• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Sindrom Rotator Cuff M75.1

10. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan • Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

- Skrining diagnostik

- Terapi pendahuluan dan merujuk ke dokter spesialis saraf • PPK 2 (RS tipe B dan C) :

Talaksana medis dan intervensi invasif minimal sesuai dengan ketersediaan fasilitas

PPK 3 (RS tipe A) :

Talaksana medis komprehensif, intervensi invasif minimal, dan operatif 11. Kepustakaan

1. Larsson B, S. gaard K, Rosendal L. Work related neck-shoulder pain: a review on magnitude, risk factors, biochemical characteristics, clinical picture and preventive interventions. Best Pract Res Clin Rheumatol. 2007;21(3):447-463. doi:10.1016/j.berh.2007.02.015.

2. Burbank KM, Stevenson JH, Czarnecki GR, Dorfman J. Chronic shoulder pain: part I. Evaluation and diagnosis. Am Fam Physician. 2008;77(4):453-460. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&dopt=C itation&list_uids=18326164.

3. Luque-Suarez A, Rondon-Ramos A, Fernandez-Sanchez M, Roach KE, Morales-Asencio JM. Spanish version of SPADI (shoulder pain and disability index) in musculoskeletal shoulder pain: a new 10-items version after confirmatory factor analysis. Health Qual Life Outcomes. 2016;14(1):32. doi:10.1186/s12955-016-0436-4.

4. Thelen MD, Dauber JA, Stoneman PD. The clinical efficacy of kinesio tape for shoulder pain: a randomized, double-blinded, clinical trial. J Orthop Sports Phys Ther. 2008;38(7):389-395. doi:10.2519/jospt.2008.2791.

5. Sethi PM, Kingston S, Elattrache N. Accuracy of anterior intra-articular injection of the glenohumeral joint. Arthrosc - J Arthrosc Relat Surg. 2005;21(1):77-80. doi:10.1016/j.arthro.2004.09.009.

6. Kaya E, Zinnuroglu M, Tugcu I. Kinesio taping compared to physical therapy modalities for the treatment of shoulder impingement syndrome. Clin Rheumatol. 2011;30(2):201-207. doi:10.1007/s10067-010-1475-6.

7. Tobergte DR, Curtis S. Orthopedic Physical Assessment. Vol 53. Philadelphia: Saunders; 2013. doi:10.1017/CBO9781107415324.004.

8. Hashiuchi T, Sakurai G, Morimoto M, Komei T, Takakura Y, Tanaka Y. Accuracy of the biceps tendon sheath injection: Ultrasound-guided or unguided injection? A randomized controlled trial. J Shoulder Elb Surg. 2011;20(7):1069-1073. doi:10.1016/j.jse.2011.04.004.

9. Hamilton TW, Bulstrode C. Expert Review: Examination of the Knee. J Clin Exam. 2010;10:41-60. http://thejce.com/journals/10/41-60 Hamilton and Bulstrode - Knee Exam - Review.pdf\npapers2://publication/uuid/6CF9A658-3419-4674-B814-6BD66BFBA7F7.

10. Yewlett A, Dearden PMC, Ferran NA, Evans RO, Kulkani R. Acromioclavicular Joint Dislocation: Diagnosis and Management. Shoulder Elb. 2012;4(2):81-86. doi:10.1111/j.1758-5740.2011.00154.x.

Knee Pain

(Kode ICD 10 : M25.56) 1. Pengertian

Nyeri lutut merpakan nyeri yang terdapat pada bagian tibiofemoral atau nyeri pada bagian anterior lutut (anterior knee pain, AKP). Nyeri lutut bisa berupa nyeri menjalar dari bagian pinggul (nyeri radikuler). Zaman dahulu, istilah ‘chondromalacia patellae’ dan ‘patellofemoral pain’ telah digunakan secara tumpang tindih untuk menjelaskan nyeri lutut, namun saat ini istilah ini sudah tidak digunakan lagi dan istilah nyeri lutut bagian anterior lebih digunakan bila diagnosis spesifik susah didapatkan.[1] Nyeri Lutut menempati 1/3 dari seluruh kasus neuromuskuloskeletal. Keluhan ini paling sering didapatkan pada pasien yang aktif. Nyeri lutut bisa menjadi sumber disabilitas yang signifikan, membatasi kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.[2]

Jackson et al (2001) membagi penyebab AKP ke dalam dua kelompok, kelompok pertama adalah lesi fokal yang dapat diidentifikasi secara klinis atau radiologis dan jelas. Termasuk dalam kelompok pertama antara lain adalah overuse syndrome, lesi terkait trauma, dysplasia, tumor, dan lesi iatrogenik. Kelompok kedua adalah jenis nyeri lutut yang tidak terlalu jelas susah didiagnosis antara lain patellar maltracking, chondromalacia, nyeri lutut idiopatik, nyeri reflex sympathetic dystrophy dan nyeri psikogenik. [1]

Nyeri lutut tibiofemoral bisa berupa akut (lebih sering) ataupun kronis. Gejala akut seringkali bersifat mekanik karena jejas yang baru saja terjadi. Nyeri bisa muncul dari jejas akut pada meniscus, dan/atau ligament penyokong lutut. Perubahan resultan terhadap kondisi biomekanik sendi lutut dapat mengarah pada suatu perubahan degenerative dan gejala yang terkait dengan itu. [1]

Nyeri lutut kronis biasanya disebabkan oleh perubahan artritik.Osteoarthritis (OA) adalah penyebab paling sering dan merupakan suatu kondisi degeneratif akibat hilangnya kartilago. Definisi radiologi untuk OA adalah : formasi osteofit, penyempitan celah sendi, sclerosis subkondral dan pembentukan kista subkondral. Berdasarkan American College of Rheumatology, OA adalah nyeri lutut yang terjadi berkisar antara hitungan hari-bulan, dengan adanya krepitasi pada gerak sendi dan morning stiffness. Menurut WHO, definisi OA adalah gabungan dari definisi ACR dan hasil radiologi yang sesuai.[1]

Prevalensi[3,4]

Prevalensi nyeri lutut dimana durasi nyeri <1 minggu (biasanya di layanan kesehatan primer) :

• Osteoarthritis: 34% (prevalensi meningkat pada usia >50 th) • Sprains and strain: 42%

Meniscus injury: 9% Ligamen kolateral: 7% Ligamen krusiatum: 4% Gout: 2% Fraktur: 1.2% Rheumatoid arthritis: 0.5%

Septic arthritis: 0.3%

Pseudogout: 0.2%

Pada seting ortopedik, nyeri lutut akut disebabkan oleh:

Osteoarthritis: 24%

Sprains and strain: 42%

Meniscus injury: 11%

Ligamen kolateral: 7% Ligamen krusiatum: 4%

Fraktur: 7%

Anterior knee pain (AKP): 7% pada dewasa muda yang aktif dan sekitar 2-30% dari kasus sport medicine (30% dewasa muda mengalami nyeri lutut jenis ini)

Tabel 1. Penyebab Nyeri Lutut Berdasarkan Kelompok Usia[4]

2. Anamnesis OA[3] :

• Usia >50 tahun

Morning stiffness <30 menit

• Durasi nyeri lama

• Onset gradual

• Diperberat dengan aktivitas (mengangkat berat, naik tangga, olah raga)

• Membaik dengan istirahat

Patellar Tendonitits (Jumper’s Knee)[4] :

• Sering pada laki-laki dewasa muda

• Nyeri pada bagian anterior lutut

• Nyeri terasa samar

• Durasi nyeri berbulan-bulan

• Nyeri memberat dengan aktivitas (berjalan/berlari) Patellofemoral Pain Syndrome[3,5] :

• Wanita dewasa muda

• Nyeri tumpul di bagian anterior lutut • Sering bilateral

• Onset gradual

• Faktor resiko :

• kelemahan sendi

• riwayat injury sebelumnya • pekerja fisik berat/olahragawan

• obesitas

• Nyeri tajam dan menusuk saat aktivitas, dan bersifat tumpul saat diistirahatkan

• Pada tahap awal nyeri muncul saat aktivitas saja, namun dengan bertambahnya intensitas dan durasi nyeri, nyeri pada tahap akhir bisa muncul saat istirahat

• Memberat dengan duduk, jongkok, naik turun tangga, melangkah, mendaki, berlutut, berlari, melompat dan aktivitas fisik yang berat.

• Riwayat melakukan aktivitas baru/berat yang belum pernah dilakukan

sebelum nyeri muncul Pes Anserine Bursitis[6] :

• Nyeri pada bagian anteromedial lutut

• Memberat saat naik turun tangga

• Nyeri pada pagi hari dan kekakuan >1 jam

• Nyeri saat malam hari

• Sulit bangun dari kursi atau sulit keluar dari mobil

• Bengkak (+)

3. Pemeriksaan Fisik