon maaf.

F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Ketua, Ketua.

KETUA RAPAT:

Penyeberangan orang itu kalau nggak salah saya kan di ASDP, ini ASDP ini, ASDP itu di darat Bu, Perhubungan Darat.

Pak Herson silakan. Kalau bisa dipersingkat kita mau ke kesimpulan. F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.):

Saya ingin tahu Pak Dirjen Perhubungan Udara soal pertanyaan saya tadi bandara di Bolmong itu mau dilanjutkan atau gimana?

Terima kasih Pak. KETUA RAPAT:

Ya, silakan Pak.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Ada programnya Pak, bahkan kita akan melanjutkan dengan SBSN Pak untuk Bolmong. Jadi itu menjadi program kita 2020 sampai dengan 2024. Tahun ini pun ada, walaupun dengan anggaran yang terpotong tidak besar, tapi itu akan kita lanjutkan.

Demikian Pak Ketua. KETUA RAPAT:

Kabar baik Pak Herson, berlanjut Pak sampai tuntas kan pasti sampai tuntaslah Pak ya.

Pak Dirjen Laut, saya mau konfirmasi ini Pak, soal ini soal angka-angka ini kita mesti satu, kalau ada perubahan kami mesti mesti menanyakan. Di paparan Pak Menteri yang lalu, di Laut ini ada penambahan itu dari SBSN ya sebesar 7,31 miliar Pak, tapi di paparan hari ini tidak ada, yang mana yang betul ini? Apakah ada penambahan atau tidak ada penambahan? Kami mau menyesuaikan angka untuk kesimpulan rapat kita. Ini Pak di tanggal 16 Maret kemarin paparan Pak Menteri. Faktanya tidak ada Pak ya?

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Belum ada. KETUA RAPAT:

Tidak ada, di sini memang ada konfirmasi sudah diparaf dari Laut ya. Saya hanya menanyakan saja Pak, karena ada dua informasi yang berbeda. DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Ya belum ada. KETUA RAPAT:

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Iya Pak. KETUA RAPAT:

Baik. Menyangkut angka-angka ini nol koma kita mesti sama Pak. Baik, terima kasih. Demikian pendalaman dari teman-teman dan jawaban dari Pemerintah.

Selanjutnya, saya tegaskan kembali Pak mohon izin nanti yang kesimpulan apa namanya jawaban tertulisnya Pak ya. Tolong nanti Bapak-bapak punya pasukan bisa meramu seluruh pertanyaan dan pendalaman dari teman-teman untuk dijawab secara lengkap dan nanti dikirim saja Pak ke Sekretariat Bu Nunik, nanti Bu Nunik yang akan mengirim kepada seluruh Anggota ya. Jadi nanti jangan sampai Bu Novi tagih kita lagi. Ini Pak Ketua kemaren ada jawaban tertulis detail sampai sekarang nggak ada, kan tadi bilangnya Ketua yang bohong kan.

Baik sekarang kesimpulan rapat, silakan tampilkan. Kita belum makan siang ini. Kenapa itu? Ini tiap mau masuk tahun anggaran baru pasti macet ini. Nah BURT, Ketua BURT itu, bagaimana BURT masa tiap mau tahun anggaran baru rusak mulu ini.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E.,M.M.): Ini harus diganti kali ya.

KETUA RAPAT:

Iya, bentar lagi pra anggaran ini.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E.,M.M.): Bu Nunik koordinasi BURT biar.

SEKRETARIAT:

Kami print saja ya Pak ya...(rekaman suara kurang jelas) saya sampaikan ke beliau print saja ya.

KETUA RAPAT:

Nanti Anggota gak bisa baca Bu. Coba di-print kalau bisa di-print bagi, ya sudah baik. Saya bacakan.

Draft Kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, 5 April 2021.

Yang pertama, Komisi V DPR RI memahami penjelasan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara mengenai Refocusing dan Realokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021 masing-masing unit di Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan sebagai berikut:

Yang pertama, Ditjen Perhubungan Udara, Pagu APBN Tahun 2021 sebesar Rp10.477.030.154.000,-. Penghematan atau Refocusing Rp3.038.338.745.000,-. Pagu APBN Tahun 2021 setelah penghematan menjadi Rp7.438.691.409.000,-. Luncuran SBSN Rp104.012.005.000,-. Pagu akhirnya adalah Rp7.542.703.414.000,-.

Ditjen Perhubungan Laut, Pagu APBN Tahun 2021 Rp11.357.206.710.000,-. Penghematan atau Refocusing Rp3.210.017.879.000,-. Pagu APBN Tahun 2021 setelah penghematan Rp8.147.188.831.000,-. Tidak ada luncuran SBSN. Ini yang saya tanyakan tadi ya. Jadi Pagu akhirnya menjadi Rp8.147.188.831.000,-.

Poin kedua, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Laut dan Ditjen Perhubungan Udara agar tetap memperhatikan capaian fisik dan keuangan pada kegiatan prioritas nasional tahun 2021 sesuai saran dan masukan Komisi V DPR RI.

Yang ketiga, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Laut untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan yang mangkrak demi peningkatan pelayanan transportasi laut.

Kemudian yang keempat, Komisi V DPR RI meminta Ditjen Perhubungan Udara agar meningkatkan pengawasan kelaikan udara dan ketaatan protokol kesehatan Covid-19 yang dilaksanakan oleh operator penerbangan demi mendukung keamanan, keselamatan dan kualitas pelayanan di sektor penerbangan.

Ada koreksi dari teman-teman sebelum minta tanggapan Pemerintah dulu. Anggota Komisi V dulu? Cukup saja.

Silakan Pak Dirjen Perhubungan Laut saya lihat angkat tangan.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Pak yang Nomor 3, kami usul Komisi V DPR meminta Dirjen Perhubungan Laut untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan yang belum berfungsi demi gitu, jangan mangkrak Pak.

Iya, yang belum berfungsi, demi peningkatan pelayanan transportasi laut yang belum berfungsi. Sudah?

Pak Novie ada perbaikan?

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (NOVIE RIYANTO):

Cukup. KETUA RAPAT:

Baik. Saya takut Bapak hanya baca tidak mikir kan, jadi saya tanya dulu. Kalau sudah saya mau ketok ini.

Teman-teman sekalian Pak Hamka senior? F-PG (Drs. HAMKA B. KADY, M.S.):

Ya cuma jawabannya itu Pak Ketua, singkat Pak Udara tadi. Nanti nunggu tertulisnya ya.

KETUA RAPAT:

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 55-62)

Dokumen terkait