• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN ISTRI MENURUT JENIS PEKERJAAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTRI BEKERJA

Abstrak

Manajemen keuangan perlu dilakukan oleh istri yang bekerja untuk dapat mencapai kepuasan keuangan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan manajemen keuangan dan kepuasan keuangan istri antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal pada keluarga dengan suami istri bekerja. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study pada 120 contoh dari keluarga dengan suami istri bekerja yang memiliki anak terakhir usia 0-6 tahun dan bekerja di sektor formal dan informal. Teknik penarikan contoh menggunakan stratified non-proportional random sampling di Kecamatan Bogor Barat dan Bogor Tengah. Pengumpulan data dilakukan dari Februari hingga April 2014. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara manajemen keuangan dan kepuasan keuangan istri antara istri yang bekerja di sektor formal dengan di sektor informal. Capaian manajemen keuangan dan kepuasan keuangan istri yang bekerja di sektor formal lebih tinggi daripada istri yang bekerja di sektor informal. Pengetahuan tentang manajemen keuangan perlu diberikan oleh instansi terkait keluarga dan perguruan tinggi kepada keluarga dengan pendapatan dan pendidikan rendah agar mencapai kepuasan keuangan.

Abstract

Financial management needs by a working wife to attain financial satisfaction and well-being of all family members. The purpose of this study to analyze the differences in financial management and wife’s financial satisfaction among wives who work in the formal and informal sectors in dual earner families. The study was a cross sectional study design of 120 dual earner families with children aged 0-6 last years and working in the formal and informal sectors. Sample of selected non-proportional stratified random sampling technique in Bogor District of West and Central Bogor. Data collected from February until April 2014. The result of this study found that there are significant differences between financial management and wife’s financial satisfaction among wives who work in the formal sector to the informal sector. Attaiment of financial management and wife’s financial satisfaction in wives who work in the formal sector is higher than wives who work in the informal sector. Knowledge of financial management should be give by the relevant institutions and universities to families with low income and education in order to attain financial satisfaction. Keywords: dual earner family, financial management, financial satisfaction,

24

Pendahuluan

Kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat keluarga harus membuat pilihan yang sulit, yaitu apakah keluarga harus berhutang, mengurangi pengeluaran, atau menambah pendapatan keluarga dengan pola nafkah ganda. Alasan ekonomi menjadi alasan utama seorang istri memutuskan untuk berperan ganda. Pendapatan suami yang rendah mengakibatkan kebutuhan ekonomi rumah tangganya kurang sehingga mendorong istri berusaha memenuhi kekurangan tersebut dengan bekerja (Nugraheni 2012). Selain itu, jumlah anggota keluarga yang semakin besar dan tingkat pendidikan yang tinggi menjadikan peran wanita semakin besar dalam membantu ekonomi keluarga. Namun, dengan istri yang bekerja di area publik, memiliki konsekuensi sendiri, dimana waktu untuk keluarga seperti mengurus rumah dan mengasuh anak menjadi berkurang.

Data Sakernas menunjukkan komposisi penduduk yang bekerja dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar daripada perempuan, yang masing-masing pada tahun 2008 sebesar 62.1 persen dan 37.9 persen pada tahun 2009, pada tahun 2009 sebesar 61.77 persen dan 38.23 persen, dan pada tahun 2010 sebesar 61.42 persen dan 38.58 persen (Depnakertrans 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa kesempatan bekerja untuk wanita terus meningkat dan adanya tuntutan ekonomi yang membuat wanita harus bekerja di luar rumah. Menurut Sudarwati (2003), faktor kesempatan kerja dan faktor pemenuhan kebutuhan ekonomi yang melandasi wanita untuk bekerja di sektor publik, sehingga bekerja dipandang sebagai wujud kontribusi wanita terhadap perekonomian keluarga.

Sebuah data menunjukkan persentase wanita yang bekerja di sektor informal dari tahun 2001-2009 mengalami peningkatan sebesar 3.54 persen (ILO 2010). Pada tahun 2012, wanita yang bekerja baik di sektor formal maupun informal rata- rata upah atau pendapatan bersih yang diterima setiap bulan sebesar Rp1 249 juta, jumlah ini lebih kecil dibandingkan laki-laki yaitu sebesar Rp1 552 juta (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2013). Namun, meski upah yang diterima wanita rendah, masih banyak wanita yang tetap mumutuskan untuk bekerja. Hal ini diduga karena alokasi sumberdaya yang dimiliki keluarga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dan standar hidup meraka. Pendapatan yang rendah dan berkurangnya pendapatan yang merugikan juga memberikan efek yang sama pada tekanan ekonomi (Elder et al. 1992).

Keluarga dengan pendapatan yang rendah dapat mengurangi tekanan ekonomi dengan mengurangi pengeluaran pangan maupun nonpangan atau menambah pendapatan keluarga dengan pola nafkah ganda. Sedangkan untuk keluarga dengan pendapatan yang tetap dapat meminimalisir tekanan ekonomi dengan melakukan manajemen keuangan keluarga dengan baik. Namun, tidak semua keluarga membuat perencanaan keuangan, karena perencanaan keuangan dianggap tidak perlu dilakukan dengan asumsi setiap bulan pengeluaran sama atau pendapatan yang diterima tidak menentu. Minat yang mendorong istri membuat perencanaan keuangan keluarga dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kepribadian, pendapatan, dan pola pikir (Yohnson 2004). Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin tinggi minatnya untuk membuat perencanaan keuangan keluarga. Tingginya pendidikan juga akan membedakan pengetahuan seseorang tentang keuangan keluarga. Pengetahuan tentang keuangan berhubugan dengan perilaku manajemen keuangan (Titus et al. 1989).

25 Manajemen keuangan yang baik dapat diprediksi dari perilaku dan pengetahuan tentang keuangan (Parrotta dan Johnson 1998).

Setiap orang pasti menginginkan kualitas hidup yang baik, sedangkan kualitas hidup yang baik membutuhkan kondisi keuangan yang sehat. Untuk mencapai kondisi yang sehat diperlukan manajemen yang baik. Setelah keluarga melakukan manajemen keuangan keluarga dengan baik, maka keluarga akan merasa puas dengan kondisi keuangan keluarga. Hasil penelitian Loilb dan Hira (2005) menyebutkan praktek manajemen keuangan berhubungan dengan kepuasan keuangan dan kepuasan karir pekerja. Dengan demikian, ketika seorang istri yang bekerja mampu melakukan manajemen keuangan dengan baik maka istri akan merasa puas dengan keuangannya, namun akan berbeda pada istri yang tidak mampu melakukan manajemen keuangan dengan baik akan tidak puas dengan keuangannya meski pendapatannya tinggi.

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan istri, manajemen keuangan, dan kepuasan keuangan istri pada keluarga dengan suami istri bekerja.

2. Menganalisis perbedaan karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan istri, manajemen keuangan, dan kepuasan keuangan antara istri yang bekerja di sektor formal dengan di sektor informal pada keluarga dengan suami istri bekerja.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai manajemen keuangan dan kepuasan keuangan istri yang bekerja di sektor formal dan informal pada keluarga dengan suami istri bekerja. Bagi keluarga, diharapkan hasil penelitian memberikan manfaat pemahaman bagaimana praktek manajemen keuangan yang baik untuk mencapai mencapai kepuasan keuangan. Bagi pihak- pihak terkait, khusunya pemerintah Kota Bogor dapat menjadi masukan dalam membuat kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-keluarga pada keluarga dengan suami istri bekerja.

Metode Penelitian Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study dan merupakan bagian dari penelitian payung dengan tema keseimbangan kerja- keluarga dan lingkungan pengasuhan pada keluarga dengan suami istri bekerja. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive di Kecamatan Bogor Barat (Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Menteng, dan Kelurahan Cilendek Barat) dan Kecamatan Bogor Tengah (Kelurahan Paledang dan Kelurahan Panaragan). Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari – April 2014.

26

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh istri bekerja pada keluarga dengan suami istri bekerja yang memiliki anak terakhir usia 0 – 6 tahun di Kota Bogor. Contoh dari penelitian ini adalah istri bekerja yang memiliki anak terakhir usia 0 – 6 tahun yang bekerja pada keluarga dengan suami istri bekerja dengan jenis pekerjaan formal atau informal yang di Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Bogor Tengah. Teknik penarikan contoh yang digunakan adalah

stratified non-proporsional random sampling berdasarkan jenis pekerjaan (formal atau informal) dengan sebanyak 120 orang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari: (1) karakteristik keluarga; (2) karakteristik pekerjaan istri; (3) manajemen keuangan yang dilakukan oleh istri diukur dengan keusioner hasil modifikasi dari Fitzsimmons et al. (1993), Firdaus dan Sunarti (2009), dan Kumari (2011) sejumlah 20 pernyataan dengan skala jawaban dari tidak pernah sampai selalu; dan (4) kepuasan keuangan yang dirasakan oleh istri yang diukur dengan kuesioner hasil modifikasi dari Morris dan Lown (1991) dan Loibl dan Hira (2005) yang terdiri dari 10 item pernyataan dengan skala jawaban dari tidak puas sampai sangat puas. Data sekunder yang digunakan adalah data dasar keluarga dari kantor kelurahan setempat.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel

dan SPSS for windows, kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik keluarga (besar keluarga; usia suami-istri; pendidikan suami-istri; pendapatan per kapita; pekerjaan suami-istri; lama pernikahan; dan nilai aset), karakteristik pekerjaan istri, manajemen keuangan, dan kepuasan keuangan istri. Manajemen keuangan dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan nilai capaiannya yaitu kurang (0.0-33.3%), cukup (33.4-66.6%), dan baik (66.7- 100.0%). Kepuasan keuangan istri dikategorikan menjadi rendah (0.0-33.3%), sedang (33.4-66.6%), dan tinggi (66.7-100.0%). Skor capaian dari manajemen keuangan dan kepuasan keuangan istri didapatkan dari rumus:

Y = X – nilai minimum x 100 Nilai maksimum – nilai minimum

Keterangan:

Y = Skor dalam persen

X = Skor yang diperoleh untuk setiap contoh

2. Uji beda digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik keluarga, karakteristik pekerjaan istri, manajeman keuangan, dan kepuasan keuangan antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal.

27

Hasil Karakteristik Keluarga

Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan, terdapat perbedaan yang signifikan pada seluruh item karakteritik keluarga. Rataan besar keluarga istri pada jenis pekerjaan informal (4.9 orang) lebih besar dibandingkan pada jenis pekerjaan formal (4.2 orang). Rataan usia suami (40.6 tahun) dan usia istri (36.6 tahun) serta lama pernikahan (13.5 tahun) pada jenis pekerjaan informal lebih tinggi dibandingkan pada jenis pekerjaan formal (usia suami=36.1 tahun, usia istri=33.2 tahun, dan lama pernikahan=7.8 tahun).

Tabel 3 Hasil uji beda item karakterisitik keluarga berdasarkan jenis pekerjaan

Karakteristik keluarga Total Jenis Pekerjaan P-Value

Formal Informal

Besar keluarga (orang) 4.5 4.2 4.9 0.004*

Usia suami (tahun) 38.3 36.1 40.6 0.000*

Usia istri (tahun) 34.9 33.2 36.6 0.003*

Pendidikan suami (tahun) 12.0 13.8 10.2 0.000*

Pendidikan istri (tahun) 12.0 14.5 9.4 0.000*

Lama pernikahan (tahun) 10.6 7.8 13.5 0.000*

Pendapatan per kapita (ribu rupiah) 1 440 1 974 907 0.001*

Nilai aset (ribu rupiah) 65 975 102 000 29 506 0.006*

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Rataan pendidikan istri (14.5 tahun) dan suami (13.8 tahun), pendapatan per kapita (Rp1 974 000), dan nilai aset (Rp102 000 000) pada istri pada jenis pekerjaan formal lebih tinggi dibandingkan pada jenis pekerjaan informal (pendidikan istri=9.4 tahun, pendidikan suami=10.2 tahun, pendapatan per kapita=Rp907 000, dan nilai aset=Rp29 506 000). Lebih dari separuh (58.3%) istri yang bekerja pada jenis pekerjaan informal sebagai wiraswasta, sedangkan pada jenis pekerjaan formal, lebih dari separuh (51.7%) istri bekerja sebagai karyawan swasta (Lampiran 3).

Karakteristik Pekerjaan Istri

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat perberdaan yang signifikan pada jumlah pindah kerja dan lama perjalanan ke tempat kerja antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal. Istri yang bekerja di sektor informal memiliki rata-rata jumlah kerja sebanyak 2.3 kali lebih tinggi daripada istri yang bekerja di sektor informal yaitu sebanyak 1.3 kali. Lama perjalanan ke tempat kerja rata-rata lebih dari satu jam (1.6 jam) pada istri yang bekerja di sektor formal, sedangkan pada istri yang bekerja di sektor informal lama perjalanan yang ditempuh lebih sedikit yaitu rata-rata 0.6 jam.

Lama pengalaman kerja dan jam kerja antara istri yang bekerja di sektor formal dengan istri yang bekerja di sektor informal tidak berbeda nyata. Secara umum, rata-rata lama pengalaman kerja istri adalah 11.3 tahun dan rata-rata jam kerja adalah 7.6 jam. Hampir tiga perempat istri bekerja (70%) telah bekerja sebelum menikah dan selebihnya (30%) istri bekerja sesudah menikah. Persentase istri yang memutuskan bekerja sesudah menikah di sektor informal lebih besar (46.7%), dibandingkan di sektor formal (13.3%).

28

Tabel 4 Hasil uji beda item karakteristik pekerjaan istri berdasarkan jenis pekerjaan

Karakteristik pekerjaan istri Total Jenis Pekerjaan P-Value

Formal Informal

Lama pengalaman kerja (tahun) 11.3 10.2 12.4 0.063

Jumlah pindah kerja (kali) 1.8 1.3 2.3 0.013*

Jam kerja (jam) 7.6 7.9 7.4 0.240

Lama perjalanan ke tempat kerja (jam) 1.1 1.6 0.6 0.000*

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Tabel 5 menunjukkan baik istri yang bekerja di sektor formal maupun informal memiliki jam kerja kurang dari sama dengan 8 jam/hari dengan rata-rata 7.6 jam/hari. Secara keseluruhan, istri yang bekerja lebih dari 8 jam/hari sebesar 26.7 persen.

Tabel 5 Sebaran contoh (%) berdasarkan jam kerja menurut jenis pekerjaan

Jam kerja (jam/hari) Formal Informal Total

≤8 78.3 68.3 73.3 >8 21.7 31.7 26.7 Total 100.0 100.0 100.0 Rata-rata±SD 7.9±1.8 7.4±2.9 7.6±2.4 Min-Max 3.5-15.0 2.5-16.0 2.5-16.0 Manajemen Keuangan

George R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan manusia dan sumber daya lainnya (Herujito 2001). Manajemen keuangan keluarga adalah mengelola atau mengatur keuangan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Manajemen keuangan merupakan serangkaian tugas dalam memaksimalkan perolehan bunga dan meminimalisir biaya, serta memastikan ketersediaan dana untuk kebutuhan sehari-hari, pengeluaran rumah tangga, kondisi darurat, tabungan maupun kesempatan untuk investasi (Garman dan Forgue 2000).

Tabel 6 menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam hal perencanaan penggunaan uang dalam satu bulan rataaan capaian istri sebesar 45.6% persen dan membuat rencana untuk tujuan keuangan masa depan sebesar 49.7%. Namun, dalam pelaksanaan kedua hal tersebut, rata-rata capaian istri yang bekerja di sektor formal lebih besar (55.0% dan 59.4%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (36.1% dan 40.0%).

Rataan capaian keseluruhan istri dalam menghitung perkiraan biaya hidup sehari-hari sebesar 53.6 persen serta dalam hal membandingkan penerimaan dan pengeluaran sebesar 51.4 persen. Namun terdapat perbedaan yang signifikan antara istri yang di sektor formal dengan informal, dimana istri yang bekerja di sektor formal yang lebih banyak melakukan kedua hal tersebut. Selain itu, dalam hal menghitung perkiraan biaya hidup sehari-hari dan membandingkan penerimaan dan pengeluaran antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal juga berbeda siginifikan. Rata-rata capaian dalam kedua hal tersebut,

29 istri yang bekerja di sektor formal (65.6% dan 58.3%) lebih besar dibandingkan dengan istri yang bekerja di sektor informal (41.7% dan 44.4%).

Tabel 6 Hasil uji beda item rataan capaian manajemen keuangan berdasarkan jenis pekerjaan

No Pernyataan Total Formal Informal P-Value

Perencanaan (planning)

1 Membuat perencanaan penggunaan uang

dalam satu bulan 45.6 55.0 36.1 0.007**

2 Membuat rencana untuk tujuan keuangan

masa depan 49.7 59.4 40.0 0.004**

3 Menghitung perkiraan biaya hidup sehari-hari 53.6 65.6 41.7 0.000**

4 Menuliskan tujuan keuangan 32.8 46.1 19.4 0.000**

5 Membuat rencana untuk mencapai tujuan

keuangan yang ingin dicapai 41.7 47.8 35.6 0.053

Total rataan capaian perencanaan 44.7 54.8 34.6 0.000**

Pengorganisasian (organizing)

6 Mencatat seluruh pendapatan 34.2 43.3 25.0 0.011*

7 Menuliskan pengeluaran keuangan 34.2 46.1 22.2 0.001**

8 Menetapkan standar biaya maksimal dalam

pengalokasian pengeluaran 37.5 46.1 28.9 0.009**

9 Memisahkan uang sesuai dengan

kegunaannya 57.8 66.1 49.4 0.016*

10 Menyimpan bukti pembayaran untuk

pembelian yang besar 51.7 54.4 48.9 0.457

Total rataan capaian pengorganisasian 43.1 51.2 34.9 0.001**

Pelaksanaan (actuating)

11 Melakukan pengeluaran sesuai dengan yang

telah dianggarkan 43.1 52.8 33.3 0.002**

12 Merujuk pada rencana sebelum membeli

sesuatu 44.7 55.6 33.9 0.000**

13 Membayar tanggungan bulanan dari tabungan

saat ini 76.1 72.8 79.4 0.225

14 Membuat keputusan keuangan tanpa berfikir

panjang 68.9 70.0 67.8 0.688

15 Melakukan pembelian tak terencana 56.4 58.9 53.9 0.381

16 Berusaha menabung 68.1 73.9 62.2 0.041*

Total rataan capaian pelaksanaan 59.5 64.0 55.1 0.003**

Pengontrolan (controlling)

17 Melakukan evaluasi pengeluaran secara

teratur 40.8 47.8 33.9 0.038*

18 Mengevaluasi pengeluaran secara rutin dan

menyeluruh 36.4 45.0 27.8 0.008**

19 Membandingkan penerimaan dan

pengeluaran 51.4 58.3 44.4 0.022*

20 Membicarakan masalah keuangan dengan

suami 77.5 77.8 77.2 0.915

Total rataan capaian pengontrolan 51.5 57.2 45.8 0.016*

Total rataan capaian manajemen keuangan 50.1 57.1 43.1 0.000**

Keterangan: * Signifikan pada p<0.05; ** Signifikan pada p<0.01

Rataan capaian keseluruhan istri yang masih membayar tanggungan bulanan dari tabungan saat ini sebesar 76.1 persen, dimana tidak terdapat perbedaan yang

30

signifikan antara istri yang bekerja di sektor formal maupun informal. Namun, istri yang bekerja di sektor formal dalam hal menabung memiliki rataan capaian lebih tinggi (73.9%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (62.2%).

Rataan capaian keseluruhan istri dalam hal membicarakan masalah keuangan dengan suami sebesar 77.5 persen. Namun, dalam melakukan evaluasi pengeluaran secara rutin dan menyeluruh rataan capaian istri sebesar 36.4 persen. Istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan capain lebih tinggi yaitu sebesar 45.0 persen dalam melakukan evaluasi pengeluaran secara rutin dan menyeluruh daripada istri yang bekerja di sektor informal (27.8%).

Rataan capaian keseluruhan istri dalam membuat keputusan keuangan tanpa berfikir panjang sebesar 68.9 persen dan dalam melakukan pembelian tak terencana sebesar 56.4 persen. Hal tersebut tidak berbeda nyata antara istri yang bekerja di sektor formal maupun informal (p-value=0.688 dan p-value=0.381). Kesadaran menyimpan bukti pembayaran untuk pembelian yang besar rataan capaian istri secara keseluruhan sebesar 51.7 persen. Hal tersebut tidak terdapat perbedaan yang nyata baik istri yang bekerja di sektor formal maupun informal

(p-value=0.457).

Hasil analisis menunjukkan bahwa rataan capain manajemen keuangan berbeda nyata berdasarkan jenis pekerjaan istri. Istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan capaian manajemen keuangan lebih tinggi (57.1%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (43.1%). Selain itu, berdasarkan subvariabel manajemen keuangan (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan) juga terdapat perbedaan yang signifikan antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal. Baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, maupun pengontrolan, istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan capaian lebih tinggi (54.8%, 51.2%, 64.0%, dan 57.2%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (34.6%, 34.9%, 55.1%, dan 45.8%).

Tabel 7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan rataan capaian istri dalam melakukan manajemen keuangan keluarga setiap bulannya sebesar 50.1 persen. Terdapat perbedaan yang signifikan antara istri yang bekerja di sektor formal dan di sektor informal, dimana istri yang bekerja di sektor formal memiliki skor pencapaian lebih tinggi (57.1%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (43.1%).

Tabel 7 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori capaian manajemen keuangan menurut jenis pekerjaan

Kategori capaian manajemen keuangan Formal Informal Total

Kurang (0.0-33.3%) 13.3 45.0 29.2 Cukup (33.4-66.6%) 60.0 35.0 47.5 Baik (66.7-100.0%) 26.7 20.0 23.3 Total 100.0 100.0 100.0 Rata-rata±SD 57.1±17.4 43.1±20.3 50.1±19.7 Min-Max 25.0-96.7 8.3-88.3 8.3-96.7

Kepuasan Keuangan Istri

Kepuasan keuangan adalah persepsi subjektif individu dari kecukupan sumber daya keuangan sendiri. Kepuasan keuangan telah lama diakui sebagai komponen kesejahteraan dan telah mendapat perhatian dalam studi tentang kesehatan terkait stres seperti tekanan keuangan dan isu-isu manajemen risiko

31 (Roob dan Woodyard 2011). Penentu kepuasan keuangan meliputi faktor demografi seperti pendapatan, pendidikan, etnis, dan usia, serta stres keuangan, pengetahuan keuangan, sikap dan perilaku keuangan. Tingginya tingkat pengetahuan dan praktek manajemen keuangan berhubungan langsung dengan peningkatan tingkat kepuasan keuangan (Joo dan Grable 2004; Loibl dan Hira 2005).

Tabel 8 Sebaran contoh (%) berdasarkan kategori kepuasan keuangan istri menurut jenis pekerjaan

Kategori kepuasan keuangan istri Formal Informal Total

Rendah (0.0-33.3%) 16.7 33.3 25.0 Sedang (33.4-66.6%) 68.3 63.3 65.8 Tinggi (66.7-100.0%) 15.0 3.3 9.2 Total 100.0 100.0 100.0 Rata-rata±SD 50.5±16.2 39.0±16.5 44.8±17.3 Min-Max 10.0-100.0 0.0-70.0 0.0-100.0

Tabel 8 menunjukkan bahwa secara keseluruhan istri (65.8%) memiliki kepuasan keuangan dalam kategori sedang dengan rata-rata skor 44.8 persen. Terdapat perbedaan yang signifikan antara istri yang bekerja di sektor formal dan di sektor informal, dimana istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan tingkat kepuasan keuangan yang lebih tinggi (50.5%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (39.0%). Hanya satu dari sepuluh istri (9.2%) yang memiliki tingkat kepuasan keuangan dalam kategori tinggi. Sedangkan satu dari empat istri (25.0%) memiliki tingkat kepuasan keuangan dalam kategori rendah.

Tabel 9 Hasil uji beda rataan capaian item kepuasan keuangan berdasarkan jenis pekerjaan

No Pernyataan Total Formal Informal P-Value

1 Pendapatan yang Anda diterima 37.5 58.3 31.3 0.001*

2 Kemampuan keuangan keluarga Anda untuk menangani keadaan darurat/biaya tak terduga yang besar

34.0 53.9 27.5 0.000*

3 Jumlah uang tunai yang dimiliki oleh

keluarga 35.8 55.0 30.4 0.001*

4 Tingkat/jumlah tabungan yang dimiliki

keluarga 29.4 48.3 22.5 0.000*

5 Uang untuk kebutuhan mendatang

keluarga/jangka panjang 29.8 48.3 23.3 0.001*

6 Cara penggunaan uang yang telah

dilakukan 39.0 56.1 35.8 0.053

7 Kemampuan Anda dalam membuat keputusan investasi dengan uang yang Anda disimpan

32.9 47.2 30.4 0.224

8 Sejauh mana Anda telah mampu

mengendalikan situasi keuangan Anda 39.0 52.8 38.2 0.710

9 Perencanaan warisan yang telah Anda

lakukan 12.7 20.6 10.0 0.133

10 Kemampuan Anda dalam membayar hutang

(termasuk tagihan kartu kredit) 45.6 64.4 42.9 0.131

Total 44.8 50.5 39.0 0.000*

32

Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rataan capaian kepuasan keuangan istri antara istri yang bekerja di sektor formal dengan di sektor informal (p-value=0.000). Istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan capaian tingkat kepuasan keuangan lebih tinggi (50.5%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (39.0%).

Rataan capaian tingkat kepuasan istri dalam membayar hutang dan perencanaan warisan baik istri yang bekerja di sektor formal maupun informal tidak terdapat perbedaan yang nyata (p-value=0.131 dan p-value=0.133). Namun, dalam hal pendapatan yang diterima dan kemampuan keuangan keluarga untuk menangani keadaan darurat atau biaya tak terduga yang besar terdapat perbedaan yang nyata antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal. Rataan capaian kepuasan istri di sektor formal lebih tinggi (58.3% dan 53.9%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (31.3% dan 27.5%).

Selain itu, rataan capaian kepuasan istri dalam hal jumlah uang tunai yang dimiliki juga terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis pekerjaan istri (p-value= 0.001). Istri yang bekerja di sektor formal memiliki rataan capaian kepuasan lebih tinggi (55.0%) daripada istri yang bekerja di sektor informal (30.4%). Namun, dalam penggunaan uang yang dilakukan, kemampuan dalam membuat keputusan investasi, dan kemampuan dalam mengendalikan situasi keuangan tidak berbeda nyata antara istri yang bekerja di sektor formal dengan informal (masing-masing nilai p-value yaitu 0.053, 0.224, dan 0.710).

Sementara, dalam hal tingkat atau jumlah tabungan yang dimiliki keluarga

Dokumen terkait