• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PERDAGANGAN KELAPA SAWIT INTERNASIONAL

Harga Produsen Kelapa sawit

6.3. KINERJA PERDAGANGAN KELAPA SAWIT INTERNASIONAL

-200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des (Rp/Ton)

Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Kalbar Kalteng Nasional

Gambar 6.3. Perkembangan harga produsen Kelapa Sawit di beberapa provinsi sentra di Indonesia, Januari - Desember 2009

6.3. KINERJA PERDAGANGAN KELAPA SAWIT

INTERNASIONAL

Kinerja perdagangan kelapa sawit internasional dapat didekati diantaranya dengan melihat neraca perdagangan kelapa sawit, yaitu ekspor dikurangi impor. Perkembangan neraca perdagangan kelapa sawit tahun 2006 – 2010 terus mengalami surplus yang berarti volume dan nilai

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 83

ekspor lebih besar dibandingkan volume dan nilai impornya. Surplus neraca perdagangan kelapa sawit terbesar dari sisi nilai terjadi pada tahun 2010 yakni mencapai US$ 15,37 milyar dengan volume 20,34 juta ton (Tabel 6.1).

Tabel 6.1. Perkembangan neraca perdagangan kelapa sawit Indonesia, 2006 - 2010 Pertumb. (%) 2006 2007 2008 2009 2010 2006 - 2010 1 Ekspor - Volume (Ton) 15.386.946 15.200.733 18.141.004 21.669.489 20.394.174 7,92 - Nilai (000 US$) 5.551.160 9.078.283 14.110.229 11.728.840 15.413.640 33,38 2 Impor - Volume (Ton) 17.100 4.662 11.721 24.273 48.511 71,41 - Nilai (000 US$) 11.088 7.038 13.106 16.522 43.435 59,66 3 Neraca Perdagangan - Volume (Ton) 15.369.846 15.196.071 18.129.283 21.645.216 20.345.663 7,89 - Nilai (000 US$) 5.540.072 9.071.245 14.097.123 11.712.318 15.370.205 33,36

Sumber : BPS diolah Pusdatin

No. Uraian Tahun

Tabel 6.1. menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan volume neraca perdagangan mengalami peningkatan surplus sebesar 7,89% per tahun dengan pertumbuhan volume ekspor naik sebesar 7,92% dan volume impor naik sebesar 71,41% per tahun. Demikian pula pada nilai neraca perdagangan kelapa sawit yang mengalami peningkatan surplus sebesar 33,36% per tahun yang diikuti oleh peningkatan pertumbuhan nilai ekspor sebesar 33,38% per tahun dan nilai impor meningkat sebesar 59,66% per tahun. Perkembangan nilai neraca perdagangan kelapa sawit secara rinci tersaji pada Gambar 6.4.

84 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 2006 2007 2008 2009 2010 (US$ juta)

Nilai Ekspor Nilai Impor Neraca Perdagangan

Gambar 6.4. Perkembangan ekspor, impor dan neraca perdagangan kelapa sawit Indonesia, 2006 – 2010

Gambar 6.4 menunjukkan nilai impor kelapa sawit yang sangat kecil dibandingkan nilai ekspornya sehingga tidak tampak jelas dalam gambar. Surplus nilai neraca perdagangan kelapa sawit mengalami pertumbuhan yang cukup besar mencapai 33,36% per tahun, surplus terbesar dicapai pada tahun 2010 yaitu mencapai US$ 15,37 milyar dengan nilai ekspor mencapai US$ 15,41 milyar sementara nilai impor cukup kecil hanya US$ 43,435 juta. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Vol ekspor Nilai ekspor Vol Impor Nilai ekspor

79,88 87,38 96,31 87,03 7,71 11,21 2,81 5,08 12,41 1,41 0,88 7,89 (%)

Minyak Sawit Minyak Inti Sawit Lain-lain

Gambar 6.5. Persentase ekspor dan impor minyak sawit, inti sawit dan lain-lain di Indonesia, 2010

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 85

Wujud kelapa sawit yang diekspor selama tahun 2006 – 2010 sebagian besar atau sekitar 87% (nilai ekspor) adalah dalam bentuk minyak sawit. Sementara, pada tahun 2010 sebesar 79,88% volume ekspor Indonesia dalam bentuk minyak sawit dengan kontribusi nilai ekspor sebesar 87,38% atau senilai US$ 13,47 milyar (Gambar 6.5).

Demikian pula, volume impor kelapa sawit tahun 2010 sebesar 96,31% juga dalam wujud minyak sawit dengan kontribusi nilai impor sebesar 87,03% atau senilai US$ 37,80 juta. Perkembangan ekspor dan impor minyak sawit, minyak inti sawit dan lain-lain di Indonesia tahun 2006 – 2010 secara rinci disajikan pada Lampiran 6.4.

Apabila dikaji lebih jauh berdasarkan kode HS (Harmony Sistem) ekspor kelapa sawit tahun 2010, sebagian besar adalah dalam wujud minyak sawit mentah/CPO (HS 1511100000) sebesar 49,63% dari total nilai ekspor kelapa sawit atau senilai US$ 7,65 milyar dan 20,96% berupa olein, dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya (HS 1511909020) atau senilai US$ 3,23 milyar, serta 7,24% berupa stearin, dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya (HS 1511909030) atau senilai US$ 1,12 milyar. Sementara, nilai ekspor dalam wujud crude oil atau palm cernels/minyak inti sawit mentah (HS 1513210000) sebesar 9,51% dari total nilai ekspor kelapa sawit atau senilai US$ 1,47 milyar. Ekspor kelapa sawit per kode HS di Indonesia tahun 2010 secara rinci disajikan pada Lampiran 6.5.

86 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 15111000 00 15119010 00 15119090 10 15119090 20 15119090 30 15132100 00 L a inny a 46,31 3,28 5,12 18,26 6,68 6,55 13,80 49,63 3,55 5,75 20,96 7,24 9,51 3,35 (%)

Vol ekspor Nilai ekspor

Gambar 6.6. Persentase ekspor kelapa sawit berdasarkan kode HS, 2009 Bila ditelusuri lebih jauh, pada tahun 2010, nilai ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia dominan ditujukan ke 7 (tujuh) negara tujuan ekspor utama yaitu 47,44% ke India dengan nilai ekspor sebesar US$ 3,63 milyar, 13,85% ke Malaysia (US$ 1,06 milyar), 10,47% ke Belanda (US$ 800 juta), 6,20% ke Italia (US$ 474 juta), 6,02% ke Singapura (US$ 460 juta), ke Jerman dan Spanyol masing-masing sebesar 3,14% (US$ 240 juta) dan 3,01 % (US$ 230 juta) (Gambar 6.7).

47,44% 13,85% 10,47% 6,20% 6,02% 3,14% 3,01% 9,87%

India Malaysia Belanda Italia

Singapura Jerman Spanyol Lainnya

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 87

39,35% 20,74%

5,82% 3,77% 2,75% 2,66% 2,22%

22,69%

Cina India Iran Mynmar Mesir Rusia Afrika Selatan Lainnya

Gambar 6.8. Negara tujuan ekspor Indonesia berupa olein dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya, 2010

Sementara, negara tujuan ekspor utama olein, dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya (HS 1511909020) pada tahun 2010 adalah sebesar 39,35% diekspor ke Cina dengan nilai ekspor US$ 1,27 milyar, 20,74% ke India (US$ 670 juta), 5,82% ke Iran (US$ 188 juta), dan ke Mynmar, Mesir, Rusia dan Afrika Selatan masing-masing kurang dari 4% dari total ekspor olein tersebut (Gambar 6.8).

Kemudian, negara tujuan ekspor utama minyak inti sawit mentah (HS 1513210000) tahun 2010 sebesar 37,78% diekspor ke Malysia dengan nilai ekspor US$ 553 juta, 20,22% ke Cina (US$ 296 juta) , 20,11% ke Belanda (US$ 294 juta), 14,55% ke India (US$ 213 juta), dan negara lainnya sebesar 7,34% (Gambar 6.9).

88 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37,78% 20,22% 20,11% 14,55% 7,34%

Malaysia Cina Belanda India Lainnya

Gambar 6.9. Negara tujuan ekspor minyak inti sawit mentah, 2010 Berdasarkan kode HS (Harmony Sistem), impor kelapa sawit tahun 2010 sebagian besar berupa minyak sawit dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya (HS 1511909010) sebesar 78,8% dari total nilai impor kelapa sawit atau senilai US$ 34,23 juta dan 7,74% berupa minyak sawit mentah/CPO (HS 1511100000) atau senilai US$ 3,36 juta, serta 2,54% berupa fraksi padat, tidak dimodifikasi secara kimia, dari stearin kernel kelapa sawit atau dari minyak babassu (HS 1513291100) atau senilai US$ 1,10 juta (Gambar 6.10). 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 8,25 87,53 0,53 1,40 2,30 7,74 78,80 0,49 2,54 10,43 (%)

Volume Impor Nilai impor

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 89

Negara asal minyak sawit dimurnikan, dijernihkan dan dihilangkan baunya (HS 1511909010) yang diimpor oleh Indonesia pada tahun 2010 sebagian besar atau 78,69% berasal dari Malaysia atau senilai US$ 34,23 juta. Sementara, nilai impor tahun 2010 berupa minyak sawit mentah (HS 1511100000) sebesar 7,74% berasal dari Thailand atau senilai US$ 3,36 juta. Negara asal impor kelapa sawit Indonesia per kode HS secara rinci disajikan pada Lampiran 6.6.

Perdagangan minyak sawit di dunia tahun 2005 - 2009, berdasarkan data FAO, terdapat 4 (empat) negara eksportir minyak sawit terbesar yang secara kumulatif memberikan kontribusi sekitar 89,51% terhadap total nilai ekspor minyak sawit di dunia. Malaysia dan Indonesia merupakan negara eksportir minyak sawit terbesar pertama dan kedua di dunia yang memberikan kontribusi masing-masingsebesar 43,55% dan 39,71%, diikuti Belanda sebesar 5,02% dan Papau New Guinea sebesar 1,23% (Gambar 6.11). Negara eksportir minyak sawit dunia tahun 2005 – 2009 secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 6.7.

43,55%

39,71%

5,02% 1,23%

10,49%

Malaysia Indonesia Belanda Papua New Guinea Negara Lainnya

90 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Sementara, 5 (lima) negara importir minyak sawit terbesar di dunia selama periode tahun 2005 – 2009 secara kumulatif memberikan kontribusi sebesar 42,92% terhadap total nilai impor minyak sawit di dunia. Negara-negara tersebut adalah Cina, India, Belanda, Pakistan, Jerman, (Gambar 6.12). Cina merupakan negara importir minyak sawit terbesar dengan realisasi impor sebesar 17,80% dari total impor dunia atau senilai US$ 3,53 milyar per tahun, disusul India sebesar 10,70% atau US$ 2,12 milyar, disusul oleh Belanda, Pakistan dan Jerman yang masing-masing sebesar 5,37%, 5,17% dan 3,88%. Indonesia berada pada urutan ke-109 dengan rata-rata nilai impor minyak sawit Indonesia tahun 2005 – 2009 sebesar US$ 6,2 juta. Negara importir minyak sawit dunia tahun 2005 – 2009 secara rinci disajikan pada Lampiran 6.8.

17,80

10,70 5,37 5,17 3,88

China India Belanda Pakistan Jerman

Gambar 6.12. Negara importir minyak sawit terbesar dunia, 2005 – 2009

Dokumen terkait