• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI ATAS PENGELOLAAN ANGGARAN

B. KINERJA KEUANGAN 1. Kinerja Keuangan

Pada bagian ini akan disampaikan kinerja keuangan dua satker di DPR pada periode keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010. Seperti diketahui hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Realisasi Anggaran DPR pada periode yang bersangkutan telah memperoleh predikat wajar dalam semua hal yang bersifat material dan sesuai dengan Standar Akutansi Pemerintahan. Lebih lanjut sebagai bagian dari keyakinan atas kewajaran laporan tersebut, maka BPK menindaklanjuti dengan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian internal dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tabel.5.1

Realisasi Anggaran per 31 Desember 2011

Uraian Anggaran Realisasi %Realisasi

Anggaran Belanja Transaksi Kas dalam

Rupiah Murni

Belanja pegawai 548.607.254.000 481.473.680.871 87,76

Belanja barang 1.772.051.336.000 1.154.184.849.859 65,13

Belanja modal 124.084.399.000 106.720.009.221 86,01

Belanja Transaksi Kas dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Belanja Pegawai 741.145.000 537.713.750 72,55

Jumlah Belanja 2.445.484.134.000 1.742.916.253.701 71,27

Ikhtisar laporan realisasi anggaran yang merupakan konsolidasi satker Setjen dan satker Dewan pada periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1 dan 5.2.

Dalam kaitannya dengan reformasi birokrasi, akuntabilitas laporan keuangan beserta sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan merupakan salah satu sasaran yang hendak dicapai khususnya dalam area Penguatan Akuntabilitas. Dalam road mapp

51

area ini, telah ditegaskan bahwa kewajaran penyajian Laporan Keuangan merupakan salah satu sasaran dalam usaha peningkatan akuntabilitas instansi pemerintahan. Dalam usaha untuk mencapainya, maka Setjen DPR-RI terus menyempurnakan Pedoman Evaluasi dan Pelaporan Kinerja beserta anggarannya untuk tahun 2012 hingga 2014.

Tabel.5.2.

Realisasi Anggaran per 31 Desember 2010

Uraian Anggaran Realisasi %Realisasi

Anggaran Belanja Transaksi Kas dalam Rupiah

Murni

Belanja pegawai 488.833.688.000 464.611.847.095 95,04

Belanja barang 1.167.623.488.000 894.187.953.262 76,58

Belanja modal 712.844.661.000 431.434.242.235 60,52

Belanja Transaksi Kas dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Belanja Pegawai 7.463.491.000 2.137.275.350 28,64

Jumlah Belanja 492.000.000

Belanja Transaksi Kas dalam Rupiah Murni

2.377.257.328.000 1.792.371.317.942 75,40

Laporan Keuangan DPR-RI merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan DPR termasuk di dalamnya jenjang struktural di bawah DPR-RI seperti eselon I dan satuan kerja yang bertanggungjawab atas otoritas kredit anggaran yang diberikan kepadanya. Laporan keuangan DPR-RI disusun berdasarkan penggabungan data/laporan keuangan satuan kerja di dalamnya.

DPR pada tahun 2011 memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp 2.445.484.134.000,- yang meliputi:

a.Satuan kerja Setjen sebesar Rp 696.385.549.000,- b.Satuan kerja Dewan sebesar Rp 1.749.098.585.000,-

Laporan keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Keuangan (SAI) yang terdiri atas Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

SAI sendiri telah diaplikasikan di DPR untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL), yang terdiri dari:

a. Laporan Realisasi Anggaran. Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran seluruh

52

entitas akuntansi yang berada di bawah DPR-RI. Laporan ini terdiri atas Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja.

b. Neraca. Neraca disusun berdasarkan penggabungan neraca entitas akuntansi yang berada di bawah DPR-RI dan disusun melalui SAI.

c. Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan, atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Kebijakan akuntansi yang diimplementasikan di DPR-RI adalah Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas, yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN. Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca menggunakan basis akrual, yaitu basis akuntansi yang mengakui pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas yang diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan DPR pada tahun 2011 (audited) telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Berkaitan dengan sistem pengawasan intern, BPK telah memberikan pendapat bahwa secara umum, Setjen DPR-RI telah memiliki mekanisme pengawasan intern yang dapat mendorong peningkatan kinerja sekaligus transparansi pengelolaan anggaran. Selain itu BPK juga merekomendasikan penyusunan SOP yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab beberapa biro teruatama dalam klasifikasi belanja dalam penyusunan DIPA sesuai dengan standar akuntansi yang telah ditetapkan.

2. Akuntablitas

Aspek akuntabilitas kinerja saat ini menjadi ukuran untuk menilai atau menjadi standar “benchmark” untuk mengukur dan membandingkan kinerja

53

antara satu instansi pemerintah dengan instansi pemerintah yang lainnya.

Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB). Setjen DPR-RI telah menjadi instansi yang dinilai sejak tahun 2009. Pada tahun 2009, kinerja Setjen DPR-RI mendapat nilai “D”. Selanjutnya pada tahun 2010 kinerja Setjen meningkat menjadi “C”. Kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi “CC” (target tahun 2012 “B”, tahun 2013”A” dan tahun 2014 “AA”).

Berdasarkan LAKIP Setjen DPR-RI tahun 2011, Setjen DPR-RI memiliki tugas menyelenggarakan dukungan teknis, administratif, dan keahlian kepada anggota Dewan. Dalam melaksanakan tugas ini Setjen DPR-RI menjalankan fungsi:

1. Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Setjen DPR-RI.

2. Pemberian dukungan teknis, administratif, dan keahlian di bidang perundang-undangan, anggaran, dan pengawasan kepada DPR-RI.

3. Pembinaan dan pelaksanaan perencanaan dan pengendalian, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan di lingkungan DPR-RI.

Dalam rangka memberikan dukungan tersebut, maka Setjen DPR-RI menyusun 5 sasaran dan indikator kinerja sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel.5.3.

Sasaran, Indikator Kerja, dan Capaian Setjen DPR-RI 2011

No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian 1 Mencapai tata kelola

54 dan bilateral disusun tepat waktu keuangan negara yang disusun tepat waktu

Jumlah kajian yang dihasilkan oleh bidang pengkajian P3DI

Hasil analisa kajian tentang kebijakan anggaran negara disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dari sisi perencanaan kinerja masih terdapat beberapa kelemahan yaitu : a) Dokumen Renstra belum sepenuhnya digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan maupun RKA; b) Rumusan tujuan dan sasaran dalam dokumen perencanaan belum seluruhnya berorientasi pada hasil; c) sebagian

Dokumen terkait