• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Kinerja Perbankan

Suatu evaluasi dibutuhkan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya, maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Kinerja pun merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi. Menurut Jumingan dalam Endi Sarwoko, kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.10

Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Heni Yusnita, Mulyadi dan Erick, kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan

10

Endi Sarwoko,” Analisis Kinerja Bank Swasta Nasional Devisa

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.11

Syofyan (2003) dalam Sukarno dan Syaichu (2006) mengungkapkan bahwa kinerja dapat diartikan penilaian bagaimana hasil ekonomi dari kegiatan industri memberikan kemungkinan kontribusi terbaik guna mencapai tujuan. kinerja adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perekonomian, dimana tujuan perekonomian adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.12 2. Konsep Efisiensi Perbankan

Efisiensi dalam perbankan merupakan hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus agar perbankan dapat berdaya saing, berkembang dan mampu berperan secara optimal bagi pembangunan nasional. Perbankan yang efisien berarti kinerjanya juga baik, demikian sebaliknya perbankan yang tidak efisien berarti kinerjanya tidak baik. Perbankan yang efisien juga dapat memberikan keyakinan pada investor bahwa dana yang diinvestasikan akan memberikan keuntungan. Sedangkan

11

Heni Yusnita, Mulyadi dan Erick,”Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Manajemen Laba Riil Terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal JAFFA Vol.3 No.1 ( Jakarta, 2015)h.3.

12

Sukarno,Kartika Wahyu dan Muhammad Syaichu, ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia”.,Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3 No.2 (Semarang,2006) h.48.

bagi para nasabah, perbankan yang efisien dapat memberikan keuntungan karena biaya transaksi yang lebih murah.13

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukkan (input). Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila perusahaan tersebut dapat menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain dengan mempergunakan jumlah input yang sama, atau menghasilkan jumlah output yang sama dengan jumlah input yang lebih sedikit dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan lain. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi yaitu pertama, apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar. Kedua, dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama. Ketiga, dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar.14

Menurut Ibnu Syamsi dalam Rafika Rahmawati, efisiensi dapat ditinjau dari dua segi yaitu15:

a. Segi hasil (output)

Efisiensi ditinjau dari hasil minimum yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan maksimalnya juga ditetapkan. Ini merupakan batas normal penngorbanan. Jika pengorbanan lebih sedikit

13

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata Publishing, 2014), h. 64

14

Ibid., h. 65 15

Rafika Rahmawati. Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (dengan Pendekatan Parametrik) (skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.26

daripada yang ditetapkan, maka itu termasuk efisien. Tetapi jika pengorbanan lebih banyak, maka itu tidak efisien.

b. Segi pengorbanan (input)

Efisiensi dari segi pengorbanan normal yaitu dengan pengorbanan (input) yang ada atau yang sudah ditetapkan, kemudian ditetapkan hasil minimum yang harus dicapai. Jika hasil yang dicapai di bawah hasil minimum yang ditetapkan, cara kerjanya termasuk tidak efisien. Tetapi jika hasil yang dicapai lebih dari hasil minimum yang telah ditetapkan, cara kerjanya termasuk efisien.

Gambar 1.2 Konsep efisiensi

Konsep efisiensi pada gambar diatas menjelaskan dalam satu industri perusahaan-perusahaan hanya menggunakan satu input (X) untuk menghasilkan satu output (Y). Garis OS adalah garis pembatas produksi

(Production Frontier). Garis batas produksi ini adalah batas dimana perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan beroperasi. Sebagai contoh, jika jumlah input X2 digunakan, jumlah output optimum yang dapat dihasilkan adalah Y2. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan menghasilkan output Y2 untuk jumlah input X2. Perusahaan yang beroperasi di titik A dianggap tidak efisien dari segi teknik dibanding dengan perusahaan yang beroperasi di titik B. Ini disebabkan bahwa dengan jumlah input yang sama (X2), perusahaan yang beroperasi dititik B dapat menghasilkan jumlah output yang lebih banyak (Y2) dibanding output yang dihasilkan oleh perusahaan yang beroperasi dititik A yaitu Y1. Atau perusahaan yang beroperasi pada titik A sebaiknya mengurrangi jumlah input yang dipergunakan dari X2 ke X1 dengan tingkat output yang dihasilkan sebanyak Y1. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka perusahaan yang beroperasi di titik A dapat dikatakan efisien secara teknik.16

Secara keseluruhan efisiensi perbankan berupa17:

a. Efisiensi Skala (scale efficiency) Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale).

16

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata Publishing, 2014), h. 66

17Ida Savitri Kusmargiani, “Analisis Efisiensi Operasional dan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank yang Merger Dan Akuisisi Di Indonesia,” (Tesis Univesitas Diponegoro Semarang, 2006) h.20

b. Efisiensi dalam Cakupan (scope efficiency) Efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi Keuntungan penghematan skala dan cakupan (economies of scale & scope) yang diharapkan berupa (Koch & MacDonald, 2000):

a) Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi merek, yang dapat menghasilkan manfaat melalui penjualan produk dalam jumlah dan variasi yang lebih banyak kepada pelanggan.

b) Penggunaan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi merek, distribusi aneka macam produk dan jasa, dan kebutuhan pengeluaran yang besar untuk membiayai teknologi yang diperlukan.

c) Meningkatkan leverage operasional yang dihasilkan dengan cara berbagai biaya overhead dari sumber operasional dan pendanaan yang lebih besar.

d) Mengurangi risiko penghasilan, yang bisa memperbesar nilai suatu waralaba dengan cara menciptakan produk-produk dan sumber pendapatan yang lebih variatif

c. Efisiensi Alokasi (allocative efficiency) Efisiensi Alokasi tercapai ketika bank mampu menentukan berbagai output yang memaksimalkan keuntungan.

d. Efisiensi Teknis (technical effisciency) Efisiensi Teknis pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses produksi.

e. Efisiensi Skala Ekonomi (economies of scale) Efisiensi Skala Ekonomi pada dasarnya adalah berupa penghematan biaya (Mudrajad Kuncoro & Suhardjono, 2002), cara yang ditempuh adalah dengan :

a) Konsolidasi dalam pemrosesan data dan operasi

b) Konsolidasi, diversifikasi, dan perampingan bagian investasi dan sekuritas portofolio

c) Konsolidasi bagian kredit, termasuk dokumentasi dan persiapan kredit

d) Konsolidasi penilaian kredit dan audit operasi

e) Konsolidasi sistem antar cabang termasuk penggunaan internet Menurut Berger dan Mester (1997), industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro. Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasionalnya. Bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan exit dari pasar karena tidak mampu bersaing dengan kompetitornya, baik dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Bank yang tidak efisien juga akan kesulitan dalam mempertahankan kesetiaan

nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk memperbesar customer base-nya18.

Menurut Weill (2003) Sementara dari perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategis dari industri perbankan sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi19.

Dokumen terkait