• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.2 Kinerja Keuangan

suatu karakteristik yang paling penting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah kinerja keuangan perusahaan.

2.1.2.1Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi (Bastian, 2001:329). Menurut Suta

(2007:12) kinerja perusahaan dibagi menjadi dua yaitu kinerja operasional dan kinerja keuangan. Kinerja operasional adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi financial

perusahaan selama periode waktu tertentu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan)”.

Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan menggunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja keuangan adalah salah satu tolak ukur yang digunakan oleh pemakai laporan keuangan untuk megukur atau menentukan sejauh mana kualitas perusahaan tersebut.

2.1.2.2Metode Pengukur Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupaka salah satu metode yang paling populer dan sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan atau untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan.

Menurut Harahap (2008:189) Analisis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”

Menurut Prastowo dan Julianty (2008:60) “Analisa Laporan Keuangan merupakan suatu proses membedah-bedah laporan keuangan ke dalam komponen-komponennya. Penelaahan mendalam terhadap masing-masing komponen dan hubungan diantara komponen-komponen tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan keuangan itu sendiri”.

Berdasarkan pengertian tersebut bahwa kegiatan analisa laporan keuangan berfungsi untuk mengkonversi data berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna dan lebih tajam dengan teknik tertentu. Secara rinci konversi data menjadi informasi dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Konversi Data Menjadi Informasi

INPUT

OUTPUT

Sumber: Sofyan Syafri Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan 2008.

Menurut Harahap (2008:194) menyebutkan bahwa analisa laporan keuangan memiliki sifat-sifat:

1. Fokus laporan keuangan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian histories, dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan.

2. Prediksi, analisa harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan dating.

3. Dasar analisa adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisa sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.

Pengukur kinerja keuangan berdasarkan analisis laporan keuangan yang sering digunakan menurut Harahap (2008:299) yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Laporan Keuangan Data Lain

Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan

Informasi yang Berguna untuk Pengambilan

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas ini antara lain: rasio lancar, rasio cepat, rasio kas atas aktiva lancar, rasio kas atas utang lancar, rasio aktiva lancar dan total aktiva, serta rasio aktiva lancar dan hutang.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Rasio sovabilitas ini antara lain: rasio utang atas modal, rasio pelunasan utang, dan rasio utang atas aktiva.

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melaui semua kemampuan dan sumber yang ada,seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Beberapa jenis rasio ini antara lain: margin laba, aset turn over, return on investment, return on total aset, basic earning power, earning per share,

dan contribution margin.

4. Rasio Leverage

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio ini terdiri dari: rasio hutang terhadap modal, rasio kecukupan modal, dan rasio capital formation.

5. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini antara lain: inventory turn over, receivable turn over, fixed aset turn over, dan total aset turn over.

6. Rasio Pertumbuhan

Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahan dari tahun ke tahun. Rasio ini terdiri dari: rasio kenaikan penjualan, rasio kenaikan laba bersih, earning per share, dan rasio kenaikan deviden per share.

7. Rasio Penilaian Pasar

Rasio ini merupakan rasio yang lazim digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi prusahaan di pasar modal. Rasio ini terdiri dari: price earning ratio dan market to book value ratio.

8. Rasio Produktivitas

Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan, rasio biaya per karyawan, rasio penjualan terhadap space ruangan, rasio laba terhadap karyawan, rasio laba terhadap cabang, dan lainnya.

Dari delapan rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan analisis kinerja keuangan yang diteliti adalah rasio solvabilitas dan profitabilitas Didalam dua rasio resebut, peneliti hanya menggunakan Debt To Equity Ratio (DER),

Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) sebagai alat analisa utama indikator penilaian kinerja.

Dokumen terkait