Perseroan membukukan total kewajiban pada akhir tahun 2010 sebesar Rp1,73 triliun dengan jumlah kewajiban lancar sebesar 74%, dan kewajiban tidak lancar sebesar 26%. Nilai total kewajiban Perseroan tahun 2010 turun sebesar 24% dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp2,28 triliun. Penurunan kewajiban terbesar berasal dari penurunan pinjaman jangka pendek, hutang pajak dan kewajiban tidak lancar lainnya yaitu penurunan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang merupakan pembayaran dividen kas interim tahun buku 2009.
Dalam jutaan Rupiah In millions IDR
2009 2010 %
Pinjaman Jangka Pendek Short-term Liabilities
Rupiah 27.750 - -100% Indonesian Rupiah
USD 301.453 160.170 -47% US Dollar
Pinjaman Jangka Panjang Long-term Liabilities
Rupiah 7.825 37.539 380% Indonesian Rupiah
USD 628.501 628.071 0% US Dollar
Komposisi pinjaman Perseroan sebagian besar terdiri dari USD dengan proporsi untuk hutang jangka pendek sebesar +/- 20% dan jangka panjang sebesar +/- 80%. Pada tahun 2010 komposisi hutang jangka panjang dalam bentuk mata uang Rupiah meningkat sebesar 380%, hal ini dikarenakan fasilitas pinjaman jangka pendek dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. - Divisi Usaha Syariah milik EPN diubah menjadi jangka panjang. Meskipun demikian, secara keseluruhan saldo hutang Perseroan masih tergolong sehat, dengan tingkat leverage yang masih konservatif dan arus kas yang masih cukup memadai.
Dari keseluruhan pinjaman jangka panjang tahun 2010, pembayaran yang dijadwalkan pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp236,9 miliar, Rp240,7 miliar, Rp165,9 miliar, Rp18,6 miliar dan Rp567 juta.
Rincian kewajiban berbunga Perseroan adalah sebagai berikut:
Dalam jutaan Rupiah In millions IDR
2009 % 2010 % %
Sindikasi 602.107 61,2% 531.130 64,1% -12% Sindication
BTMU - 0,0% 180.734 21,8% N/A BTMU
Danamon Syariah 208.532 21.2% - 0,0% -100% Danamon Sharia
Natixis 106.847 10,9% 71.856 8,7% -33% Natixis
BNI Syariah 28.640 2,9% 27.184 3,3% -5% BNI Sharia
Chinatrust 12.468 1,3% 4.521 0,5% -64% Chinatrust
Muamalat 6.935 0,7% 5.249 0,6% -24% Muamalat
Syariah Mandiri 5.106 0,6% N/A Syariah Mandiri
Biaya pinjaman belum diamortisasi (2.792) -0,3% (2.829) -0,3% 1% Unamortized costs of loans
Sewa pembiayaan 21.066 2,1% 6.124 0,7% -71% Lease payables
Jumlah 983.803 100% 829.075 100% -16% Total The Company recorded IDR1.73 trillion total liabilities in 2010 which the current liabilities was 74% and non-current liabilities reached 26%. The total liabilities slipped by 24% compared to the previous year at IDR2.28 trillion. Such drop was contributed by the declining of short-term loan, taxes payable and other non-current liabilities such as the decreasing payables of related parties, served as the interim cash dividend payment for the year book of 2009.
The composition of the company’s loan was mainly consisted of US Dollar-denominated loan which the short-term loan accounted for approximately 20% and the long-term loan was approximately 80%. In 2010, Rupiah-denominated long-term debts composition surged by 380% since the short-term loan facility from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.-Sharia Division of EPN was changed into the long-term debts facility. However, in overall, the Company’s debt balance was still considered acceptable particularly with conservative leverage level and sufficient cash flow.
Of the entire long-term debts in 2010, the payment is scheduled to be settled in 2011, 2012, 2013, 2014 and 2015 as much as IDR236.9 billion, IDR240.7 billion, IDR165.9 billion, IDR18.6 billion and IDR567 million respectively.
Following is the Company’s detailed interest-bearing liabilities:
Kewajiban berbunga yang baru ada di tahun 2010 berasal dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. untuk melunasi fasilitas pembiayaan dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk Divisi Syariah dan dari PT Bank Syariah Mandiri untuk pembiayaan truk tangki di EPN. Kewajiban per segmen adalah sebagai berikut:
Dalam jutaan Rupiah In millions IDR
2009 % 2010 % %
keWAJIBAN LIABILITIeS
Jasa Hulu Migas Terintegrasi 1.792.966 42,6% 1.272.488 34,6% -29% Integrated Upstream Oil Aad Gas Services Jasa Penunjang Hulu Migas 239.214 5,7% 89.220 2,4% -63% Upstream Oil and Gas Supporting Services Jasa Hilir Migas 373.853 8,9% 450.564 12,2% 21% Downstream Oil and Gas Services Pengelolaan Lapangan Migas 34.338 0,8% 0,0% -100% Oil and Gas Field Asset Management Eliminasi (156.995) -3,7% (83.864) -2,3% -47% Elimination Jumlah 2.283.376 54,3% 1.728.408 47,0% -24% Total
Jumlah ekuitas meningkat 1% menjadi Rp1,94 miliar di tahun 2010 terutama disebabkan penurunan laba bersih Perseroan yang pembagian dividen sebesar Rp36 miliar. Dividen tersebut berasal dari pembagian dividen kas final dari laba bersih tahun buku 2009 berdasarkan RUPS Tahunan yang diaktakan dengan Akta Notaris Aulia Taufani, SH (pengganti Notaris Sutjipto, SH, MKn), No. 142 tanggal 21 Juni 2010.
Modal Kerja
Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar, dimana pada tahun 2009 modal kerja bersih sebesar Rp887 miliar, turun 13% di tahun 2010 menjadi sebesar Rp768 miliar. Penurunan ini dipicu penurunan pada kas dan setara kas, sehingga penurunan kewajiban lancar (turun 23%) lebih besar dari penurunan aktiva lancar (turun 20%).
Likuiditas dan Sumber Pendanaan
Berdasarkan analisis risiko yang yang dilakukan terhadap Perseroan, maka dalam hal likuiditas ditentukan oleh jenis proyek yang berjalan, perputaran hutang dan piutang, dan kondisi pasar keuangan untuk mencari inisiatif penggalangan dana, termasuk hutang bank dan pasar modal.
Untuk menjaga likuiditasnya, Perseroan terus menerus mengevaluasi proyeksi arus kas untuk ketersediaan kas internal dan memperhatikan kondisi pasar keuangan untuk dukungan pendanaan eksternal.
Tingkat kemampuan Perseroan dalam membayar utang dan kewajiban yang dimiliki dapat diukur dengan menggunakan rasio likuiditas. Berdasarkan
The new interest-bearing liabilities in 2010 was derived from The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. merely to settle the financing facilities from Sharia Division of PT Bank Danamon Indonesia and to finance EPN’s tank truck from PT Bank Syariah Mandiri.
Following is the Company’s liabilities per segment:
The total equity rose by 1% to IDR1,94 billion in 2010 particularly due to the declining net income where the dividend distribution was IDR36 billion. Such dividend was generated from final cash dividend payment derived from the net income in the year book of 2009, referring to the Annual General Meeting of Shareholders that was noted in Notary Deed of Aulia Taufani, SH (substitute Notary of Notary Sutjipto, SH, MKn), No. 142, dated 21 June 2010.
Working Capital
Working capital is the difference between current assets and current liabilities. The company’s net working capital in 2009 was IDR887 billion while in 2010 it dropped by 13% to IDR768 billion. This decline was triggered by the declining cash and cash equivalents, making the current liabilities’ drop (23%) higher than the decrease of current assets (20%).
Liquidity and Source of Fund
Based on the risk analysis upon the Company’s performance, liquidity is determined by the types of ongoing projects, turnover of trade payables and trade receivables and the condition of financial market merely to seek fund raising initiatives, including from bank loan and capital market.
In order to maintain its liquidity, the Company continues to evaluate cash inflow outlook for internal cash availability as it also monitors the condition of financial market to support the external financing.
The Company's ability to pay debts and liabilities can be measured by using the liquidity ratio. Based on liquidity ratio at December 31, 2010, the Company still
rasio likuiditas pada kondisi 31 desember 2010, maka Perseroan masih memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yaitu pinjaman yang diterima Perseroan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Dapat dilihat bahwa rasio lancar Perseroan masih berada pada level industri yakni sebesar 1,6 kali.
Tingkat kolektibilitas piutang Perseroan cukup optimal dimana rata-rata hari penjualan yang tertanam pada piutang usaha adalah pada level 66 hari atau masih di bawah kebijakan Perseroan dimana perputaran piutang tidak lebih dari 150 hari. Hal ini menunjukan bahwa Perseroan cukup efisien dalam hal pengunaan dana pada tagihan.
Jika dilihat dari dari sumber pendanaan dan rasio hutang berbunga terhadap ekuitas yang masih rendah yakni pada level 0,43 kali pada kondisi 31 Desember 2010, maka Perseroan masih memiliki ruang yang cukup untuk memperoleh tambahan pinjaman, baik untuk barang modal maupun modal kerja. Namun demikian, hal tersebut dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Sumber pendanaan Perseroan tahun 2010 ini berasal dari:
1. Kas yang berasal dari operasi sebesar Rp348,7 miliar
2. Penerimaan dividen dari perusahaan asosisasi sebesar Rp2,8 miliar
3. Penerimaan atas penjualan penyertaan saham sebear Rp9,6 miliar
4. Pencairan investasi jangka pendek sebesar Rp66,7 miliar
5. Penerimaan hutang bank sebesar Rp423,2 miliar 6. Penerimaan piutang dan hutang hubungan istimewa
sebesar Rp13,1 miliar.
Untuk mengoptimalkan struktur permodalan yang ada, maka Perseroan mempunyai beberapa kebijakan, yaitu:
• Rasio hutang berbunga terhadap EBITDA berkisar 3,5 - 5 kali
• Rasio debt service coverage minimum 1,1 kali • Rasio hutang terhadap ekuitas maksimum 2 kali • Perputaran persediaan tidak lebih dari 90 hari • Perputaran piutang tidak lebih dari 150 hari • Jumlah kekayaan bersih minimal Rp1,8 triliun
have the strong ability to meet its short term obligation, therefore the Company can improve its performance. It can be seen that the Company's current ratio remained at the industry level of 1.6 times.
The collectability rate of the Company's receivables were optimal for which the average days of sales in account receivable was at the level of 66 days or still under the Company's policy in which the receivable turnover is not more than 150 days. This indicates that the Company is quite efficient in the use of fund.
Seeing from the sources of fund and interest bearing debt to equity ratio as per 31 December 2010, which was still low, at the level of 0.43 times, then the Company still has sufficient space to earn additional loan, either for capital expenditure or working capital. Nevertheless, this particular measure must be conducted in a prudent manner.
The Company’s capital structure in 2010 was derived from:
1. Cash from operating activities, valuing IDR348.7 billion
2. Dividend payment from associated company, valuing IDR2.8 billion
3. Proceeds from the sale of investment in shares of stock, valuing IDR9.6 billion
4. Disbursement of short term investment, valuing IDR66.7 billion
5. Proceeds from bank loans, valuing IDR423.2 billion 6. Proceeds of due from and due to related parties,
valuing IDR13,1 billion.
To optimize the existing capital structure, the company has several policies, including:
• Interest-bearing debt to EBITDA ratio, ranging 3.5 - 5 times • Debt service coverage ratio minimum 1.1 times • Debt to equity ratio maximum 2 times • Inventory turnover no more than 90 days • Payable turnover no more than 150 days • Minimum net assets reaches IDR1.8 trillion