Kebutuhan perjalanan masyarakat di Jabodetabek semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya arus urbanisasi dan makin besarnya peran wilayah ini dalam perekonomian nasional. Moda transportasi kendaraan pribadi dan angkutan umum sudah sangat sesak dan menimbulkan kemacetan parah. Untuk itu, Jabodetabek tidak mempunyai banyak pilihan, kecuali terus mengembangkan angkutan kereta api.
2. Angkutan Penumpang Non-Jabodetabek
Angkutan Penumpang Non-Jabodetabek terdiri atas angkutan penumpang yang beroperasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Berikut penjelasannya.
a. Angkutan Penumpang Pulau Jawa
Dalam jangka panjang, Pulau Jawa dengan penduduk 152 juta orang di tahun 2025 merupakan pasar yang sangat prospektif bagi angkutan penumpang jarak jauh. Hal ini diperkuat lagi dengan proyeksi bahwa lebih dari 80% penduduk Jawa, atau sekitar 120 juta orang, akan tinggal di kota. Pulau Jawa akan menjadi semacam “Pulau Kota” dan mobilitas penduduk antar-daerah perkotaan akan menjadi sangat masif.
Namun demikian, dalam jangka pendek, prospek angkutan penumpang Pulau Jawa masih akan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor makro dan mikro. Faktor makro meliputi besaran ekonomi regional, kepadatan koridor, angka pertumbuhannya, serta proyeksi pendapatan per kapita penduduk. Faktor-faktor makro tersebut memegang peran penting dalam menentukan batas atas atau potensi permintaan pasar akan layanan angkutan penumpang di masa mendatang.
Faktor mikro memiliki peran yang jauh lebih penting dalam menentukan permintaan pasar layanan kereta api. Faktor mikro tersebut, antara lain: (i) penetapan tarif dan kualitas pelayanan door to door yang bersaing dengan moda transportasi lainnya; (ii) tarif yang ditetapkan pemerintah dan kebijakan subsidi yang menyertainya; (iii) berbagai kegiatan yang
Travel needs of the people in Jabodetabek are increasing in line with the increasing urbanization and the growing role of the regions in the national economy. Modes of transportation of private vehicles and public transportation are very crowded and cause severe congestion. Therefore, Jabodetabek has no other choice, but to develop commuter rail transport.
2. Passenger Transportation of Non-Jabodetabek
Non-Jabodetabek Passenger Transportation consists of passenger transportation operating in Java and Sumatra. Here's the explanation.
a. Passengers Transportation in Java
In the long term, with a population of 152 million people, Java in 2025 is a highly prospective market for the long-distance passenger transportation. This is supported by the projection that more than 80% of the population of Java, or about 120 million people, will live in cities. Java will be such a "City Island" and the people mobility of inter-urban areas will be very massive.
However, in the short term, the prospects of passenger transport in Java is still influenced by two main factors, ie micro and macro factors.. Macro factors include the amount of regional economic corridor density, number growth, and the projected revenue per capita of population. The macro factors plays an important role in determining the upper limit or the potential market demand for the future passenger transport.
Micro factors have a much more important role in determining market demand for railway services. The micro factors, among others: (i) tariff setting and quality of service on a door to door basis which compete with other modes of transportation; (ii) tariffs policies set by the government and subsidies attached to them; (iii) a variety of activities which involves various modes of transportation and other
Secara umum total penumpang di Pulau Jawa yang dapat terangkut oleh kereta api penumpang mencapai 217,69 juta orang di tahun 2013. Angka tersebut tidak berbeda jauh dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar 198,86 juta penumpang.
b. Angkutan Penumpang Pulau Sumatera
Walaupun saat ini pasar angkutan penumpang kereta api di Sumatera masih relatif kecil, baik dalam jumlah maupun produktivitas, potensi pengembangannya di masa depan sangat prospektif mengingat potensi perekonomian Sumatera yang sangat besar sebagai pulau kedua terbesar dalam menyumbang produktivitas nasional. Pasalnya, di wilayah ini banyak dihasilkan barang tambang dan kelapa sawit sehingga akan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
c. Angkutan Barang
Dengan potensi ekonomi sebesar 60% dari PDB nasional dan cenderung meningkat, potensi mobilitas barang di Pulau Jawa sangat besar. Namun, tugas untuk meningkatkan pangsa pasar KA angkutan barang di Jawa adalah tugas yang besar. Faktor makro ekonomi regional Jawa saja tidak menjamin akurasi prediksi permintaan pengangkutan segmen pasar tertentu. Beberapa faktor spesifik di pasar, justru lebih penting untuk dipertimbangkan dalam mengkaji permintaan angkutan barang di Pulau Jawa.
Faktor-faktor ini meliputi: (i) perkembangan biaya layanan door to door dari para kompetitor; (ii) kinerja kereta api dalam memenuhi kebutuhan pengguna angkutan; (iii) perubahan pola lokasi industri dan praktik bisnis dalam ekonomi global; (iv) berbagai tindakan kompetitor di pasar transportasi; dan (v) interaksi antar-faktor tersebut.
In general, the total passengers in Java which were transported by rail reached 217.69 million people in 2013. The figure is .not significantly different from the performance In 2012 as much as 198.86 million passengers.
b. Passengers Transportation in Sumatra
Eventhough the market of passengers transport in Sumatra is still relatively small nowadays, both in numbers and productivity, the potential for future expansion will be prospective, considering that Sumatera is the second biggest island in contributing the national productivity. It is because, this region have produced significant mineral and crude palm oil (CPO) which increase the economic income of people in the locality.
c. Freight Transportation
With the economic potential of 60% of the national GDP which tends to increase, the potential for freight mobility in Java is very large. However, the task to increase the market share of freight train in Java is a very big challenge. The regional macroeconomic factors factors in the Java alone does not guarantee the accuracy of predictions of transport demand of certain market segments. Some of the specific factors in the market, even more important to be considered in assessing the demand for freight transportation in Java.
These factors include: (i) the development in cost of door-to-door transport services of the competitors; (ii) the performance of railway transportation in fulfilling its customers' needs; (iii) changes in the pattern of industrial location and business practices in the global economy; (iv) various measures conducted by competitors in transportation market; and (v) the interaction amongst those factors.
Jakarta Containers Bandung Yogyakarta Madiun Malang Surabaya Bali Madura Banyuwangi Panarukan Kroya Purwokerto JAVA Solo Cikampek Cirebon Sukabumi Bogor Tegal C C C C C Jakarta Bandung Oil Coal Steel Manufacturing Yogyakarta Madiun Malang Surabaya Bali Madura Kertosono Banyuwangi Panarukan Kroya Purwokerto JAVA Solo Cikampek Cirebon Sukabumi Bogor Tegal M O S C S S M C M O
Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa titik di mana dry ports dapat dibangun untuk dihubungkan dengan jalur kereta api peti kemas ke Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak. Beberapa ruas KA Peti kemas, antara lain Gedebage-Tanjung Priok telah beroperasi walaupun kinerjanya terus menurun. Jalur peti kemas merupakan bagian yang penting dari koridor angkutan barang kereta api di Jawa.
The picture below shows some of the points where dry ports can be built to be linked by rail to the Port of Tanjung Priok, Tanjung Emas, and Tanjung Perak. Some routes of container trains, among others is Gedebage-Tanjung Priok has been operated even if their performance continues to decline. The container rail-line is an important part of the railway's freight corridor in Java.
Sumber: Consolidated Report Indii, April 2010