• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keunggulan Kompetitif

Dalam dokumen 2. Obligasi Rupiah TBI 2013 Eng (Halaman 180-182)

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

9.2. Keunggulan Kompetitif

Perseroan memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif sebagaimana berikut ini :

Kontrak jangka panjang Perseroan dengan pelanggan memberikan kepastian atas jumlah pendapatan yang masih akan diterima di masa mendatang

Pendapatan Perseroan yang diperoleh dari perjanjian sewa jangka panjang yang berasal dari penyewaan sites Perseroan memberikan kepastian yang tinggi akan arus pendapatan yang berulang (recurring). Jangka waktu perjanjian sewa sites

menara dan sites shelter-only umumnya adalah 10 tahun, dimana jangka waktu perjanjian penyediaan akses repeater dan IBS umumnya adalah lima sampai delapan tahun. Per 30 Juni 2013, pinjaman bersih Perseroan adalah Rp9.303.731 juta dan pendapatan kontrak yang masih akan diterima dari penyewa untuk semua jenis penyewaan adalah Rp21.500 miliar dan rata- rata sisa periode perjanjian penyewaan seluruh sites telekomunikasi adalah sekitar 7,4tahun. Perjanjian penyewaan Perseroan pada umumnya mensyaratkan pendapatan sewa yang tetap dan pendapatan jasa pemeliharaan yang dapat disesuaikan (yang umumnya meningkat secara tahunan sejalan dengan tingkat inlasi). Biaya-biaya tersebut dibayarkan oleh operator telekomunikasi kepada Perseroan secara bulanan, kuartalan atau tahunan. Besarnya biaya sewa dan pemeliharaan bervariasi bergantung pada lokasi sites menara, ketinggian menara serta ukuran dan posisi antena penyewa pada menara telekomunikasi, dan utilitas yang disediakan untuk penyewa. Dikarenakan sejumlah besar sites Perseroan terletak pada wilayah padat penduduk, dimana penyewa telah memiliki lalu lintas data pelanggan yang tinggi sedangkan relokasi peralatan membutuhkan waktu dan melibatkan konigurasi ulang oleh operator untuk jaringan mereka maka Perseroan berkeyakinan bahwa penyewa akan lebih memilih untuk memperpanjang perjanjian penyewaan agar dapat mengurangi gangguan jangkauan di daerah tersebut, menghindari potensi kehilangan pendapatan dan mencegah timbulnya biaya-biaya terkait proses relokasi peralatan antena.

Hubungan yang erat dengan operator telekomunikasi besar di Indonesia

Pelanggan terbesar Perseroan merupakan perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular besar di Indonesia. 70,5% dan 74,0% dari pendapatan Perseroan masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013 berasal dari empat operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu: Telkomsel, Telkom, Indosat dan XL Axiata (yang masing-masing memiliki peringkat investasi dari sedikitnya dua pemeringkat efek). Sementara sisa 26,0% dari pendapatan Perseroan untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013, sebesar 16,8% dikontribusikan oleh Hutch dan Axis. Kontribusi pendapatan dari operator yang lebih kecil relatif terdiversiikasi, dengan kontribusi terbesar 6,4% dari Axis. Hubungan yang telah dibina sejak lama dengan operator telekomunikasi besar di Indonesia mendukung upaya Perseroan dalam mengidentiikasi peluang kolokasi dan menara build-to-suit untuk memenuhi kebutuhan operator telekomunikasi. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan adalah penyedia jasa sewa menara independen yang tidak bersaing secara langsung dengan pelanggan Perseroan, sehingga kegiatan usaha penyewaan menara Perseroan menciptakan keunggulan kompetitif dibandingkan operator telekomunikasi yang menawarkan kolokasi kepada pesaing utama mereka.

Marjin keuntungan dan tingkat leverage operasional yang signiikan

Bisnis Perseroan memiliki marjin EBITDA yang tinggi sehingga mendukung arus kas yang kuat dan stabil untuk kegiatan operasional. Marjin EBITDA Perseroan mencapai 76,4%, 78,7%, dan 81,5% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 dan 2012 dan 81,9% untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013. Kenaikan

rasio kolokasi pada menara telekomunikasi yang ada meningkatkan marjin operasi Perseroan, mayoritas pendapatan tambahan dari peningkatan pendapatan kolokasi mengalir sebagai laba operasi Perseroan. Tambahan kolokasi akan meningkatkan arus kas Perseroan karena relatif rendahnya belanja modal dan biaya tambahan yang diperlukan untuk menambahkan satu penyewaan pada sites yang telah ada. Hal ini dikarenakan sebagian besar menara telekomunikasi Perseroan telah memiliki kapasitas untuk tambahan kolokasi tanpa diperlukan perkuatan menara. Per 30 Juni 2013, 93,4% dari portofolio menara Perseroan terdiri dari menara yang berada di atas tanah (ground-based) dengan ketinggian lebih dari 32 meter atau di atas atap bangunan (rooftop)yang dapat menampung tiga atau lebih penyewa tanpa memerlukan tambahan belanja modal. Apabila ada menara telekomunikasi yang telah mendekati kapasitas teknisnya, Perseroan dapat meningkatkan kekuatan menara tersebut untuk memenuhi kebutuhan kapasitas penyewaan dengan biaya investasi yang relatif kecil.

Perseroan berkeyakinan bahwa dengan masuknya Perseroan lebih awal pada industri penyewaan menara di Indonesia, Perseroan telah berhasil membangun portofolio sites telekomunikasi pada wilayah dengan lalu lintas pelanggan operator telekomunikasi yang tinggi sehingga terdapat permintaan yang tinggi untuk menempatkan peralatan BTS operator telekomunikasi. Per 30 Juni 2013, sekitar 85,7% dari sites Perseroan dan 85,1% dari tower space yang tersewa, terkonsentrasi pada daerah padat penduduk di propinsi-propinsi di pulau Jawa, Bali dan Sumatera. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan menempatkan

sites telekomunikasi pada wilayah yang diminati tersebut, Perseroan dapat meningkatkan potensi tambahan kolokasi. Per 30 Juni 2013, rasio kolokasi Perseroan adalah 1,76. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan portofolio sites telekomunikasinya yang berada di lokasi strategis, Perseroan berada dalam posisi yang baik untuk memenuhi peningkatan permintaan dari penyewa, yang memungkinkan peningkatan rasio kolokasi lebih tinggi lagi. Lebih lanjut, meskipun rasio kolokasi dapat berubah sewaktu-waktu karena kegiatan akuisisi portofolio sites di masa mendatang atau pembangunan build-to-suit baru, Perseroan berkeyakinan akan adanya potensi peningkatan rasio kolokasi di masa mendatang seiring dengan meningkatnya pengalihan pembangunan sites telekomunikasi dan penyewaan tower space kepada perusahaan menara independen, baik dari operator GSM dan CDMA yang ada, maupun dari pemain baru yang akan menggelar teknologi baru (seperti 3G dan 4G) yang membutuhkan sites telekomunikasi

Pengalaman yang ekstensif untuk melakukan build-to-suit dan menjalankan kegiatan operasional

Perseroan berkeyakinan bahwa pengalamannya yang ekstensif dalam pengembangan sites telekomunikasi build-to-suit untuk operator telekomunikasi besar Indonesia, khususnya pengalaman dalam proses SITAC dan pemenuhan perizinan, menjadikan Perseroan memiliki keunggulan kompetitif pada pembangunan sitesbuild-to-suit di berbagai area kepulauan Indonesia. Unit

regional management Perseroan, bertugas untuk mengawasi dan bekerja sama dengan sub-kontraktor dan agen Perseroan

serta menjalin hubungan yang baik dengan pemasok lokal dan pejabat pemerintahan. Hal ini memungkinkan Perseroan bersama dengan penyewa mengidentiikasi lokasi di mana mereka bisa menempatkan BTS. Setelah lokasi menara telekomunikasi ditentukan, pekerjaan konstruksi menara telekomunikasi diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu 90-120 hari sejak diterbitkannya surat perintah kerja oleh penyewa.

Kemampuan untuk melakukan akuisisi kemudian mengintegrasikan dengan portofolio yang telah ada

Sejak memulai kegiatan usahanya pada tahun 2004, Perseroan telah melakukan akuisisi beberapa perusahaan penyewaan menara dan portofolio sites telekomunikasi, termasuk yang terakhir adalah akuisisi 2.500 menara telekomunikasi dari Indosat pada tahun 2012. Perseroan berkeyakinan bahwa penyelesaian akuisisi 2.500 menara dari Indosat ini menunjukkan kemampuan Perseroan untuk berhasil memperoleh dan mengintegrasikan portofolio menara dalam jumlah besar dari operator telekomunikasi terkemuka. Perseroan khususnya berkeyakinan dapat dengan cepat menganalisa dan memasukkan data aset ke dalam sistem informasi Perseroan untuk memastikan bahwa aset tersebut dapat dijaga dengan layak dan juga towerspace pada menara tersebut dapat ditawarkan kepada para pelanggan Perseroan yang ada. Kemudian Perseroan juga berhasil memperoleh pembiayaan akuisisi tersebut dengan biaya yang kompetitif. Perseroan berharap bahwa akuisisi portofolio menara yang selektif baik berukuran besar ataupun kecil akan tetap menjadi bagian penting dari strategi pertumbuhan dan Perseroan akan mendedikasikan sumber daya yang besar untuk memastikan bahwa Perseroan dapat memperoleh peluang akuisisi dan secara cepat mengeksekusinya apabila peluang tersebut tersedia.

Para pemegang saham dengan reputasi baik disertai tim manajemen yang berpengalaman

Perseroan telah meningkatkan penyewaan dari 1.896 pada 1 Januari 2010 menjadi 15.293 pada 30 Juni 2013. Perseroan berkeyakinan bahwa tim manajemen Perseroan memiliki keahlian dan pengalaman untuk terus berkembang dan menumbuhkan

Saratoga (melalui WAS) dan PCI. Grup Saratoga adalah salah satu grup usaha terkemuka di Indonesia dengan kepemilikan usaha di berbagai industri yang memiliki penyertaan pada PT Adaro Energy Tbk., yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$2,7 miliar pada 30 Juni 2013 (sumber : Bloomberg, Juni 2013). PCI didirikan pada tahun 2005 dan memiliki 43,3% penyertaan pada PT Provident Agro Tbk., suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan kapitalisasi pasar sebesar US$220,9 juta pada tanggal 30 Juni 2013 (sumber : Bloomberg, Juni 2013). Pemegang saham pendiri PCI telah memiliki pengalaman bidang perbankan dan akuntansi yang luas sebelum memulai bisnis penyewaan menara telekomunikasi, dimana hal ini memberikan kepemimpinan yang signiikan dalam memastikan kontrol manajemen risiko yang baik dan juga kemampuan memperoleh pendanaan dengan biaya yang efektif. Manajemen Perseroan berusaha memanfaatkan hubungan dan keahlian dari kedua pemegang saham pendiri dalam membangun usaha Perseroan.

Dalam dokumen 2. Obligasi Rupiah TBI 2013 Eng (Halaman 180-182)

Dokumen terkait