• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewajiban Notaris dalam Pembuatan Akta Autentik

BAB III KEWAJIBAN NOTARIS YANG MENJAMIN HAK PARA

B. Pengaturan Kewajiban Notaris dalam Undang - Undang

1. Kewajiban Notaris dalam Pembuatan Akta Autentik

Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN) menyebutkan bahwa :

“Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang”.

157Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, h.

16.

158

Kewenangan notaris dalam pembuatan akta autentik jika dikaitkan pada ketentuan Pasal 1867 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) dituliskan adanya istilah akta autentik yang menentukan bahwa: “Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan autentik maupun dengan tulisan di bawah tangan”.159

Pengertian akta autentik yang dibuat oleh notaris sebagai bagian dari kewenangannya, berkaitan dengan Pasal 165 HIR (pasal 1870 dan 1871 KUHPerdata) bahwa akta autentik itu sebagai alat pembuktian yang sempurna bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta orang yang mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut. Akta autentik yang merupakan bukti yang lengkap (mengikat) ialah bahwa siapa saja yang terikat dengan akta tersebut, sepanjang tidak bisa dibuktikan oleh bukti sebaliknya berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap.160

Pengaturan mengenai kewajiban notaris diatur dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a sampai k UUJN. Kewajiban notaris adalah “sesuatu yang wajib dan harus dilakukan oleh notaris, apabila kewajiban notaris terpenuhi maka notaris dapat memperoleh haknya yaitu mendapatkan honorarium dari pihak yang bersangkutan. Akan tetapi, apabila notaris tidak melakukan dan

159 Emeralda Karissa Moyambo, Op.cit, h. 117.

160 Teguh Samudra, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, Alumni, Bandung, 2004, h. 49.

melanggar kewajibannya, maka atas pelanggaran itu bisa dikenakan sanksi yang sesuai dengan akibat yang ditimbulkan oleh Notaris”.161

Tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh notaris terhadap ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf a sampai k UUJN, yang menyebabkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian dapat menuntut biaya, ganti rugi, dan bunga kepada notaris, sedangkan untuk Pasal 16 ayat (1) huruf l dan m UUJN, meskipun termasuk dalam kewajiban notaris, tetapi jika notaris tidak melakukannya maka tidak akan dikenakan sanksi apapun.162

Kewajiban adalah segala bentuk beban yang diperintahkan oleh hukum kepada orang atau badan hukum. Kewajiban notaris merupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh notaris yang diperintahkan oleh Undang-Undang Jabatan Notaris dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Konsekuensi dari kewajiban jika tidak dilakukan atau dilanggar, maka atas pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi hukum terhadap notaris.163

Kewajiban notaris merupakan suatu kewajiban hukum, sebab Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris menentukan bahwa sebelum menjalankan jabatannya, notaris wajib mengucapkan sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. Sumpah/janji

161Selly, Tanggung Jawab Notaris Terhadap Pembuatan Perikatan Jual Beli yang Terindikasi Wanprestasi dan Akibat Hukumnya, Tesis Magister Kenotariatan USU, Medan, 2015, h. 30.

162Ibid, h. 31.

163

notaris sebagaimana ditentukan Pasal 4 ayat (2) Undang- Undang Jabatan Notaris, “Bahwa saya akan menjaga sikap, tingkah laku saya, dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kode etik profesi, kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai notaris”. Jika notaris ternyata tidak menjalankan sumpah/janjinya, maka notaris telah nyata-nyata melanggar sumpah, dan setiap orang yang bersumpah akan berimplikasi pada dosa bukan sanksi hukum saja.

Sesuai dengan apa yang disumpahkan/dijanjikan notaris pada saat pengambilan sumpah/janjinya, maka kewajiban notaris yang akan dijalankannya itu ditentukan dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004

Tentang Jabatan Notaris, sebagai berikut:

Pasal 16 :

(1) Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban:

a. Bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

b. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari protokol Notaris;

c. Melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta.

d. Mengeluarkan grosse Akta, salinan Akta, atau kutipan Akta berdasarkan minuta Akta;

e. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya.

f. Merahasiakan segala sesuatu mengenai Akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan Akta sesuai dengan sumpah/janjijabatan, kecuali Undang-Undang menentukan lain;

g. Menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) Akta, dan jika jumlah Akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan mencatat

jumlah minuta Akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada

j. Mengirimkan daftar Akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke daftar pusat wasiat departemen yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;

k. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;

l. Mempunyai cap/stempel yang memuat lambang Negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan tempat kedudukan yang bersangkutan;

m. Membacakan Akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan Notaris;

n. Menerima magang calon Notaris.164

Kewajiban notaris pada umumnya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan jasanya dengan dijiwai oleh Pancasila, sadar dan taat kepada hukum dan peraturan perundang-undangan, Undang-Undang Jabatan Notaris, Kode Etik notaris, sumpah jabatan dengan bekerja secara jujur, mandiri, tidak berpihak dan penuh rasa tanggung jawab. Secara khusus kewajiban Notaris diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, dan Kode Etik Notaris sesuai dengan sifat munculnya kewenangan notaris dilahirkan karena undang-undang (kewenangan atribusi).165

164Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

165

2. Kewajiban Notaris Terkait dengan Penggunaan Kuasa Lisan