• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparasi Efisiensi Biaya pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Komparasi Efisiensi Biaya pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

MENTARI IKAPUTRI NIM : 1112046100150

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi biaya pada industri perbankan Indonesia. Efisiensi merupakan suatu parameter teoritis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menggukur kinerja sebuah perbankan. Dikhususkan lagi untuk analisis efisiensi biaya yang dapat diukur menggunakan pendekatan metode stochastic frontier approach (SFA) yang terdiri dari variabel input dan output. Apabila semakin mendekati nilai 100% maka bank menunjukkan nilai yang efisien. Dalam penelitian ini perhitungan tingkat efisiensi biaya dilakukan selama periode 2011 hingga 2015. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada periode tersebut untuk Bank Umum Konvensional adalah Bank Jasa Jakarta 99,99086%, Bank Sinarmas 99,99090%, Bank Nusantara Parahyangan 98,99084% dan Bank Victoria Internasional 99,99083%. Sedangkan, Bank Umum Syariah adalah Bank BNI Syariah 71,85749%, Bank BRI Syariah 75,50039%, Bank Panin Syariah 85,53661% dan Bank Mega Syariah 77,21709%, dari nilai efisiensi tersebut dapat dilakukan komparasi. Diketahui juga faktor-faktor input dan output yang mempengaruhi tingkat efisiensi biaya tersebut. Pada BUK faktor input yang berpengaruh yaitu beban personalia, sedangkan faktor output yang berpengaruh yaitu total kredit dan total surat berharga yang dimiliki. Pada BUS faktor input yang berpengaruh adalah beban personalia dan beban bagi hasil, sedangkan faktor output yang berpengaruh yaitu total pembiayaan.

(6)

Alhamdulillahirabbil „alamin segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala rahmat hidayah-Nya serta pertolongan yang tiada terhingga kepada mahluk-Nya, khususnya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis

Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)”. Shalawat serta salam tercurahkan untuk baginda nabi kekasih Allah, nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari jalan yang bathil menuju jalan yang lurus hingga yaumil qiyamah.

(7)

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua Program Studi Muamalat, Bapak AM. Hasan Ali, MA, dan Bapak

Abdurrauf, Lc, MA., selaku Sekertaris Program Studi yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Dosen pembimbing Edi Setiadi, SE, MM yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya selama penyusunan dan penulisan Skripsi. 4. Dosen pembimbing akademik Yuke Rahmawati, S.Ag.,M.A yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya selama penyusunan dan penulisan Skripsi.

5. Bapak/ibu dosen dan sifitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah mendidik, membimbing dan mengajarkan ilmu serta akhlak yang tidak ternilai.

6. Dua orang yang paling berharga, orang tua penulis Bapak Junaedi dan Ibu Yandwika yang tiada hentinya mencurahkan doa, motivasi dan selalu memberikan yang terbaik untuk penulis hingga saat ini, skripsi ini dipersembahkan untuk kalian.

(8)

8. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 khususnya Sahabat-sahabat seperjuangan penulis selama menimba ilmu, grup Agasshi yaitu Ayu, Lala, Ais, Nada, Rahmi, Seli, Nia, Ifat, Ifa, Eva, Deti dan Mulki. Terima kasih pula untuk teman-teman perbankan syariah D, yang sudah membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini.

9. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu, menyemangati penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis hanya bisa mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat dan hidayat-Nya. Amin ya robbal alamin.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis masih memiliki banyak kekurangan pengetahuan dan pengalaman pada topik yang diangkat, begitu pula dalam penulisan yang masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis berbesar hati menerima berbagai masukan yang konstruktif terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi khazanah keilmuan.

Jakarta, 14 september 2016

(9)

ABSTRAK ... iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Konsep Efisiensi Perbankan ... 15

3. Pengukuran Efisiensi Perbankan ... 21

4. Hubungan Input dan Output Efisiensi ... 31

5. Stochastic Frontier Approach (SFA) ... 34

B. Penelitian Terdahulu ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 44

B. Jenis Data dan Sumber Data ... 44

C. Populasi dan Sampel ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Spesifikasi Variabel Input Dan Output ... 46

F. Definisi Operasional ... 48

G. Metode Analisis... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Penelitian ... 53

(10)

C. Uji Pengaruh Variabel Input-Output Terhadap Total Biaya ... 71 D. Pembahasan ... 77 BAB V PENUTUP

(11)

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 40

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 45

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian... 49

Tabel 4.1 Statistika Deskriptif (BUK) ... 54

Tabel 4.2 Statistika Deskriptif (BUS) ... 55

Tabel 4.3 Tingkat Efisiensi Bank Model Cross-Section (BUK) ... 65

(12)

Gambar 4.2 Hasil Analisis Koefisien Regresi (BUS) ... 59

Gambar 4.3 Hasil Analisis Korelasi Antar Variabel Bebas (BUK) ... 62

Gambar 4.4 Hasil Analisis Korelasi Antar Variabel Bebas (BUS) ... 63

Gambar 4.5 Hasil Analisis frontier Model Cross-Section (BUK) ... 64

Gambar 4.6 Hasil Analisis frontier Model Cross-Section (BUS) ... 65

Gambar 4.7 Tingkat Efisiensi (BUK) ... 67

Gambar 4.8 Tingkat Efisiensi (BUS) ... 69

Gambar 4.9 Hasil Analisis Uji Chi-Square dan Uji Z (BUK)... 71

Gambar 4.10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (BUK) ... 73

Gambar 4.11 Hasil Analisis Uji Chi-Square dan Uji Z (BUS) ... 74

(13)

Perkembangan perbankan di Indonesia dapat dilihat pertama kali pada kondisi perekonomian dalam lima tahun terakhir yang cenderung tumbuh melambat. Hal tersebut dipublikasikan Badan Pusat Statistik dalam Laporan Publikasi Perekonomian Indonesia tahun 2015, bahwa kondisi tidak stabilnya perekonomian dunia memiliki dampak pada perekonomian Indonesia yang merupakan tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan untuk tetap berperan dan berkembang secara optimal dalam pembangunan nasional.1

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral telah menggagas indikator efisiensi untuk perbankan Indonesia. Dimana terdapat tiga indikator yang wajib diperhatikan untuk mengukur sejauh mana tingkat efisiensi suatu bank diantaranya yaitu rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan rasio Net Interest Margin (NIM) serta rasio Net Operating Margin (NOM). Indikator tersebut menjadi penting ketika suatu bank melakukan ekspansi atau pembukaan kantor baru, ekspansi itu sendiri khususnya telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia 14/26/PBI/2012 tentang kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan Modal Inti Bank. Secara praktis, PBI tersebut ditujukan untuk meningkatkan ketahanan, daya saing dan efisiensi industri

1

http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Perekonomian-Indonesia-2015.1.2pdf

(14)

perbankan untuk menghadapi gejolak ekonomi yang berkembang serta

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015

Menurut data Statistik Perbankan Indonesia, perkembangan kinerja Bank Umum Konvensional pada bulan Agustus 2015 diantaranya digambarkan BOPO dan NIM yang terbilang cukup fluktuatif. Pada rasio BOPO mengalami peningkatan 5,17% dari tahun sebelumnya menjadi 81,46% hal tersebut mengindikasikan bahwa masih tingginya beban operasional yang digunakan oleh bank begitu juga dengan NIM mengalami peningkatan 1,09% dari tahun Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015

Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah pada bulan Agustus 2015 diantaranya digambarkan bahwa NOM mengalami penurunan sebesar 2,44% dari tahun sebelumnya menjadi 0,48% dalam hal ini bank belum mampu

2

(15)

mengoptimalkan pendapatannya dari setiap produk atau jasa yang dipasarkan. BOPO mengalami peningkatan sebesar 0,33% dari tahun sebelumnya menjadi 97,30%, hal tersebut juga mengindikasikan bahwa beban operasional yang ditanggung bank masih tinggi.3

Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia tersebut mengindikasikan bahwa rasio BOPO pada Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) terbilang masih tinggi bahkan melebihi 70% - 80% yang merupakan batas ideal rasio BOPO. Hal tersebut dikhawatirkan mempengaruhi market share perbankan Indonesia untuk dapat melakukan ekspansi. Bank Umum Konvensional pun masih cenderung menaikkan suku bunga kredit untuk meningkatkan keuntungannya yang tercermin dari masih tingginya rasio NIM. Begitu juga pada Bank Umum Syariah yang masih berusaha untuk meningkatkan keuntungannya dari sektor pembiayaan, tercermin dalam rasio NOM yang rendah.

Tabel 1.3

Tingkat bagi hasil dan rata-rata pembiayaan atau kredit pada BUK dan BUS

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia Agustus 2015

(16)

Persaingan dalam efisiensi pun terjadi antara BUK dan BUS terlihat dari data statistik perbankan Indonesia bulan Agustus 2015 pada tingkat bagi hasil DPK untuk tabungan pada BUS lebih tinggi yaitu 3,30% dibandingkan rata-rata suku bunga DPK untuk tabungan pada BUK yaitu 1,98%, hal tersebut mengakibatkan masyarakat cenderung untuk menabung pada BUS. Namun, pada rata-rata kredit untuk modal kerja yang dimiliki BUK lebih rendah yaitu 12,56% dibandingkan dengan rata-rata pembiayaan untuk modal kerja pada BUS yaitu 15,18%, dengan demikian BUS terbebani oleh DPK yang menumpuk dan secara otomatis meningkatkan besarnya kewajiban atau biaya bagi hasil bank itu sendiri, dapat diketahui juga bahwa sumber pendapatan BUS yang terbesar berasal dari pembiayaan. Melihat masalah tersebut, BUS harus mampu mengelola dana secara efisien agar dapat bersaing dengan BUK.4 Persaingan industri perbankan pun terbilang semakin ketat, tidak hanya persaingan di dalam negeri saja namun persaingan internasional pun terbilang lebih ketat dan menyebabkan industri perbankan Indonesia masih kalah efisien. Hal tersebut terjadi karena tingkat rasio indikator efisiensi perbankan Indonesia belum mencapai batas ideal rasio perbankan yang ada di Asia Tenggara dimana rasio BOPO berkisar 40% - 60% dan rasio NIM berkisar 2% - 3%.5

4 Ibid. 5

http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi-1361338674

(17)

Tingginya rasio BOPO, NIM dan NOM mengindikasikan bahwa pentingnya pengukuran efisiensi suatu bank, khususnya untuk melihat sejauh mana kinerja bank tersebut sebagai lembaga intermediasi yang berperan pula untuk menjaga stabilitas perekonomian. Perlu diingat juga bahwa kinerja perbankan yang rendah menyebabkan menurunnya dana untuk sektor produktif sehingga menghambat aktivitas produksi dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Hadad, dkk secara teoritis efisiensi mampu menjadi parameter kinerja sebuah organisasi6, maka inefisiensi perbankan menjadi indikator rendahnya kinerja perbankan. Ditengah ketatnya persaingan margin antar bank, maka diperlukan perhatian khusus dalam pemanfaatan yang maksimal pada input yang ada atau input yang minimum sehingga menghasilkan tingkat output tertentu. Selain itu, pengukuran efisiensi pun menjadi perhatian utama dalam memajukan perkembangan perbankan di Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Metode pengukuran efisiensi yang umumnya dipakai ada dua yaitu dengan traditional approach dan frontier approach.

Pengukuran dengan metode traditional approach adalah cara yang paling sering digunakan para analis perbankan sebab cara tersebut tergolong mudah dan praktis karena dapat langsung diperoleh dari laporan keuangan yang bersangkutan. Namun metode tersebut memiliki beberapa kekurangan

6

(18)

diantaranya kebanyakkan perusahaan ingin lebih baik dari rata-rata industri sehingga bila hanya mencapai rata-rata kinerja maka hal tersebut tidaklah terlalu baik, selanjutnya inflasi dan berbagai faktor musiman dapat mendistorsi analisis rasio.7 Selain itu pengukuran efisiensi dari standar akuntansi tidak dapat mengetahui sumber-sumber inefisiensi pada manajerial perbankan.8

Lain halnya dengan metode frontier yang didasarkan pada perilaku optimal suatu perusahaan untuk meningkatkan atau memaksimumkan output dan meminimumkan biaya yang merupakan input sebagai cara unit ekonomi untuk mencapai tujuan. Menurut Ascarya, dkk dalam Shafitranata, pendekatan frontier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh perbedaan harga input dan faktor-faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.9 Salah satu metode frontier yang popular yaitu dengan menggunakan metode stochastic frontier approach (econometric frontier). Dimana, pada metode ini dapat mengestimasi fungsi biaya yang digunakan untuk menggambarkan hubungan input dan output dengan model ekonometrika.

7

Edy Hartono,”Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Indonesia Dengan Menggunakan Metode Parametrik Stochastic Frontier Approach Analysis,” (Tesis Universitas Diponegoro Semarang, 2009) h.20.

8

Rafika Rahmawati. Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (dengan Pendekatan Parametrik) (skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) h.7.

9

(19)

Berdasarkan uraian permasalahan serta kondisi Industri perbankan dan berbagai faktor yang mempengaruhi efisiensi. Maka penulis mengambil tema penelitian “Analisis Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015 dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)”

B. Pokok Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana efisiensi Bank Umum Konvensional ? b. Bagaimana efisiensi Bank Umum Syariah ?

c. Bagaimana komparasi efisiensi pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia?

d. Apakah komponen input dan output yang dijadikan indikator mampu menggambarkan efisiensi?

2. Batasan Masalah

(20)

Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Mega Syariah, begitu juga dengan BUK (Bank Umum Konvensional) yaitu Bank Nusantara Parahyangan, Bank Jasa Jakarta, Bank Victoria Internasional dan Bank Sinarmas. Penelitian pun dilakukan dengan menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA).

3. Rumusan Masalah

Guna membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok permasalahan akan terfokus :

a. Bagaimana efisiensi biaya pada Bank Umum Konvensional (BUK) di Indonesia pada periode 2011-2015

b. Bagaimana efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2011-2015?

c. Bagaimana komparasi efisiensi biaya pada Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2011-2015?

d. Bagaimana komponen input dan output berpengaruh pada efisiensi biaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :

(21)

2. Untuk mengetahui sejauh mana kondisi efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2011-2015.

3. Untuk mengetahui komparasi efisiensi biaya pada Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada periode 2011-2015.

4. Untuk mengetahui sejauh mana komponen input dan output berpengaruh pada tingkat efisiensi biaya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan pengetahuan dan sumber referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji efisiensi biaya pada BUK dan BUS di Indonesia dengan metode Stochastic Frontier Approach (SFA).

2. Manfaat Praktis a. Bagi Pihak Praktisi

(22)

b. Bagi Pihak Masyarakat

(23)

E.

Kerangka Konseptual

Analisis Komparasi Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Kovensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2011-2015

dengan Metode Stochastic Frontier Approach (SFA)

(24)

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar dalam skripsi ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub bab didalamnya. Untuk lebih jelasnya berikut ini sistematika penulisannya :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis penelitian, kerangka konsep dan teoritis, metode penelitian, kerangka penelitian teoritis dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tinjauan teoritis terhadap hal-hal yang akan dibahas, seperti teori-teori mengenai konsep dan pengukuran efisiensi, serta studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan pembahasan.

BAB III METODE PENELITIAN

(25)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh, dimana hasil dari perhitungan tersebut kemudian dilakukan pembahasan yang bertujuan untuk mendapatkan kesimpulan.

BAB V PENUTUP

(26)

1. Kinerja Perbankan

Suatu evaluasi dibutuhkan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya, maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Kinerja pun merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi. Menurut Jumingan dalam Endi Sarwoko, kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.10

Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Heni Yusnita, Mulyadi dan Erick, kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan

10

Endi Sarwoko,” Analisis Kinerja Bank Swasta Nasional Devisa

(27)

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.11

Syofyan (2003) dalam Sukarno dan Syaichu (2006) mengungkapkan bahwa kinerja dapat diartikan penilaian bagaimana hasil ekonomi dari kegiatan industri memberikan kemungkinan kontribusi terbaik guna mencapai tujuan. kinerja adalah seberapa baik hasil yang dicapai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan perekonomian, dimana tujuan perekonomian adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.12 2. Konsep Efisiensi Perbankan

Efisiensi dalam perbankan merupakan hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus agar perbankan dapat berdaya saing, berkembang dan mampu berperan secara optimal bagi pembangunan nasional. Perbankan yang efisien berarti kinerjanya juga baik, demikian sebaliknya perbankan yang tidak efisien berarti kinerjanya tidak baik. Perbankan yang efisien juga dapat memberikan keyakinan pada investor bahwa dana yang diinvestasikan akan memberikan keuntungan. Sedangkan

11

Heni Yusnita, Mulyadi dan Erick,”Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Manajemen Laba Riil Terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal JAFFA Vol.3 No.1 ( Jakarta, 2015)h.3.

12

(28)

bagi para nasabah, perbankan yang efisien dapat memberikan keuntungan karena biaya transaksi yang lebih murah.13

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukkan (input). Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila perusahaan tersebut dapat menghasilkan output yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain dengan mempergunakan jumlah input yang sama, atau menghasilkan jumlah output yang sama dengan jumlah input yang lebih sedikit dibandingkan jumlah input yang digunakan perusahaan lain. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi yaitu pertama, apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar. Kedua, dengan input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama. Ketiga, dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar.14

Menurut Ibnu Syamsi dalam Rafika Rahmawati, efisiensi dapat ditinjau dari dua segi yaitu15:

a. Segi hasil (output)

Efisiensi ditinjau dari hasil minimum yang dikehendaki ditetapkan terlebih dahulu. Kemudian pengorbanan maksimalnya juga ditetapkan. Ini merupakan batas normal penngorbanan. Jika pengorbanan lebih sedikit

(29)

daripada yang ditetapkan, maka itu termasuk efisien. Tetapi jika pengorbanan lebih banyak, maka itu tidak efisien.

b. Segi pengorbanan (input)

Efisiensi dari segi pengorbanan normal yaitu dengan pengorbanan (input) yang ada atau yang sudah ditetapkan, kemudian ditetapkan hasil minimum yang harus dicapai. Jika hasil yang dicapai di bawah hasil minimum yang ditetapkan, cara kerjanya termasuk tidak efisien. Tetapi jika hasil yang dicapai lebih dari hasil minimum yang telah ditetapkan, cara kerjanya termasuk efisien.

Gambar 1.2 Konsep efisiensi

(30)

(Production Frontier). Garis batas produksi ini adalah batas dimana perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan beroperasi. Sebagai contoh, jika jumlah input X2 digunakan, jumlah output optimum yang dapat dihasilkan adalah Y2. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan menghasilkan output Y2 untuk jumlah input X2. Perusahaan yang beroperasi di titik A dianggap tidak efisien dari segi teknik dibanding dengan perusahaan yang beroperasi di titik B. Ini disebabkan bahwa dengan jumlah input yang sama (X2), perusahaan yang beroperasi dititik B dapat menghasilkan jumlah output yang lebih banyak (Y2) dibanding output yang dihasilkan oleh perusahaan yang beroperasi dititik A yaitu Y1. Atau perusahaan yang beroperasi pada titik A sebaiknya mengurrangi jumlah input yang dipergunakan dari X2 ke X1 dengan tingkat output yang dihasilkan sebanyak Y1. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka perusahaan yang beroperasi di titik A dapat dikatakan efisien secara teknik.16

Secara keseluruhan efisiensi perbankan berupa17:

a. Efisiensi Skala (scale efficiency) Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale).

16

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik (Bekasi : Gramata Publishing, 2014), h. 66

17Ida Savitri Kusmargiani, “Analisis Efisiensi Operasional

(31)

b. Efisiensi dalam Cakupan (scope efficiency) Efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi pada diversifikasi lokasi. Efisiensi Keuntungan penghematan skala dan cakupan (economies of scale & scope) yang diharapkan berupa (Koch & MacDonald, 2000):

a) Skala, keanekaragaman produk (product diversity), identifikasi merek, yang dapat menghasilkan manfaat melalui penjualan produk dalam jumlah dan variasi yang lebih banyak kepada pelanggan.

b) Penggunaan biaya tetap yang diperlukan untuk identifikasi merek, distribusi aneka macam produk dan jasa, dan kebutuhan pengeluaran yang besar untuk membiayai teknologi yang diperlukan.

c) Meningkatkan leverage operasional yang dihasilkan dengan cara berbagai biaya overhead dari sumber operasional dan pendanaan yang lebih besar.

d) Mengurangi risiko penghasilan, yang bisa memperbesar nilai suatu waralaba dengan cara menciptakan produk-produk dan sumber pendapatan yang lebih variatif

(32)

d. Efisiensi Teknis (technical effisciency) Efisiensi Teknis pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dan output dalam suatu proses produksi.

e. Efisiensi Skala Ekonomi (economies of scale) Efisiensi Skala Ekonomi pada dasarnya adalah berupa penghematan biaya (Mudrajad Kuncoro & Suhardjono, 2002), cara yang ditempuh adalah dengan :

a) Konsolidasi dalam pemrosesan data dan operasi

b) Konsolidasi, diversifikasi, dan perampingan bagian investasi dan sekuritas portofolio

c) Konsolidasi bagian kredit, termasuk dokumentasi dan persiapan kredit

d) Konsolidasi penilaian kredit dan audit operasi

(33)

nasabahnya dan juga tidak diminati oleh calon nasabah dalam rangka untuk memperbesar customer base-nya18.

Menurut Weill (2003) Sementara dari perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategis dari industri perbankan sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi19.

3. Pengukuran Efisiensi Perbankan

Konsep pengukuran efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrell (1957). Menurut Farrell (1957) konsep pengukuran efisiensi dibagi menjadi dua yaitu efisiensi teknik dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknik menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan output dengan memanfaatkan jumlah input yang ada. Sedangkan efisiensi alokatif menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input dengan struktur harga dan teknologi produksinya. Efisiensi alokasi juga disebut efisiensi ekonomi (Economic Efficiency), karena tujuan dari para produsen adalah mencapai efisiensi ekonomi yang

18 Zaenal Abidin dan Endri,”Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah Pendekatan

Data Envelopment Analysis(DEA)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1 (Mei 2009): h.21. 19

(34)

tinggi (efisiensi biaya dan efisiensi keuntungan). Kombinasi dari kedua efisiensi tersebut akan menghasilkan efisiensi ekonomi secara total (Overall Economic Efficiency).20

Menurut Kumbhaker dan Lovell (2000) dalam Ascarya dan Yumanita (2008) dalam rangka efisiensi ekonomi suatu perusahaan harus efisien secara teknis dan dalam rangka mencapai keuntungan maksimal, suatu perusahaan harus memproduksi output secara maksimal dengan jumlah input tertentu dan memproduksi output dengan kombinasi yang tepat dengan tingkat harga tertentu.21

Dalam Muharam dan Pusvitasari ada tiga pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu22 :

a. Pendekatan Rasio

Pendekatan ini menghitung perbandingan input dan output yang digunakan, dalam pendekatan ini dapat dinilai efisien apabila menghasilkan output yang maksimal dan input yang seminimal mungkin.

Efisiensi =

Ascarya dan Diana Yumanita. “Comparing the Efficiency of Islamic Banks in Malaysian

and Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.11, No.2 (Oktober, 2008) :h.98. 22

(35)

Pendekatan rasio ini memiliki kelemahan apabila terdapat banyak input dan banyak output yang akan dihitung, karena jika diperhitungkan serempak maka akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga menghasilkan asumsi yang tidak tegas (Silkman, 1986 dalam Ario, 2005).

b. Pendekatan Regresi

Pendekatan ini menggunakan model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsi regresi adalah berikut ini:

Y=f (X1, X2, X3, X4,...Xn) Dimana:

Y = Output X = Input

(36)

c. Pendekatan Frontier

Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Tes parametrik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes statistik non parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya (Silkman, 1986 dalam Ario, 2005).

Teknik pendekatan frontier parametrik dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti Stochastic Frontier Analysis (SFA), Distribution Free Analysis (DFA) dan Recusive Thick Frontier Approach (RTFA). Sedangkan teknik pendekatan frontier non parametrik dapat diukur dengan tes statistik non parametrik seperti Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposable Hull (FDH).

Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga keuangan lebih fokus pada pendekatan frontier efficiency atau x-efficiency, mengukur

penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan “best practice” atau

(37)

“terbaik” dari industri tersebut. Kondisi ini terjadi apabila semua lembaga

keuangan tersebut menghadapi kondisi pasar yang sama.23

Menurut Ascarya, dkk dalam Shafitranata, pendekatan frontier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih luas dalam analisis regulasi yaitu untuk mengukur pengaruh dari merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito, pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi24.

Umumnya teknik pengukuran efisiensi dengan pendekatan frontier yang sering digunakan ada dua, yaitu25:

1. Pendekatan non parametrik yang menggunakan Technical Mathematic Programming atau populer dengan Data Envelopment Analysis (DEA).

23

Bauer, P. W, Berger, A. N and Ferrier, G. D. “Consistency Condition For Regulatory Analysis Of Financial Institutions: A Comparison Of Frontier Efficiency Methods.” Journal Of Economics and Bussines. (USA,1998): h.1.

24

Shafitranata,”Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA),” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011) h.43. 25

(38)

2. Pendekatan parametrik yang menggunakan Econometric Frontier atau popular dengan Stochastic Approach.

Kelebihan dan kelemahan dari non parametrik Data Envelopment Analysis (DEA) dan parametrik Stochastic Frontier Analysis (SFA), sebagai berikut26

a. Kelebihan Data Envelopment Analysis (DEA) adalah tidak memerlukan bentuk fungsional yang eksplisit dari data yang dipergunakan. Hal ini dapat mengurangi dampak kesalahan spesifikasi yang seringkali muncul dalam pendekatan parametrik. Namun kelemahan utama dari teknik ini adalah bahwa batas (frontier) yang dihitung dapat dicemari oleh statistical noise. Hal tersebut disebabkan karena pendekatan pemograman matematik dan secara umum bersifat non-stochastic sehingga akan terjadi noise dengan parameter ketidakefisienan, yang menimbulkan sulitnya memisahkan secara tegas antara parameter ketidakefisienan dengan statistic noise tersebut.

b. Kelebihan utama menggunakan teknik Stochastic Frontier Analysis (SFA) adalah dapat menangani masalah statistical noise. Pada teknik ini faktor ketidakefisienan tidak lagi dicemari karena dapat dipisahkan dan dibedakan secara jelas dari random noise -nya. Kelemahan utama dari pendekatan ini yaitu memerlukan

26

(39)

bentuk fungsional yang terlampau ketat dari teknologi produksinya. Kelemahan lainnya adalah cenderung akan mengaburkan pengaruh kesalahan spesifikasi (miss-spesification) bentuk fungsional dengan pengaruh ketidakefisienan. Meskipun pendekatan parametrik ini memiliki kelemahan dalam hal asumsi pengukuran error term-nya yang mengikat (ketat), tetapi rerlatif lebih baik dibanding pendekatan non parametrik.

Secara garis besar ada kelebihan dan kelemahan dari setiap pendekatan, dimana pada pendekatan parametrik untuk melihat hubungan antara biaya diperlukan informasi yang akurat untuk harga input dan variabel eksogen lainnya, pengetahuan mengenai bentuk fungsi yang tepat dari frontier dan struktur dari on-sided error jika diperlukan, serta ukuran sampel yang cukup dibutuhkan untuk menghasilkan kesimpulan secara statistika. Sedangkan pada pendekatan non parametrik tidak menggunakan informasi sehingga sedikit data yang dibutuhkan maka lebih sedikit pula asumsi yang diperlukan dan sedikit juga sampel yang digunakan. Namun demikian kesimpulan secara statistika tidak dapat diambil apabila menggunakan pendekatan non parametrik27.

27

(40)

Menurut Berger dan Mester dalam Suswandi, secara umum ada 3 pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor finansial (perbankan) yaitu Cost Efficiency, Standard Profit Efficiency, dan Alternatif Profit Efficiency28.

Cost Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik (best practice bank`s cost) yang menghasilkan output yang sama dengan teknologi yang sama, Cost efficiency ini di derivasi dari suatu fungsi biaya. Dalam hal ini tingkat biaya operasi bank menjadi tolok ukur efisiennya suatu bank, berikut fungsi biaya dalam persamaan umum (log) sebagai berikut:

Log C = f ...(2.1) Selanjutnya dengan persamaan stochastic cost frontier, sebagai berikut:

Log C = f ...(2.2) Dimana C merupakan total biaya suatu bank, w adalah vector harga input, y adalah vector kuantitas output, e adalah error term dimana e = u+v. u adalah controllable factor yang merefleksikan faktor inefisiensi sehingga dapat meningkatan biaya suatu bank. Sedangkan v adalah uncontrollable

28 Suswandi,”Analisa Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (

Stochastic Frontier Approach

(41)

(random) faktor atau noise term. Berikut rasio cost efficiency dari suatu adalah proporsi dari biaya atau resources yang digunakan secara efisien. Misalnya cost efficiency ratio suatu bank sebesar 80 %, hal ini menunjukkan bahwa bank tersebut beroperasi secara efisien sebesar 80 % atau terdapat 20 % biaya yang terbuang atau biaya yang tidak efisien.

Standard Profit Efficiency pada dasarnya mengukur tingkat efisiensi suatu bank didasarkan pada kemampuan bank untuk menghasilkan profit maksimal pada tingkat harga output tertentu dibandingkan dengan tingkat keuntungan bank yang beroperasi terbaik (best practice bank) dalam sampel. Model ini seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi pasar persaingan sempurna dimana harga input dan output tidak ditentukan oleh pasar. Dengan kata lain tidak satupun bank yang dapat menentukan harga input maupun harga output sehingga bank bertindak sebagai price-taking agent.

(42)

Sejalan dengan pendekatan cost efficiency, misalkan fungsi standard profit dalam logarithm natural adalah sebagai berikut :

Log = f ...(2.4) Maka standard profit efficiency untuk bank n menjadi :

std EFFn = ̂ efisien. Misalnya dari perhitungan diatas didapatkan standard profit efficiency sebesar 80%, hal ini berarti bahwa bank n kehilangan 20% dari keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh jika beroperasi secara efisien.

(43)

dengan memilih harga output (p), jumlah input (x), untuk sejumlah output (y), dan harga input (r) yang telah ditetapkan. Fungsi indirect profit yang sesuai disebut sebagai fungsi indirect profit alternative yang dapat dituliskan sebagai berikut :

Max = = (p , r)(y,-x) ...(2.6) Satu alur dengan hal tersebut, misalkan fungsi alternative profit sebagai berikut:

Log = f ...(2.7) Maka alternative profit efficiency dapat dituliskan sebagai berikut:

Alt EFFn = ̂

4. Hubungan Variabel Input dan Output Efisiensi

Menurut Muhammad Sadiq Ansari Secara teoritis, input dan output dari bank dapat diklasifikasikan dalam dua pendekatan yang luas, seperti29:

a) Pendekatan Produksi

Bank menggunakan modal dan tenaga kerja sebagai masukan untuk menghasilkan rekening individu dari berbagai ukuran dan dikenakan biaya operasi dalam proses tersebut. Biaya operasi dikeluarkan dalam proses pengolahan deposito dan dokumentasi pinjaman. Oleh karena itu, jumlah deposito dan rekening pinjaman,

29

Muhammad Sadiq Ansari,” An Empirical Investigation of Cost Efficiency in the Banking Sector of

(44)

menurut pendekatan ini adalah ukuran output bank. Total biaya bank pada pendekatan ini hanya mencakup biaya operasional dan tidak termasuk biaya bunga.

b) Pendekatan Intermediasi.

Bank mengumpulkan atau menghimpun deposito dan sumber dana dari luar dan menggunakannya untuk menghasilkan aktiva produktif seperti pinjaman, obligasi, saham dan sebagainya. Pendekatan tersebut menganggap aktiva produktif sebagai proxy output bank sedangkan deposito, modal dan tenaga kerja sebagai inputnya.

Sedangkan menurut Hadad, dkk terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan baik dalam metode parametrik maupun non parametrik untuk mendefinisikan hubungan input dan output dalam kegiatan finansial suatu lembaga keuangan yaitu30:

a. Pendekatan Aset ( The asset Approach)

Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, output didefinisikan ke dalam bentuk aset.

30Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia Menggunakan Metode

(45)

b. Pendekatan Produksi (The Production Approach)

Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito (deposit account) dan kredit pinjaman (loan) lalu mendefinisikan output sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input-input dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainya.

c. Pendekatan Intermediasi (The IntermediationApproach)

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara unit-unit surplus dan peminjam atau unit-unit defisit. Dalam hal ini output yang digunakan adalah menjadikan pemberian pinjaman (loan) dan investasi finasial. Sedangkan pembayaran bagi hasil deposit dengan biaya tenaga kerja serta modal didefinisikan sebagai input.

(46)

(Regulatory Specific Variables) dan kekhususan bank (Bank Specific Variables)31.

5. Stochastic Frontier Approach (SFA)

Penelitian ini terfokus pada efisiensi biaya dimana pengukurannya diturunkan dari fungsi biaya. Biaya variabel tergantung dari harga input variabel, kuantitas dari output, faktor inefisiensi dan random error dari efisiensi. Teknik pengukuran efisiensi dilakukan dengan metode parametrik yang menggunakan econometric frontier atau stochastic frontier. Stochastic frontier dikenal juga dengan Stochastic Frontier Approach (SFA).

Dalam mengukur efisiensi dengan pendekatan SFA, menurut Kumbhakar (2000) dapat dilakukan melalui pendekatan berorientasi keluaran (output–oriented approach) untuk pengukuran efisiensi teknikal, dan pendekatan berorientasi masukan (input oriented approach) untuk pengukuran efisiensi biaya. Efisiensi teknikal diukur berdasarkan production frontier, sedangkan efisiensi biaya diukur berdasarkan cost frontier32. Dalam penelitian ini pengukuran efisiensi biaya menggunakan input oriented approach, penentuan input-output pun menggunakan pendekatan aset.

31

Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah Teori dan Praktik, h. 74. 32Edy Hartono,”Analisis Efisiensi Biay

(47)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai efisiensi sudah banyak dilakukan baik menggunakan metode parametrik maupun non parametrik, berikut beberapa studi terdahulu mengenai efisiensi dengan metode parametrik :

Hamim S.Ahmad Mokhtar, Naziruddin Abdullah dan Syed M. Al- Habshi meneliti tentang efisiensi bank syariah di Malaysia dengan pendekatan Stochastic Frontier Approach (SFA) periode 1997 hingga 2003, mengukur tingkat efisiensi teknis dengan input yaitu total simpanan dan total overhead, sedangkan outputnya yaitu total aktiva produktif. Dalam mengukur efisiensi biaya terdapat penambahan variabel yaitu harga tenaga kerja, modal fisik dan harga deposito. Hasilnya yaitu bank syariah di Malaysia pada periode penelitian tersebut dinyatakan masih kurang efisien dibandingkan dengan bank konvensional. Rinci sampel yang digunakan yaitu 20 Unit Usaha Syariah, 2 Bank Umum Syariah serta 20 Bank Umum Konvensional. Dalam 7 periode rata-rata efisiensi teknis dan efisiensi biaya bank syariah cenderung lebih unggul dibanding bank konvensional yang tidak mengalami banyak perubahan. Dari sudut pandang lain yaitu efisiensi berdasarkan tipe bank menunjukkan bahwa bank syariah lebih efisien dari pada Unit Usaha Syariah. Selanjutnya, jika dilihat dari efisiensi kepemilikan menunjukkan bahwa unit usaha syariah asing lebih unggul daripada Unit Usaha Syariah domestik.33

33

Hanim S.Ahmad Mokhtar, Naziruddin Abdullah, Syed M. Al-Habshi,“Efficiency Of Islamic Banking

(48)

Muliaman D.Hadad, Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha dan Daniel Illyas, meneliti tentang Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia. Tingkat efisiensi diukur dengan dua metode yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free Approach (DFA). Peneliti menghitung tingkat efisensi perbankan Indonesia dengan data secara keseluruhan, berdasarkan metode parametrik dengan data bulanan dan tahunan keseluruhan bank, nilai efisiensi DFA lebih beragam dibanding nilai efisiensi SFA. Namun jika menggunakan data yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori, hasil dari SFA dan DFA menunjukkan hasil yang tidak konsisten, hal tersebut mungkin saja terjadi akibat adanya cross section observation. Berdasarkan metode parametric dapat ditarik kesimpulan bahwa bank asing campuran merupakan kategori bank yang paling efisien.34

Rafika Rahmawati meneliti tentang Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Berbasis Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Data Evelopment Analysis (DEA) periode 2010 hingga 2013. Objek bank yang diteliti yaitu bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Bukopin. Adapun variabel input yang digunakan yaitu beban personalia dan beban bagi hasil, sedangkan variabel output yaitu total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki. Pada analisis tingkat efisiensi BUS diketahui nilai rata-rata

34

Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugraha dan Dhaniel Illyas,”Pendekatan

(49)

dengan model SFA dan DEA yaitu BMI sebesar 83,28% dan 94,87%, BSM sebesar 87,96% dan 92,65%, BMS sebesar 92,38% dan 92,86%, BRIS sebesar 78,35% dan 91,95% kemudian BSB sebesar 84,92% dan 93,93%, pada keseluruhan BUS 85,38% dan 93,25%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil tingkat efisiensibiaya dengan metode SFA dan DEA, dalam penelitian tersebut SFA lebih sesuai untuk digunakan.35

Imam Hartono, Setiadi Djohar dan Heny K. Daryono meneliti tentang Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah JABODETABEK dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis (DEA) periode 2005 hingga 2007. Adapun rincian variabel input yaitu beban tenaga kerja, aktiva tetap, dana pihak ketiga, selanjutnya variabel output yaitu total kredit, aktiva lancar dan pendapatan lainnya. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu meskipun hasil perhitungan rasio BOPO BPR pada klasifikasi sehat karena nilai BOPO masih dibawah 94%, namun hasil perhitungan dengan metode DEA menunjukkan bahwa BPR wilayah JABODETABEK yang diamati tidak efisien. Dari hasil perhitungan nilai efisiensi berdasarkan sebaran aset diketahui bahwa BPR mempunyai efisiensi skala pada skala usaha tertentu

35 Rafika Rahmawati, “

Strategi Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Bank Umum Syariah Berbasis

Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Data Evelopment Analysis (DEA) periode 2010 hingga 2013”, Buletin

(50)

dan tidak selalu peningkatan aset berpengaruh secara linier pada peningkatan efisiensi skala.36

Muhammad Irfan, Yasir Majeed dan Khalid Zaman meneliti tentang Performa dan Efisiensi Bank Islam di Negara-Negara Asia Selatan periode 2004 hingga 2011, menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA). Objek penelitian yaitu pada bank Pakistan, Iran, Bangladesh dan Brunei. Adapun rincian variabel input yaitu net income to total debt ratio, financing advancing to deposit ratio, investment to deposit ratio, capital adequacy ratio, musharaka,mudharaba, istisn‟a dan environment of bank.

Sedangkan variabel output yaitu return on asset, return on equity dan net profit ratio. Kesimpulan dari penellitian tersebut yaitu bank islam yang ada di Asia Selatan rata-rata 91,44% efisien terhadap rasio ROA, 98,19% efisien terhadap rasio ROE dan 77,03% efisien terhadap Net Profit Ratio.37

Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen meneliti tentang Efficiency of Islamic Banks Using Two Stage Approach of Data Envelopment Analysis selama Kuartal II Tahun 2010 sampai Kuartal IV Tahun 2012. Objek yang diteliti yaitu sepuluh Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia diantaranya Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Bukopin Syariah, Bank Rakyat

36

Imam Hartono, Setiadi Djohar dan Heny K. Daryono,” Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat di

Wilayah JABODETABEK dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis (DEA)”, Jurnal Manajemen Dan Agribisnis, Vol. 5, No.2, 2008.

37

Muhammad Irfan, Yasir Majeed, Khalid Zaman,” Performance and Efficiency Of Islamic Banking In

(51)

Indonesia Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, dan Bank Central Asia Syariah. Penelitian tersebut menganalisis efisiensi menggunakan metode Data Evelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi dan variabel input yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dana pihak ketiga atau DPK, total aset dan biaya tenaga kerja. Sementara itu, variabel output yang digunakan adalah pembiayaan dan pendapatan operasional.

(52)

pada variabel Aset dan Retun On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif dan signifikan.38

Tabel 2.1

Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen ,”Efficiency of Islamic Banks Using

(53)
(54)

5 Muhammad

(55)
(56)

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan pada Bank Umum Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang beroperasi selama periode penelitian 2011-2015. Penelitian ini terfokus pada efisiensi biaya dengan metode frontier secara parametrik yaitu dengan Stochastic Frontier Approach.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan sumber penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulan Bank Konvensional dan Bank Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2011 hingga tahun 2015, serta literatur-literatur yang berhubungan dengan efisiensi.

C. Populasi dan Sampel

(57)

pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau judgment sampling, dengan kriteria sampel sebagai berikut:

1. BUK dan BUS yang beroperasi selama periode pengamatan 2011-2015, bukan termasuk bank pembangunan daerah tertentu.

2. Diketahui memiliki jumlah aset dari tahun 2011-2015 dalam kisaran antara Rp 4.000.000,00- Rp 30.000.000,00.

3. Secara konsisten tidak mengalami perubahan bentuk badan usaha pada periode pengamatan 2011-2015.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka terpilihlah 8 sampel penelitian yang dapat mewakili perbankan nasional yaitu 4 bank konvensional (Bank Jasa Jakarta, Bank Nusantara Parahyangan, Bank Victoria Internasional dan Bank Sinarmas) dan 4 bank syariah (Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah).

Tabel 3.1

Syariah Devisa Bank Jasa Jakarta

Non Devisa

Panin Syariah Non Devisa

Bank Nusantara

Parahyangan Devisa

BNI Syariah Devisa Bank Victoria

(58)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu: 1. Studi Pustaka

Penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap masalah yang diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literature dan bahan pustaka laiinya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu.

2. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulanan masing bank yang diperoleh dari publikasi website resmi masing-masing bank dan website resmi bank Indonesia.

E. Spesifikasi Variabel Input dan Output

Perhitungan efisiensi biaya dengan metode parametrik membutuhkan fungsi biaya sebagai frontier untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu bank. Untuk melakukan perhitungan efisiensi dibutuhkan pula input dan output, ada berbagai pendekatan untuk menentukan input dan output dalam mengukur efsiiensi. Umumnya pendekatan yang dipakai untuk mengukur efisiensi suatu lembaga keuangan ada tiga, yaitu39:

39Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia Menggunakan Metode

Non Parametrik Data Envelopment Analysis(DEA),” h.3.

(59)

a. Pendekatan Aset ( The asset Approach)

b. Pendekatan Produksi (The Production Approach) c. Pendekatan Intermediasi (The IntermediationApproach)

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan aset, data input dan output pun dalam bentuk rasio terhadap total aktiva agar data tidak terlalu mencolok perbedaannya antara bank yang lebih besar dengan bank yang relatif kecil, berikut variabel input dan outputnya:

Input : Beban Personalia (P1) dan Beban Bagi Hasil (P2) Output : Total Pembiayaan (Q1) dan Total Surat Berharga (Q2)

Dalam penelitian ini penentukan input dan output dari suatu bank menggunakan asset approach dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut40:

1. Sebagian besar penelitian yang pernah dilakukan untuk mengukur efisiensi perbankan adalah dengan menggunakan asset approach. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka mudah untuk dilakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan efisiensi perbankan, maupun membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2. Peranan dari bank di Indonesia adalah sebagai institusi finansial yang mengumpulkan tabungan (yang merupakan surplus unit) dan

40

(60)

mengubahnya menjadi kredit yang merupakan defisit unit. Atau dengan perkataan lain, fungsi intermediasi dari bank penting untuk diteliti. 3. Jika deposito diperhitungkan sebagai output, Deposit services dikenakan

kepada nasabah bank dalam bentuk membayar tingkat bunga di bawah 7 tingkat bunga pasar (SBI) daripada mengenakannya dengan harga tertentu sebagai fee dari service. Sehingga sulit ditentukan harga dari deposito.

F. Definisi Operasional

Adanya perbedaan data yang mencolok antar bank maka semua variabel yang digunakan adalah dalam bentuk rasio terhadap total aktiva. Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut41:

1. Total biaya (TC), berasal dari (Penjumlahan dari beban estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi + total beban operasional lainnya + beban penyisihan penghapusan aktiva + beban non operasional) : Total Aktiva 2. Komponen Input

a. Beban Personalia (P1) yang merupakan salah satu beban operasional bank, pencataannya pada laba rugi dibagi total aktiva.

41

(61)

b. Beban Bagi Hasil / Beban Bunga (P2) yang merupakan kewajiban bank atas dana pihak ketiga yang telah dihumpun bank, pencatatannya ada pada laba rugi dibagi total aktiva.

3. Komponen Output

a. Total Pembiayaan / total kredit (Q1) yang merupakan aktiva produktif bank yang menghasilkan dibagi total aktiva.

b. Surat Berharga yang Dimiliki (Q2) yang merupakan aset bank dalam bentuk sekuritas pencatatannya pada sisi aktiva dibagi total aktiva.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian Jenis

Variabel Indikator Definisi Indikator Skala

Dependen TC Total Biaya Rasio

Independen P1 Beban Personalia Rasio

Independen P2

Beban Bagi Hasil atau

Beban Bunga Rasio Independen Q1 Total Pembiayaan atau total

kredit Rasio

Independen Q2 Surat Berharga yang

dimiliki Rasio

G. Metode Analisis

(62)

tersebut. Alasan peneliti menggunakan efisiensi biaya, karena adanya persaingan yang cukup ketat dalam industri perbankan dari tingkat persaingan harga. Untuk menganalisis efisiensi biaya diperlukan metode parametrik yang menggunakan econometric frontier atau stochastic frontier dikenal juga dengan Stochastic Frontier Approach (SFA). Kemudian nilai-nilai residual dari pendugaan fungsi biaya tersebut digunakan untuk menghitung nilai efisiensi dengan menggunakan metode SFA. Dalam penelitian ini model SFA untuk data panel dengan asumsi pooled effect (efek time-nya diabaikan) yang mana dapat dianggap sebagai data cross section.

Model analisis SFA dalam penelitian ini mengacu pada fungsi Cobb Douglas yang dilakukan beberapa penyesuaian, sebagai berikut:

lnTCi = a0 + a1 lnP1,i + a2 lnP2,i + a3 lnQ1,i + a4 lnQ2,i + vi– ui...(3.1)

atau,

lnTCi = a0 + a1 lnP1,i + a2 lnP2,i + a3 lnQ1,i + a4 lnQ2,i + ei...(3.2)

Dengan ei = vi – ui dimana indeks i = 1,2,…, n dengan n adalah

banyaknya data pengamatan.

lnTC = Total biaya yang dikeluarkan oleh bank lnP1 = Beban Personalia

lnP2 = Beban Bagi Hasil/Beban Bunga lnQ1 = Total Pembiayaan

(63)

Rumusan cost frontier menggunakan rumus (2.8) dengan dilakukan intermediasi, dengan demikian struktur biaya bank dapat diklasifikasikan sebagai fungsi dari vektor output (earning assets), vektor harga input, kesalahan acak (random error) dan tingkat inefisiensi. Tingkat efisiensi biaya berada antara 0 sampai 1. Tingkat efisiensi 1 menunjukkan tingkat efisiensi optimal yaitu 100%.

Metode SFA menggunakan nilai u (error yang dapat dikendalikan) untuk mendapatkan nilai efisiensi, karena dalam metode SFA error component (u) merupakan dasar perhitungannya. Didalam analisis efisiensi biaya, nilai u yang diperoleh merupakan nilai inefisiensi biaya (Kumbhakar dan Lovell, 2000).

(64)

untuk memperoleh nilai efisiensi biaya menggunakan perintah predict te. Saat nilai efisiensi sudah ada barulah dilakukan komparasi.

Selanjutnya dilakukanlah uji statistik untuk melihat pengaruh variabel input-output terhadap Total Biaya dalam STATA 12.0 dilakukanlah uji statistik sebagai berikut:

1. Uji koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan hubungan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen (beban personalia, beban bagi hasil/beban bunga, total pembiayaan dan total surat berharga yang dimiliki) dan variabel dependen (total biaya).

2. Uji Wald (Uji Chi-Square) untuk melihat pengaruh serentak atau simultan dari variabel independen (beban personalia, beban bagi hasil/beban bunga, total pembiayaan dan total surat berharga yang dimiliki) terhadap variabel dependen (total biaya). Penilaian tersebut terpenuhi apabila nilai P-value (Sig.) dengan ditentukan sebesar 5%.

(65)
(66)

A. Deskripsi Umum Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan triwulanan Bank Umum Konvensional (BUK) dan bank Umum Syariah (BUS) pada periode 2011-2015, yang diantaranya terdiri dari 4 bank umum konvensional dan 4 bank umum syariah. Dalam hal ini efisiensi didasarkan pada fungsi biaya, dimana variabel input dan outputnya ditentukan dengan pendekatan aset.

(67)

1. Statistika Deskripsi Bank Umum Konvensional (BUK)

Deskripsi masing-masing variabel penelitian dapat dilihat sebagai berikut: 50,69% dan maksimal 80,13%. Input yang diperoleh BUK pada periode 2011 – 2015 berupa Beban Personalia (P1) sebesar 0,78% dan Beban Bagi Hasil atau beban buang (P2) sekitar 4,10% masing-masing dari total aktiva bank, sedangkan Output yang diberikan BUK pada periode 2011 – 2015 berupa Total Pembiayaan atau total kredit (Q1) sebesar 64,50% dan Surat Berharga yang dimiliki (Q2) sebesar 13,59% masing-masing dari total aktiva bank.

Variabel Mean Std, Dev Min Max

Dependen Total Biaya (TC) 0,665304 0,0836011 0,5068934 0,8012917

Input Beban Personalia

(P1)

0,0077808 0,0046765 0,0015555 0,0218189

Beban Bagi Hasil atau beban bunga (P2)

0,0409757 0,0215697 0,0111495 0,0994707

Output Total Pembiayaan

atau total kredit (Q1)

0,6449891 0,0827956 0,494386 0,7577461

Surat Berharga yang

dimiliki (Q2)

(68)

2. Statistika Deskriptif Bank Umum Syariah (BUS)

Deskripsi masing-masing variabel penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2

Statistika Deskriptif (BUS)

Total biaya (TC) pada tahun 2011 sampai 2015 dari 4 BUS menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,2560276 artinya bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh BUS adalah 25,60% dari total aktiva dengan nilai minimal 3,29% dan maksimal 76,57%. Input yang diperoleh BUS pada periode 2011 – 2015 berupa Beban Personalia (P1) sebesar 1,98% dan Beban Bagi Hasil atau beban buang (P2) sekitar 3,00% masing-masing dari total aktiva bank, sedangkan Output yang diberikan BUS pada periode 2011 – 2015 berupa Total Pembiayaan atau total kredit (Q1) sebesar 20,85% dan Surat Berharga yang dimiliki (Q2) sebesar 7,41% masing-masing dari total aktiva bank.

Variabel Mean Std, Dev Min Max

Dependen Total Biaya (TC) 0,2560276 0,1799652 0,0328682 0,7657171

Input Beban Personalia

(P1)

0,0198140 0,0193719 0,0026917 0,1539163

Beban Bagi Hasil atau beban bunga (P2)

0,0300454 0,0289907 0,0073610 0,2078853

Output Total Pembiayaan

atau total kredit (Q1)

0,2084994 0,1944447 0,0035754 0,7278095

Surat Berharga yang

dimiliki (Q2)

(69)

B. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Stochastic Frontier Approach (SFA), tingkat efisiensi dari masing-masing Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah dianalisis dengan model fungsi biaya, dimana variabel dependen total biaya atau total cost (TC), input terdiri dari beban personalia (P1) dan beban bagi hasil/beban bunga (P2). Sedangkan outputnya yaitu total pembiayaan (Q1) dan surat berharga yang dimiliki (Q2) .

Menurut Kumbhakar (2000) dalam Edy Hartono fungsi biaya yang dihasilkan adalah dalam bentuk model frontier yang merupakan model translog bukan model linier atau garis lurus, oleh karena itu semua variabel diubah dalam bentuk logaritma natural42. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak STATA 12, dengan memasukkan variabel input dan output yang telah ditentukan ke dalam model regresi, maka model persamaan SFA dalam penelitian ini mengacu pada fungsi Cobb Douglas yang dilakukan beberapa penyesuaian, sebagai berikut:

lnTCi = a0 + b1 lnP1,i + b2 lnP2,i + b3 lnQ1,i + b4 lnQ2,i + ei...(4.1)

lnTC = Total biaya yang dikeluarkan oleh bank. lnP1 = Beban Personalia

lnP2 = Beban Bagi Hasil / Beban Bunga lnQ1 = Total Pembiayaan / Total Kredit

42

(70)

lnQ2 = Total Surat Berharga yang Dimiliki

Sedangkan untuk perhitungan efisiensi menggunakan pendekatan cost efficiency pada persamaan 3.3.

1. Bank Umum Konvensional (BUK) Gambar 4.1

Hasil Analisis Koefisien Regresi (BUK)

lnTC = 0.9910 + 0.0207 lnP1 + 0.0072 lnP2 + 0.9155 lnQ1 – 0.0103 lnQ2

(71)

Beban Bunga memiliki koefisien regresi sebesar 0.0072 jika Beban Bunga mengalami peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Konvensional akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 0.0072. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya peningkatan jumlah dana pihak ketiga dan ini merupakan aset bagi bank untuk mendapatkan keuntungan dari pengelolaan dana pihak ketiga dan akhirnya akan menutupi total biaya yang dikeluarkan oleh bank.

Total kredit memiliki koefisien regresi sebesar 0.9155801, jika total kredit mengalami peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Konvensional akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 0.9155801. Artinya dengan banyaknya bank dalam menyalurkan kredit, maka beban bank akan berkurang dan pembiayaan tersebut akan menghasilkan sehingga menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.

Selanjutnya, Surat Berharga yang Dimiliki memiliki koefisien regresi sebesar -0.0103543, jika total surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Konvensional akan mengalami inefisiensi sebesar 0.0103543. Artinya surat berharga yang dimiliki oleh Bank Umum Konvensional belum sanggup menutupi besarnya biaya yang ditanggung.

(72)

dimiliki merupakan dana produktif yang memiliki kontribusi dalam mengurangi total biaya yang dikeluarkan bank.

2. Bank Umum Syariah (BUS)

Gambar 4.2

Hasil Analisis Koefisien Regresi (BUS)

.

lnTC = 0.3177 – 0.1899 lnP1 + 0.4466 lnP2 + 0.3192 lnQ1 + 0.0079 lnQ2

(73)

Beban Bagi Hasil memiliki koefisien regresi sebesar 0.4466447 artinya jika Beban Bagi Hasil mengalami peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 0.4466447. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya peningkatan jumlah dana pihak ketiga dan ini merupakan aset bagi bank untuk mendapatkan keuntungan dari pengelolaan dana pihak ketiga tersebut dan akhirnya akan menutupi total biaya yang dikeluarkan oleh bank.

Total Pembiayaan memiliki koefisien regresi sebesar 0.3192071, jika total pembiayaan mengalami peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Syariah akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 0.3192071. Artinya dengan banyaknya Bank Umum Syariah dalam menyalurkan pembiayaan, maka beban Bank Umum Syariah akan berkurang dan pembiayaan tersebut akan menghasilkan sehingga menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.

Selanjutnya, surat berharga yang dimiliki memiliki koefisien regresi sebesar 0.0079 artinya jika terjadi peningkatan satu-satuan maka Bank Umum Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 0.0079. Artinya surat berharga yang dimiliki Bank Umum Syariah mampu menutupi biaya yang ditanggung bank walaupun jumlahnya tidak besar.

Gambar

Tabel 1.1 Kinerja Bank Umum Konvensional  ................................................................
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................................
Tabel 1.2 Kinerja Bank Umum Syariah
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nurrohmatiyah “Peningkatan praktek wudhu yang baik dan benar dengan metode praktek langsung bagi siswa kelompok B RA Muslimat NU Jumoyo 3 Jumoyo Lor, Jumoyo, Salam,

kinerja seorang pegawai serta terbatasnya waktu tenaga dan biaya sehingga tidak memungkinkan untuk dapat mengamati secara keseluruhan, maka kajian penelitian ini

Hasil penelitian kinerja campuran beton aspal daur ulang (RAP) dan campuran standar menunjukkan bahwa Kepadatan, persentase rongga terhadap agregat (VMA), stabilitas, kelelehan,

Tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban adalah benar jika diisi dengan jujur sesuai dengan keadaan saat ini.. Pilih salah satu dari empat jawaban yang ada dan yang

Semua siswa langsung mengeluarkan alat tulisnya untuk mengerjakan soal pretest, setelah selesai semuanya dikumpulkan, guru mengkondisikan siswa untuk menyimak

bayi baru lahir. Salah satu tujuan pelayanan antenatal terpadu adalah menyediakan pelayanan antenatal terpadu, kornprehensif dan berkualitas, termasuk konse!ing KB

m. Konsultan memberikan laporan ke PPK tentang penyaluran dana untuk karyasiswa... Tunjangan Tesis/Disertasi Karyasiswa Diklat Gelar S2/S3 Dalam Negeri 1. Biaya tesis/disertasi