• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Uji Efek Nefroprotektif Ekstrak Etanol Biji P.americana

4. Perlakuan ekstrak etanol biji P.americana dosis 350, 700 dan 1400mg/kgBB

mL/kgBB

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji

P.americana pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dapat dinilai dari

kemampuan ekstrak etanol biji P.americana dalam menurunkan kadar

kreatinin serum tikus dan penampakan histologis ginjal yang normal.

Berdasarkan hasil analisis secara statistik, tampak bahwa tidak ada hubungan

kekerabatan antara dosis dan respon yang ditimbulkan, dimana semakin besar

dosis perlakuan ekstrak etanol biji P.americana yang diberikan, tidak semakin

meningkatkan efek nefroprotektif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

dosis ekstrak etanol biji P.americana tidak diikuti dengan semakin besarnya

kemampuan proteksi terhadap ginjal.

Pada perlakuan kelompok dosis 350, 700 dan 1400mg/kgBB

menunjukkan nilai Mean ± SE kadar kreatinin berturut-turut adalah 0,44 ±

0,02; 0,44 ± 0,02 dan 0,64 ± 0,04 (tabel V). Purata kadar kreatinin pada ketiga

kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik dengan

kelompok kontrol nefrotoksin (Tabel V dan VI). Namun apabila dibandingkan

dengan kelompok olive oil dan kelompok kontrol ekstrakberbeda tidak

bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga dosis perlakuan ekstrak etanol

biji P.americana memiliki efek sebagai nefroprotektif sehingga dapat

Ekstrak etanol biji P.americana pada dosis paling rendah (dosis

350mg/kgBB) sekalipun sudah menunjukkan kemampuan protektif terhadap

ginjal. Namun kenaikan dosis tidak disertai kenaikan kemampuan protektif,

dimana pada dosis 700mg/kgBB, efek yang ditimbulkan sama (konstan) dan

pada dosis 1400mg/kgBB mengalami penurunan. Pada dosis 1400mg/kgBB

terjadi penurunan efek proteksi, namun kadar kreatinin tikus pada kelompok ini

masih tergolong normal. Penurunan kemampuan proteksi pada pemberian dosis

1400 mg/kgBB diduga akibat aktivitas pro-oksidan yang ditimbulkan dari

penggunaan jangka panjang antioksidan dosis tinggi.

Pada perlakuan dosis 350 dan 700mg/kgBB persen nefroprotektif

yang dihasilkan konstan yaitu sebesar 133,3%. Hal ini dapat terjadi karena

adanya kejenuhan pada sistem transpor aktif pada proses absorbsi, kejenuhan

pada ikatan protein yakni pada proses distribusi obat dan sistem metabolisme

(Hakim, 2011). Kadar senyawa antioksidan yang dapat terabsorbsi atau

terdistribusi tidak mengalami peningkatan walaupun dosis yang diberikan

semakin tinggi. Dengan demikian efek proteksi yang dihasilkan menjadi

konstan.

Kelompok IV (350 mg/kgBB ) dan V (700mg/kgBB) menunjukkan

adanya perbedaan yang bermakna secara statistik dengan kelompok VI (dosis

1400mg/kgBB) (Tabel VI). Hal ini dapat disebabkan efek nefroprotektif pada

kelompok VI (dosis 1400mg/kgBB) tidak sebanding dengan kelompok IV dan

ditentukan dosis efektif nefroprotektif ekstrak etanol biji P.americana adalah

350mg/kgBB.

Hasil pemeriksaan mikroskopis organ ginjal pada kelompok perlakuan

ekstrak etanol biji P.americana pada dosis 700 dan 1400 mg/kgBB

menunjukkan kondisi sel-sel ginjal yang normal tanpa ada perubahan patologis

yang spesifik (Gambar 12). Hal ini mendukung data biokimiawi berupa kadar

kreatinin yang normal pada kelompok perlakuan dosis 700 dan 1400mg/kgBB.

Pada kelompok dosis 350mg/kgBB terdapat perubahan pada sebagian tikus

yaitu terjadi degenerasi hidropik (Gambar 11) dan perivaskulitis (Gambar 13).

Namun tikus lainnya menunjukkan kondisi sel-sel ginjal yang normal dengan

tidak ada perubahan patologi yang spesifik (Gambar 12).

Gambar 13. Gambaran mikroskopik ginjal pada kelompok perlakuan ekstrak etanol bijiP.americana dosis 350 mg/kg

yang mengalami perivakulitis

Degenerasi hidropik ditandai dengan adanya vakuola dengan batas

kurang jelas pada sitoplasma serta sitoplasma tampak berkabut (cloudy

swealling). Perivaskulitis merupakan gambaran adanya infeksi disekitar

pembuluh darah. Dua perubahan yang timbul pada kelompok dosis

350mg/kgBB ini bersifat individual yaitu terkait kondisi patologis hewan uji.

Hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan histologis ginjal pada kontrol

nefrotoksin, dimana pemberian karbon tetraklorida tidak menimbulkan

perubahan struktural ginjal, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan berupa

degenerasi hidropik dan perivaskulitis disebabkan oleh kondisi patologis

individu hewan uji.

Hasil pengukuran kadar kreatinin dan analisis statistik serta hasil

pemeriksaan histologis organ ginjal pada enam kelompok perlakuan

menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji P.americana memiliki kemampuan

melindungi organ ginjal tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Efek

nefroprotektif ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara

kelompok kontrol nefrotoksin dengan kelompok perlakuan lainnya dan

gambaran histologis ginjal yang normal pada kelompok perlakuan.

Data gambaran histologis ginjal yang digunakan belum dapat

menggambarkan kondisi ginjal secara representatif. Hal ini disebabkan

pencuplikan terhadap bagian ginjal hanya dilakukan pada satu bagian. Karena

itulah dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengamati gambaran histologis

ginjal pada beberapa lokasi pencuplikan agar hasil yang diperoleh dapat

menggambarkan kondisi ginjal secara representatif.

Dalam tubuh, karbon tetraklorida akan mengalami proses metabolisme

oleh enzim sitokrom P450 khususnya isoenzim CYP2E1 sebagai agen

ion klorin sehingga terbentuk radikal bebas triklorometil (CCl3) yang

merupakan metabolit reaktif. Radikal bebas triklorometil ini akan berubah

menjadi radikal bebas triklorometilperoksi (OOCCl3) dengan adanya O2

(oksigen), dimana radikal bebas dalam bentuk ini menjadi lebih reaktif (Gregus

dan Klaaseen, 2001).

Menurut Tom, Fong, Woo, Prasongwatana, dan Boyde (1984),

bermacam-macam sistem enzim dan non enzim dihasilkan oleh sel untuk

menanggulangi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh Reactive Oxygen

species (ROS) dan radikal bebas. Namun ketika kerusakan oksidatif menjadi

sangat banyak, mekanisme pertahanan seperti antioksidan endogen menjadi

tidak cukup (Symonik, Czechowska, Stryjecka, Slomka, Madro, dan

Celinski, 2003). Tidak cukupnya antioksidan endogen yang dihasilkan tubuh

dalam menetralkan radikal bebas yang dihasilkan karbon tetraklorida

menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal yang tampak dari tingginya

kadar kreatinin pada tikus kelompok nefrotoksin. Karena itulah dibutuhkan

adanya antioksidan eksogen yang dapat menanggulangi dampak dari radikal

bebas yang dihasilkan oleh metabolisme karbon tetraklorida. Di dalam tubuh,

antioksidan eksogen tidak hanya mendonorkan elektron kepada radikal bebas,

namun juga berperan dalam meningkatkan sistem pertahanan dan memelihara

antioksidan endogen (Yordil, Pérez1, Matos dan Villares, 2012).

Pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji P.americana diduga

dapat memacu sintesis enzim-enzim yang berperan dalam mekanisme

dapat ditentukan secara spesifik senyawa aktif dan mekanisme nefroprotektif

dari biji P.americana. Karena itulah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

untuk menentukan senyawa yang berperan dalam proteksi terhadap organ

ginjal dan bagaimana mekanismenya.

Arukwe, dkk. (2012) melaporkan kandungan fitokimia yang penting

ditemukan dalam biji P.americana yaitu kandungan saponin, tanin, flavonoid,

alkaloid dan fenol. Kemampuan proteksi yang dimiliki oleh ekstrak etanol biji

P.americana ini dapat disebabkan adanya kandungan antioksidan yang dapat

mendonorkan elektron kepada radikal bebas triklorometil dan triklorometil

peroksida yang dihasilkan dari metabolisme karbon tetraklorida. Kandungan

antioksidan ini menurut Malangngi, dkk. (2012) dapat disari dengan

menggunakan pelarut etanol dan menunjukkan kemampuan menetralkan

radikal bebas DPPH. Pemberian antioksidan dapat melindungi jaringan dari

pengaruh radikal bebas, reactive oxygen species(ROS), dan peroksidasi lipid

sehingga dengan cara demikian dapat memperlambat berbagai penyakit kronis

(Lai dkk, 2001 ; Gulcin dkk, 2003). Karena itulah dengan pemberian ekstrak

etanol biji P.americana jangka panjang yang dilakukan pada perlakuan dosis

350, 700 dan 1400mg/kgBB menunjukkan adanya penurunan kadar kreatinin

serum yang menunjukkan adanya kemampuan proteksi P.americana terhadap

ginjal yang dimungkinkan karena adanya mekanisme antioksidan.

Dokumen terkait