BAB V STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF
II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya
Jaringan saraf terdiri dari:
1. Sel saraf (Neuron): sel saraf dan seratnya. Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta neuron
2. Sel Penyokong (Neuroglia): Sel yang sebagian berfungsi menyerap dan menghancurkan mikroorganisme atau benda asing yang masuk ke jaringan saraf
C. Neuron
Neuron merupakan unit sistem saraf yang terdiri dari macam-macam bentuk.
Struktur Neuron terdiri dari:
1. Nukleus: Inti sel. Di dalam Nukleus terdapat Nukleolus.
2. Badan sel: Bagian yang mengelilingi Nukleus. Badan sel dikelilingi oleh Neurofibril. Terhubung ke Dendrit dan Akson.
3. Dendrit: Bagian yang menjalar keluar dari badan sel. Fungsinya menghantarkan informasi ke badan sel dari sel-sel lain.
102
Gambar 14. Neuron
4. Akson: Tonjolan memanjang yang menghantarkan rangsangan keluar dari badan sel dan ditransmisikan ke sel-sel saraf lain.
5. Mielin: Lapisan yang terdiri dari substansi lemak, yang melapisi sebagian besar Akson
6. Nodus Ranvier: Bagian Akson yang tidak dilapisai oleh lapisan Mielin 7. Sel Schwan: Sel penyokong pada sistem saraf tepi, membentuk myelin
D. Klasifikasi Fungsional Neuron
1. Neuron Sensorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari reseptor sensorik menuju ke Sistem Saraf Pusat. Disebut juga Serabut Saraf Aferen. Reseptor sensorik meliputi: a) Eksteroreseptor: suhu, tekanan, informasi yang didapat dari sistem penginderaan; b) Propioseptor: keadaan posisi, gerakan otot rangka dan sendi; c) Interoseptor: kondisi sistem-sistem di dalam tubuh, sensasi nyeri dan perasa.
2. Neuron Motorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari Sistem saraf pusat (otak, medula spinalis) menuju ke efektor perifer, menstimulasidan memodifikasi aktivitas dari jaringan perifer, organ dan sistem organ. Akson yang membawa impuls dari SSP disebut juga
103
Serabut saraf Eferen terdiri dari Sistem saraf Somatim dan Saraf Otonom.
3. Interneuron: Terletak antara sistem saraf sensori dan motorik.
Interneuron membawa impuls dari neuron sensorik dan mengkoordinasikan aktivitas motorik. Interneuron disebut juga sebagai Neuron Asosiasi
E. Transmisi Sinaps
1. Impuls saraf dibawa oleh neuron ke seluruh tubuh. Impuls bersifat listrik dan di antara neuron bersifat kimia. Neuron satu dan lain secara anatomi tidak bersambung, sehingga impuls ditransfer melalui kontak antar 2 neuron atau antara neuron dengan organ efektor terjadi di Sinaps.
2. Setiap Sinaps melibatkan 2 neuron, sehingga impuls ditransmisikan dari neuron prasinaps menuju neuron post sinaps
F. Pembagian Sistem Saraf
Sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Sistem Saraf Pusat (SSP)
Terdiri dari: Otak dan Medula spinalis 2. Sistem Saraf Tepi (SST)
Terdiri dari: 12 pasang saraf kranial dan 31 saraf spinal
G. Suplai Darah
1. SSP diperdarahi oleh arteri vertebralis dan arteri karotis interna yang bercabang-cabang membentuk sirkulus arteri serebri Willisi
2. Aliran balik vena melalui sinus duramater kemudian menuju sirkulasi umum melalui Vena Jugularis interna
104 H. Otak
• Otak terletak di dalam kranium
• Beratnya sekitar 2% dari BB, memerlukan 20% jumlah oksigen dalam tubuh, menerima 20% curah jantung, dan membutuhkan 400 kikokalori energi tubuh.
• 3-8 menit otak bertahan tanpa oksigen, lebih dari itu dapat terjadi kerusakan otak permanen
• Otak terdiri atas:
1. Otak depan: terbagi atas hemisfer otak (hemisfer serebri), korpus striatum, dan talami (talamus dan hipotalamus)
2. Otak tengah (Diensefalon)
3. Otak belakang: Terdiri dari Pons varoli Medula oblongata, dan Serebelum. Ketiga bagian tersebut membentuk Batang otak
• Serebrum = Otak besar
• Serebelum = Otak kecil
Gambar 15. Otak Serebrum
Terbagi atas 4 lobus:
1. Lobus Frontal: Berfungsi dalam membentuk perilaku bertujuan, mengambil keputusan dan pemikiran kompleks, modifikasi dorongan emosional yang dihasilkan oleh sistem limbik dan refleks dari batang otak. Di lobus frontal terdapat Area Brocha yang berfungsi
105
mengendalikan ekspresi berbicara, menggabungkan informasi-informasi yang diterima membentuk rencana, pikiran, dan perilaku.
2. Lobus Parietal: Berfungsi mengatur sensasiperaba dan pendengaran 3. Lobus Oksipitalis: Berfungsi sebagai pusat asosiasi penglihatan,
menerima informasi dari retina mata
4. Lobus Temporal: Berfungsi mengatur informasi pendengaran, interpretasi bau, dan ingatan. Di lobus ini terdapat Area Wernicke yang berfungsi dalam interpretasi bahasa.
Gambar 16. Lobus Otak
Fisiologi Otak 1. Korteks Serebri
1) Korteks serebri memiliki fungsi motorik dan sensorik
2) Bagian yang berperan sebagai fungsi motorik yaitu Sulkus sentralis hingga Sulkus lateralis. Bagian motorik mengendalikan gerakan pada sisi tubuh berlawanan
2. Serebrum
1) Proses pikir alam sadar, fungsi intelektual 2) Memproses dan menyimpan memori
3) Regulasi alam sadar dan bawah sadar dari kontraksi otot rangka 3. Talamus
1) Pusat memproses dan mengulang informasi sensorik
106 4. Hipotalamus
1) Pusat kontrol emosi, fungsi-fungsi otonom dan produksi hormon-hormon
5. Mesensefalon
1) Memproses data audio visual
2) Generasi dari respons motor somatic 3) Pemeliharaan kesadaran
6. Pons
1) Mengulang informasi sensorik dan sereblum dan thalamus 2) Pusat motorik viseral alam bawah sadar
7. Medula Oblongata
1) Mengulang informasi sensorik ke talamus menuju ke bagian lain dari batang otak
2) Pusat regulasi otonom dari organ viseral kardiovaskuler, pernafasan (termasuk bersin, batuk), dan aktivitas sistem pencernaan
(termasuk muntah, menelan, pengeluaran air liur) 8. Serebelum
Pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan obat untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Komponen Serebelum:
Tabel 2. Komponen Serebelum
107 Meningen
• Meningen merupakan selaput pelindung otak dan medula spinalis
• Meningen terbagi atas 3 (urutan dari dalam ke luar) yaitu:
1. Piamater 2. Arachnoid 3. Duramater
• Piamater yaitu lapisan yang berhubungan langsung dengan otak, mengikuti kontur eksternal otak, berisi pembuluh darah yang menutrisi jaringan otak
• Arachnoid yaitu lapisan yang tipis, halus, tidak terdapat pembuluh darah, tidak mengikuti kontur eksternal otak. Di antara Arachnoid dan piamater terdapat ruang Subarachnoid yang berisi, arteri dan vena serebri, trabekula, dan CSS
• Duramater merupakan lapisan yang liat, tidak lentur. Ruang antara duramater dan tulang tengkorak disebut Epidural, sedangkan ruang di antara duramater dan Arachnoid disebut Subdural. Perdarahan terutama akibat trauma sering terjadi di kedua ruang ini.
Gambar 17. Meningen
108 Ventrikel
• Rangkaian 4 rongga di dalam otak yang masing-masing dibatasi oleh Sel epitel epindemal dan berisi CSS.
• 4 ruang ventrikel:
1. 2 ventrikel masing-masing terdapat di Hemisfer otak, disebut ventrikel lateral
2. Vetrikel ketiga terdapat di Diensefalon
3. Ventrikel keempat terdapat di pons dan medula oblongata
• Antara ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dihubungkan oleh Foramen Monro.
• Antara ventrikel ketiga dan ventrikel keempat dihubungkan oleh Akueduktus silvius.
• Pada ventrikel keempat terdapat 3 lubang sepasang foramen Luscha di lateral dan sepasang Foramen Magendic di medial, yang kemudian berlanjut ke Subarachnoid dan medula spinalis
Gambar 18. Ventrikel
109 Sistem Limbik
• Merupakan kelompok fungsional, bukan kelompok anatomis
• Sistem limbik terdiri atas: Serebrum, diensefalon, mesensefalon
• Struktur kortikal utama: Girus singuli, girus hipokampus, dan hipokampus
• Bagian subkortikal meliputi: Amigdala, traktus olfaktorius dan septum
Gambar 19. Sistem Limbik
• Fungsi Sistem Limbik:
1. Membentuk respon emosional yang mengarah pada tingkah laku seseorang
2. Mengatur respon sadar terhadap lingkungan
3. Memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan mengatur fungsi batang otak secara otomatis untuk merespon keadaan
4. Memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan menggali kembali simpanan memori yang dibutuhkan
5. Merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual
12 Pasang Saraf Kranial
• Saraf kranial berasal dari otak dan keluar melalui foramen
• Saraf I, II, VIII : Saraf sensorik
110
• Saraf III, IV, VI, XI, XII : Saraf motorik
• V, VII, IX, X : Saraf campuran (sensorik & motorik)
• Fungsi Saraf Kranial:
Tabel 3. Saraf Kranial
Saraf Kranial Komponen Fungsi
VIII Vestibulokoklearis
Sensorik Mengatur pendengaran dan keseimbangan IX Glasofaringeus - Motorik
- Sensorik
Menelan, refleks muntah, salivasi Rasa pahit pada lidah posterior X Vagus - Motorik
- Sensorik
Menelan, refleks muntah, fonasi, visera abdomen
Reflesk muntah, visera leher, thoraks, dan abdomen XI Asesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus,
bagian atas otot trapezius, pergerakan kepala dan bahu
111
XII Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah
Saraf Spinal
• Pada orang dewasa, panjang saraf spinal sekitar 45cm, lebar sekitar 14mm.
• Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang masing-masing sepasang saraf keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.
• 31 pasang saraf Spinal:
8 pasang saraf servikal 12 pasang saraf torakalis 5 pasang saraf lumbalis 5 pasang saraf sakralis 1 pasang saraf koksigis
• 31 Pasang Saraf Spinal
Gambar 20. Pasang Saraf Spinal
112
• Fungsi Saraf Spinal:
Gambar 21. Fungsi Saraf Spinal
• Sistem Saraf Otonom
Saraf otonom atau campuran aferen dan eferen terabagi atas saraf simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf otonom mempersarafi otot-otot polos, otot jantung dan kelenjar viseral.
Perbedaan fungsi saraf simpatik dan parasimpatik:
Gambar 22. Fungsi Saraf Simpatik dan Parasimpatik
113 III. Cairan Serebrospinal
• Cairan Serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh Pleksus koroid di Ventrikel otak.
• CSS jernih, tidak berwarna, merupakan bantalan cairan yang melindungi SSP
• CSS terdiri dari: air, elektrolit (dengan kadar Na dan Cl yang tinggi, K agak rendah), O2 dan CO2 yang terlarut, glukosa, beberapa leukosit terutama limfosit, dan sedikit protein.
• CSS yang diproduksi akan melewati ruang Subarakhnoid dan bersirkulasi di otak dan medula spinalis, kemudian keluar menuju sistem vaskular (pembuluh darah). Sebagian besar CSS direabsorpsi (diserap kembali) oleh Villi arakhnoid atau Granulasio arakhnoidalis yang menonjol dari ruang Subarakhnoid ke sinus sagitalis superior otak
• Volume total CSS sekitar 125 mL, Kecepatan sekresi oleh pleksus koroid yaitu 500-700 mL per hari
• Tekanan CSS diukur saat Lumbal Pungsi dan posisi terlentag sekitar 130 mmH2O (13 mmHg)
114
Gambar 23. Sirkulasi CSS
• Fungsi CSS:
1. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf 2. Sebagai penyangga otak
3. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa
IV. Neurotransmitter
Neurotransmitter (zat penghantar) yaitu zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron. Neurotransmitter dikirimkan pada celah yang disebut Sinapsis. Neurotransmitter umumnya mempengaruhi sikap, emosi dan perilaku seseorang.
115
Gambar 24. Sinapsis
Tabel 4. Macam-macam Neurotransmitter
No Neurotransmitter Lokasi/Fungsi Implikasi pada penyakit jiwa 1 Asetilkolin Sistem saraf otonom simpatis &
parasimpatis, terminal saraf presinaps parasimpatik, terminal postsinapsis
Sistem saraf pusat: korteks serebral hipokampus, struktur limbik, basal ganglia
Fungsi: Tidur, bangun, persepsi nyeri, pergerakan memori
2 Norepinefrin Sistem saraf otonom terminal saraf post sinapsis simpatis Sistem saraf pusat: talamus sistem limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri Fungsi: Pernafasan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi kardiovaskuler, tidur, bangun saraf post sinapsis simpatis Sistem saraf pusat: talamus sistem limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri Fungsi: Pernafasan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi
Menurunkan derajat
116
kardiovaskuler, tidur, bangun 4 Serotonin Hipotalamus, talamus, sistem
limbik, korteks serebral, serebelum, medula spinalis Fungsi: Tidur, bangun, libido, nafsu makan, agresi, persepsi nyeri, koordinasi dan penilaian
Menurunkan derajat depresi
Meningkatkan derajat kecemasan
5 Histamin Hipotalamus Menurunkan derajat
depresi
6 GABA (Gamma
Amino Butryc Acid)
Hipotalamus, hipokampus, korteks, serebelum, basal ganglia, medula spinalis, retina Fungsi: Kemunduran aktivitas tubuh 7 Glisin Medula spinalis, batang otak
Fungsi: Menghambat motor neuron berulang
Sel-sel piramid/kerucut pada korteks, serebelum dan sistem sensori aferen primer, hipocampus, talams, hipotalamus, medula spinalis
Fungsi: Menilai
informasisensori, mengatur berbagai motor dan reflek spinal
Menurunkan derajat gerakan motor spastik
9 Endorfin dan Enkefalin
Hipotalamus, talamus, sistem limbik, batang otak, endekalin juga ditemukan pada traktus gastrointestinal
Fungsi: Modulasi (mengatur) nyeri dan mengurangi peristaltik (enkefalin)
10 Substansi P Hipotalamus, struktur limbik otak tengah, batang otak, talamus, basal ganglia, medula spinalis, traktus gastrointestinal, kelenjar saliva
Fungsi: Pengaturan nyeri
Menurunkan derajat korea huntington
11 Somatostatin Korteks serebral, hipokampus, talamus, basal ganglia, batang otak, medula spinalis
Fungsi: Menghambat pelepasan norepinefrin, merangsang pelepasan serotonin, dopamin, dan asetilkolin
Menurunkan derajat Alzeimer
Meningkatkan derajat korea huntington
117 Rangkuman
Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang berperan dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan komunikasi antar berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan lingkungan. Sistem saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon rangsangan sehingga timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, dan sensasi
Tugas
1. Tugas Terstruktur Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-masing.
Soal:
1) Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron disebut . . . .
a. Dendrit b. Nukleus c. Sinapsis
d. Neurotransmitter e. Mielin
118 Pembahasan Soal:
………
………
2) Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu . . . .
3) Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu . . . . a. Meningen
4) Berikut adalah fungsi dari cairan serebrospinal, KECUALI . . . . a. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf b. Sebagai penyangga otak
c. Sebagai penyangga medulla spinalis
d. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa e. Membantu proses pencernaan
119 Pembahasan Soal:
………
………
2. Kegiatan Mandiri Petunjuk:
• Buatlah gambar organ-organ terkait system saraf
• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan fungsi bagian masing-masing
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.
120
KUNCI JAWABAN
1) b. Neurotransmitter Pembahasan:
Neurotransmitter adalah Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron
2) d. Temporal Pembahasan:
Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu temporal
3) a. Meningen Pembahasan:
Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu Meningen.
4) e. Membantu proses pencernaan Pembahasan:
Membantu proses pencernaan BUKAN fungsi dari CSS
121
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J. (2003). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Pearce, E.C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
122 BAB VI
GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG
TERKAIT SISTEM SARAF dr. John Barker Liem, M.K.M..
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem saraf. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan istilah medis serta tindakan terkait sistem saraf. Mahasiswa dituntun agar mampu memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus terkait sistem saraf.
B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya serta tindakan terkait sistem saraf.
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan
Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu menjelaskan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan terkait sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf
123
I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf A. Meningitis
Meningitis adalah kondisi infeksi cairan otak disertai dengan peradangan pada meningen atau membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur
Gejala meningitis :
• Demam
• Letargik
• Tidak responsive
• Koma
• Iritasi menigen B. Encephalitis
• Encephalitis adalah suatu kondisi perdangan otak,perdangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya.
• Encephalitis adalah perdangan otak dan sumsum tulang belakang
• Meningoencephalitis adalah peradangan otak dan meningen atau membran yang menutupi otak
• Penyebab encephalitis yang paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme
• Gejala:
a. Demam b. Nyeri kepala c. Mual dan muntah
d. Nyeri otot yang berlangsung selama beberapa hari C. Alzheimer’s Disease
• Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf mati sehingga sinyal- sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik
124
• Terjadi penurunan fungsi otak, sering juga disebut dengan penyakit tua karena berkaitan dengan faktor usia
• Gangguan otak terjadi secara menahun dan sulit disembuhkan seperti keadaan semula kembali
Faktor resiko
a. Riwayat keluarga
b. Penyakit down`s syndrome c. Hipertensi kronis
Gejala
a. Hilangan ingatan b. Afasia
c. Apraxia d. Delusi
e. Mudah tersesat dan bingung
f. Ketidakmampuan untuk mempelajari tugas baru g. Kehilangan penilaian dan alas an
h. Hilangnya hambatan dan pertikaian i. Penarikan social
j. Halusinasi visual
Gejala berdasarkan stadium a. Stadium Amnesia b. Stadium Bingung c. Stadium Akhir Diagnosis
a. Demensia secara klinis b. Defisit ≥ 2 bidang kognitif
c. Perburukan memori/ kognitif progresif d. Gangguan kesadaran (-)
125
e. Penyakit otak dan gangguan sistemik (-) Stadium awal
a. Karakteristik
b. Dimulai dengan kelupaan
c. Kemajuan menuju disorientasi dan kebingungan d. Kepribadian berubah
e. Gejala depresi/ perilaku manik Stadium menengah
Karakteristik
a. Butuh bantuan dengan ADL b. Tidak dapat mengingat nama
c. Kehilangan daya ingat jangka pendek
d. Dapat menampilkan perilaku cemas, gelisah, delusi, atau obsesif e. Mungkin agresif secara fisik atau verbal
f. Kebersihan pribadi yang buruk g. Tidur terganggu
h. Ketidakmampuan untuk melakukan percakapan i. Dapat menggunakan "kata salad" (fragmen kalimat) j. Postur tubuh dapat diubah
k. Disorientasi waktu dan tempat
l. Dapat mengajukan pertanyaan berulang kali Stadium akhir
Karakteristik
a. Hilangnya artikulasi verbal b. Kehilangan ambulasi
c. Inkontinensia usus dan kandung kemi d. Pola tidur yang diperpanjang
e. Tidak responsif terhadap sebagian besar rangsangan
126 D. Parkinson’s Disease
Merupakan proses degeneratif yang melibatkan neuron dopaminergik dalam substansia nigra (daerah ganglia basalis yang memproduksi dan menyimpan neurotransmitter dopamin) g. Stress dan Depresi Klasifikasi
a. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans b. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik
c. Sindrom paraparkinson (Parkinson plus) Gejala Klinis
a. Tremor/bergetar b. Rigiditas/kaku
c. Akinesia/bradikinesia
d. Tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah e. Mikrofagia
f. Bicara monoton g. Demensia
127 h. Gangguan Behavioral i. Tanda Myerson (+) j. Disfungsi Otonom k. Gangguan Suasana Hati l. Gangguan Kognitif m. Gangguan Tidur n. Gangguan Sensasi E. Epilepsi
• Epilepsi adalah suatu kondisi gangguan neurologis kronis atau jangka panjang yang ditandai dengan serangan-serangan epileptic.
• Episodenya dapat bermacam-macam mulai dari serangan singkat dan hampir tak terdeteksi hingga guncangan kuat untuk periode yang lama.
• Pada epilepsi, serangan cenderung berulang dan tidak ada penyebab yang mendasari secara langsung.
F. Sindrom Guillane Bare
• Sindrom guillane bare (SGB) adalah suatu kondisi peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf perifer yang bertanggung jawab mengendalikan pergerakan tubuh, yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi justru menyerang sistem saraf perifer.
• Penderita biasanya mengalami gejala bertahap yang diawali dari kesemutan dan nyeri pada otot kaki serta tangan.
• Selanjutnya mengalami pelemahan pada kedua sisi otot tubuh dari kaki dan menjalar ke bagian tubuh atas, bahkan hingga ke otot mata.
• Gejala:
a. Asimtomatis
b. Nyeri tidak tertahankan c. Disfagia
128 d. Sulit bicara
e. Gangguan pencernaan
f. Penglihatan menjadi ganda atau buram g. Kelumpuhan otot sementar
G. Myastenia Gravis
• Myastenia gravis adalah suatu kondisi penyakit autoimun kronis dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri, yaitu menyerang hubungan atau komunikasi antara sistem saraf dan sistem otot.
• Kondisi ini ditandai melemahnya beberapa otot, terutama otot di daerah wajah yang mengontrol pergerakan bola mata, ekspresi wajah, proses mengunyah, menelan, dan berbicara.
• Gejala:
a. Kelemahan otot b. Ptosis
c. Penglihatan ganda atau kabur d. Ekspresi wajah yang terbatas e. Perubahan kualitas suara f. Sulit menelan serta mengunyah H. Hidrocephalus
• Hidrocephalus adalah suatu kondisi patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis (CSS) menumpuk di ruang tengkorak yang disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan gangguan absorbsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran serebrospinalis.
• Hidrosefalus selalu bersifat sekunder sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak.
129
• Adanya kelainan- kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura- sutura dan ubun-ubun.
• Gejala:
a. Ubun-ubun menggembung b. Lingkar kepala cepat meningkat c. Mata tetap menatap kebawah d. Kejang
e. Rewel
f. Sering muntah g. Tidak mau makan h. Pergerakan otot lemas
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf A. Meningitis
• Pemeriksaan penunjang a. Fungsi lumbal b. MRI atau CT scan
c. Thorax X-ray ataukepala atau sinus
• Penatalaksanaan Antibiotic B. Encephalitis
• Penatalaksanaan
Sesuai gejala dan penyebab C. Alzheimer’s Disease
• Stadium awal Intervensi
a. Obat-obatan b. Terapi
c. Konseling dengan keluarga
130 d. Terapi music
1) Digunakan untuk meredakan depresi
2) Ditambah dengan teknik latihan dan relaksasi 3) Tingkatkan atau pertahankan hubungan sosial 4) Pertahankan kegiatan positif
• Stadium menengah Intervensi
a. Terapi Validasi
b. Area Terstruktur untuk Mobilitas
c. Lingkungan yang positif, memelihara, dan penuh kasih d. Terapi musik
1) Menyediakan jalan untuk interaksi social
2) Menyediakan media untuk ekspresi verbal / non-verbal (TGS)
3) Dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan afektif
4) Musik yang terkait dengan kenangan positif akan membangkitkan respons positif
5) Gunakan musik pilihan klien
6) Musik dari remaja akhir hingga awal 30-an
• Stadium akhir Intervensi
a. Merawat kebutuhan fisik b. Pertahankan integritas kulit c. Intervensi medis
d. Sebagian besar kegiatan tidak dapat diakses e. Terapi musik
1) Kaset di samping tempat tidur
131
2) Nyanyian lembut oleh terapis ~ sepihak, penderita tidak akan berpartisipasi
3) Dapat memberikan beberapa koneksi antara pasien dan anggota keluarga melalui bernyanyi
4) Gunakan suara yang tenang
5) Gunakan sentuhan: berpegangan tangan, berpelukan, goyang, tangan di bahu, dll.
f. Terapi farmakologi
1) Golongan acetylcholin estrase inhibitor 2) Golongan esterogen
3) Antioksidan 4) Nootropik agent 5) Golongan NSAID D. Parkinson’s Disease
• Pemeriksaan Penunjang 1) EEG
2) CT Scan kepala
• Penatalaksanaan 1) Terapi Famakologik
2) Bekerja pada sistem dopaminergic 3) Bekerja pada sistem kolinergik 4) Bekerja pada Glutamatergik 5) Bekerja sebagai pelindung neuro
2) Bekerja pada sistem dopaminergic 3) Bekerja pada sistem kolinergik 4) Bekerja pada Glutamatergik 5) Bekerja sebagai pelindung neuro