• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kisah Kan’an

Dalam dokumen Buku Siswa Akhlak-xii (Halaman 86-89)

BAB III : PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN

A. AYO RENUNGKAN

1. Kisah Kan’an

Al- kisah tentang Kan’an tidak bisa dilepaskan dengan kisah Nabi Nuh as. Karena antara Nabi Nuh as dengan Kan’an adalah hubungan antara anak dan bapaknya, dengan kata lain Kan’an adalah anak Nabi Nuh as. Nabi Nuh dalam tarikh diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Nabi Adam as dan berasal dari wilayah Armenia. Kawasan ini berada di antara Iran, Turki dan Azerbaijan, serta di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Asia Barat. Nabi Nuh adalah Nabi dan Rasul Allah swt yang dikatagorikan masuk dalam kelompok ulul Azmi (Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as dan Muhammad saw dan Ia diutus untuk menyadarkan umatnya yang durhaka, suaka maksiyat dan menyekutukan Allah swt. Pada zaman Nabi Nuh, banyak manusia yang tidak mau taat kepada Allah swt dan justru berpaling dariNya. Mereka terbiasa dengan menyembah patung-patung berhala yang mereka ciptakan sendiri.

Madrasah Aliyah Termas Ushuluddin 87 Telah diceritakan bahwa sepeninggal Nabi Idris, ada lima orang yang sangat saleh. Mereka sangat disenangi masyarakat dan dapat diikuti sebagai suri tauladan bagi masyarakatnya, namun setelah kelima orang tersebut wafat, masyarakat membuatkan patung mereka dan di letakkan di alun-alun yang pada awal pembuatannya hanya untuk mengenang kesholihannya. Namun, lambat laun seiring dengan berjalannya waktu dan bergantinya generasi ke kenerasi yang lain,kaum tersebut akhirnya menyembah patung tersebut, karena dianggap membawa manfaat. Nama-nama patung itu; Wadd, Suwa’, Yaguth, Ya’uq, dan Nasr. Dan pada akhirnya kaum terbiasa menyembah patung tersebut dan berpaling dari menyembah Allah.

Dengan sekuat tenaga, Nabi Nuh as berusaha menyadarkan kaumnya yang telah tersesat jauh dari kebenaran dan terjerumus dalam perbuatan syirik. Tetapi, mereka tidak mau menerima ajakan baik Nabi Nuh. Justru yang terjadi adalah Nabi Nuh, dihina, dicaci maki, dilecehkan dan ditertawakan. Setiap kali Nabi Nuh menyampaikan peringatan dari Allah swt, mereka pura-pura tidak mendengar. Mereka menutup telinga rapat-rapat. Bahkan, mereka tidak segan-segan menantang Allah swt dengan meminta janji datangnya azab Allah swt kalau memang ajakan Nuh tersebut benar. Lama Nuh berdakwah sebagimana diungkapkan dalam Al-Qur’an adalah Selama 950 tahun, Nabi Nuh berjuang menyerukan kepada kaumnya untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu menyembah Allah swt.Tapi hanya segelintir orang yang mau mendengarkan seruan Nabi Nuh. Bahkan, istri dan anaknya yang bernama Kan’an mendustakannya.

Nabi Nuh pun merasa lelah untuk menyadarkan kaumnya tetapi tetap saja mereka tidak mau meresponnya. Kemudian, Nabi Nuh as meminta kepada Allah swt untuk menurunkan azab-Nya kepada mereka. Lalu Allah memerintahkan Nuh untuk membuat sebuah kapal besar, namun, apa yang dikatakan kaumnya Nuh yang durhaka tersebut ? :Wahai Nuh, apakah kamu sudah gila. Membuat kapal sebesar itu di atas gunung dan di musim panas,” demikian tanya salah seorang kaumnya.Bahkan, ketika kapal dalam proses pembuatan, Nuh tidak jarang mendapat hinaan di antara kaumnya yang kafir itu bahkan meraka membuang kotoran ke dalamnya. Sampai akhirnya melalui wahyu Allah kapal itu selesai dibuat.

Nabi Nuh diperintah Allah untuk selalu mengajak beriman kepada dan mengesakannya serta memberantas segala bentuk kemusyrikan di bumi. Dengan seluruh kemampuannya ia berusaha menyadarkan kaumnya untuk kembali menyembah kepada Allah. Dengan tidak putus asa, setiap kali Nuh mengajak kaumnya untuk menyembah kepada Allah, mereka lari, ada pula menutupi telinga begitu mendengar dakwahnya. Jumlah pengikut Nabi Nuh tidak bertambah, sedangkan jumlah orang kafir semakin banyak.

Nabi Nuh sangat sedih, Nabi Nuh pun berdoa kepada Allah.“Ya Allah, jangan Engkau biarkan seorangpun diantara orang kafir itu tinggal di atas

Madrasah Aliyah Termas Ushuluddin 88 bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu. Dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat dan kafir sehingga bumi ini hanya diisi penghuninya dari orang-orang kafir.“Doa Nabi Nuh dikabulkan oleh Allah, diperintahkan kepada Nabi Nuh supaya membuat perahu dengan pengawasan dan wahyu dari Allah.Setelah 40 tahun, selesailah perahu yang dibuat Nabi Nuh. Orang-orang yang beriman semua segera menaiki perahu, tidak ketinggalan pula burung-burung dan binatang-binatang berpasang-pasangan. Mulailah Air keluar dengan deras dari celah-celah bumi.

Sementara dari langit turun hujan yang sangat lebat. Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman di dalam perahu hanya bisa pasrah kepada Allah melihat dan menunggu detik-detik tenggelamnya bumi. Orang-orang kafir mulai kebingungan mencari tempat perlindungan dari air bah, sebagian tewas terseret arus sebagian lain tenggelam akibat tingginya air. Saat perahu mulai berlayar, nampak Kan’an, anak Nabi Nuh, tetap ingin menyelamatkan diri dengan berenang menuju puncak sebuah gunung yang belum terjamah air.Kan’an yakin air tidak mungkin sampai di puncak gunung. Pada saat air telah menutup bumi, Naluri kasih sayang seorang ayah membuat Nabi Nuh berusaha keras membujuk dan merayu anaknya agar mau naik perahu bersamanya.“Kan’an anakku! Naiklah ke perahu bersama kami! Janganlah kau mati bersama-sama orang yang kafir!”namun apa jawab Kan’an “Tidak Ayah! Aku akan selamat berada di puncak gunung itu”“Kan’an….dengarkan Ayah! Tak ada satu pun yang dapat melindungimu dari keadaan ini selain Allah” Belum selesai pembicaraan antara ayah dan anaknya, tiba-tiba datang gelombang besar yang menjadi penghalang antara keduanya. Kan’an hilang dari pandangan Nabi Nuh.

Nabi Nuh berusaha mencari namun ia tidak menemukan selain ombak yang semakin tinggi. Nabi Nuh sedih, ia telah kehilangan anak yang dicintainya. Seluruh permukaan bumi telah tenggelam dan semua manusia telah mati kecuali yang tersisa dalam perahu. Kemudian Perahu mengapung di atas permukaan air yang tak kunjung surut. Hingga akhirnya datanglah perintah Alloh. “Hai, bumi telanlah airmu dan hai hujan dari langit berhentilah…”Lenyaplah peristiwa yang mengerikan itu seiring dengan menyurutnya air ke celah-celah bumi.

Hati Nabi Nuh masih sedih yang dalam akan kematian anaknya dan menyesali mengapa tidak mengikuti ajakannya, Kan’an. Ia bertanya-tanya kenapa Allah tidak menyelamatkan anaknya. Ia tidak tahu bahwa Kan’an menyembunyikan kekafirannya di hadapan Nabi Nuh. Hingga terucap, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”Allah pun menjelaskan kepada Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya

Madrasah Aliyah Termas Ushuluddin 89 Kan’an itu bukanlah termasuk kelauargamu yang dijanjikan akan diselamatkan. Sesungguhnya perbuatannya tidak baik.

Sebab itu, janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Aku peringatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”Nabi Nuh tersadar dan memohon ampun kepada Alloh atas kekhilafannya. Sementara perahu terdampar di daratan Armenia, seluruh penumpang turun dan memanjatkan syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan jiwa dan keimanan mereka.

Dalam dokumen Buku Siswa Akhlak-xii (Halaman 86-89)