• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDIP (SARCE BANDASO TANDIASIK, S.H.): Terima kasih Pimpinan

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 39-42)

KETUA RAPAT: Silakan

F- PDIP (SARCE BANDASO TANDIASIK, S.H.): Terima kasih Pimpinan

Yang saya hormati Pimpinan dan rekan-rekan Anggota Komisi V,

Yang saya hormati pula Pak Dirjen Udara dan Dirjen Laut yang sama-sama saya hormati.

Jadi terima kasih banyak saya Ke Dirjen Udara yang saya sampaikan di sini Pak, bandara yang ada di Luwu Utara yaitu Seko dan Rampi. Jadi masyarakat sangat membutuhkan karena apa, akses dari Masamba ke Rampi itu kalau naik motor memakan waktu sampai berhari-hari, sementara masyarakat sangat membutuhkan untuk membawa hasil bumi ke Luwu Utara Masamba. Sedangkan yang sekarang digunakan yaitu Pesawat Susi Air. Jadi mungkin dipikirkan bagaimana bisa memasukkan Pesawat ATR karena kemarin saya ada Reses ke Rampi dan Seko memang sangat minim masyarakat sangat membutuhkan untuk transportasi udara, sementara kapasitas untuk Susi Air cuma kalau tidak salah 8 orang. Nah mereka sangat

menunggu sampai berhari-hari akhirnya naik motor. Nah motor itu sampai berjam dan biayanya besar dan mungkin itu harapan saya ke Pak Dirjen tolong diperhatikan untuk 2 Bandara Seko dan Rampi. Itu saja yang saya sampaikan dan terima kasih padat karya sudah dilaksanakan untuk Luwu dan Tana Toraja dan Andi Djemma. Terima kasih banyak Pak Menteri eh Pak Dirjen.

Saya ke Perhubungan Laut, saya lihat di sini ada pembangunan Pelabuhan Palopo. Jadi mudah-mudahan memang di sana sangat dibutuhkan yaitu dermaga karena memang kapal-kapal yang masuk itu memang masih sangat sulit. Jadi mungkin diperhatikan Pak Dirjen untuk pembangunan Pelabuhan Palopo. Jadi itu saja yang ingin saya sampaikan.

Terima kasih banyak. Selamat Siang.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Bu Sarce.

Selanjutnya Pak Edi Santana, silakan singkat. F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati,

Bapak Dirjen Perhubungan Udara, Perhubungan laut beserta seluruh jajaran tentunya yang ikut juga virtual di seluruh Nusantara, khususnya dari Dapil Sumatera Selatan I, II di Sumatera Selatan,

Mungkin ada juga Kepala Bandara, KSOP dan sebagainya.

Saya mohon maaf, saya ikut tadi dari awal itu dari virtual itu sambil jalan dan di sini saya mengikuti semua apa yang disampaikan teman-teman. Nah terkait itu dari Perhubungan ya dari Kementerian Perhubungan, saya hanya ingin memastikan ini yang pertama urusan mudik gitu ya mudik. Larangan mudik ini, ini adalah keputusan Pemerintah itu, tapi kalau saya melihat itu ya, ini saya membandingkan begini Pak, di daerah saya tempat saya tinggal itu kampung di Ciawi dekat Gadog itu kampung, semenjak adanya Covid itu belum ada satupun orang yang kena gitu. Artinya di kampung-kampung itu saya cek di kampung-kampung di Sumatera Selatan di Banyuasin itu nggak ada Pak, Covid itu nggak ada itu di daerah-daerah itu ya atau di kampung-kampung.

Nah sekarang dilarang mudik itu kenapa? Apakah orang kota dikhawatirkan menularkan ke orang kampung itu ya? Kalau menurut saya justru kita merenggangkan kepadatan penduduk itu di kota ini biar saja ke mana-mana dulu menyebar, tapi protokol kesehatan itu harus diberlakukan,

sehingga pasti InshaAllah akan menurun ini, menurun drastis yang positif Covid-19 ini. Kalau sekarang ini hari ini 3.712 positif. Nah yang sembuh cenderung sudah lebih banyak lebih banyak. Sembuh 5.800. Kalau ini terjadi tiap hari, 1 bulan saja habis ini Pak, 1 bulan-2 bulan ke depan itu habis yang positif itu karena lebih banyak yang sembuh. Nah kita mengharapkan yang seperti itu. Apakah ini dibicarakan tidak gitu?

Nah kita bukan orang kesehatan memang, tapi menurut saya itu lebih bagus disuruh mudik orang, dari pada dilarang mudik. Dilarang juga masih mudik yakinlah nanti secara diam-diam mereka pasti akan mudik itu. Kapan waktunya gitu, kalau nggak boleh siang, malam jam 1 ya. Jadi hati-hati juga Pak, kalau larangan ini kalau malam hari mereka bisa bisa keluar dari kota. Nah saya kira ini harus di evaluasi kebijakan ini.

Nah kemudian genose, genose ini kan harusnya sudah mulai dipakai. Nah bagaimana juga yang sudah divaksin? Yang sudah seperti saya sudah dua kali, teman-teman banyak. Kami ini sudah dua kali ada sertifikat. Apakah itu berlaku gitu tidak perlu lagi kita tes PCR test, antigen dan sebagainya? Kalau masih juga untuk apa kita vaksin gitu? Berarti kita tidak ada kepercayaan diri kita itu. Nah itu pertanyaan saya. Coba ini mohon penjelasan juga urusan vaksin ini. Nanti kita bisa kemana-mana yang punya sertifikat sudah vaksin itu tidak perlu mengadakan PCR lagi, antigen, itu bayar lagi dan sebagainya.

Nah tadi sudah disampaikan teman-teman juga, genose itu kenapa harus bayar gitu? Kenapa harus bayar? Pemerintah harusnya menyiapkan itu gratis ya. Berapa biayanya itulah yang disiapkan oleh Pemerintah. Ini memang ada biaya cost operation-nya di situ, tapi itulah dari pada kita banyak dipotong untuk hal-hal lain ya, lebih baik yang seperti itu kita gratiskan.

Nah Pak Dirjen, saya kira untuk tadi sudah disampaikan Pak Ishak Mekki juga sama se-Dapil saya, Ibu Novita juga terima kasih dan Komisi V Pak, Komisi V sudah datang ke sana urusan Tanjung Carat ini. Artinya sudah datang ke Sumatera Selatan, terima kasih teman-teman ya memperjuangkan Tanjung Carat itu, Pak Menteri sudah ke sana. Nah kami minta kepastian juga kapan gitu dimulai?

Saya tidak akan bosan-bosan, walaupun Bapak bosan nanti mendengarnya gitu ya. Tanjung Carat itu tiap ketemu akan saya tanyakan Pak. Nah ini jadi terima kasih teman-teman yang sudah ke Palembang ketemu Gubernur, kemudian sama-sama memperjuangkan nanti. Karena ini penting sekali untuk provinsi kami gitu ya, untuk keluarnya logistik maupun hasil-hasil tambang, perkebunan dari Sumatera Selatan.

Nah kemudian untuk Dirjen Udara Pak, Perhubungan Udara. Nah kami ada satu bandara Pak yang dibangun oleh dengan dana APBD di Musi Banyuasin. Mungkin Bapak sudah tahu juga itu dengar bandara itu, sudah disampaikan oleh Bupatinya, dia siap untuk menyerahkan Pak ke Kementerian Perhubungan asal itu dijadikan Poltek Penerbangan itu. Mau lahan juga disiapkan itu kekurangan lahan untuk Poltek itu disiapkan semua,

ya kan sudah ada runway-nya di situ dan menurut Bupati-nya itu bagus sekarang, sudah dipelihara lebih baik. Semenjak itu dibangun sampai sekarang belum ada yang terbang Pak. Mungkin burung saja yang terbang di situ. Nah jadi tolong itu kan mubazir kita sudah bangun seperti itu, nah tolonglah hal-hal seperti ini diperhatikan ya.

Tadi juga disampaikan saya menyampaikan juga Pak dari Kepala Bandara ini responsif sekali Pak Mega di Silampari dan dia juga membawahi Atung Bungsu, Taufiq Kiemas, kemudian Way Kanan kalau tidak salah ya, nah ini. Nah di Atung Bungsu memang perlu lagi Pak, perlu perbaikan-perbaikan, kemudian fasilitas-fasilitasnya yang kurang. Di Silampari juga Bandara Silampari perlu perpanjangan runway, walikotanya sudah menjamin pembebasan lahan beres, perlu apron-nya a karena 3 pesawat biasanya 3 Pak setiap hari, 2 dari Jakarta PP, 1 dari Palembang. Kalau 3 itu di apron itu penuh sudah. Sementara taxi way cuma 1, jadi keluar masuk dari 1 taxiway itu. Nah saya kira ini perlu diperhatikan, perlu ke depannya karena dari Lubuklinggau itu Silampari bandara itu sangat baik sekali melayani masyarakat sampai ke Curup, mungkin Curup, Sarolangun dan yang lain-lain sekitar itu. Nah ini Pak mohon hal-hal seperti ini ke depan kita lebih perhatikan dan mungkin itu saja dulu ya.

Terima kasih atas perhatian. Mohon maaf apa bila ada kekurangan. Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih.

Pak Novi nanti yang kalau untuk Covid kan gugus tugas Pak ya, jadi hati-hati Bapak ngomong di sini. Jangan mengambil alih Gugus Tugas Pak, nanti repot kita. Saya juga nanti setengah mati meluruskannya ya, karena salah satu yang dikejar selalu saya itu, kebagian tukang lurus melurus.

Baik, ya selanjutnya Pak dari virtual Pak Kamto, Sukamto. Monitor Pak? Eh sorry, belum, belum, sebelum ke virtual sebelum, bentar dulu Pak Kamto, ada Pak Ilham hadir di ruangan ini, saya mohon maaf Pak Ilham sebab tadi. Pak Kamto nanti ya.

F-PG (ILHAM PANGESTU):

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 39-42)

Dokumen terkait