Kinerja pertamina pada sektor energi baru dan terbarukan, khususnya gas, tidak terlepas dari kebijakan Satuan Kerja Khusus pelaksana Kegiatan usaha hulu minyak dan Gas bumi (SKK migas) yang menaikkan alokasi gas dalam negeri sepanjang tahun 2014 menjadi 54,2% atau sebesar 4.560 miliar British Thermal unit per hari (Billion British Thermal Unit per Day / BBTUD). Kenaikan tersebut melengkapi tren kenaikan produksi gas domestik dalam 2 tahun terakhir. pada 2012, porsi gas domestik 49,5% atau 3.550 bbtuD dan alokasi ini kemudian naik lagi menjadi 52,15% atau 3.660 bbtuD pada 2013.
Direktorat energi baru dan terbarukan, khususnya dalam mengelola sektor gas, saat ini memiliki sejumlah infrastruktur yang dikelola bersama dengan anak perusahaan dan perusahaan afiliasi, yaitu:
1. pt pertamina Gas (pertagas), yang dimiliki oleh pertamina 100%, dengan anak-anak perusahaannya yaitu:
a. pt pertagas niaga, dimiliki oleh pertagas 99% dan phe 1%.
b. pt perta Daya Gas, dimiliki oleh pertagas 65% dan Indonesia power 35%.
c. pt perta Samtan Gas dimiliki oleh pt pertamina Gas 66% dan Samtan Co. ltd. 34%.
d. pt perta arun Gas dimiliki oleh pertagas 90% dan pertagas niaga 10%.
2. pt nusantara regas dimiliki oleh pertamina 60% dan pGn 40%.
Gas, New and Renewable Energy Sector Performance
pertamina’s performance in new and renewable energy sector, especially gas, was in line with the Special task force for upstream Oil and Gas business activities (SKK migas) policy to increase domestic gas allocation throughout 2014 by 54.2% or 4,560 billion british thermal unit per Day (bbtuD). the increase completed the upward trend in domestic gas production over the last 2 years. In 2012, domestic gas allocation was 49.5% or 3,550 bbtuD and 52.15% or 3,660 bbtuD in 2013.
to maintain the gas sector, the Directorate of new and renewable energy currently has a number of managed infrastructures together with its Subsidiaries and affiliated companies, such as:
1. pt pertamina Gas (pertagas), owned 100% by pertamina and its Subsidiaries:
a. pt pertagas niaga, owned 99% by pertagas and 1% by phe.
b. pt perta Daya Gas, owned 65% by pertagas and 35% by Indonesia power.
c. pt perta Samtan Gas, owned 66% by pt pertamina Gas and 34% by Samtan Co. ltd. d. pt perta arun Gas owned 90% by pertagas and
10% by pertagas niaga.
2. pt nusantara regas, owned 60% by pertamina 60% dan 40% by pGn.
Keterangan
Description satuanunit
Target 2014 Target 2014 Realisasi 2014 Realization 2014 Realisasi 2013 Realization 2013 Realisasi 2012 Realization 2012 Minyak Mentah Crude oil
Temuan Cadangan Minyak dan Kondensat*
Discoveries of oil and Condensate Reserves MMbo 123.94 129.39 102.04 108.70 Produksi Minyak Mentah
Crude oil Production MMbo 92.67 87.19 73.55 71.76
gas bumi
Natural gas Temuan Cadangan gas bumi* Discoveries of Natural gas Reserves bsCfg 960.87 973.18 783.73 964.10 Produksi gas bumi
Natural gas Production bsCf 572 588.67 557.67 563.15
Panas bumi, Produksi uap setara Listrik geothermal, steam Production Equivalent to Electricity
operasi sendiri Pertamina
Pertamina own operation gwh 3,035.56 2,831.40 2,961.85 2,125.11
Kob (Kontrak operasi bersama)
Joint operating Agreement (JoA) gwh 6,901.48 6,941.59 6,282.94 7,081.20 Total Produksi uap setara Listrik
Total steam Production Equivalent to Electricity gwh 9,937.04 9,772.99 9,244.79 9,206.31 Table of operational Performance Realization of upstream sector in 2014 Compared to Target in 2014 and Realization in 2012-2013
* Temuan sumber daya eksplorasi migas (2C) Exploration resource findings (2C)
3. pt Donggi Senoro (DS) lnG, dimiliki oleh Sulawesi lnG Development ltd 59,9%, pertamina hulu 29%, dan medco lnG 11,1%.
4. pt badak nGl, dimiliki oleh pertamina 55%, vICO Indonesia 20%, JIlCO 15%, dan total e&p Indonesia 10%.
5. pt arun nGl, dimiliki oleh pertamina 55%, exxon mobil 30%, JIlCO 15%.
pada tahun 2014, pt pertagas niaga mengembangkan jaringan penjualannya dengan menandatangani mou jual beli bahan bakar gas dengan tujuh industri manufaktur yang beroperasi di medan. Ketujuh perusahaan tersebut, adalah pt unilever Indonesia tbk, pt aica mugi Indonesia, pt Jui Shin Indonesia, pt Socimas, pt Gunung Gahapi Sakti, pt vvf Indonesia dan pt Sarana Industama perkasa. pertagas niaga juga akan memasok gas untuk pelaku industri lain di kawasan tersebut dengan volume sebesar 31 mmSCfD. Selain penyediaan gas untuk industri, pertagas niaga akan memasok gas untuk kebutuhan Independent Power Plant (Ipp) di Kawasan Industri medan (KIm) & Kawasan ekonomi Khusus (KeK) sebesar 10 mmSCfD.
Selanjutnya, pt pertamina Gas (pertagas) sebagai anak perusahaan pertamina juga mulai membangun pipa transmisi gas sepanjang 35 km dengan diameter 24 inch dari muara Karang ke muara tawar. pembangunan pipa gas tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan pipa transmisi 24 inch sejauh 75,5 km dari muara Karang-muara tawar-tegal Gede dengan target menyalurkan gas ke industri-industri di sepanjang jalur pipa tersebut. pembangunan pipa gas ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan alokasi upside capacity lnG domestik yang telah ditetapkan pemerintah kepada pertamina (melalui fasilitas fSru milik nusantara regas) untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa barat yang saat ini mengalami defisit dan meningkatkan pendapatan bisnis pertagas dalam bidang transportasi gas. proyek ini diperkirakan menelan biaya sebesar uS$65.94 juta atau rp758,3 miliar.
untuk periode jangka panjang, pertamina berupaya untuk menjadi pemasok gas utama di Indonesia. Oleh karena itu, sejumlah proyek infrastruktur gas bumi mulai dipersiapkan dan dilaksanakan sepanjang tahun 2014. adapun, proyek yang saat ini tengah dipersiapkan dan sedang dalam kajian lebih lanjut adalah pembangunan fSru Cilacap dan fSru Cilamaya. pembangunan kedua fSru tersebut bertujuan untuk mendukung proyek Refinery Development Master Plan (rDmp) refinery unit di Cilacap dan balongan. Selain itu, fSru Cilamaya juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gas di sekitar Jawa barat bagian timur.
3. pt Donggi Senoro (DS) lnG, owned 59.9% by Sulawesi lnG Development ltd, 29% by pertamina hulu, and 11.1% by medco lnG.
4. pt badak nGl, owned 55% by pertamina, 20% by vICO Indonesia, 15% by JIlCO, and 10% by total e&p Indonesia.
5. pt arun nGl, owned 55% by pertamina, 30% by exxon mobil, and 15% by JIlCO.
In 2014, pt pertagas niaga developed its sales network by signing mou agreements on gas fuel purchases with seven manufacturing industries in medan. the seven companies were pt unilever Indonesia tbk, pt aica mugi Indonesia, pt Jui Shin Indonesia, pt Socimas, pt Gunung Gahapi Sakti, pt vvf Indonesia and pt Sarana Industama perkasa. pertagas niaga will also distribute gas for other companies in a number of industries in the surrounding areas with a volume of 31 mmSCfD. In addition to the supply of gas industries, pertagas niaga will supply gas to the Independent power plant (Ipp) in medan Industrial estate (KIm) & Special economic Zone (KeK) up to 10 mmSCfD.
pt pertamina Gas (pertagas) as one of pertamina’s Subsidiaries also initiated the development of 24-inch gas pipelines to be installed with a distance of 35 km from muara Karang to muara tawar. the development is part of the 24-inch transmission pipeline project stretching up to 75.5 km from muara Karang-muara tawar-tegal Gede with the objective of distributing gas to industries located along the pipeline. also, it is hoped that pipeline development will optimize the allocation of upside capacity from domestic lnG, which has been determined by the government to pertamina (through fSru facility owned by nusantara regas), the plan is designed to respond to the deficit of gas supply in West Java and to improve pertagas revenues in gas transportation. this project is estimated to use uS$65.94 million or rp758.3 billion.
for the long-term, pertamina has made efforts to be the main gas supplier in Indonesia. thus, a number of natural gas infrastructure projects were being constructed and implemented throughout 2014. among others were the development of fSru Cilacap and fSru Cilamaya. these two projects will support the refinery Development master plan (rDmp) project in the refinery units in Cilacap and balongan. additionally, fSru Cilamaya is also intended to fulfill gas supplies to eastern areas in West Java.
pertamina memperkirakan total tambahan produksi gas dari beberapa proyek yang akan selesai pada tahun 2015 mencapai 315 mmSCfD. Kemudian, pertamina pada tahun 2014 juga meresmikan terminal lpG panjang, lampung dengan kapasitas 5.000 metrik ton yang melayani pasokan lpG untuk lampung dan sekitarnya serta menjadi buffer stock
wilayah Sumatera Selatan dan bengkulu.
Kinerja usaha sektor gas secara volume mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. volume penjualan gas pada tahun 2014 mencapai 40.980 bbtu, lebih tinggi dari volume penjualan tahun 2013 sebesar 33.866 bbtu dan volume penjualan tahun 2012 sebesar 23.070 bbtu. meskipun terus mengalami peningkatan di tahun 2014 angka penjualan tersebut belum maksimal mengingat beberapa kendala yakni belum terealisasinya inovasi
gas well head pertamina ep, penurunan penyerapan dari konsumen gas KeIl dan niaga gas pipa muara Karang-tegal Gede belum terealisasi karena penyelesaian proyek terkendala perijinan dan pembebasan lahan.
berikut adalah tabel yang berisi data volume penjualan gas pertamina dalam 3 tahun terakhir.
Tabel Realisasi Volume Penjualan gas Pertamina Tahun 2014 Dibandingkan dengan Target 2014 dan Realisasi Tahun 2012-2013 Table of gas Volume sales Realization of Pertamina in 2014 Compared to Target in 2014 and Realization in 2012-2013
Keterangan Description Target 2014 Target 2014 (bbTu) Realisasi 2014 Realization 2014 (bbTu) Realisasi 2013 Realization2013 (bbTu) Realisasi 2012 Realization 2012 (bbTu)
Volume Penjualan gas
gas Volume sales 57,073* 40,980 33,866 23,070
Direktorat Gas mencatat kinerja yang memuaskan dengan laba bersih tahun 2014 sebesar uS$278.7 juta, naik sedikit dari laba bersih 2013 sebesar uS$267.2 juta. Jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar uS$239.6 juta, kinerja Direktorat Gas tahun 2014 mencapai 116% lebih tinggi dari total target. Kontribusi terbesar laba bersih gas tahun 2014 berasal dari pertagas sebesar uS$178.5 juta atau 110% lebih tinggi dari target uS$161.7 juta. Kemudian kontribusi terbesar kedua datang dari laba bersih gas korporat sebesar uS$53.8 juta atau 169% dari target uS$31.9 juta tahun 2014. Kontribusi terkecil dari nusantara regas sebesar uS$46.4 juta atau 101% dari target uS$46.1 juta.
pertamina has forecasted additional gas production from soon-to-be-completed projects in 2015, which will total 315 mmSCfD. In 2014, pertamina successfully inaugurated an lpG panjang terminal, lampung with a capacity of 5,000 metric ton serving lpG supplies in lampung and its surrounding areas as well as becoming the buffer stock for South Sumatra and bengkulu.
the gas sector performance has seen increasing production volumes for years. the volume of gas sales in 2014 reached 40,980 bbtu, higher than 33,866 bbtu in 2013, and 23,070 bbtu in 2012. although the increases continued in 2014, the numbers have not yet optimized potential due to several obstacles, such as the unrealized gas well head of pertamina ep, low absorption from KeIl gas consumers and gas pipeline trading of muara Karang-muara tawar-tegal Gede, where the results have yet to be seen due to delays in land acquisitions and permits in the project.
below is the table showing pertamina gas volume sales for the last 3 years.
the Directorate of Gas recorded a satisfactory performance with uS$278.7 million net income in 2014, increasing slightly from uS$267.2 million net income in 2013. When compared with the 2014 target of uS$239.6 million, the performance of the Directorate of Gas in 2014 was 116% higher than the target. the biggest contribution to net income of gas in 2014 was uS$178.5 million from pertagas, where it performed 110% higher than the target of uS$161.7 million. the second largest contribution was uS$53.8 million from gas corporate, where it recorded 169% of its uS$31.9 million target. the smallest contribution came from nusantara regas with uS$46.4 million or 101% of its uS$46.1 million target in 2014.
*) Target 2014 tidak termasuk target tambahan volume penjualan gas sebesar 76,095 bbTu dari pengalihan kontrak migas PEP dan PhE yang belum disetujui sKK Migas