• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI V DPR RI DENGAN DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT DAN

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI Tahun Sidang : 2020-2021

Masa Persidangan : IV

Rapat ke- : 14

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Selasa, 6 April 2021

Waktu : Pukul 10.00 s.d. 13.30 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta

Ketua Rapat : Lasarus, S.Sos.,M.Si./Ketua Komisi V DPR RI/F-PDIP

Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.

Acara : 1. Membahas dan Menetapkan Refocusing Program/Kegiatan Unit Kerja Eselon I T.A. 2021; 2. Lain-lain.

Hadir Mitra : Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI.

Hadir Anggota : 35 Anggota hadir, 2 Anggota izin dari 54 Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut:

A. Anggota DPR RI: PIMPINAN :

1. Lasarus.,S.Sos.,M.Si/F-PDIP

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

7 orang Anggota dari 10 Anggota: 1. Bob Andika Mamana Sitepu.,SH 2. H. Herson Mayulu.,SIP

3. Mochamad Herviano

4. Sarce Bandaso Tandiasik.,SH 5. Jimmy Demianus Ijie

6. Sri Rahayu 7. H.Irmadi Lubis

(2)

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: 6 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B.Kady.,MS 2. Cen Sui Lan

3. Ir.H.Anang Susanto.,M.Si 4. H. Tubagus Haerul Jaman, SE 5. Ilham Pangestu.,SE

6. Bambang Hermanto.,SE 3. FRAKSI PARTAI GERINDRA: 2 5 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Sudewo.,ST.,MT

2. Ir. Eddy Santana Putra.,MT 3. Drs.H.Mulyadi.,M.MA

4. Hj. Novita Wijayanti.,SE.,MM 5. Ir Sumail Abdullah

4. FRAKSI NASDEM:

2 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs. H.Tamanuri.,MM

2. Sri Wahyuni

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 2 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. H. Syafiuddin.,S.Sos 2. H. Sukamto.,SH

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 5 orang Anggota dari 5 Anggota: 1. Dr.H. Irwan, S.IP, MP

2. Willem Wandik.,S.Sos 3. Drh. Jhoni Allen Marbun 4. Lasmi Indaryani.,SE 5. Ir. H.Ishak Mekki.,MM

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 2 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H. Suryadi Jaya Purnama.,ST 2. Ir.H.Sigit Sosiantomo

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H.A.Bakri H.M.,SE 2. Athari Ghauthi Ardi 3. Hj. Hanna Gayatri.,SH 4. H. Boyman Harun.,SH 5. H. Sungkono

(3)

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN:

0 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. -

ANGGOTA YANG IZIN DAN SAKIT: 1. Muhammad Fauzi.,SE (F-PG)

2. H. An’im Falachuddin Mahrus (F-PKB)

1.

B. PEMERINTAH :

1. Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI (R. Agus H Purnomo)

2. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI (Novie Riyanto)

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si./F-PDIP/PIMPINAN KOMISI V DPR RI):

Kita segera mulai rapat kita pada siang hari ini. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V DPR RI baik yang hadir secara fisik maupun yang hadir secara virtual,

Yang saya hormati saudara Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan beserta seluruh jajarannya.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmat-Nyalah, kita dapat menghadiri rapat pada pagi hari siang hari ini sesuai dengan jadwal yang sudah kita sepakati bersama dalam keadaan sehat dan wal'afiat.

Rapat ini dihadiri oleh Anggota Komisi V baik secara fisik maupun secara virtual. Berdasarkan informasi yang kami terima dari Sekretariat sudah hadir 24 Anggota dengan 8 orang telah menandatangani absen hadir secara fisik dan 16 Anggota hadir secara virtual dari 6 unsur Fraksi yang berbeda. Oleh karenanya sesuai dengan Pasal 281 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkan kami membuka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini dan sesuai ketentuan Pasal 276 Ayat (1) Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI pada hari ini dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(4)

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)

Kami ucapkan terima kasih kepada saudara Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut beserta seluruh jajarannya, baik yang hadir secara fisik juga maupun yang hadir secara virtual, telah menghadiri undangan kami untuk kita mengadakan Rapat Dengar Pendapat pada hari ini.

Pada rapat kali ini Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut turut menghadirkan secara virtual para Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 1 dan kelas 2 dan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara kelas 1 dan kelas 2, khususnya seluruh Indonesia dalam rapat pada hari ini.

Bapak Ibu sekalian.

Sebelum memasuki agenda rapat kita pada hari ini, perlu kami sampaikan Keputusan Rapat Kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2021 antara lain bahwa dalam Tahun Anggaran 2021 Kementerian Perhubungan mengalami melakukan refocusing atau penghematan sebesar 12,44 triliun, sehingga alokasi anggaran Kementerian Perhubungan sekarang menjadi 33,22 triliun dari anggaran semula sebesar 45,66 triliun.

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, kami tentu ingin meminta penjelasan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, bagaimana refocusing atau penghematan dilaksanakan pada masing-masing Unit Eselon I tersebut. Kami juga ingin melihat apakah refocusing ini atau penghematan ini berdampak pada capaian output prioritas yang telah ditetapkan atau tidak dan bagaimana rincian program kerja masing-masing Unit Eselon I setelah dilakukan refocusing atau penghematan atau lebih lebih pasnya mungkin pemotongan ya.

Berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh Komisi V DPR RI terdapat sejumlah permasalahan yang perlu mendapat perhatian dari Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara. Yang pertama, peningkatan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait penerapan protokol kesehatan dan penerapan, penerapan genose test sebagai alternatif tes dengan biaya yang lebih terjangkau serta akurasi yang tinggi untuk pencegahan penyebaran Covid-19, baik di pelabuhan maupun di Bandar Udara.

Yang kedua, perlunya memastikan ketersediaan sarana transportasi udara seperti optimalisasi penggunaan armada, slot time dan jam operasional bandara dan menjamin ketersediaan sarana transportasi laut, seperti persiapan kapal penggantian dalam rangka antisipasi kemungkinan lonjakan penumpang menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Walaupun kita sudah mendengar bahwa Pemerintah memutuskan untuk tidak adanya mudik. Nah takutnya Pak orang sudah melakukan perjalanan jauh hari sebelum antisipasi kita lakukan.

(5)

Kemudian yang ketiga, terkait dengan kondisi cuaca ekstrim yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan dan terjadinya bencana banjir, maka diperlukan meningkatkan pengawasan kelaikan laut kapal laut dan kelaikan udara pada pesawat udara melalui inspeksi terhadap personil, pengawasan ramp check, kesiapan prasarana transportasi dan kepatuhan terhadap SOP pelayanan dan keselamatan.

Yang keempat, perlunya peningkatan ketertiban dan keamanan, baik di bandar di bandara maupun di Pelabuhan, termasuk upaya antisipasi kenaikan harga tiket yang tidak wajar pada moda transportasi laut maupun transportasi udara.

Demikian pengantar rapat saya pada hari ini yang dapat kami sampaikan. Untuk mempersingkat waktu, dengan hormat saya persilakan secara bergantian nanti Pak Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut. Kita mulai dari atas dulu Pak dari udara dulu ya, saya persilahkan Pak Dirjen Perhubungan Udara, nanti dilanjutkan dengan Dirjen Perhubungan Laut.

Silakan.

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (NOVIE RIYANTO):

Terima kasih Bapak Ketua.

Yang kami hormati dan banggakan Bapak Ketua, Para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Sebelumnya marilah kita mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas taufik dan hidayah-Nya kita dapat hadir pada acara Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI bersama Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan agenda Refocusing Program atau Kegiatan Unit Kerja Eselon I Tahun Anggaran 2021.

Pokok-pokok materi yang akan kami sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut:

Yang pertama, kronologi penyusunan RKA Tahun Anggaran 2021; yang kedua, postur dan komposisi Pagu Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021; Target sesuai rancangan RKP Tahun Anggaran 2021; PN Kementerian Perhubungan Tahun Anggaran 2021; selanjutnya adalah penetapan dan pembahasan refocusing anggaran Pagu Awal Refocusing sampai dengan Pagu Akhir; selanjutnya adalah kegiatan Padat Karya Tahun Anggaran 2021;

(6)

dan yang terakhir adalah highlight program prioritas dan kegiatan strategis Tahun Anggaran 2021.

Bapak Ketua, Bapak Ibu Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Berikut kami sampaikan Kronologis Anggaran Tahun 2021. Pagu Kebutuhan Tahun 2021 adalah sebesar Pagu Kebutuhan Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp19.656.000.000.000,-. Setelah melalui pembahasan Pagu Indikatif Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran Tahun 2021 sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor S-903/MK.02/2020 tanggal 2 Oktober 2020 perihal Penyampaian Alokasi Anggaran Kementerian Lembaga T.A. 2021 terdapat Pagu Alokasi Anggaran pada Dirjen Perhubungan Udara sebesar Rp10.558.000.000.000,-.

Sesuai Surat Menteri Perhubungan tanggal 2 Oktober 2020 perihal Rekomposisi Pagu Anggaran Kementerian Perhubungan RI Pagu Dirjen Perhubungan Udara mengalami pengurangan sebesar 81,598 miliar yang terdiri dari pengurangan belanja pegawai sebesar 1,59 miliar; yang kedua adalah pengurangan belanja modal sebesar 80 miliar. Sehingga berdasarkan hal tersebut rekomposisi Pagu Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021 Ditjen Perhubungan Udara menjadi sebesar Rp10.477.000.000.000,-.

Sesuai surat Sekjen Kemenhub Nomor KU.002/2/9 PHB 2021 tanggal 15 Januari 2021 perihal Penggunaan Sisa Dana Penerbitan SBSN Tahun 2020 yang tidak terserap sebesar Rp104.000.000.000,- dengan surat pengesahan revisi anggaran oleh Ditjen Anggaran Nomor S37/AG/AG.03/2021 tanggal 1 Februari 2021 Pagu Ditjen Perhubungan Udara menjadi Rp10.581.000.000.000,-.

Sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021 perihal Refocusing dan Realokasi Anggaran Belanja KL 2021 dan Surat Menteri Perhubungan Nomor KU.001/1/10 PHB 2021 tanggal 19 Januari 2021 besar nilai refocusing anggaran pada Ditjen Perhubungan Udara adalah sebesar Rp3.038.000.000.000,-. Sehingga Pagu Dirjen Perhubungan Udara setelah refocusing menjadi Rp7.542.000.000.000,-.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Berikut kami sampaikan postur dan komposisi Pagu Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2021. Total Pagu sebelum dilakukan refocusing adalah 10,58 triliun dengan rincian sesuai jenis belanja adalah sebagai berikut: Pertama, belanja pegawai sebesar 846 miliar; belanja barang sebesar 3,24 triliun; ketiga adalah belanja modal sebesar 6,49 triliun. Sedangkan berdasarkan sumber dana terbagi atas rupiah murni sebesar 8,01 triliun; PNBP 885 miliar; BLU sebesar 302 miliar; SBSN sebesar 1,32 triliun dan PHLN sebesar 48 miliar. Dan berdasarkan jenis belanja operasional dan non-operasional terbagi atas yang pertama adalah belanja non-operasional untuk belanja gaji sebesar 846 miliar; dan belanja operasional perkantoran sebesar

(7)

702 miliar. Belanja non-operasional untuk belanja barang sebesar 2,54 triliun untuk keperintisan dan pengawasan pengendalian keselamatan penerbangan dan belanja modal sebesar 6,49 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas peralatan bandara.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Untuk target sesuai rancangan RKP T.A. 2021, Ditjen Perhubungan Udara adalah memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar dengan major project pada pemenuhan jembatan udara di 37 rute di Papua.

Outlook program Ditjen Perhubungan Udara Tahun Anggaran 2021 adalah sebagai berikut:

Satu, lanjutan pembangunan Bandar Udara baru untuk 10 Bandar Udara; pengembangan Bandar Udara penunjang bencana 61 bandara; pengembangan bandara kawasan industri 5 bandara; pengembangan bandara Hub Kargo pendukung jembatan udara 10 bandara; pengembangan bandara udara terisolir 43 bandara; pengembangan bandara perbatasan 72 Bandar Udara; pengembangan bandara Hub Primer 2 Bandar Udara; pengembangan bandara di 5 kawasan prioritas DPSP yaitu 2 bandara; pembangunan dan pengembangan bandara skema pendanaan SBSN itu 9 bandara; keperintisan 39 subsidi kargo; dan 212 rute perintis penumpang. Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Dalam mendukung prioritas nasional 5 memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar, sebelum dilakukan refocusing, total alokasi prioritas nasional Tahun Anggaran 2021 adalah 3,97 triliun yang terbagi atas 2 kegiatan, yaitu satu kegiatan pelayanan konektivitas transportasi udara sebesar 606 miliar, yang kedua adalah kegiatan pembangunan infrastruktur konektivitas udara sebesar 3,37 triliun.

Sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021 tujuan refocusing adalah untuk mengamankan pelaksanaan pengadaan vaksin dan program vaksinasi nasional. Penanganan pandemi Covid-19. Dukungan anggaran perlindungan sosial kepada masyarakat, serta percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Adapun kriteria penghematan adalah sumber rupiah murni berupa belanja barang dan belanja modal non-operasional. Belanja honorarium perjalanan dinas paket meeting; belanja jasa; bantuan kepada masyarakat atau Pemda yang bukan arahan Presiden; pembangunan gedung kantor; pengadaan kendaraan dan peralatan mesin; sisa dana lelang dan atau swakelola; anggaran dari kegiatan yang belum dikontrakkan atau yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan; serta kegiatan yang tidak mendesak atau dapat ditunda atau bahkan dibatalkan.

(8)

Profil Anggaran Ditjen Perhubungan Udara Tahun 2021 setelah dilakukan refocusing adalah sebagai berikut: target refocusing anggaran Ditjen Perhubungan Udara tahun 2021 sebesar Rp3.038.000.000.000,- yang bersumber dari belanja non-operasional sumber dana rupiah murni. Total Pagu Awal 10,58 triliun berkurang 3,03 triliun menjadi sebesar 7,54 triliun.

Berdasarkan sumber dana, maka rupiah murni mengalami refocusing dari 8,01 triliun berkurang 3,03 triliun menjadi sebesar 4,97 triliun. Sedangkan sumber dana lainnya yaitu PNBP, BLU, SBSN dan PHLN tetap tidak mengalami refocusing.

Berdasarkan jenis belanja untuk belanja barang berkurang 498 miliar dari 3,24 triliun menjadi 2,7 triliun dan belanja modal berkurang dari 2,54 triliun dari 6,49 triliun menjadi 3,95 triliun. Sedangkan untuk belanja pegawai tetap tidak mengalami refocusing.

Berdasarkan jenis belanja operasional dan non-operasional maka belanja operasional belanja pegawai tetap tidak berubah, namun belanja barang operasional berkurang 88 miliar menjadi 614 miliar. Belanja non-operasional berupa belanja barang berkurang 409 miliar menjadi 2,13 triliun dan belanja modal berkurang 2,54 triliun menjadi 3,95 triliun.

Berdasarkan jenis kegiatan refocusing sebesar 3,03 triliun dapat dirinci sebagai berikut: kegiatan pelayanan transportasi udara tidak mengalami refocusing sehingga Pagu tetap 640 miliar. Kegiatan infrastruktur konektivitas transportasi udara Pagu semula 5,29 triliun mengalami refocusing sebesar 2,41 triliun menjadi 2,88 triliun. Kegiatan keselamatan dan keamanan transportasi udara Pagu semula 1,32 triliun mengalami refocusing sebesar 159 miliar sehingga menjadi 1,16 triliun. Kegiatan penunjang teknis transportasi udara Pagu semula 3,31 triliun mengalami refocusing sebesar 465 miliar menjadi 2,85 triliun.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Berkaitan dengan kegiatan pendukung program padat karya atau KP3K Ditjen Perhubungan Udara tetap berkomitmen untuk tetap mempertahankan alokasi sebesar 22,6 miliar upah padat karya dengan target tenaga kerja sebanyak 6.508 orang. Bersama ini dapat kami laporkan posisi realisasi kegiatan pendukung program padat karya Ditjen Perhubungan Udara per tanggal 5 April 2021 adalah sebagai berikut. Besaran upah yang diterima adalah sudah 1,12 miliar, jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 985 orang. Lokasi yang sudah dilaksanakan dan yang belum dilaksanakan kami sampaikan dalam paparan ini.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

(9)

Berikut kami sampaikan highlight program prioritas Ditjen Perhubungan Udara Tahun Anggaran 2021.

Satu, setelah refocusing program prioritas Ditjen Perhubungan Udara Tahun 2021 menjadi:

a. Penyelenggaraan subsidi angkutan udara perintis sebanyak 212 rute; b. Penyelenggaraan subsidi angkutan kargo atau jembatan udara

sebanyak 38 rute;

c. Subsidi operasi jembatan udara sebanyak 1 rute;

d. Pengadaan fasilitas pelayanan darurat penerbangan di 4 lokasi; e. Pembangunan Bandar Udara baru target RPJMN di 10 lokasi;

f. Pembangunan dan pengembangan bandara strategis prioritas di 19 lokasi;

g. Pengadaan fasilitas penunjang CNS ATM sebanyak 2 paket;

h. Peningkatan kapasitas dan perbaikan permukaan runway di 28 lokasi; i. Pembangunan dan pengembangan terminal di 10 lokasi; serta

j. Pengadaan fasilitas bantu pendaratan visual di 7 lokasi.

Untuk program prioritas nasional amanah RPJMN seperti telah disampaikan sebelumnya, kegiatan pelayanan konektivitas transportasi udara yaitu kegiatan penyediaan subsidi angkutan udara perintis penumpang; angkutan Perintis kargo dan subsidi BBM tidak terdampak refocusing sehingga tetap akan dilaksanakan di 212 rute perintis penumpang dan 38 rute perintis kargo dengan anggaran sebesar 606 miliar.

Sedangkan kegiatan pembangunan infrastruktur konektivitas udara mengalami penyesuaian volume prioritas nasional dan pentahapan pekerjaan dari single year contract 2021 menjadi multi year contract 2021/2022 semula 3,36 triliun menjadi 2,37 triliun, sehingga total alokasi prioritas nasional semula 3,97 triliun menjadi 2,98 triliun.

Untuk dukungan terhadap pembangunan infrastruktur transportasi udara pada destinasi pariwisata super prioritas dan kawasan pariwisata strategis nasional tahun 2021 tetap dipertahankan dengan rincian: destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo diprogramkan kegiatan perpanjangan runway menjadi 2.750x45 m dan renovasi Terminal Bandar Udara Komodo Labuan Bajo dengan total anggaran sebesar 123 miliar. Destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba diprogramkan pembangunan Bandara Sibisa dengan anggaran 92,18 miliar. Destinasi pariwisata Raja Ampat diprogramkan pembangunan fasilitas pendukung Bandar Udara Waisai Raja Ampat dengan anggaran 7,96 miliar. Destinasi pariwisata Bali diprogramkan persiapan pembangunan Bandar Udara Bali Utara dengan anggaran 10 miliar. Total alokasi untuk dukungan terhadap pembangunan infrastruktur transportasi udara pada destinasi pariwisata super prioritas dan kawasan pariwisata strategis nasional Tahun Anggaran 2021 adalah sebesar 233,14 miliar.

Selanjutnya kami sampaikan kegiatan masing-masing bidang yang mengalami refocusing sebagai berikut. Kegiatan bidang pelayanan angkutan udara perintis yang terdiri dari keperintisan pendukung konektivitas; keperintisan kargo pendukung jalur logistik; keperintisan subsidi operasi

(10)

kargo; Tidak terdampak refocusing sehingga volume dan alokasi anggaran tetap.

Kegiatan bidang kebandarudaraan dilakukan penyesuaian volume pekerjaan dan penyesuaian pekerjaan semula single year menjadi multiyear contract 2021-2022, terdiri dari:

1. Pembangunan Bandar Udara baru semula 10 lokasi dengan anggaran 1,23 triliun menjadi tetap 10 lokasi dengan anggaran 1,09 triliun;

2. Pembangunan dan pengembangan terminal semula 16 lokasi dengan anggaran 359 miliar menjadi 10 lokasi dengan anggaran 308 miliar; 3. Perpanjangan dan pelebaran runway semula 8 lokasi dengan

anggaran 209 miliar menjadi 5 lokasi dengan anggaran 172,45 miliar; 4. Penyempurnaan runway strip semula di 25 lokasi dengan anggaran

207 miliar menjadi 8 lokasi dengan anggaran 112 miliar;

5. Pengadaan dan pemasangan AFL di 7 lokasi dengan anggaran 38,8 miliar tidak terdampak refocusing;

6. Peningkatan kapasitas runway Bandar Udara semula 7 lokasi dengan anggaran 145 miliar menjadi 4 lokasi dengan anggaran 59 miliar;

7. Pelapisan permukaan fasilitas sisi udara semula 37 lokasi dengan anggaran 399,5 miliar menjadi 22 lokasi dengan anggaran 230 miliar; 8. Pengadaan dan pemasangan pagar pengamanan Bandar Udara dan

pagar batas lahan bandara, semula 42 lokasi dengan anggaran 138 miliar menjadi 38 lokasi dengan anggaran 40,56 miliar;

9. Pengadaan fasilitas pelayanan darurat atau kendaraan PKP-PK semula 5 lokasi dengan anggaran 37,66 miliar menjadi 4 lokasi dengan anggaran 29,56 miliar;

Kegiatan bidang kenavigasian dan keamanan penerbangan.

1. Pengadaan peralatan CNS di 2 lokasi sebesar 110 miliar tidak terdampak refocusing;

2. Pengadaan peralatan penunjang pengawasan dan pembinaan bidang navigasi penerbangan 1 lokasi dengan anggaran 119 miliar tidak terdampak refocusing dengan sumber dana dari BNPB;

3. Pengadaan fasilitas keamanan penerbangan berupa x-ray semula 91 lokasi dengan anggaran 66 miliar dilakukan penyesuaian volume pekerjaan menjadi 60 lokasi dengan anggaran 17,92 miliar;

Kegiatan bidang kelaikudaraan dan pengoperasian pesawat udara. Pengadaan pesawat udara untuk pelaksanaan tugas kalibrasi fasilitas keselamatan penerbangan multiyears contract di Balai Besar Kalibrasi Penerbangan semula anggarannya adalah 200 miliar menjadi 98,20 miliar, dilakukan penyesuaian tahapan multiyears contract dari 2021 sampai dengan 2023.

Kegiatan bidang pengawasan dan pengendalian keselamatan penerbangan. Refocusing pada kegiatan bidang keselamatan dan pengendalian keselamatan penerbangan tetap menjaga pemenuhan kebutuhan alokasi standar pelayanan untuk menjalankan fungsi pengawasan pengendalian dan pengaturan Dirjen Perhubungan Udara terhadap aspek

(11)

keselamatan dan keamanan penerbangan yang dilaksanakan di 5 Direktorat Teknis dan 10 kantor Otoritas Bandar Udara.

Bapak Ketua, para Wakil Ketua dan para Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Selanjutnya kami sampaikan kegiatan prioritas Dirjen Perhubungan Udara yang merupakan masukan dalam Rapat Kerja atau Rapat Dengar Pendapat akan tetap diprioritaskan untuk tercapai output-nya pasca refocusing Tahun Anggaran 2021, dengan rincian alokasi seperti kami tampilkan dalam paparan dengan catatan untuk bandara yang terdampak refocusing akan disesuaikan dalam hal volume pekerjaan dan atau dilakukan perubahan kontrak semula singleyear contract menjadi multiyears contract.

Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan yang baik hari ini. Besar harapan kami masukkan serta dukungan Bapak Ketua, Wakil Ketua dan seluruh Anggota Komisi V DPR RI demi tercapainya pelayanan jasa transportasi udara yang nyaman aman dan selamat kepada seluruh masyarakat pengguna transportasi udara di Indonesia.

Terima kasih.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Demikian penjelasan Dirjen Perhubungan Udara. Selanjutnya saya persilakan Dirjen Perhubungan Laut.

DIRJEN PERHUBUNGAN LAUT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN R.I. (R. AGUS H. PURNOMO):

Terima kasih, Pimpinan.

Yang saya hormati Ketua Komisi V DPR RI sebagai Pimpinan Rapat pada hari ini,

Yang saya hormati Bapak-bapak para Wakil Ketua yang hadir secara virtual Inshaallah Bapak-bapak Ibu-ibu para Anggota Komisi V yang hadir secara fisik maupun secara virtual.

Alhamdulillah kita pantas bersyukur ke hadirat Allah Subhanahu ta'ala kita pada siang hari ini, bisa bertemu untuk melakukan rapat pembahasan Pagu Alokasi Anggaran Tahun 2021 bersamaan ini dengan Direktur Jenderal Perhubungan Udara dan Laut.

(12)

Kami akan menyampaikan beberapa poin. Yang pertama adalah penetapan dan pembahasan refocusing anggaran Dirjen Perhubungan Laut Tahun 2021. Kemudian postur dan komposisi Pagu alokasi anggaran tahun 2021. Kegiatan prioritas nasional mungkin highlight program prioritas dan kegiatan strategis. Kemudian nanti adalah tentang terkait dengan padat karya.

Terkait dengan adanya refocusing sesuai Surat Menteri Keuangan S-30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021, kami dari Dirjen Perhubungan Laut melakukan penyisiran seluruh kegiatan-kegiatan yang bersumber dari rupiah murni karena di SK Menteri Keuangan ini yang bisa di-refocusing adalah yang rupiah murni. Jadi dengan kriteria-kriteria adalah seperti honorarium; perjalanan dinas; paket meeting; belanja jasa; bantuan-bantuan; kemudian pembangunan gedung kantor; kalau ada kendaraan; kemudian sisa dana lelang; dan lain-lain yang rupiah murni. Kemudian juga kegiatan-kegiatan yang belum dikontrakkan atau mungkin bisa ditunda atau tidak mendesak, sehingga kami lakukan refocusing.

Selanjutnya setelah dilakukan refocusing, next slide. Jadi Bapak Ibu sekalian, Pimpinan dan Anggota Komisi V itulah posturnya. Jadi awalnya dari 11,357 triliun, kemudian di-refocusing sebesar 3,2 triliun 3,210, sehingga masih ada anggaran yang bisa dimanfaatkan sebesar 8,147 triliun. Jadi itu yang sekarang kami manfaatkan 8,147 triliun.

Berikutnya jadi ini kalau dari pagu semula program adalah 11,357 itu dari rupiah murni 8,153, PNBP-nya 2,271, ada SBSN 225 miliar, PHLN 668. PNBP SBSN dan PHLN ini tidak tidak bisa dikenai refocusing sehingga hanya yang 8193 rupiah murni yang akan kena refocusing sehingga menjadinya adalah dari 8193 menjadi 4982 yang rupiah murni. Jadi kegiatan-kegiatan dari PNBP, SBSN, PHLN ini tetap, total 8,147.

Berikutnya, terus berikutnya. Jadi ini adalah per bidang Bapak Ibu sekalian, Pimpinan, itu per bidang. Mulai dari yang pertama adalah lalu lintas dan angkutan laut, ya bidang pertama ini mayoritas adalah subsidi, subsidi angkutan perintis; angkutan tol laut; angkutan Rede; angkutan-angkutan yang terpencil terluar nilainya semula adalah total 2,302 triliun, kemudian kena dampak refocusing 873, sehingga masih ada yang bisa dimanfaatkan 1429.

Kemudian di bidang kepelabuhanan itu ada 3,388 triliun, ini yang paling banyak karena ini kegiatan-kegiatan fisik di kepelabuhanan; pembangunan baru; rehabilitasi dan sebagainya di-refocusing sebesar 1254 sehingga sisanya yang masih bisa dimanfaatkan 2133. Kemudian kegiatan kenavigasian ini juga cukup besar kena refocusing total 1052 triliun di-refocusing sebesar 343, sehingga masih ada 709.

Yang keempat bidang perkapalan dan kepelautan, ini jumlahnya hanya 87 miliar ini ya, nggak bisa lagi dikurang-kurangi karena ini terkait dengan sertifikasi kapal; tol laut dan sebagainya yang memang tetap hanya 87 miliar, mau dikurangi berapapun ya cuma 87, jadi ya tetap nggak dikurangin ini tetap karena memang memang sudah mepet sekali.

(13)

Kemudian yang kelima adalah bidang kesatuan penjagaan laut dan pantai, ini tetap 861, kemudian kena refocusing 339, sehingga menjadi 522. Kemudian yang paling bawah itu adalah kegiatan dukungan manajemen teknis dan penunjang teknis di UPT. Jadi di situ 3,665 triliun, kemudian di-refocusing 399, masih ada 3265. Ini paling besar karena di sana ada gaji.

Kemudian halaman berikutnya ini per detail dari masing-masing bidang. Jadi bidang lalu lintas angkutan laut mulai dari yang atas adalah angkutan perintis dan tol laut, jadi pagunya Satu Enam, 1,684 triliun di-refocusing 650, sehingga menjadi 1033. Kemudian juga angkutan ternak, kemudian ada pembangunan kapal Bottom Glass untuk daerah kawasan wisata super prioritas ini tetap karena sudah kontrak juga tahun lalu, ini meneruskan. Kemudian ada pembangunan dan supervisi Kapal Sabuk Nusantara 54 dan 45 ini juga meneruskan yang lalu, sehingga tidak terdampak refocusing. Kemudian subsidi untuk kapal di angkutan perairan pelabuhan Rede Transport, ini 30 miliar dikurangi 6 jadi 24. Kemudian ada pembayaran kewajiban tahun lalu yang akhir tahun, ini sebesar 146 ini dikenai refocusing 35 sehingga jadi 110 sisanya. Kemudian docking kapal penumpang dan kapal penunjang teknis bidang angkutan laut 143 kena dampak 10 miliar, sehingga 132 miliar itu untuk bidang lalu lintas.

Di bidang kepelabuhanan ini hampir semua kegiatan baik mulai pembangunan pelabuhan baru, kemudian lanjutan pembangunan dan penyelesaian...(rekaman suara kurang jelas) pelabuhan, rehabilitasi pengembangan dan lain-lain hampir semua kena dampak refocusing. Dari semula anggaran adalah 3,388 triliun kena refocusing sebesar 1,254 triliun, menjadi 2133.

Bapak Ibu sekalian, Pimpinan dan Anggota Komisi V.

Jadi untuk kegiatan-kegiatan di kepelabuhanan ini kami mengambil langkah refocusing itu adalah dengan cara yang pertama yang harus mengurangi kegiatan tahun ini menjadi multiyears contract tahun depan. Kalau yang masih bisa beroperasi dengan minimize kami tunda pekerjaannya mejadi tahun depan sehingga sebagian besar adalah demikian, jadi dipindah dari single years menjadi multiyears, kemudian yang urgent sekali tetap dilaksanakan tapi kalau masih beroperasi ditunda tahun depan.

Kemudian di bidang kenavigasian, ini dari pagu 1052 triliun kena refocusing 343 sehingga masih ada 709. Jadi navigasi...(rekaman suara kurang jelas) ini sangat penting sekali Bapak Ibu sekalian, ini kami punya kapal-kapal navigasi. Jadi mulai dari armada, kemudian penataan alur, kemudian perambuan dan perbengkelan dan lain-lainnya ini kegiatan-kegiatan yang mayoritas adalah perawatan atau melengkapi alat-alat navigasi yang harus yang mandatori. Sehingga yang memungkinkan untuk dikurangi adalah misalnya volumenya dikurangi atau ditunda yang masih bagus ditunda tahun depan, tetapi kami tetap menjamin bahwa seluruh kegiatan navigasi tetap bisa berjalan dengan baik dengan cara mengurangi beberapa kegiatan yang memungkinkan untuk dikurangi.

(14)

Kemudian di bidang perkapalan dan kepelautan. Ini tidak terdampak refocusing karena anggarannya 87 miliar, jadi memang ini di sana banyak kegiatan-kegiatan nanti bersama dengan BPSDM Perhubungan seperti sertifikasi pelaut, nelayan yang gratis, kemudian juga untuk sertifikasi kapal. Jadi ini tetap berjalan sesuai dengan rencana semula.

Kemudian di bidang Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, ini kegiatannya yang paling banyak adalah waktu itu pengadaan kapal-kapal patroli karena dari hampir 300 UPT yang dimiliki Perhubungan Laut itu hanya sekitar 70 UPT yang memiliki kapal patroli sehingga banyak sekali UPT yang belum memiliki kapal patroli, ini rencananya kan waktu itu mengadakan merencanakan mengadakan kapal-kapal patroli, namun karena anggarannya dikurangi sehingga kita volumenya banyak yang dikurangi. Jadi yang sudah terlanjur jalan tetap jalan, tapi yang bisa dilakukan penghematan dikurangi, kemudian...(rekaman suara kurang jelas) docking dan perawatan tetap berjalan seperti semula.

Berikutnya adalah tentang manajemen teknis dan kegiatan penunjang teknis UPT, jadi ini adalah gaji; belanja barang operasional yang mengikat, langganan listrik kemudian BBM dan lain-lain itu sekitar hampir 3 triliun. Yang bisa dikurangi adalah misalnya kegiatan penundaan rehabilitasi atau renovasi kantor atau pembangunan kantor, kemudian beberapa studi-studi dikurangi. Jadi dari 3,665 triliun di-refocusing 399 miliar menjadi 3265 miliar.

Bapak Pimpinan Bapak Ibu sekalian Anggota Komisi V yang kami hormati Yang item berikutnya adalah tentang maping program nasional sesuai dengan amanah RPJMN Tahun 2021. Jadi ada 3 item. Yang pertama adalah kegiatan infrastruktur konektivitas transportasi laut itu ada 19 lokasi, pembangunan faspel dan lain-lain sebesar 1,505 triliun, kemudian kegiatan tersebut dilakukan kegiatan merubah dari singleyears ke multiyears atau ada yang multiyears 2020-2021 ditambah panjang lagi jadi 2022. Kemudian kalau yang kegiatan bisa dikurangi volumenya dikurangi, sehingga dari 1,505 triliun menjadi 1,152 triliun.

Untuk kegiatan Nomor 2 adalah pelayanan transportasi laut. Ini ada untuk 153 trayek pelayanan angkutan laut perintis, kemudian tol laut, kemudian kapal ternak dan lain-lain sebesar 1,779 ini menjadi refocusing menjadi 1,077 triliun. Jadi ini kami nanti akan memenuhinya dengan meminta kepada Kementerian Keuangan untuk meningkatkan pemanfaatan dana PNBP yang diperoleh oleh Perhubungan Laut sebesar 3,8 triliun yang selama ini masih bisa masih dipakai 60% kita ingin meminta peningkatan meskipun ini usahanya cukup berat dan juga kami meningkatkan juga PNBP-nya, sehingga nanti bisa tidak 3,8 harapannya bisa lebih dari itu, sehingga ini bisa menutup kekurangannya.

Kemudian untuk kegiatan keselamatan dan keamanan transportasi laut, dari 347 miliar di-refocusing sehingga tinggal menjadi 160 miliar. Kalau di-resume total adalah sebesar 3,632 menjadinya sekarang adalah 2,391.

(15)

Kemudian highlight kalau program prioritas dari Perhubungan Laut Tahun 2021 adalah jadi seperti dalam tabel itu Bapak Ibu sekalian Bapak Pimpinan, jadi 153 trayek untuk angkutan tol laut, perintis, ternak, tetap, hanya jumlahnya terpaksa karena belum ada karena mata anggarannya yang dikurangi dari 1,775 menjadi 1,073, tadi kami sampaikan nanti akan kita carikan anggaran dari PNBP untuk memenuhinya karena ini harus dipenuhi.

Kemudian 20 unit untuk Rede angkutan laut Rede, Feeder, Perintis, dan lain-lain 30 miliar tetap ini dikurangi anggarannya jadi 24 miliar. Kemudian 28 pembangunan lokasi pelabuhan baru 5 lokasi, lanjutannya 23 lokasi kita kurangi menjadi baru tinggal 3 lokasi, yang untuk rehabilitasi dan pengembangan menjadi 15 lokasi dari 658 miliar menjadi 369 miliar.

Kemudian gedung, dari 85 lokasi jadi 75 lokasi, anggaran dari 218 miliar menjadi 133 miliar. Kemudian untuk sarana bantu navigasi dari 77 unit menjadi 32 unit. Kemudian untuk Telkom pelayaran 19 paket menjadi 10 paket. Kemudian pembangunan kapal patroli dari 65 unit menjadi 35 unit. Kapal boat survey ini mandatori terus dijalankan 4 unit. Bottom Glass juga diteruskan sebesar 4 unit. Kemudian ada kami merencanakan IT pengembangan untuk IT di Perhubungan Laut tetap dijalankan.

Bapak Ibu sekalian.

Untuk dukungan terhadap destinasi super prioritas wisata tetap juga berjalan. Ini sudah berjalan jadi untuk pembangunan Pelabuhan Labuan Bajo itu ada pembangunan Labuan Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu dan pembangunan Bottom Glass...(rekaman suara kurang jelas) 2 unit, Labuan Bajo. Kemudian untuk Bali, Pelabuhan Sanur sedang sudah dimulai. Kemudian Likupang ada Bottom Glass 2 kapal dan pembangunan Faspel di Likupang. Untuk Raja Ampat adalah ada pembangunan pendukung pelabuhan. Kemudian untuk Bangka Belitung ada pembangunan Faspel di Tanjung Ular dan rehab Tanjung Batu. Di Mandalika adalah pengembangan Pelabuhan Gili Trawangan. Total 326 miliar.

Kemudian program strategis untuk memenuhi aspek keselamatan dan keamanan pelayaran, jadi seluruh program-program navigasi ada di sini, ini total adalah 671 miliar. Jadi harapannya seluruh Indonesia tetap kita bisa memantau menjamin keselamatan bernavigasi.

Kemudian berikutnya adalah kegiatan strategis lainnya pasca refocusing jadi ini adalah pembangunan-pembangunan atau program-program yang hampir seluruhnya adalah aspirasi dari Bapak Ibu sekalian yang mestinya sudah seluruhnya kami tampung, namun nanti kalau misal ada yang belum kami akan mohon masukannya. Jadi ini semua sudah ada di sana. Memang semua tidak bisa full. Jadi misalnya yang dulu singleyears menjadi multiyears contract, kemudian ada yang juga penyelesaian studi dan lain-lainnya.

Kemudian terakhir tentang padat karya Bapak Ibu sekalian, jadi di Perhubungan Laut kami mentargetkan ada 33 provinsi, next slide, 276 Satker

(16)

dengan anggaran 76 miliar, target orang adalah ini orang tahun adalah 6.542 orang. Kemudian harinya adalah 76.174 dengan anggaran total upah adalah Rp 11.574.000.000,-. Yang sudah direalisasikan sampai dengan Maret ini adalah 9 provinsi, 13 Satker nilainya 1,593 miliar, penyerapan tenaga kerjanya adalah 639, kemudian orang harinya 2.507, rupiahnya 352 miliar. Ini adalah yang dana yang di-spending oleh kami Perhubungan Laut, namun kadang-kadang banyak partisipasi dari para stakeholders juga yang bersamaan dengan itu untuk ikut dalam padat karya.

Kemudian ada foto-foto padat karya, saya kira Bapak Ibu sekalian InshaAllah akan kami mohon untuk terlibat dalam program ini mudah-mudahan bermanfaat untuk masyarakat.

Demikian Pak Pimpinan yang kami sampaikan. Mohon dukungan, arahan, masukan. Kami siap untuk menerima masukan-masukannya kemudian arahannya sehingga program ini menjadi lebih baik untuk tahun ini.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Dirjen Perhubungan Laut. Bapak Ibu sekalian.

Demikian paparan atas beberapa hal terkait pengantar rapat kita hari ini... (rekaman suara kurang jelas) adalah merupakan agenda yang ingin kita bahas pada rapat kita siang hari ini.

Di meja Pimpinan telah ada beberapa Anggota yang akan mendalami penjelasan dari Pak Dirjen Laut maupun Dirjen Udara. Untuk mempersingkat waktu, saya langsung saja pertama ke Ibu Sri Rahayu. Bersiap-siap Pak Herson Mayulu.

F-PDIP (SRI RAHAYU): Terima kasih Pimpinan.

Pimpinan dan Anggota Komisi V yang saya hormati, Pak Dirjen Perhubungan Laut dan Udara serta jajaran.

Langsung saja, yang pertama terkait dengan refocusing. Refocusing ini rata-rata yang dikurangi memang ada pembangunan-pembangunan yang ditunda, kemudian untuk dua-duanya ya ini ya. Kemudian belanja pegawai dan belanja operasional barang yang ada. Saya ingin tahu secara keseluruhan dari refocusing yang ada ini, apa sebenarnya yang dirasakan oleh Bapak, terus kemudian bagaimana kaitannya dengan program atau perencanaan sekian tahun ke depan paling tidak sampai dengan tahun 2024,

(17)

itu apa yang membuat atau yang terpengaruh secara mendasar secara prinsip terkait dengan refocusing? Mudah-mudahan di tahun 2022 sudah tidak ada refocusing lagi. Sekarang yang dirasakan sekarang dan kemarin seperti apa?

Kemudian yang kedua, ini kan SBSN ini kan ada baik di Udara maupun di Laut. Ini semuanya tidak dilakukan refocusing. Artinya tetap ada, sedangkan yang lainnya bisa dilakukan pengurangan terhadap pembangunan yang baru. SBSN ini akan punya kewajiban ya Pak ya, saya tolong diberi penjelasan ya SBSN ini nanti seperti apa ini? Setiap tahun ada apakah Bapak ini hanya sekedar apa menerima saja begitu atau ada dampak ke depannya seperti apa dengan adanya SBSN? Karena ini utang ini.

Selanjutnya terkait dengan refocusing ini antara lain persyaratannya adalah bantuan kepada bukan ya bukan bantuan kepada masyarakat Pemda yang bukan arahan Presiden, saya ingin penjelasan sedikit apa yang dimaksud dengan ini? Ini bantuan kepada masyarakat atau Pemda tetapi bukan arahan, seperti apa?

Dan selanjutnya juga sisa dana lelang dan atau yang swakelola, ini saya minta penjelasan, karena ini sudah di-refocusing tapi kan kita belum tahu ini secara keseluruhan sisa anggarannya berapa.

Selanjutnya yang pada halaman 18 untuk padat karya. Padat karya ini ada 123 desa dan kabupaten. Kemudian gambarnya ini kalau saya lihat orangnya ada di Jawa Timur juga. Saya ingin tahu Jawa Timur itu yang mana, di mana?

Demikian juga untuk yang pada halaman 19, itu Jawa Timur ada 2 bandara, karena Jawa Timur ini banyak bandaranya Pak, bukan banyak ya, lebih dari 2, ini bandara yang mana yang apakah di Juanda atau yang lainnya yang mana saya mohon infonya?

Kemudian Pak Dirjen Perhubungan Laut, saya ingin tahu secara persis sekarang apa pelabuhan di Surabaya di Tanjung Perak eh Perak ya Tanjung Perak Surabaya ya, itu dengan adanya Jembatan Surabaya-Bangkalan itu kan menjadi ada perubahan ya Pak ya perubahan fungsinya. Dalam arti tidak seperti dulu karena penumpang-penumpang pada lewat laut, sekarang sebagian besar bahkan hampir menggunakan darat jembatan. Ingin tahu bagaimana sekarang perkembangan dan fungsinya sekarang seperti apa untuk Tanjung Perak dan akan dibawa ke mana nantinya Tanjung Perak ini? Apapun di Surabaya itu Tanjung Perak itu juga pelabuhan yang memang untuk barang-barang yang memang dari luar Jawa juga banyak. Oleh karena itu saya minta ke depan programnya seperti apa?

Saya kira demikian, terima kasih Ketua.

(18)

KETUA RAPAT: Wa'alaikumsalam.

Silakan Pak Herson. Bersiap-siap Pak Sudewo. F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.):

Baik, terima kasih.

Yang saya hormati Ketua Komisi V dan segenap Anggota Komisi V yang sempat hadir,

Kedua Dirjen, Dirjen Perhubungan Udara dan Laut yang saya hormati beserta seluruh Direktur dan Karyawan dari kedua Kedirjenan yang sempat hadir yang saya banggakan,

Kita semua yang InshaAllah dirahmati Allah.

Yang pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua Dirjen yang telah memberikan attensi ke daerah saya, Dapil saya Sulawesi Utara, karena di Dapil saya untuk pembangunan Bandara Utama Samrat InshaAllah dalam waktu dekat akan diresmikan. Namun kepada Pak Dirjen Udara saya meminta agar bandara-bandara Perintis juga yang ada diperhatikan. Contoh misalnya Di Tahuna, kemarin dihantam banjir, ini perlu ada perhatian. Demikian juga yang di perbatasan Talaud eh di apa Tahuna eh Talaud iya Talaud ini juga mohon diperhatikan...(rekaman suara kurang jelas) dan saya ingin penjelasan dari Pak Dirjen berkenaan dengan pembangunan bandara baru di Bolaang Mangondow. Saya lihat itu masuk di anggaran tapi saya kurang tahu berapa besar anggarannya, targetnya ini kalau multiyears ya sampai kapan? Karena sampai sekarang kemarin saya mendapat informasi dari teman-teman di sana hanya baru di pembangunan pagar bandara, itupun saya dengar ada masalah. Nah ini bagaimana kebijakan dari Kementerian Perhubungan khususnya Dirjen Udara tentang kebijakan kelanjutan pembangunan ini? Apakah tahun ini mendapat berapa besar anggarannya ?

Selanjutnya padat karya, saya juga mengapresiasi yang baik karena walaupun kecil-kecil untuk Perhubungan Udara sudah mulai di sana.

Kemudian kepada Pak Dirjen juga saya mohon ditegur Perusahaan Batik Air. Saya sudah beberapa kali terkecoh karena perusahaan ini dengan seenak perutnya merubah jadwal penerbangan, padahal kami ini kan menyesuaikan dengan kegiatan-kegiatan di DPR RI maupun di daerah. Saya kurang lebih lima kali ambil penerbangan jam 02.00 tiba-tiba maju jam 01.00, bahkan ada dibatalkan. Ini kan harus ada teguran. Kemudian penerapan Prokes-nya tidak terlalu aman, penumpang berdesak-desakan. Saya salut kepada Garuda yang Prokes itu betul-betul dilakukan. Nah kalau Batik itu kan sudah sering menunda jadwal, kemudian Prokes-nya juga dikhawatirkan. Ini mohon teguran dari Pak Dirjen.

(19)

Selanjutnya kepada Pak Dirjen Laut, saya juga menyampaikan terima kasih Pak, minggu lalu saya sudah melaksanakan bersama teman-teman di sana padat karya, walaupun dalam skala masih kecil-kecilan, misalnya pembersihan Dermaga Pelabuhan Bitung. Nah ke depan nanti mohon untuk padat karya ini, ada perhatian lebih dengan memberikan dana yang lebih lagi kepada Kantor Kesyahbandaraannya yang ada di Bitung untuk melaksanakan padat karya sehingga cakupan atau target masyarakat yang kita ikutkan dalam padat karya ini akan lebih banyak lagi.

Kemudian terima kasih juga tentunya kepada Pak Dirjen karena dana yang diberikan untuk Likupang ada 46,3 miliar InshaAllah ini bisa membantu pembangunan destinasi wisata super prioritas ini.

Kemudian Pak Dirjen, di Sulawesi Utara itu ada 3 kabupaten yang ada di kepulauan, mereka rata-rata mengeluh dermaga pelabuhannya sudah pada rusak diterjang oleh ombak dan abrasi laut. Oleh karena itu saya mungkin mohon perhatian dari Pak Dirjen untuk memberikan dana kepada 3 kepulauan yang ada di perbatasan Sulawesi Utara ini dengan Philipina.

Yang berikut saya ingin melihat, tadi saya melihat tadi di materi yang diberikan ada untuk proses tol laut itu ada satu koma sekian triliun. Saya ingin mendapat ada evaluasi dari Dirjen Laut terhadap capaian-capaian RPJMN yang dilakukan dengan program tol laut ini. Karena saya masih banyak mendengar keluhan dari teman-teman di kepulauan bahwa trayek kapalnya sering terlambat, nah ini mempengaruhi harga bahan-bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat. Itu pertama. Yang kedua, saya ingin juga ada evaluasi dari Kedirjenan Laut ini bagaimana dengan kebijakan Presiden soal satu harga ini? Karena di Menado semen harga semen lain, di Talaud juga harga semennya lain, belum bahan pokok yang lain. Oleh karena itu saya ingin ada sebagai gambaran evaluasi dari pelaksanaan program tol laut ini.

Yang terakhir juga untuk Pak Dirjen Laut, di kabupaten saya Bolaang Mongondow Selatan ada Pelabuhan Torosik yang dibangun sejak zaman menterinya Pak Mangindaan. Pegawainya tidak ada, nah Pemda memperbantukan 2 pegawai. Dua minggu lalu saya ke sana, miris Pak, gedungnya kan rusak tidak ada yang merawat, kemudian dia tanggung jawab dari Kesyahbandaran di Kotabunan di kabupaten sebelah yang jaraknya cukup jauh mau ratusan kilo meter. Nah ini aset negara kalau rusak kan ke semua yang bertanggung jawab. Nah mohon ada penempatan pegawai di sana Pak.

Dulu ada Kesyahbandaran di Bolauki, kemudian itu dihapus masuk wilayah Bolaang Mongondow Timur di Kota Bunan. Nah ini juga perlu perhatian dari Pak Dirjen dan saya juga bersyukur untuk penanganan bangunan-bangunan sarana di Pelabuhan Kota Bunan itu mendapat perhatian dari Kedirjenan Laut ini. Itu saja yang dapat saya sampaikan, mohon penjelasan.

(20)

Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Herson. Silakan Mas Dewo.

Bersiap-siap Ibu Cen Sui Lan. F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Ketua.

Bapak Ibu sekalian Anggota Komisi V yang saya hormati, Pak Dirjen Perhubungan Laut dengan seluruh jajarannya,

Pak Dirjen Perhubungan Udara dengan seluruh jajarannya yang saya hormati.

Pertama, saya akan ke Dirjen Udara. Dirjen Perhubungan Udara ini memiliki posisi yang sangat strategis Pak, tidak hanya mengurus bagaimana keselamatan, tetapi juga bagaimana mengurus bisnis itulah amanat undang-undang bahwa Dirjen Udara Kementerian Perhubungan sebagai regulator.

Keselamatan penerbangan udara itu sangat berbeda konteksnya dengan keselamatan Perhubungan Laut dan Darat, meskipun yang namanya keselamatan menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak boleh terjadi kecelakaan terhadap semua transportasi, satu nyawa sangat berharga, tetapi bedanya kalau penerbangan udara itu juga ada korelasinya dengan kehormatan suatu bangsa, termasuk Dirjen Udara Perhubungan Laut Perhubungan Kementerian Perhubungan adalah terkait dengan kehormatan Bangsa Indonesia. Di mana ada kecelakaan transportasi udara seperti yang terjadi di tahun 2018 Lion, 2020 Sriwijaya, 2021 Sriwijaya, itu menjadi sorotan dunia, tidak secara nasional tetapi menjadi sorotan dunia. Itulah menjadi parameter kehormatan suatu bangsa diukur dari sisi ini juga.

Saya hanya ingin mendapatkan penjelasan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pasca kecelakaan Sriwijaya, hal-hal apa saja yang sudah dilakukan supaya kecelakaan transportasi udara ini tidak terulang kembali.

Saya sudah mendengar dan bahkan melihat suratnya secara langsung perhatian dari Dirjen Perhubungan Udara mengantisipasi hal-hal yang terjadi ketika terjadi kecelakaan Sriwijaya yaitu adanya KTP palsu. Dirjen Perhubungan Udara sudah membuat surat edaran untuk dipatuhi oleh semua maskapai dan seluruh stakeholder yang terkait dengan penerbangan ini. Sudah sejauh mana efektivitas surat dari Dirjen Udara ini berjalan ya berjalan? Pemantauannya bagaimana? Monitoringnya bagaimana bahwa himbauan bahkan instruksi dari Dirjen Udara ini dilakukan ?

(21)

Yang kedua terkait dengan ini pada kegiatan atau program Tahun Anggaran 2021, mana yang Bapak rancang mana yang Bapak rencanakan pada Tahun Anggaran 2021 ini, ada kaitannya dengan antisipasi hal-hal yang supaya kecelakaan transportasi udara itu tidak terulang kembali gitu. Kegiatan dan programnya semacam apa ?

Kita tahu bahwa kerja keras Menteri Perhubungan Republik Indonesia di bawah Pak Menteri sekarang ini sudah sangat luar biasa. Dari penilaian internasional, ya penerbangan udara ya Civil Aviation International di tahun 2016, di tahun 2017 kalau enggak salah itu indeks keselamatan penerbangan Indonesia di internasional itu sudah mencapai 85% di atas rata-rata dari 62%. Sehingga embargo penerbangan Indonesia ke Eropa sudah dibuka kembali, itu hasil kerja nyata oleh Pak Menteri sekarang, tetapi dengan kecelakaan Lion di tahun 2018 dan juga kecelakaan Sriwijaya di tahun 2021 kemarin, nggak tahu bagaimana kondisi riil ketika nanti akan dilakukan audit kembali terhadap penerbangan Indonesia. Supaya hal yang semacam ini tetap terjaga ya baik hasil kerja Pak Menteri Perhubungan, saya ingin mendapatkan penjelasan dari Dirjen Perhubungan Udara pembinaan sejauh mana dengan para maskapai ini?

Seperti halnya yang disampaikan oleh Pak Herson tadi, itu nyata saya pun mengalami adanya delay ya keterlambatan penundaan penerbangan terhadap Batik Air, itu mungkin terjadi di secara nasional di seluruh Indonesia karena Pak Herson yang Sulawesi Utara Manado merasakan, saya yang di Semarang merasakan, berarti seluruhnya terjadi semacam ini. Konon katanya yang terjadi di Batik Air adalah masalah internal Batik Air, masalah kesejahteraan ataupun itu mungkin masalah manajemen Batik Air. Adanya demo unjuk rasa dari pada para karyawan, baik itu pilot sampai pada office boy maskapai Batik Air. Kalau semacam ini terjadi, yang kami khawatirkan adalah ini bisa merambah kepada manajemen pemeliharaannya Pak. Kalau sampai berdampak kepada pemeliharaan Batik Air, ini juga membahayakan ya. Tentu saja dari Direktorat Jenderal Udara sudah mencium sudah tahu hal ini, sehingga yang saya ingin tahu, apa yang harus dilakukan terhadap Batik Air dan supaya kejadian ini tidak terjadi kepada maskapai yang lain. Tolong kami diberi penjelasan.

Kemudian saya terima kasih perhatian dari Direktorat Jenderal Udara, Perhubungan Udara terhadap Bandara Ngloram di Kabupaten Blora. Kabupaten Bandara Ngloram ini meskipun bandara kecil Pak, tetapi memiliki nilai ekonomi yang sangat strategis terhadap wilayah di sana, oleh karena di sana itu ada namanya Blok Cepu Minyak dan Gas yang berada di Kabupaten Bojonegoro, ada di Kabupaten Blora, khususnya di Cepu. Kemudian di sana ada Sekolah Migas ya, selain pengembangan wilayah pengembangan sektor-sektor ekonomi selain Migas itu juga punya potensi yang sangat besar. Jauhnya Cepu-Ngloram ya wilayah sana dengan Bandara Juanda Surabaya dari Bandara Adi Sumarmo cukup jauh dari Ahmad Yani cukup jauh sehingga hadirnya Bandara Ngloram ini memiliki nilai yang sangat strategis representatif sekali terhadap wilayah di sana, tetapi Bandara Ngloram Pak masih perlu harus ada suatu pengembangan. Yaitu utamanya panjangnya

(22)

runway ya paling tidak ditambah 400 Meter lagi, sehingga bisa menunjang untuk pesawat-pesawat besar Boeing.

Yang kedua, akses ke Bandara Ngloram itu hanya bisa dijangkau dari Cepu. Kalau dari Cepu itu berarti masih belum begitu ter-connecting dengan wilayah ekonomi yang lain, utamanya dari arah selatan dari Ngawi, sementara dari Ngawi itu sudah diresmikan jembatan yang baru saja diresmikan oleh Menteri Perhubungan dan Menteri PUPR Pak dan itu belum ter-connecting dengan jembatan itu. Apabila ter-connecting berarti strategis jangkauannya dari seluruh wilayah di Bandara Ngloram itu itu bisa bisa terealisir. Ini pentingnya koordinasi Dirjen Perhubungan Udara dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR. Di sana pasti kondisi jalannya sangat jelek dan status jalannya masih status jalan kabupaten, tetapi karena connecting-nya jalan nasional dengan Bandara Ngloram bisa dibuat sebagai pembangunan strategis nasional, sehingga ada diskresi dari Menteri PUPR. Ini pentingnya koordinasi Dirjen Udara dengan Dirjen Bina Marga atau pentingnya koordinasi antara Menteri Perhubungan Udara dengan Menteri PUPR.

Yang kedua, kepada Pak Dirjen Perhubungan Laut. Kami kemarin Komisi V mengadakan kunjungan spesifik diantaranya di Tanjung Perak Surabaya Pak. Di sana ada potensi besar yang namanya Teluk Lamong. Teluk Lamong itu kedalaman lautnya minus 14 Meter sesuatu yang sangat langka ini terjadi di daerah-daerah lain ya, bisa kapal besar dengan muatan 200.000 Ton gitu, tetapi pengembangannya masih sangat lambat. Realisasi pengembangan sampai secara keseluruhan itu ditargetkan tahun 2038. Ini waktu yang terlalu lama, sementara Tanjung Perak ini memiliki nilai yang sangat strategis untuk pengembangan wilayah ekonomi, baik itu Jawa Timur, Jawa Tengah, maupun Indonesia Bagian Timur. Porsinya adalah 25% secara nasional kontribusi perekonomian terhadap bangsa Indonesia, 60%-nya adalah Tanjung Priok ya, tapi sayang ada potensi besar gitu pengembangannya masih terlalu lambat. Barangkali karena ini memiliki suatu potensi yang sangat besar bisa menjadi kreativitas Dirjen Perhubungan Laut untuk di-KBU-kan kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha. Mungkin dengan model investasi bisa ditawarkan seperti itu.

Jika kami bandingkan dengan pelabuhan Patimban yang hanya kedalaman 8 Meter minus 8 Meter-9 Meter, di sana 14 Meter, mungkin lebih menarik yang Teluk Lamong, tapi saya ingin mendorong Kementerian Perhubungan dalam hal ini Dirjen Perhubungan Laut supaya pengembangan Teluk Lamong itu bisa di-KPBU-kan sehingga realisasi untuk pengembangan itu relatif lebih cepat.

Yang kedua, untuk Pelabuhan Patimban, beberapa bulan yang lalu kami juga kunjungan spesifik di sana. Di sana yang sedang dibicarakan yang sedang dibahas diantaranya adalah pengelolaan pelabuhan itu sendiri, masih dalam tahap lelang, tender untuk untuk pengelolaan. Mengingat bahwa pembiayaan Pelabuhan Patimban ini sistemnya adalah kolaborasi, ada dari Pemerintah yang sifatnya adalah G to G utang luar negeri, ada yang juga investasi, tapi investasi itu porsinya hanya 25%. Maka saya memberikan masukan kepada Dirjen Perhubungan Laut supaya pengelolaan tidak

(23)

diserahkan sepenuhnya kepada swasta, hendaknya memperhatikan peran BUMN ya, karena porsi pembiayaan dari Pemerintah itu jauh lebih besar dari pada investasi itu sendiri.

Seperti Pak Herson yang sampaikan tol laut itu Pak, itu mestinya sudah mulai dilakukan evaluasi dan kajian oleh Perhubungan Laut efektivitas tol laut itu sejauh mana? Karena ini merupakan suatu program atau kebijakan yang sangat bagus, yang sangat luar biasa untuk memenuhi asas keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tidak ada lagi yang namanya pulau terisolir, tidak ada lagi yang namanya daerah terisolir dan pulau-pulau itu dengan adanya tol laut itu menjadi satu konsep bahwa sarana prasarana transportasi laut itu menjadi konsep pemersatu bangsa menjadi sebuah kenyataan. Tolong dilakukan evaluasi.

Untuk kami dari Dapil saya Pelabuhan Juwana, saya pantau sudah dilakukan studi untuk dimulai dimulai tender konsultan konsultan studi, tentu ini merupakan satu perhatian yang besar dari Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut. Harapan kami studi ini Segera dilaksanakan, sehingga pembangunan fisik Pelabuhan Juwana segera dilakukan karena menjadi harapan masyarakat dan memang harapan wilayah di sana untuk pengembangan ekonominya.

Saya kira itu. Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Mas Dewo.

Selanjutnya Pak Hamka, eh Bu Cen Sui Lan. Bersiap-siap Pak Hamka.

F-PG (CEN SUI LAN):

Terima kasih Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V,

Yang terhormat Dirjen Perhubungan Udara dan jajarannya, Yang terhormat Dirjen Perhubungan Laut dan jajarannya.

Saya langsung saja kepada Dirjen Perhubungan Udara Bapak. Saya melihat lokasi kegiatan prioritas pasca refocusing Pak Dirjen, di situ saya lihat tidak ada Bandar Udara Sei Bati. Seperti kita ketahui Bandar Udara Sei Bati itu Bandar Udara Perintis. Jadi Pak Dirjen itu runway-nya 1.800, otomatis pesawat yang masuk kan pesawat kecil, tolong dibantu untuk perpanjangan runway menjadi 2.200 kita harapkan Boeing bisa masuk ke sana. Itu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

(24)

Kemarin saya bicara dengan Kepala Bandara, mereka pernah mengajukan proposal, tetapi mungkin nilainya agak besar karena arah yang untuk untuk perpanjangan itu sepertinya mengambil arah gunung. Setelah ada perhitungan kembali, itu arah runway yang akan dilaksanakan itu diganti arah mengambil arah laut. Itu kalau nggak salah nilainya turun 50% Pak Dirjen. Jadi dengan nilai 50% tolong bisa diprioritaskan supaya pesawat Boeing itu nanti akan bisa masuk. Dengan adanya pesawat Boeing pesawat besar, itu dari Malaysia dari negara lain bisa masuk, bisa meningkatkan ekonomi daerah sana. Dan Pak Dirjen terima kasih kemarin saya ke sana padat karya sudah dilaksanakan.

Untuk Pak Dirjen Perhubungan Laut. Terima kasih Pak Dirjen, kemarin saya difasilitasi waktu ke Tanjung ke TPI Pak Dirjen. Oleh Pak Dirjen KSOP sana Pak Mehpati luar biasa, bahkan mengantar saya sampai ke Batam. Jadi Terima kasih Pak Dirjen Perhubungan laut, tapi ada yang sedih Pak, setiap saya ke daerah ke Dapil banyak pelabuhan-pelabuhan mangkrak. Jadi masyarakat itu asal datang Pak Dirjen membawa saya ke daerah pelabuhan yang mangkrak. Kemarin waktu ke Tanjung Balai Karimun ada Malarko. Ke Tanjung Pinang ada juga Dompak Pak.

Kita tahu itu dana dari Pemerintah sudah masuk uang negara itu ratusan miliar Pak, tinggal sedikit sekali yang tinggal kita selesaikan dan harus kita selesaikan. Kan tidak mungkin kita biarkan seperti itu. Yang seperti di Dompak Pak Dirjen, itu tinggal semua sudah hampir selesai, cuma sekarang kalau kita tidak tindaklanjuti itu tambah rusak bangunan itu. Kaca-kaca pecah, tinggal rangkanya saja dan kemarin berbicara dengan KSOP, mereka ada ada hitungan dari BPKP katanya nilainya sudah tidak begitu besar untuk bisa dilanjutkan. Tolong menjadi perhatian Pak Dirjen supaya bisa ditindaklanjuti dan kalau ada titik terang seperti yang Pak Dirjen bicarakan tadi bisa diambil alih oleh bisa dilaksanakan oleh SDP, saya minta detailnya Pak Dirjen supaya bisa saya sampaikan ke masyarakat. Jadi ada sedikit titik terang.

Kalau yang Malarko Pak Dirjen, tolong nanti kalau ada berita terbaru Pak Dirjen ya, supaya bisa kita sama-sama kerjakan untuk pembangunan daerah kita.

Terima kasih itu saja Pak Dirjen.

Pimpinan Terima kasih sekian dari saya. KETUA RAPAT:

Baik, Pak Hamka silakan. F-PG (Drs. HAMKA B. KADY, M.S.): Bismillaahirrahmaanirrahiim,

(25)

Pak Ketua dan seluruh Anggota yang saya hormati dan saya banggakan, Pak Dirjen Laut, Udara dan seluruh jajarannya yang saya hormati.

Pertama, izin Pak Ketua me-refresh kembali saja poin pertama ini adalah me-refresh ingatan kita terhadap hasil pemeriksaan BPK terkait dengan subsidi. Tadi juga ada kita bicarakan masalah subsidi. Pak Dirjen, kedua Dirjen ini masih ada tunggakan penyelesaian terhadap kelebihan pembayaran subsidi Pak, sampai updating tanggal Desember 2020 temuan ini belum sesuai dengan yang diinginkan oleh BPK.

Kami apresiasi Menteri Kementerian Perhubungan sudah banyak yang sudah diselesaikan, tetapi yang masih tersisa dan menimbulkan suatu pertanyaan itu mengenai subsidi barang Pak. Nah oleh karena itu kedua Dirjen di sini hadir saya hanya mengingatkan itu Pak, tolong dituntaskan karena updating sampai 20 sampai Desember 2020 itu belum sesuai apa yang direkomendasikan oleh BPK. Saya hanya mengingatkan karena Bapak yang teknis ya. Itu yang pertama.

Yang kedua kepada Dirjen Perhubungan Udara. Saya mencermati apa yang Bapak sampaikan dan bisa memahami refocusing itu ya, sebab Kementerian Perhubungan ini yang terbesar barangkali yang dipotong Pak 12,4 triliun kalau saya tidak salah ya, yang terbesar pemotongannya dibanding dengan yang lain mitra kerja. Hampir sama dengan kementerian PUPR sebenarnya tapi lebih tinggi sedikit Perhubungan.

Nah terkait refocusing ada yang SYC dialihkan ke MYC Multy Years Contract, mohon barangkali dianalisa kembali dengan baik Pak. Saya ambil contoh tadinya SYC Single Year Contract Bandara Selayar ya misalnya saya ambil contoh, itu kan pelapisan Pak dan kalau pelapisan bandara apa landasan itu otomatis harus selesai Pak, bagaimana di-multiyears-kan? Volumenya seperti apa tipis saja dulu, ataukah bagaimana?

Oleh karena itu saya berharap Bapak, Pak Dirjen Udara dapat memikirkan dengan baik karena panjangnya hanya 1.800 Meter lebih ya karena tidak belum ada perpanjangan, hanya pelapisan. Saya bayangkan kalau secara teknis dikurangi Pak, bagaimana ya sepotong dulu ataukah bagaimana? Ini juga yang saya sampaikan pada rapat kerja rapat RDP yang lalu supaya tetap karena ini bandara kecil, kalau Bandara Toraja kan sudah selesai Pak ya, jangan itu yang di-full-kan, bandara kecil juga ini yang membutuhkan Pak. Ini juga yang saya harapkan kalau bisa memungkinkan ya tidak usah di-MYC-nya, tidak usah multy years contract, karena agak sulit itu Pak mengukurnya ya kalau pelapisan. Kalau pekerjaan perpanjangan ya panjangnya dikurangi dulu. Kalau pelapisan rasa-rasanya saya tidak paham, tapi rasa-rasanya tidak gituloh Pak. Kalau sekalian tidak ya tidaklah ya, jadi itu kepada Dirjen Udara.

Kemudian kepada Pak Dirjen Perhubungan Laut ya juga sama tadi terima kasih Pak Dirjen saya membuka apa namanya program padat karya di Makassar ya Alhamdulillah berjalan dengan baik dan saya apresiasi atas program-program tersebut. Mudah-mudahan ke depan ditingkatkan lagi, tetapi

(26)

tentu kita pikirkan apa yang bermanfaat untuk masyarakat ya dalam kaitannya juga dari sisi operasionalisasi dari seluruh aparat atau unsur yang ada di bawah. Saya kira itu saja Pimpinan yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Hamka.

Singkat, padat, jelas. Pak Hermanto silakan. Bersiap-siap Pak Tamanuri.

Ya Bambang Hermanto silakan. F-PG (BAMBANG HERMANTO, S.E.): Baik, terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati Pak Dirjen Perhubungan Laut,

Yang saya hormati pula Bapak Dirjen Perhubungan Udara, Para Direktur dan seluruh jajaran yang hadir pada siang hari ini.

Saya langsung saja menyoroti beberapa apa namanya isu yang sekarang sedang berkembang Pak. Salah satunya adalah terkait dengan kecelakaan kapal yang terjadi di perairan Laut Indramayu Pak Dirjen. Saya kemarin berkunjung ke sana berkunjung ke Pos SAR ya. Saya mendapatkan penjelasan terkait dengan kecelakaan kapal tersebut, ya di situ terjadinya kecelakaan itu apa namanya ini yang membuat saya bingung Pak. Jadi kenapa di laut lepas sebegitu luasnya tapi kemudian masih terjadi tabrakan Pak? Apakah ada salah pengaturan atau seperti apa Pak? Itu satu.

Lalu kemudian kalau kita melihat korbannya ternyata di situ ada ABK yang masih berumur di bawah dewasa Pak, masih 12 tahun Pak, ada 2 orang. Nah jadi jumlah korbannya itu semua 32 orang, yang selamat 15 orang, yang meninggal sampai sore kemarin pada saat saya berkunjung itu ada 3 orang, 14 orang belum ditemukan ya itu.

Saya melihat di sini ada sesuatu yang belum pas, ada yang tidak beres barangkali Pak ini, kenapa bisa terjadi anak-anak bisa sampai ikut melaut menjadi ABK? Apakah di situ tidak ada pengawasan terhadap kapal-kapal yang akan melaut? Lalu kemudian saya melihat juga di sana alat-alat navigasi yang memang masih jarang Pak. Ini di apa namanya di Muara Sungai Eretan

(27)

ini kapalnya banyak Pak di sana, tapi ternyata saya tidak melihat ada alat navigasi di sana. Sudahlah muaranya dangkal di sana, kemudian tidak ada alat navigasi, lalu kemudian kemarin terjadi kecelakaan, kecelakaannya itu bukan terbalik tapi tabrakan Pak. Ini yang menjadi pemikiran saya sampai dengan hari ini belum ketemu ini Pak, kenapa bisa sampai terjadi tabrakan, padahal laut begitu luasnya ya. Apakah memang ada salah satu diantara kapal ini yang melanggar, melanggar jalurnya atau apa di sana Pak?

Kemudian saya melihat juga para korban di sana ini sampai dengan hari ini belum ada santunan, belum ada yang menyantuni, oleh karena katanya asuransi tidak meng-cover. Nah apakah ini tidak bisa dibuatkan suatu regulasi seperti halnya kita melakukan BBN kendaraan bermotor Pak atau perpanjangan STNK, yang di situ ketika kita melakukan BBN atau perpanjangan sudah termasuk ke dalam di dalamnya itu ada asuransi, Asuransi Jasa Raharja yang meng-cover seluruh kecelakaan yang ada di jalan raya. Apakah kemudian tidak bisa dilakukan regulasi pada saat pendaftaran kapal baru atau perpanjangan perizinan kapal itu kemudian dimasukkan satu asuransi yang dapat meng-cover seluruh ABK? Sehingga kemudian ketika terjadi persoalan terjadi resiko di laut, ABK ini sudah ada yang meng-cover begitu Pak.

Lah kalau kejadiannya seperti kemarin Pak, kasihan mereka Pak. Nah lalu kemudian, apakah kalau kita melihat tadi penjelasan dari Pak Dirjen Perhubungan Laut Pak Agus, ada beberapa apa namanya kegiatan yang memang bisa anggarannya itu diambil dari PNBP Pak. Apakah kemudian dari anggaran tadi bisa dialokasikan untuk santunan untuk mereka? Nah ini kasihan Pak mereka dari masyarakat bawah ya 17 orang meninggal, baru ketemu 3 kemarin. Nah ini mohon supaya Pak Dirjen juga mempertimbangkan itu, agar supaya mereka juga ada yang memperhatikan karena bagaimanapun juga ketika mereka tidak memiliki asuransi secara mandiri, maka kewajiban negara harus hadir di sana untuk memperhatikan mereka Pak.

Kemudian kaitannya juga dengan apa namanya pengawasan terhadap daerah sandar kapal Pak di sana Pak. Ini beberapa bulan yang lalu terjadi kebakaran di Eretan, oleh karena saking padatnya tempat sandar kapal di sana, tidak ada pengaturan sama sekali. Nah ini apakah ada regulasi yang bisa mengatur itu sehingga kemudian kapal-kapal yang sandar di sana itu bisa tertata dengan rapi untuk menghindari resiko-resiko yang telah terjadi Pak. Ini kalau bukan negara yang mengatur, mau siapa lagi begitu. Nah ini ada masalah di sana Pak. Perkara itu adalah kewenangannya Pemda atau kewenangannya Hubungan Laut, nah ini adalah negara harus hadir di sana ya.

Kemudian kepada Pak Novi Dirjen Perhubungan Udara, terkait dengan Bandara Kertajati Pak, sampai dengan hari ini saya belum melihat ada aktivitas. Nah ini bandara ini dulu kajiannya seperti apa? Kok sampai dengan hari ini sudah berapa tahun lamanya, ya sebelum pandemi pun ini kalau saya melihat baru satu flight itu Surabaya ke Kertajati kalau nggak salah ya. Nah kemarin ada Kunspik ke Surabaya, tadinya saya mau coba dari Kertajati,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensus sarana dan prasarana pendidikan jasmani tahun ajaran 2012/2013 di sekolah dasar se-Gugus IV Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tajam dengar pekerja di lapangan terbang, hubungan tajam dengar dengan karakteristik responden (masa kerja dan

Segala dokumen yang berkaitan dengan perjanjian reksa dana sertifikat dan aset harus disimpan oleh bank kustodion agar aman.Bank kustodion hanya berkewajiban mengawasi

Dari hasil analisis yang dilakukan diketahui risiko yang bersifat dominan dari hasil perhitungan nilai risiko antara lain keruntuhan/terjatuhnya girder dengan nilai

Berdasarkan hal tersebut, hasil kajian dengan tiga sudut pandang analisis (relasi gender, posisi, dan konten) yang memiliki afirmasi yang lebih tinggi untuk nilai

• Audit laporan keuangan memiliki peran yang tidak dapat dihindari dalam pasar bebas, seperti di bidang:.

Kedua, faktor-faktor yang menyebabkan adanya minat masyarakat di Kecamatan Banjarmasin Tengah untuk membeli minyak goreng curah didapat 21 orang atau 70% mengatakan bahwa

Indikator yang layak untuk diikutsertakan dalam indeks komposit ketahanan pangan berdasarkan hasil analisis faktor eksploratori ialah sebanyak enam indikator, yaitu