• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.1.6 Klasifikasi Kecelakaan Kerja pada Pekerja Kelapa Sawit

Socfindo Kebun Bangun Bandar tahun 2017

Kecelakaan kerja berdasarkan klasifikasi, seperti : jenis kecelakaan, penyebab kecelakaan, sifat luka dan letak luka dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Jenis Kecelakaan

Jenis kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja pada umumnya terbentur seperti tergores, terpotong dan tertusuk sebanyak 16 orang (76,2 %). Penyebab kecelakaannya adalah alat potong (pisau, dodos, engrek) sebanyak 4 orang, alat angkut sebanyak 2 orang, sifat luka yaitu keseleo sebanyak 3 orang, luka di permukaan sebanyak 4 orang, letak kelainan luka terletak pada bagian tangan sebanyak 3 orang dan APD yang tidak dipakai pekerja adalah pelindung tangan.

2. Penyebab Kecelakaan

Penyebab kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja pada umumnya alat potong pisau dodos, egrek yaitu sebanyak 9 orang (42,9%) dan lingkungan kerja yaitu sebanyak 9 orang (42,9%). Jenis kecelakaannya adalah terbentur seperti tergores, terpotong sebanyak 4 orang, sifat luka yang di derita pekerja yaitu luka di

permukaan sebanyak 2 orang, letak kelainan yaitu tangan 2 orang, pada bagian kaki sebanyak 1 orang dan APD yang tidak di pakai pekerja adalah pelindung tangan dan sepatu safety.

3. Sifat Luka

Sifat luka yang dialami oleh pekerja pada umumnya luka di permukaan sebanyak 10 orang (47,6%). Penyebab kecelakannya yaitu terbentur, terpotong, tergores sebanyak 3 orang, tertimpa benda sebanyak 2 orang, penyebab kecelakaannya yaitu alat potong sebanyak 2 orang, alat angkut 1 orang, sifat luka yang di derita pekerja yaitu terletak pada bagian tangan sebnayk 2 orang dan APD yang tidak di pakai pekerja adalah pelindung tangan, helm dan sepatu safety.

4. Letak Kelainan dan Luka

Letak kelainan atau luka yang dialami oleh pekerja pada umumnya terletak di bagian tangan yaitu sebanyak 15 orang (71,4%). Jenis kecelakaanya yaitu terjatuh sebanyak 2 orang, terbentur sebnayak 4 orang, penyebab kecelakaannya yaitu alat potong sebnyak 3 orang, peralatan listrik 1 orang, sifat lukanya yaitu gegar dan remuk sebanyak 2 orang, luka di permukaan sebanyak 3 orang dan APD yang tidak di pakai adalah helm, pelindung tangan, sepatu safety dan pakaian pelindung.

5.2 Analisi Bivariat

5.2.1 Hubungan Pemakaian APD dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja Kelapa Sawit di PT. Socfindo Kebun Bangun Bandar tahun 2017

Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh pekerja yang memakai alat pelindung diri dengan lengkap

(6APD) sebanyak 3 orang (7,9%) dan pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri dengan lengkap (<6APD) sebanyak 18 orang (47,4%), sedangkan pekerja yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja oleh pekerja yang memakai alat pelindung diri dengan lengkap (6APD) sebanyak 8 orang (21,1%) dan pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri dengan tidak lengkap sebanyak 9 orang (23,7%)

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value = 0,037 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat pelindung diri dengan kecelakaan kerja pada pekerja kelapa sawit di PT. Socfindo Kebun Bangun Bandar tahun 2017.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswar (2016) dengan 0,041 < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara penggunaan APD dengan kecelakaan kerja, dimana nilai kedua hubungan variabel bernilai sedang dan penelitian yang dilakukan oleh Barizqi (2015) dengan 0,032 < 0,05 yang terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja.

Pemakaian alat pelindung diri merupakan alternatif terakhir sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja. Penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja disesuaikan dengan pajanan bahaya yang dihadapi di area kerja. Untuk itu pemakain alat pelindung diri sangat penting nilainya sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.

Kecelakaan kerja dapat menimpa setiap pekerja dalam melakukan pekerjaan, karena kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses dalam suatu pekerjaan.

Berdasarkan jawaban dari responden kecelakaan yang sering terjadi pada bagian tangan yaitu sebanyak 15 pekerja yang mengalami (71,4%), sementara pekerja yang memakai alat pelindung tangan saat bekerja berjumlah 17 orang (44,7%) dan yang menjadi penyebabnya yaitu tertusuk duri kelapa sawit, terkena alat potong saat mendodos atau mengegrek.

Hal ini disebabkan karena pekerja yang tidak memakai alat pelindung tangan (gloves) saat bekerja, padahal pekerjaan dalam mendodos dan mengegrek sangat rentan terkena duri buah sawit atau pelepah sawit dan benda tajam sehingga banyak kasus yang terjadi terluka pada tangan pekerja di kebun. Sedangkan pekerja yang memakai alat pelindung diri dengan lengkap juga mengalami beberapa kecelakaan kerja. Alasan para pekerja tidak memakai pelindung tangan pada saat bekerja di kebun sangat lah beragam, dari pernyataan responden mengatakan memakai pelindung tangan sangat tidak nyaman ketika tangan keringatan sehingga membuat sarung tangan basah atau lembab dan ada juga mengatakan tidak biasa memakai sarung tangan saat bekerja

Suasana kerja dengan kenyamanan tempat kerja dan kenyamanan fasilitas (kondisi APD) akan meningkatkan prestasi kerja dari setiap tenaga kerja, sehingga dengan demikian diharapkan setiap fasilitas atau perlengkapan kerja yang menimbulkan kenyamanan dalam pemakaianannya akan dapat digunakan oleh pekerja secara optimal. Tindakan penggunaan alat pelindung diri sangat penting karena dapat mencegah timbulnya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat suatu pekerjaan.

Oleh karena itu upaya perlindungan terhadap pekerja akan bahaya khususnya pada saat melaksanakan kegiatan/proses di tempat kerja perlu dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Salah satu upaya perlindungan terhadap tenaga kerja tersebut adalah dengan penggunaan alat pelindung diri (APD). Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja khususnya pasal 9, 12 dan 14 yang mengatur penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri ditempat kerja baik pengusaha maupun tenaga kerja, pasal 14 butir c menyatakan bahwa pengurus (pengusaha) diwajibkan untuk mengadakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja telah mendapatkan alat pelindung diri sesuai jumlah pekerja, sesuai peruntukan bekerja di lingkungan kebun, sesuai standar (SNI) dari perusahaan akan tetapi ada juga pekerja yang tidak memakai APD yang telah diberikan karena mereka merasa tidak nyaman dalam menggunakan alat pelindung diri sehingga memperlambat pekerjaan mereka.

PT. Socfindo Kebun Bangun Bandar sudah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan baik, termasuk dalam penggunaan alat pelindung diri, diketahui beberapa APD yang disediakan dan digunakan pekerja kebun di PT. Socfindo untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya terdiri dari pelindung kepala (safety helmet), pelindung tangan (gloves), pelindung mata dan

wajah (googles, face shield), pelindung pernapasan (masker),pelindung kaki (safety shoes), dan pelindung pakaian.

Alat Pelindung Diri (APD) digunakan sebagai cara terakhir untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya yang ada apabila pengendalian engineering dan administratif telah dilakukan/tidak mungkin dilakukan/dalam keadaan darurat.

APD tidak dapat menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada, APD hanya mengurangi jumlah kontak dengan bahaya dengan menempatkan penghalang antara pekerja dengan bahaya. Sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja, APD haruslah enak dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap bahaya.

Oleh sebab itu menurut Budiono (2008), APD yang telah dipilih hendaknya memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja, beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan, harus dapat dipakai secara fleksibel, bentuknya harus cukup menarik, tidak mudah rusak, tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya, suku cadangnya harus mudah diperoleh sehingga pemeliharaan alat pelindung diri dapat dilakukan dengan mudah, memenuhi ketentuan dari standar yang ada, pemeliharaannya mudah, tidak membatasi gerak, dan rasa tidak nyaman tidak berlebihan (rasa tidak nyaman tidak mungkin hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam batas toleransi). Oleh sebab itu pemeliharaan dan pengendalian APD penting karena alat pelindung diri sensitif terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

PT. Socfindo juga menerapkan sanksi kepada pekerja yang tidak menaati peraturan yang telah di tetapkan oleh perusahaan, sanksi tersebut di mulai dengan memberi tiga kali surat peringatan kepada pekerja yang melanggar aturan dan akan di lanjut dengan PHK apabila pekerja tetap melanggar aturan lagi. PT. Socfindo menganut Hukum Ketenagakerjaan dalam memecat atau mem PHK pekerja nya yang tertulis di Undang-undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 pasal 161 yaitu 1. Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.

2. Surat peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

3. Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.08/MEN/VII/2010 menyatakan bahwa Alat Pelindung Diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi sesorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.

Pengusaha wajib menyediakan APD bagi karyawan/pekerja secara cuma-cuma dan wajib digunakan di tempat kerja selama bekerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja kelapa sawit di PT. Socfindo Kebun Bangun Bandar tahun 2017, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perusahaan menyediakan APD yang sesuai dengan jumlah pekerja, sesuai jenis pekerjaan di kebun dan sesuai standar (SNI).

2. Pekerja kelapa sawit yang memakai APD yang lengkap sebanyak 11 orang (28,9%) dan yang tidak lengkap sebanyak 27 orang (71,1%).

3. Pekerja kelapa sawit yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 21 orang (55,3%), jenis kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya terbentur, tergores, terpotong dan tertusuk sebanyak 16 orang (76%), penyebab kecelakaan yang terjadi pada umumnya karena alat potong pisau dodos atau egrek sebanyak 9 orang ( 42,9%), sifat luka yang terjadi pada umumnya luka di permukaan sebanyak 10 orang (47,6%) dan letak kelainan dan luka yang terjadi pada umumnya terletak di bagian tangan sebanyak 15 orang (71,4%).

4. Ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat pelindung diri (p value 0,025), kejadian kecelakaan kerja.

6.2 Saran

1. Pekerja sebaiknya memakai alat pelindung diri dengan lengkap yaitu 6 APD yaitu pelindung kepala (safety helmet), pelindung tangan (gloves), pelindung mata dan wajah (googles, face shield), pelindung pernapasan

(masker),pelindung kaki (safety shoes), dan pelindung pakaian yang telah di sediakan oleh perusahaan.

2. Pekerja lebih berhati-hati dalam bekerja di lingkungan kebun karena pekerjaan di lingkungan kebun memiliki risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi.

3. Perusahaan harus memberikan sanksi yang tegas pada pekerja yang tidak memakai APD yang lengkap pada saat bekerja dan pengawas harus lebih tegas untuk menegur pekerja.

4. Perusahan sebaiknya memberikan pelatihan-pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pekerja dan pengawas.

DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, S. dan Sriani, Y. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Yogyakarta: Deepublish. Diakses tanggal 19 Juli 2017.

Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Aswar. 2016. Hubungan Antara Penggunaan APD dengan Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pekerja Bangunan Rumah Sakit Medika Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). (http://lib.unnes.

ac.id/26536/1/64114111564.pdf). Diakses tanggal 11 September 2017.

Barizqi, I. N. 2015. Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Apd Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan Pt. Adhi Karya Tbk Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). (http://lib.unnes.

ac.id/23336/1/6411411192.pdf). Diakses tanggal 11 September 2017.

BPJS Ketenagakerjaan. 2015. Angka Kasus Kecelakaan Kerja Menurun.

BPJSKetenagakerjaan.(http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/29 43/Angka-Kasus-Kecelakaan-Kerja-Menurun.html). Diakses tanggal 8 September 2017.

Budiono, S. 2008. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja: Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Buntarto, D. 2015. Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Pelindung Diri.

The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 24-36. Diakses tanggal 23 September 2017.

Daryanto. 2007. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bengkel. Cetakan Pertama.

Penerbit Bina Adiaksara dan Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2011. Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia, Jakarta:

Depkes RI

Departemen Tenaga Kerja RI. 1990. Himpunan Petunjuk Ketiga (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Indonesia 1989-1990. Jakarta: Yayasan Pendidikan Widyadhana Atmaja.

________________________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

(http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf). Diakses tanggal 8 September 2017.

________________________. 2007. Kecelakaan kerja dan faktor-faktor yang berhubungan di Indonesia (Berdasarkan data PT. Jamsostek Tbk), volume xxxx No.3. Majalah keselamatan kerja dan hiperkes. Juli-Oktober. Jakarta: Depnakertrans RI Press.

Djati, I. 2006, Bagaimana Mencapai Zero Accident di Perusahaan, Prosiding Seminar K3 di RS. Persahabatan, UIpress.

Efrianis. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Dalam Pemakaian Alat Pelindung Pendengaran Di PT. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Kebun Ophir Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

(http://www.repository.usu.ac.id/). Diakses tanggal 18 Mei 2017. Pukul 18.00 wib.

ILO. 2015. Hari Keselamatan dan Kesehatan se-Dunia: Mencegah kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko K3. Diakses Tanggal 12 November 2017. http://www.ilo.org/.

Milos, N. 2007. Dasar- dasar Keselamatan Kerja Biokimia dan Pengendalian Bahaya Besar, Editor Soemanto Imam Hanafi. Jakarta: ILO (1991).

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Cetakan Pertama.

Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.

Rijanto, B.B. 2010. Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Industri Konstruksi. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Cetakan Pertama. Penerbit Prestasi Pustaka. Jakarta.

Saryono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung.

Simarmata, R. 2004. Gambaran Faktor Manusia dan Faktor Manajemen Terhadap Terjadinya Kecelakaan kerja di Sektor Kerja Perkebunan kelapa sawit di PTPN IV Bah Jambi Pematang Siantar Tahun 2003. Skripsi Mahasiswa FKM-USU Medan.

Siswanto. 1983. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Penerbit PT Pustaka Bina Pressindo. Jakarta.

Suma’mur. 2002. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:

Rineka Cipta.

_________. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Sagung Seto.

Jakarta.

Sumbung, J. 2010. Studi tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan alat pelindung diri di bagian dryer dan gluing pabrik kayu lapis PT Jati Dharma Indah Batu Gong Kota Ambon tahun 2000. Tesis Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sucipto, C. D. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

KUESIONER

HUBUNGAN PEMAKAIAN APD DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KELAPA SAWIT DI PT. SOCFINDO

KEBUN BANGUN BANDAR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

TAHUN 2017

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : OCTAVIANUS SIHOMBING

N I M : 131000698

Mahasiswa : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Utara

Sedang melakukan penelitian untuk kepentingan menyelesaikan skripsi dengan judul :

“Hubungan pemakaian APD dengan kecelakaan kerja pada pekerja kelapa sawit di PT. SOCFINDO Kebun Bangun Bandar Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2017”.

Dalam lampiran terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya memohon dengan segala kerendahan hati agar kiranya Bapak/Saudara bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi pertanyaan berikut.

Kejujuran Bapak/Saudara dalam menjawab pertanyaan sangat saya hargai. Jawaban yang Bapak/Saudara berikan akan saya jamin kerahasiaannya.

Ucapan terimakasih yang sebesarnya saya ucapkan atas bantuan dan partisipasi Bapak/Saudara dalam mengisi kuesioner ini.

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah setiap pertanyaan sesuai dengan kemampuan anda dan secara jujur.

2. Pilihlah pertanyaan yang tersedia pilihannya.

3. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama.

I. IDENTITAS RESPONDEN

a. Usia : ……… tahun

b. Jenis Kelamin : (1) Pria (2) Wanita c. Pendidikan Terakhir :

(1) SD/SMP (2) SMA/SMK

d. Lama Kerja di Perusahaan ini ……… tahun

II. VARIABEL PENELITIAN

[beri tanda ( √ ) pada kotak yang telah disediakan]

A.1 Pemakaian APD

2. Alat pelindung kepala (safety helmet) ? 3. Alat pelindung tangan (gloves) ?

4. Alat pelindung mata dan wajah (googles, face shield) ?

5. Alat pelindung pernapasan (masker) ? 6. Alat pelindung kaki (safety shoes) ? 7. Alat pelindung pakaian ?

Ketersedian APD di sediakan perusahaan 8. Alat pelindung kepala (safety helmet) ? 9. Alat pelindung tangan (gloves) ?

10. Alat pelindung mata dan wajah (googles, face shield) ?

11. Alat pelindung pernapasan (masker) ? 12. Alat pelindung kaki (safety shoes) ? 13. Alat pelindung pakaian ?

14. Apakah perusahaan menyediakan APD sesuai jumlah pekerja di kebun?

15. Apakah perusahaan menyediakan APD sesuai jenis pekerjaan di kebun kelapa sawit?

16. Apakah perusahaan menyediakan APD yang berstandar SNI kepada pekerja?

17. Apakah anda merawat APD yang di berikan perusahaan kepada anda?

18. Apakah anda menyimpan APD dengan baik setelah anda menggunakannya?

B.1 Kecelakaan Kerja

[beri tanda ( √ ) pada kotak yang telah disediakan]

Pertanyaan/Pernyataan Jawab (diisi oleh responden) 1. Ya 0. Tidak 1. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan

kerja pada saat bekerja di kebun?

Jika Ya lanjut kepertanyaan berikutnya Jenis kecelakaan kerja :

2. Terjatuh

3. Tertimpa benda (TBS)

4. Terbentur (tergores, terpotong, tertusuk) 5. Terjepit oleh benda

6. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan 7. Pengaruh suhu tinggi

8. Terkena arus listrik

9. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

Penyebab kecelakaan kerja : 10. Mesin

11. Gigitan binatang buas

12. Alat Potong (pisau, dodos, engrek) 13. Alat angkut/alat angkat

14. Peralatan listrik (gerinda)

15. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi 16. Lingkungan kerja (di kebun)

Sifat Luka : 17. Patah tulang 18. Keseleo

19. Regang otot/urat

20. Memar dan luka dalam yang lain 21. Amputasi

Master Data

NR X1 X1K X2 X3 X3K X4 X4K X5 X6 X7 A1 A2 A3 A4 A5 A6 AK X8 X9

1 27 1 1 SMA 2 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 36 2 1 SMA 2 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

3 32 1 1 SD 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

4 40 2 1 SD 1 10 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

5 35 2 1 SMP 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 37 2 1 SMA 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

7 36 2 1 SD 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

8 25 1 1 SMA 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 24 1 1 SMA 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 41 2 1 SD 1 8 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

11 28 1 1 SD 1 5 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1

12 37 2 1 SMA 2 5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1

13 33 1 1 SMP 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

14 31 1 1 SMP 1 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 38 2 1 SMP 1 8 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1

16 38 2 1 SMA 2 10 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1

17 41 2 1 SMA 2 11 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1

18 37 2 1 SMP 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

19 33 1 1 SMP 1 4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1

20 30 1 1 SMP 1 4 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

21 27 1 1 SMA 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22 26 1 1 SMP 1 7 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

23 30 1 1 SD 1 10 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

24 32 1 1 SMA 2 9 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

31 28 1 1 SMA 2 9 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

32 30 1 1 SMA 2 4 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

33 26 1 1 SD 1 7 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1

34 26 1 1 SMA 2 4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1

35 28 1 1 SMP 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

36 32 1 1 SMA 2 5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1

37 33 1 1 SMA 2 7 2 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1

38 30 1 1 SMP 1 5 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1

R 1 2 3 4 5 6 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 5 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 10 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 12 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 13 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 14 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 15 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 16 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 17 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 19 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 20 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 21 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1

Keterangan:

1. NR : Nomor responden.

2. X1 : Umur responden, X1K : Kategori umur (1= < 34 tahun, 2= > 34 tahun).

3. X2 : Jenis kelamin (1= Laki-laki, 2= Wanita).

4. X3: Pendidikan responden, X3K : Kategori pendidikan (1= SD-SMP, 2=

SMA/SMK).

5. X4 : Masa kerja responden, X4K : Kategori masa kerja (1 = < 6tahun, 2= > 6 tahun)

6. X5 : Kategori APD sesuai jumlah pekerja ( 1= Ya dan 2= Tidak).

7. X6 : Kategori APD sesuai peruntukan bekerja ( 1= Ya dan 2= Tidak).

8. X7 : Kategori APD sesuai SNI ( 1= Ya dan 2= Tidak).

9. A1 : APD kepala (safety helmet) (1= Ya dan 2= Tidak).

10. A2 : APD tangan (gloves) ( 1= Ya dan 2= Tidak).

11. A3 : APD mata dan wajah (googles, face shield) (1= Ya dan 2= Tidak).

12. A4 : APD pernapasan (masker) (1= Ya dan 2= Tidak).

13. A5 : APD kaki (safety shoes) ( 1= Ya dan 2= Tidak).

14. A6 : APD pakaian (1= Ya dan 2= Tidak).

15. AK : Kategori memakai lengkap 6 APD ( 1= Ya dan 2= Tidak).

16. X8 : Kategori merawat APD (1= Ya dan 2= Tidak).

17. X9 : Kategori menyimpan APD dengan baik (1= Ya dan 2= Tidak).

18. JK1 : Jenis kecelakaan kerja terjatuh (1= Ya dan 2= Tidak).

19. JK2 : Jenis kecelakaan kerja tertimpa benda (1= Ya dan 2= Tidak).

20. JK3 : Jenis kecelakaan kerja terbentur (1= Ya dan 2= Tidak).

21. JK4 : Jenis kecelakaan kerja terjepit (1= Ya dan 2= Tidak).

22. JK5 : Jenis kecelakaan kerja gerakan melebihi kemampuan (1= Ya dan 2=

Tidak).

23. JK6 : Jenis kecelakaan kerja pengaruh suhu tinggi (1= Ya dan 2= Tidak).

24. JK7 : Jenis kecelakaan kerja terkena arus listrik (1= Ya dan 2= Tidak).

25. JK8 : Jenis kecelakaan kerja kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi (1=

Ya dan 2= Tidak).

26. PK1 : Penyebab kecelakaan kerja mesin (1= Ya dan 2= Tidak).

27. PK2 : Penyebab kecelakaan kerja gigitan binatang buas (1= Ya dan 2= Tidak).

28. PK3 : Penyebab kecelakaan kerja alat potong (1= Ya dan 2= Tidak).

29. PK 4 : Penyebab kecelakaan kerja alat angkut (1= Ya dan 2= Tidak).

30. PK 5 : Penyebab kecelakaan kerja peralatan listrik (1= Ya dan 2= Tidak).

31. PK6 : Penyebab kecelakaan kerja bahan, zat dan radiasi (1= Ya dan 2= Tidak).

32. PK7 : Penyebab kecelakaan kerja lingkungan kerja (1= Ya dan 2= Tidak).

33. SL1 : Sifat luka patah tulang (1= Ya dan 2= Tidak).

34. SL2 : Sifat luka keseleo (1= Ya dan 2= Tidak).

35. SL3 : Sifat luka regang otot (1= Ya dan 2= Tidak).

36. SL4 : Sifat luka memar dan luka dalam (1= Ya dan 2= Tidak).

37. SL5 : Sifat luka amputasi (1= Ya dan 2= Tidak).

38. SL6 : Sifat luka lain (1= Ya dan 2= Tidak).

39. SL7 : Sifat luka di permukaan (1= Ya dan 2= Tidak).

40. SL8 : Sifat luka bakar (1= Ya dan 2= Tidak).

41. SL9 : Sifat luka gegar dan remuk (1= Ya dan 2= Tidak).

42. SL10 : Sifat luka keracunan mendadak (1= Ya dan 2= Tidak).

43. LK1 : Letak kelainan atau luka kepala (1= Ya dan 2= Tidak).

44. LK2 : Letak kelainan atau luka leher (1= Ya dan 2= Tidak).

45. LK3 : Letak kelainan atau luka badan (1= Ya dan 2= Tidak).

46. LK4: Letak kelainan atau luka tangan (1= Ya dan 2= Tidak).

47. LK5: Letak kelainan atau luka kaki (1= Ya dan 2= Tidak).

48. LK6: Letak kelainan atau luka mata (1= Ya dan 2= Tidak).

49. KK : Kategori pernah mengalami kecelakaan kerja (1= Ya dan 2= Tidak).

Lampiran 3. Output SPSS

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

B. DISTRIBUSI FREKUENSI Pemakaian Alat Pelindung Diri

N Valid 38

Missing 0

Pemakaian Alat Pelindung Diri Frequency Percent Valid

Percent Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 38 100.0 100.0 100.0

Sesuai Peruntukan Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 38 100.0 100.0 100.0

Sesuai Standar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 38 100.0 100.0 100.0

Perawatan APD Frequency Percent Valid

Percent

Kecelakaan Kerja Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Terjepit

Frequency Percent Valid Percent Frequency Percent Valid

Percent Frequency Percent Valid

Percent Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 100.0 100.0 100.0

Kontak dengan bahan berbahaya Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 100.0 100.0 100.0

Gigitan binatang buas Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 100.0 100.0 100.0

Lingkungan kerja Frequency Percent Valid

Percent

Sifat Luka

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 21 100.0 100.0 100.0

Keseleo

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent

Luka lain

Frequency Percent Valid Percent Frequency Percent Valid

Percent

Frequency Percent Valid Percent Frequency Percent Valid

Percent Frequency Percent Valid

Percent

Kepala

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

C. UJI CHI-SQUARE

Memakai apd lengkap* Kecelakaan kerja crosstabulation Pernah mengalami

a. Computed only for a 2x2 table

b. 1 celss (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.92.

Lampiran 4. Susunan Komisi Pembimbing Skripsi

Lampiran 6. Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 7. Surat Selesai Penelitian