• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiat-kiat pemeliharaan akidah

Dalam dokumen Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi (Halaman 89-96)

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

H. Kiat-kiat pemeliharaan akidah

Akidah/Iman itu mengalami pasang-surut, adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang,ibarat grafik yang dapat naik dan turun sesuai dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Jadi, iman itu ibarat tanaman yang harus

dijaga dan dipelihara agar ia tetap subur. Tanaman yang subur tentu akan menghasilkan buah yang bagus dan berkualitas, sebaliknya tanaman yang gersang akan menghasilkan buah yang kerdil dan tidak berkualitas.

Iman yang subur akan melahirkan amal-amal kebajikan (amal shalih), sebaliknya iman yang gersang, bukan saja tidak membuahkan amal shalih bahkan akan menggiring kepada perbuatan-perbuatan maksiat. Kegersangan iman akan membuat orang mudah tergoda oleh berbagai macam godaan dan rayuan sehingga mendorongnya kepada perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Di dalam Q.S 14: 24–26 Allah SWT menggambarkan perumpamaan akidah yang kuat dan manfaatnya bagi diri dan orang lain, terjemahannya sebagai berikut:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaankalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun”. (Depag. R.I, 1984: 383 - 384).

Kiat-kiat pemeliharaan iman itu seperti dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (1986:157 – 162) adalah sebagai berikut:

1. Menambah atau memperdalam ilmu

Firman Allah dalam Q.S 35:28 yang terjemahannya sebagai berikut:

“… sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang-orang berilmu). Sesungguh-nya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun”. (Depag. R.I, 1984 : 700).

Menambah dan memperdalam ilmu yang dimaksud adalah ilmu tauhid (akidah) itu sendiri secara keseluruhan. Bila anda

telah menguasai ilmu akidah Islam secara benar, maka akan menjadikan anda orang jujur, disiplin dan sopan. Secara umum akan menjadikan anda berkepribadian yang baik.

Mendalami ilmu-ilmu agama dan keimanan merupakan konsumsi yang penting bagi rohaniyah seseorang. Bagaimana mungkin rohaniyah bisa tumbuh dengan baik dan sehat jika tidak pernah diperhatikan konsumsinya. Kebanyakan manusia hanya sibuk mengurus konsumsi fisiknya dengan berbagai menu makanan dan gizi seimbang, tetapi selalu lupa memperha-tikan asupan gizi untuk rohaniyahnya. Jika rohaniyah manusia tidak pernah diberi konsumsi tentang iman, islam, ihsan dan sebagainya, ia tidak akan pernah mengenal Tuhannya dengan baik.

2. Membiasakan amal shahih

Firman Allah dalam Q.S 24:55 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Depag. R.I, 1984: 553).

Iman yang tertancap dalam diri seseorang akan terealisasikan dengan amal sholeh. Amal sholeh yang dilakukan seseorang mampu untuk menekan kemaksiatan dan godaan yang akan menghampirinya. Anatara amal sholeh dan maksiat merupakan perbandingan terbalik. Semakain tinggi amal sholeh, maka semakin berkurang maksiat. Sebaliknya, semakin sedikit

amal sholeh, maka maksiat akan semakin membesar.Untuk menyuburkan iman dan menekan maksiat, perbanyaklah amal sholeh, baik amal shalih dalam bentuk ibadah mahdhah maupun amal shaleh dalam bentuk ibadah ghairu mahdhah, baik yang sunnah apalagi yang wajib untuk selalu ditingkatkan baik kuantitasnya maupn kualitasnya.

3. Senantiasa melakukan 4 M (Muhasabah, Muqarabah dan

Muraqabah dan Mujahadah)

Muhasabah adalah introspeksi diri. Seorang mukmin

hendaklah selalu merenungi diri dan melakukan istrospeksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Setiap hari hendaknya disisihkan waktu untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan dalam satu hari itu. Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Untuk itu akhir dari muhasanah adalah bertaubat dan memohon ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Semakin sering bermuhasabah artinya semakin menyadari kekurangannya yang pada akhirnya mohon keampunan dari Allah SWT. Bukankah Allah SWT menyukai hambaNya yang bertaubat dari kesalahannya?

Setelah muhasabah dan mohon ampun dilakukan, tahap berikutnya adalah Muqarabah. Muqarabah artinya mendekatkan diri kepada Allah. Seorang hamba yang menyedari akan kesalahannya berjanji tidak akan mengulangi lagi dan berupaya mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ibadah dan amal sholeh. Kebaikan-kebaikan yang dilakukan akan dapat menghapus kesalahan yang perbah diperbuat.

Selanjunya Muraqabah yaitu merasa selalu dalam pengawas-an Allah SWT. Seorpengawas-ang mukmin akpengawas-an terkontrol perbuatpengawas-annya jika ia menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dilakukannya selalu dilihat oleh Allah. Ia akan malu dan takut berbuat dosa sekalipun tidak ada orang lain yang melihatnya. Rasa takut dan malunya kepada Allah jauh lebih besar ketimbang malu kepada manusia.

Tahap selanjunya yaitu Mujahadah yaitu berupaya sekuat tenaga untuk tetap istiqamah dalam keimanan dan berupaya untuk melawan hawa nafsu. Melawan godaan hawa nafsu merupakan jihad yang paling berat dalam sejarah umat manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu bila anda telah mampu menundukkan bisikan hawa nafsu anda sendiri maka anda telah melakukan jihad dalam hidup anda. Selalulah berjihad agar anda berhasil mengharungi lautan kehidupan yang banyak gelombang dan badainya.

4. Berserah diri kepada Allah

Firman Allah dalam Q.S 2:112 yang terjemahannya sebagai berikut:

“(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Depag. R.I, 1984: 30).

Selain berjihad, suatu langkah yang harus tempuh dalam rangka memelihara iman adalah berserah diri kepada Allah (tawakal). Dalam hidup kita tidak selalu mengalami kesuksesan dalam setiap yang kita usahakan dan tidak semua rencana terlaksana seperti yang kita harapkan. Karena kita harus yakin bahwa di balik rencana manusia ada kekuatan dahsyat yang maha menentukan yakni takdir Allah. Kita wajib meyakini adanya takdir itu namun kita juga tidak boleh menyerah dan pasrah saja kepada apa yang kita namakan takdir itu karena takdir itu dirahasiakan Allah kepada kita. Setelah kita berusaha secara maksimal dengan perencanaan serta langkah-langkah yang sudah diperhitungkan dengan matang lalu kita menemukan kegagalan, maka hal itu kita terima dengan lapang dada atau sikap ridha berdasarkan keyakinan bahwa Allah itu adalah Mahakuasa dan keputusan-Nya di atas segala-galanya.

Sebab, tidak akan terjadi sesuatu di muka bumi ini kecuali atas izin Allah. Hal ini akan menjadikan anda selalu menjalani hidup ini penuh dengan kreatif yang berlandaskan tauhid. Sikap itulah yang disebut dengan tawakal.

5. Selalu mencari keridhaan Allah

Firman Allah dalam Q.S 5:16 yang artinya:

“Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (Depag. R.I,1984: 161).

Bila anda ingin meraih ridha Allah dalam hidup ini maka lakukan semua aktivitas yang sesuai dengan koridor yang ditetapkan Allah, yang dijelaskan dan di contohkan oleh Rasul-Nya. Tidak ada artinya kekayaan kalau diraih dengan cara yang tidak diridhoi Allah. Begitulah seterusnya.

6. Membiasakan zikir dan membaca Al-Qur’an

Firman Allah dalam Q.S 8: 2 yang terjemahannya sebagai berikut:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.(Depag. R.I, 1984: 260).

Berzikir dapat menumbuh kembangkan potensi hati yang anda miliki. Zikir meliputi seluruh potensi yang dimiliki manusia, sehingga disebut zikir lidah, zikir hati, zikir otak dan zikir anggota tubuh. Materi zikir yang paling utama adalah Al-Qur’an, seringlah anda membaca Al-Qur’an dan fahami maknanya lalu amalkan agar anda menjadi pribadi yang baik dan berhasil dalam segala hal.

7. Selalu berada dalam lingkungan dan pergaulan yang baik.

Lingkungan dan pergaulan dapat mempengaruhi iman seseorang terutama pada fase nak dan remaja. Lingkungan dan pergaualan yang baik akan membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya lingkungan dan pergaulan yang buruk mengakibatkan terebntuknya kepribadian yang buruk pula. Rasulullah SAW pernah mengatakan dalam sabdanya bahwa berteman dengan penjual minyak wangi maka akan terkena bau wanginya. Sebaliknya berteman dengan tukang pandai besi, maka bau bakaran besinyapun akan sampai.

8. Perbanyak mengingat mati

Manusia harus menyadari bahwa kehidupannya di dunia ini hanya sementara dan sebentar. Manusia pada akhirnya akan mati dan meninggalkan dunia yang fana ini. Harta benda, keluarga dan jabatan yang dimiliki tidak akan dibawa ke dalam kubur. Aamal sholeh yang pernah diperbuat semasa hidup itulah yang menjadi bekal kelak di alam kubur dan di akhirat. Kesadaran itu perlu dimunculkan agar manusia terpanggil untuk hidup dengan manis di muka bumi ini dengan satu misi mencari bekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat.

Bab V

Dalam dokumen Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi (Halaman 89-96)