• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

5. Tiga Garis Dasar ( Triple Bottom Line)

2.1.3.5 Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility

Alyson warhurst dari university of bath inggris mengemukakan prinsip-prinsip pelaksanaan SCR oleh perusahaan dalam 16 butir. (Sinulingga, 2010:281)

1. Prioritas korporat yaitu mengakui scr sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.

2. Manajemen terpadu yaitu mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.

3. Proses perbaikan yaitu secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program, dan kinerja sosial korporat berdasarkan temuan riset mutahir dan memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteri sosial secara intenasional.

4. Pendidikan karyawan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta motivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif.

5. Pengkajian yaitu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai suatu kegiatan dan menutup fasilitas.

6. Produk dan jasa yaitu pengembangan produk dan jasa tidak berdampak negatif.

7. Informasi publik yaitu memberikan informasi dan bila perlu mendidik pelanggan.

8. Fasilitas dan operasi yaitu mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian berdampak sosial.

9. Penelitian yaitu melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan sosial usaha dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi limbah.

10.Prinsip pencegahan yaitu memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk/jasa sejalan hasil penelitian mutahir untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11.Kontraktor dan pemasok yaitu mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kontarktor dan pemasok 12.Siaga menghadapi darurat yaitu menyusun dan merumuskan rencana

menghadapi keadaan darurat dan bila terjadi keadaan bahaya, bekerja sama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunikasi lokal.

13.Transfer of best practice yaitu berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.

14.Memberi sumbangan yaitu sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan bisnis.

15.Keterbukaan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan dialaog dengan para pekerja dan publik, mengantipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard dan dampak operasi, produk, limbah dan jasa.

16.Pencapaian dan pelaporan yaitu mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan per undang-undangan serta menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.

Sedangkan menurut CSR terdiri dari 3 prinsip utama menurut Crowther & Aras (2008:11) yaitu:

1. Sustainability

Berkaitan pada efek pengambilan tindakan yang diambil masa sekarang telah mempunyai pilihan yang tersedia di masa depan. Apabila sumber daya dimanfaatkan di masa sekarang maka tidak akan ada cukup sumber daya di masa depan, dan ini adalah perhatian khusus jika sumber daya mempunyai jumlah yang terbatas.

2. Accountability

Accountability berkaitan dengan pengakuan perusahaan dalam melakukan tindakan yang mempengaruhi lingkungan eksternal dan karena itu perusahaan berasumsi untuk betanggung jawab pada tindakan yang dilakukan. Prinsip ini berdampak pada hitungan akibat efek dari tindakan yang diambil perusahaan baik internal organisasi maupun eksternal.

3. Transparency

Transparency, sebagai prinsip, berarti akibat internal dari tindakan dari organisasi dapat dipastikan dari laporan yang dibuat organisasi dan fakta yang ada tidak disembunyikan dalam laporan tersebut. Dengan demikian

semua akibat dari tindakan yang dilakukan oleh organisasi, termasuk dampak internal, seharusnya muncul secara nyata kepada semua melalui penggunaan informasi yang disediakan mekanisme pelaporan organisasi

ISO 26000: Standar Acuan dalam Corporate Social Responsibility

Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI (55:2009) ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan ISO 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara:

1. Mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya

2. Menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif

3. Memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.

Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok yaitu:

2. Konsumen

3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat 4. Lingkungan

5. Ketenagakerjaan 6. Hak asasi manusia

7. Organizational Governance (governance organisasi)

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:

a. Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat

b. Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder

c. Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional

d. Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.

Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan sosial responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya seperti aspek lingkungan, maka perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosial. Misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan

penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.

Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi:

1. Kepatuhan kepada hukum

2. Menghormati instrumen/badan-badan internasional 3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya 4. Akuntabilitas

5. Transparansi

6. Perilaku yang beretika

7. Melakukan tindakan pencegahan

8. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.

2.1.3.6Manfaat dan Faktor Penghambat Program Corporate Social

Responsibility

Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.

Menurut Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan HAM RI (36:2009) ada empat manfaat yang diperoleh yaitu:

1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas.

2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal).

3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources)

4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko.

Sedangkan menurut Wibisono (99:2007) menguraikan manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya:

1. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat,

perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management),

2. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja,

meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut,

3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya, 4. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut

corporate misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.

Selain manfaat, terdapat juga faktor penghambat dalam menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan. Rudito (2007:240) memberikan beberapa faktor penghambat tersebut, antara lain:

1. Kualitas sumber daya manusia yang rendah. 2. Jumlah staf yang kurang memadai.

3. Kurangnya dukungan pemerintah.

4. Perbedaan persepsi di internal dan atau dengan para pihak eksternal. terhadap praktek tanggung jawab sosial perusahaan.

Dokumen terkait