• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Persea americana Mill

6. Khasiat dan kegunaan

Di Nigeria, ekstrak biji P. americana digunakan untuk mengobati

hipertensi. Penelitian Anaka, dkk. (2009) melaporkan bahwa ekstrak biji P.

digunakan secara tradisional sebagai pengobatan penyakit kulit yang disebabkan

oleh parasit di Nigeria (Owolabi, Jaja, dan Coker, 2005). Penelitian Idris, dkk.

(2009) melaporkan ekstrak biji P. americana memiliki kemampuan sebagai

antimikrobia. Daun P. americanamemiliki kemampuan menyembuhkan penyakit

diabetes melitus, sedangkan biji P. americanasebagai anti radang dan

menghilangkan rasa sakit (Haryanto, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan

Malangngi, dkk. (2012), dilaporkan ekstrak etanol biji P.americana memiliki

kandungan antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas DPPH. Alpukat

diketahui memiliki kegunaan sebagai tanaman obat yaitu untuk menyembuhkan

luka dan menstimulasi pertumbuhan rambut, sebagai aprodisiaka, dan mengobati

disentri serta diare (DerMarderosin dan Beutler, 2002).

B. Ginjal 1. Anatomi dan fisiologi ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ bersimpai yang berfungsi menyaring

darah dan terletak di daerah retroperitoneum pada dinding posterior abdomen.

Ginjal dialiri sekitar 25% curah jantung. Ekskresi produk sisa metabolisme,

pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam dan basa, serta

sekresi berbagai hormon dan autokoid merupakan fungsi penting dari ginjal

(Robbins dan Cotran, 2007).

Ginjal memiliki sisi medial cekung, yaituhilusyang memiliki permukaan

lateral cembung yang dilapisi oleh suatu simpai fibrosa tipis. Hilus berfungsi

pembuluh darah dan pembuluh limfe. Ginjal memiliki korteks di bagian luar dan

medula di bagian dalam. Medula ginjal terdiri dari 8-15 struktur berbentuk

kerucut yang disebut piramida ginjal. Piramida ginjal ini dipisahkan oleh

penjuluran korteks yang disebut columna renalis. Setiap piramida medula dan

jaringan korteks di dasarnya dan sepanjang sisinya membentuk suatu lobus

(Gambar 1) (Mescher, 2011). Pada orang dewasa berat ginjal mencapai 150 gram

dan kira-kira seukuran kepalan tangan. Kapsul fibrosa keras melingkupi ginjal

untuk melindungi struktur dalamnya yang rapuh (Guyton dan Hall, 2006).

Gambar 1. Struktur Ginjal (Mescher, 2011 )

Satuan anatomis fungsi ginjal adalah nefron. Nefron tersusun atas

korpuskulus ginjal, tubulus kontortus proksimal, segmen tebal dan tipis ansa

Henle, tubulus kontortus distal, serta ductus colligens (Gambar 2) (Junqueira,

Carneiro, dan Kelley, 2005). Glomerulus berfungsi sebagai tempat darah disaring,

sedangkan tubulus ginjal berfungsi sebagai tempat air dan garam dalam filtrat

merupakan tempat dimana sekitar 80% elektrolit dan air diserap kembali. Ansa

henle dan tubulus kontortus distal serta ductus colligens merupakan tempat

pemekatan urin dan tempat terjadinya perubahan pada elektrolit dan air sebagai

respon terhadap pengaturan hormonal (McPhee dan Ganong, 2007).

Gambar 2. Nefron ginjal (Mescher, 2011)

Bagian-bagian dari nefron yaitu korpuskel ginjal, tubulus kontortus

proksimal, segmen tebal dan tipis ansa Henle, tubulus kontortus distal, serta

ductus colligens,akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Kospuskel ginjal dan filtrasi darah. Pada setiap nefron terdapat sebuah

korpuskel ginjal dengan diameter sekitar 200µm dan mengandung seberkas

kapiler yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh simpai

Glomerulus tersusun atas arteriol aferen dan eferen serta suatu berkas

kapiler diantaranya yang dilapisi oleh sel endotel. Glomerulus ini dibungkus oleh

sel epitel yang membentuk suatu lapisan yang berhubungan dengan lapisan yang

membentuk simpai Bowman dan tubulus ginjal. Ruang antara kapiler-kapiler di

glomerulus disebut mesangium. Di antara sel epitel dan kapiler terdapat zat yang

membentuk suatu membran basal (McPhee dan Ganong, 2007). Glomerulus

berhubungan dengan kapsula Bowman di bagian dalam melalui lapisan viseral.

Lapisan viseral ini tersusun oleh modifikasi sel-sel epitel yang disebut podosit.

Ruang Bowman dikelilingi oleh dinding luar yang tersusun oleh sel-sel epitel

skuamous simpleks yang membentuk lapisan parietal (Gartner dan Hiatt, 2007).

b. Tubulus kontortus proksimal. Epitel skuamosa pada lapisan parietal simpai

Bowman berhubungan langsung dengan epitel kuboid pada tubulus kontortus

proksimal (Gambar 3). Tubulus berlekuk ini lebih sering tampak pada potongan

korteks ginjal karena berukuran lebih panjang dari tubulus kontortus distal. Sel

tubulus proksimal berfungsi mereabsorpsi sebanyak 60-65% air yang disaring

dalam korpuskel ginjal, beserta hampir semua nutrien, ion, vitamin dan protein

plasma kecil. Dinding tubulus akan mengangkut air dan dan zat terlarut secara

langsung dan segera diambil olehkapiler peritubular( Mescher, 2011).

Adanya sejumlah besar mitokondria pada tubulus proksimal

menyebabkan sel-sel pada tubulus proksimal memiliki sitoplasma asidofilik.

Kemampuan mereabsorbsi dari tubulus kontortus proksimal didukung oleh adanya

banyak mikrovili berukuran panjang, yang membentuk suatu brush border. Pada

tampak terisi serabut. Kapiler dan komponen mikrovaskular lain banyak dijumpai

pada jaringan ikat sekitar ( Mescher, 2011).

Gambar 3. Sel-sel tubulus kontortus proksimal (P)dan distal (D) ( Mescher, 2011)

Sel-sel epitel tubulus sangat peka terhadap anoksia dan mudah

mengalami efek toksik. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah

permukaan yang luas untuk reabsorbsi tubulus, sistem transpor aktif untuk ion

dan asam organik, dan kemampuan melakukan pemekatan secara efektif. Selain

itu kadar sitokrom P450 yang tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan

toksikan juga menjadi faktor penyebab efek toksik yang dialami oleh epitel

tubulus(Robbins dan Cotran, 2007; Katzung, 2002).

c. Gelung nefron (ansa Henle). Setelah tubulus kontortus proksimal akan

tampak adanya tubulus lurus yang lebih pendek dan memasuki medula

membentuk gelung nefron. Ansa Henle merupakan struktur berbentuk U dengan

epitelkuboid di dekat korteks, namun berupa epitel skuamosa di dalam medula

(Mescher, 2011).

d. Tubulus kontortus distal dan aparatus jukstaglomerulari. Saat memasuki

korteks, segmen tebal asendens gelung nefron menjadi lurus dan kemudian

berkelok-kelok membentuk tubulus kontortus distal. Selapis sel kuboid tubulus

kontortus distal berbeda dengan tubulus kontortus proksimal. Sel kuboid tubulus

ini lebih kecil dan tidak memilikibrush border(Gambar 4) ( Mescher, 2011).

Gambar 4. Perbedaan bentuk sel tubulus proksimal dan distal (Mescher, 2011)

e. Tubulus dan ductus colligens. Urin yang dihasilkan setelah melalui proses

filtrasi dan reabsorbsi akan diekskresikan. Urin tersebut mengalir melalui tubulus

kontortus distal hingga sampai ke tubuluscolligens. Tubuluscolligensmerupakan

bagian akhir setiap nefron yang saling bergabung membentuk ductus colligens

yang berukuran lebih besar dan lebih lurus, berjalan di tepi piramidal ginjal dan

bermuara ke dalamcalyx minor (Gambar 2). Epitel kuboid berdiameter sekitar 40

µm melapisi tubulus colligens. Sel-sel ductus colligens yang berkonvergensi

berbentuk kolumnar dan diameter ductus mencapai 200µm di dekat puncak

Gambar 5. Gambaran mikroskopikductus colligens(CD) (Mescher, 2011)

Dokumen terkait