BAB V STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF
II. Tindakan Medis Terkait Sistem Saraf
• Pemeriksaan penunjang a. Fungsi lumbal b. MRI atau CT scan
c. Thorax X-ray ataukepala atau sinus
• Penatalaksanaan Antibiotic B. Encephalitis
• Penatalaksanaan
Sesuai gejala dan penyebab C. Alzheimer’s Disease
• Stadium awal Intervensi
a. Obat-obatan b. Terapi
c. Konseling dengan keluarga
130 d. Terapi music
1) Digunakan untuk meredakan depresi
2) Ditambah dengan teknik latihan dan relaksasi 3) Tingkatkan atau pertahankan hubungan sosial 4) Pertahankan kegiatan positif
• Stadium menengah Intervensi
a. Terapi Validasi
b. Area Terstruktur untuk Mobilitas
c. Lingkungan yang positif, memelihara, dan penuh kasih d. Terapi musik
1) Menyediakan jalan untuk interaksi social
2) Menyediakan media untuk ekspresi verbal / non-verbal (TGS)
3) Dapat membantu menjaga fungsi kognitif dan afektif
4) Musik yang terkait dengan kenangan positif akan membangkitkan respons positif
5) Gunakan musik pilihan klien
6) Musik dari remaja akhir hingga awal 30-an
• Stadium akhir Intervensi
a. Merawat kebutuhan fisik b. Pertahankan integritas kulit c. Intervensi medis
d. Sebagian besar kegiatan tidak dapat diakses e. Terapi musik
1) Kaset di samping tempat tidur
131
2) Nyanyian lembut oleh terapis ~ sepihak, penderita tidak akan berpartisipasi
3) Dapat memberikan beberapa koneksi antara pasien dan anggota keluarga melalui bernyanyi
4) Gunakan suara yang tenang
5) Gunakan sentuhan: berpegangan tangan, berpelukan, goyang, tangan di bahu, dll.
f. Terapi farmakologi
1) Golongan acetylcholin estrase inhibitor 2) Golongan esterogen
3) Antioksidan 4) Nootropik agent 5) Golongan NSAID D. Parkinson’s Disease
• Pemeriksaan Penunjang 1) EEG
2) CT Scan kepala
• Penatalaksanaan 1) Terapi Famakologik
2) Bekerja pada sistem dopaminergic 3) Bekerja pada sistem kolinergik 4) Bekerja pada Glutamatergik 5) Bekerja sebagai pelindung neuro 6) Terapi Pembedahan
a. Deep-Brain Stimulation (DBS) b. Transplantasi
7) Terapi Non Farmakologik a. Edukasi
132 b. Terapi Rehabilitasi c. Tai Chi
E. Epilepsi
Penatalaksanaan:
a. Pemberian terapi kausal (penyebab)
b. Pemberian terapi medikamentasa (anti kejang) F. Sindrom Guillane Bare
• Pemeriksaan Penunjang:
a. Fungsi lumbal b. Elektrodiagnostik
• Penatalaksanaan:
a. Terapi antibody b. Observasi c. Terapi fisik G. Myastenia Gravis
• Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan neurologi b. Pemeriksaan darah c. EMG
d. MRI atau CT scan
• Penatalaksanaan:
a. Tergantung usia pasien b. Tingkat keparahan kondisi c. Lokasi otot yang diserang
d. Penyakit-penyakit lain yang diderita pasien
133 H. Hidrocephalus
• Pemeriksaan Penunjang:
a. USG b. CT scan c. MR
• Penatalaksanaan:
a. Mengurangi produksi CSS
b. Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c. Pengeluaran likuor (CSS) ke dalam organ ekstrakranial
Rangkuman
Meningitis adalah kondisi infeksi cairan otak disertai dengan peradangan pada meningen atau membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur. Encephalitis adalah suatu kondisi perdangan otak,perdangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. Selain itu, terdapat banyak penyakit yang dapat menyerang sistem saraf.
Perlu diketahui dan dipahami patofisiologi serta tindakan medis pada penyaki-penyakit tersebut.
Tugas
1. Tugas Terstruktur Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
134
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-masing.
Soal:
1) Peradangan otak dan sumsum tulang belakang disebut:
a. Encephalitis
2) Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan menganalisa cairan otak disebut:
3) Gejala awal yang sering ditemukan pada meningitis adalah:
a. Sakit kepala b. Demam
135 c. Koma
d. Sakit kepala dan demam e. Semua benar
Pembahasan Soal:
………
………
2. Kegiatan Mandiri Petunjuk:
• Buatlah bagan patofisiologi dari 2 penyakit pada sistem saraf
• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.
136
KUNCI JAWABAN
1. c. Encephalomyelitis Pembahasan:
Encephalomyelitis merupakan Peradangan otak dan sumsum tulang belakang 2. a. Lumbal punksi
Pembahasan:
Lumbal punksi yaitu Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan menganalisa cairan otak
3. d. Sakit kepala dan demam Pembahasan:
Sakit kepala dan demam merupakan gejala awal yang sering ditemukan pada meningitis
137
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
138 BAB VII
TERMINOLOGI MEDIS PADA SISTEM SARAF dr. John Barker Liem, M.K.M..
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki bab III pada modul ini. Bab VII akan membahas terminologi medis pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami berbagai terminologi terkait penyakit atau tindakan medis pada kasus sistem saraf, sehingga menjadi bekal mahasiswa untuk memahami dan kelak mempraktikkan klasifikasi dan kodefikasi terkait sistem saraf.
B. Deskripsi Materi
Bab ini menguraikan tentang konsep dasar pembentukan terminologi medis sistem saraf.
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan
Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu mengklasifikasikan terminologi medis pada sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf II. Istilah Medis Prosedur untuk Sistem Saraf
139 I. Terminologi Medis pada Sistem Saraf
A. Analisis Kata/Istilah
• Untuk dapat menganalisis istilah, kenali suffixnya dulu, kemudian temukan root di bagian tengah, kemudian daapt ada atau tidak ada unsur kata prefix di bagian terdepan istilah terkait
• Tentukan arti istilah dengan menentukan terlebih dulu arti suffix, menuju ke arah kiri arti root, kemudian arti kata prefixnya
• Bila di antaranya ada tambahan unsur kata, umumnya adalah root B. Metode Analisis Kata
• Dimulai dari kanan ke kiri: Prefix ß Root ß Suffix
• Dimulai dari kiri ke kanan: Prefix à Root à Suffix
• Dimulai dari tengah ke kanan dan ke kiri:
Prefix ß Root à Suffix – ß Root – Root à Suffix Prefix – ß Root à – – ß Root à
• Subcutaneous à sub- cutane –ous
-ous = (suffix) berkaitan dengan sub- = (prefix) di bawah cutane/o = (root) kulit
subcutaneous = yang berkaitan dengan bagian bawah kulit
• E.lec”tro.enchepal.o.gram” = perekam aktivitas listrik otak -gram = (suffix) perekam
electr/o = (root) listrik cephal/o = (root) kepala
• An”en.ceph’a.lia à an- encephal –ia = tidak memiliki otak an”en.ceph’a.ly à an-encephal-y
Tumbuh beserta absennya tulang pipih tengkorak kepala an”en.ceph’a.lus = kondisi anecephalia
140
Subcutaneous = yang berkaitan dengan bagian bawah kulit
• Combining Vowel adalah huruf hidup, umumnya huruf –o-, fungsinya menggabungkan unsur kata root dengan suffix yang diperlukan
Contoh:
neur-o-pathy à neur/o-pathy neur-o-encephal-o-myel-o-pathy neur-o-derm/at-iti
Tabel 5. Istilah Medis Penyakit Sistem Saraf ISTILAH MEDIS/
PROSEDUR
PREFIX ROOT SUFFIX
Arachnoiditis Arachnoid itis
Leptomeningitis Lepto mening itis
Meningitis mening itis
Encephalitis Encephal itis
Encephalomyelitis Encephal
Myel
itis
Paraplegia Para Plegia
Thrombophlebitis Thromb
Allkoholic Allkohol ic
Neuralgia Neur algia
Pneumogastric Pneum/o
Gaster
ic
Polyneuritis Poly Neur itis
Neuromyopathy Neur/o
Myo
pathy
Paraneoplatic Parane/o plastic
Dystonia Dys Tonia
Neuromyelitis Neur/o
Myel
itis
Leucoenchepalitis Leuco- Enchepal itis
141
Neuralgia Neur algia
Pneumogastric Pneum/o
Gaster
ic
Polyneuritis Poly Neur itis
Neuromyopathy Neur/o
Myo
pathy
Paraneoplatic Parane/o plastic
Dystonia Dys Tonia
Neuromyelitis Neur/o
Myel
itis
Leucoenchepalitis Leuco- Enchepal itis
II. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Saraf
Tabel 6. Istilah Medis Prosedur pada Sistem Saraf ISTILAH MEDIS/
PROSEDUR
PREFIX ROOT SUFFIX
Cranial Puncture Cranial Puncture
Ventriculopuncture Ventricul/o Puncture
Craniotomy Crani/o Tomy
Craniectomy Crani Ectomy
Tractotomy Tract/o Tomy
Palidotomy Palid/o Tomy
Thalamotomy Thalam/o Tomy
Rangkuman
Penyakit maupun tindakan medis pada sistem saraf sangat banyak, namun perlu diingat beberapa terminology penting yang umum digunakan pada praktik sehari-hari. Misalnya pada sistem penglihatan meliputi: meningitis, encephalitis, paraplegia, dan sebagainya. Sedangkan prosedur pada sistem saraf misalnya cranial puncture, ventriculopuncture, dan lainnya.
142 Tugas
1. Tugas Terstruktur Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-masing.
Soal:
1) Kata “tomy” merupakan:
a. Prefix
143 Pembahasan Soal:
………
………
3) Manakah di bawah ini yang termasuk root pada penyakit glossopyrosis?
a. Gloss
5) Terminologi medis untuk peradangan pada kulit yang benar adalah:
a. Seboroik
144
………
………
2. Kegiatan Mandiri Petunjuk:
• Buatlah tabel terminologi sistem saraf!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
145
KUNCI JAWABAN
1. c. Suffix Pembahasan:
Tomy merupakan Suffix dalam terminology medis.
2. c. En + tropion Pembahasan:
En + tropion adalah Terminologi medis untuk pembalikan kelopak mata ke arah dalam.
3. a. Gloss Pembahasan:
Gloss merupakan root pada penyakit glossopyrosis 4. Oral Candida + osis
Pembahasan:
Oral Candida + osis merupakan Terminologi medis untuk infeksi jamur pada rongga mulut.
5. d. Dermato- + it is Pembahasan:
Dermato- + it is merupakan Terminologi medis untuk peradangan pada kulit
146
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, William F. (2003). Review Of Medical Physiology 21st Ed. San Fransisco: McGraw-Hill Companies.
Genevieve Love Smith, Phyllis E Davis. (1967). Medical Terminology – A Programmed Text, 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Marie A. Moisio & Elmer W. Masio. (2002). Medical Terminology – A Student-Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
Sudarto Pringgoutomo, dkk. (2002). Buku Ajar Patologi 1 (UMUM).
Wedding, Mary Ellen. (2005). Medical Terminology System – A Body Systems Approach. F. A Davis Company, Phildelphia
147 BAB VIII
ATURAN DAN TATACARA KODEFIKASI PENYAKIT DAN TINDAKAN PADA SISTEM SARAF
Dr. John Barker Liem, M.K.M PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Selamat! Anda sudah memasuki Bab VIII pada modul ini. Bab VIII ini membahas tentang konsep dan aturan serta tatacara kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf. Konsep ini diberikan agar membantu mahasiswa untuk memahami apa itu klasifikasi dan kodefikasi serta bagaimana menentukan kodefikasi penyakit maupun tindakan pada sistem saraf. Dengan demikian, sebagai calon petugas perekam medik dan informasi kesehatan mahasiswa memperoleh bekal pengetahuan untuk dipraktikkan pada praktik di lapangan.
B. Deskripsi Materi
Bab VII ini mengulas tentang konsep ICD, klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf berdasarkan ICD 10 dan 9..
C. Kemampuan/Tujuan Akhir yang Diharapkan
Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mencapai Capaian Mata Kuliah yaitu mampu menerapkan aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf.
D. Uraian Materi
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf Berdasarkan ICD 10 dan 9
148
I. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan pada Sistem Saraf Berdasarkan ICD 10 dan 9
A. Blok BAB Kodefikasi Sistem Saraf (g00-g99)
• G00-G09 Penyakit peradangan CNS
• G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS
• G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan
• G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf
• G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal
• G50-G59 Kelainan syaraf,urat syaraf,dan pleksus
• G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer
• G70-G73 Penyakit-penyakit myoneural junction dan otot
• G80-G83 Keliumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya
• G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf
B. Kategori BAB
• G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
• G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
• G05* Encephalitis,myelitis dan encephalomyelitis pada penyakit c.e.
• G07* Abses dan granuloma intrakranial dan intraspinal pada penyakit c.e.
• G13* Atrofi sistemik yang terutama, mengganggu CNS pada penyakit c.e.
• G22* Parkinsonism pada penyakit c.e.
• G26* Kelainan extrapyramid dan gerakan pada penyakit c.e.
• G32* Kelainan degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
149
• G59* Mononeuropati pada penyakit c.e.
• G63* Polyneuropati pada penyakit c.e.
• G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
• G94* Kelainan otak lainnya pada penyakit c.e.
• G99* Kelainan sistem syaraf lainnya pada penyakit c.e.
C. Kode Penyakit Peradangan Sistem Saraf Pusat (G00-G09)
• G00 Meningitis bakteri,not elsewhere classified
Termasuk : Bacterial : arachnoiditis, leptomeningitis, meningitis, pachymeningitis.
• Kecuali : Bacterial : meningoencephalitis (G04.2), meningomyelitis (G04.2)
• G01* Meningitis pada penyakit bakteri c.e.
• G02* Meningitis pada penyakit infeksi dan parasit lain c.e.
• G03 Meningitis akibat penyebab lain dan penyebab yang tidak dijelaskan
• G04 Ensefalitis, myelitis dan ensefalomyelitis
• G05* Ensefalitis,myelitis dan ensefalomyelitis pada penyakit c.e.
• G06 Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal
• G07* Abses dan granuloma intrakranium dan intraspinal pada penyakit c.e.
• G08 Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranium dan intraspinal
150
• G09 Sequelae penyakit peradangan sistem syaraf pusat (SPP) Kategori ini digunakan untuk kondisi yang klasifikasi utamanya pada G00-G08(kecuali yang memiliki asterisk [*]) sebagai penyebab dari sekuel yang bisa diklasifikasikan di tempat ini. Sekuel adalah kondisi yang dinyatakan sebagai sekuel, atau efek jangka panjang, atau yang terdapat satu tahun atau lebih setelah onset kondisi penyebab
D. Atrofi Sistemik yang Terutama Mengganggu SSP (G10-G13)
• G10 Penyakit Huntington
• G11 Ataxia Herediter
• G12 Atrofi otot spinalis dan sindroma terkait
• G13* Atrofi sistemik yang terutama mengganggu SSP pada penyakit c.e.
E. Kelainan Ekstrapiramid dan Gerakan (G20-G26)
• G20 Penyakit Parkinson
• G21 Parkinsonisme sekunder
• G22* Parkinsonisme pada penyakit c.e.
• G23 Penyakit degeneratif basal ganglia lain
• G24 Dystonia [tonus otot tidak teratur sehingga timbul kontraksi bawah sadar]
• G25 Kelainan extrapyramid dan pergerakan lainnya
• G26* Kelainan extrapyramid dan pergerakan pada penyakit c.e.
F. Penyakit Degeneratif Lain Sistem Saraf (G30-G32)
• G30 Penyakit alzheimer
• G31 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf,NEC
• G32* Penyakit degeneratif lain sistem syaraf pada penyakit c.e
151 G. Penyakit Demielinasi SSP
• G35 Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (pada): batang otak, medulla spinalis, disseminata, generalisata, NOS
• G36 Demielinasi luas akut lainnya
• G37 Penyakit-penyakit demielinasi lain pada SSP
H. Kelainan-Kelainan Episodik dan Paroxysmal (G-40-G47)
• G40 Epilepsy
• G41 Status epilepticus
• G43 Migraine
• G44 Sindroma sakit kepala lainnya
• G45 Transient cerebral ischaemic attacks (TIAs) dan sindroma yang terkait
• G46* Sindroma vaskuler otak pada penyakit serebrovaskuler (I60-I67+)
• G47 Kelainan-kelainan tidur
I. Kelainan Saraf, Urat Saraf, dan Pleksus Saraf (G50-G59)
• G50 Kelainan nervus trigeminus (NC V)
• G51 Kelainan nervus fasialis
• G52 Kelainan nervi kraniales lainnya
• G53*Kelainan n. kranialis pada penyakit yang klasifikasinya ditempat lain
• G54 Kelainan urat syaraf dan pleksus syaraf
• G55*Kompresi urat syaraf dan pleksus syaraf pada penyakit c.e.
• G56 Mononeuropati anggota atas
• G57 Mononeuropati anggota bawah
• G58 Mononeuropati lainnya
• G59*Mononeuropati pada penyakit c.e.
152
J. Polyneuropati dan Kelainan Lain Sistem Saraf Perifer (G60-G64)
• G60 Neuropati herediter dan idiopatik
• G61 Polineuropati peradangan
• G62 Polineuropati lainnya
• G63* Polineuropati pada penyakit c.e.
• G64 Kelainan lain sistem syaraf perifer
K. Penyakit Myoneural Junction dan Otot (G70-G73)
• G70 Myasthenia gravis dan kelainan mioneural lainnya
• G71 Kelainan primer pada otot
• G72 Miopati lainnya
• G73* Kelainan myoneural junction dan otot pada penyakit c.e.
L. Cerebral Palsy dan Sindroma Lumpuh Lainnya (G80-G83)
• G80 Cerebral palsy
Catatan untuk G81-G83 sindroma paralitik
Kode-kode ini tidak digunakan untuk kondisi utama kalau penyebab kondisi sekarang diketahui, kecuali kalau episode perawatan adalah untuk paralisis itu sendiri. Ketika mengkode penyebab,G81-G83 bisa dipakai sebagai kode tambahan.
• G81 Hemiplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
• G82 Paraplegia dan tetraplegia
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi
153
penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk identifikasi jenis-jenis hemiplegia.
• G83 Sindroma paralitik lainnya
Kategori ini digunakan untuk kode utama kalau hemiplegia dilaporkan tanpa penjelasan lebih lanjut, atau dinyatakan sebagai telah lama tapi penyebab tidak dijelaskan. Kategori ini juga digunakan pada pengkodean ganda untuk indentifikasi jenis-jenis hemiplegia.
M. Kelainan Lain pada Sistem Saraf (G90-G99)
• G90 Kelainan sistem syaraf otonom
• G91 Hydrocephalus
• G92 Toxic encephalopathy
• G93 Kelainan-kelainan lain pada otak
• G94* Kelainan lain otak pada penyakit c.e.
• G95 Other penyakit-penyakit spinal cord
• G96 Kelainan lain sistem syaraf pusat
• G97 Kelainan sistem syaraf pasca-prosedur, NEC
• G98 Kelainan sistem syaraf,not elsewhere classified
• G99* Kelainan lain sistem syaraf pada penyakit c.e.
Rangkuman
Blok BAB Kodefikasi Sistem Saraf (g00-g99) meliputi: G00-G09 Penyakit peradangan CNS, G10-G13 Atrofi sistemik yang terutama mengganggu CNS, G20-G26 Kelainan extrapyramid dan gerakan, G30-G32 Penyakit degeneratif lain sistem syaraf, G40-G47 Kelainan bersifat episode dan paroxysmal, G50-G59 Kelainan syaraf,urat syaraf,dan pleksus, G60-G64 Polineuropati dan kelainan lain sistem syaraf perifer, G70-G73 Penyakit penyakit myoneural junction dan otot, G80-G83 Keliumpuhan otak dan sindroma kelumpuhan lainnya, G90-G99 Kelainan lain sistem syaraf.
154 Tugas
1. Tugas Terstruktur Petunjuk:
• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa
• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.
• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-masing.
Soal:
1) Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system ? a. Gangguan jiwa dan perilaku
b. Mata dan Adnexa c. Penyakit telinga luar d. Saluran nafas
e. Proses mastoid Pembahasan Soal:
………
………
2) Tentukanlah kode Diagnosa pasien Epilepsy pada ICD 10 CM volume 3 ? a. G40.9
b. G40.8 c. G40.7 d. G40.6 e. G40.5
155 Pembahasan Soal:
………
………
3) Tentukanlah kode tindakan EEG (Electroencephalogram) pada ICD 9 CM?
a. 88.72
4) Kelainan bersifat episode dan paroxysmal termasuk pada bagian Blok ? a. G00-G09 berdasarkan ICD-9 CM, kecuali ?
a. 94 Procedures related to the psyche b. 94.0 Psychologic evaluation and testing c. 94.01 Administration of intelligence test d. 94.02 Administration of psychologic test e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
156 Pembahasan Soal:
………
………..
2. Kegiatan Mandiri Petunjuk:
• Buatlah bagan alur cara mencari klasifikasi dan kodefikasi penyakit dan tindakan dari system saraf pada buku ICD 10 dan 9!
• Tugas dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A4 dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)
• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Sabtu.
157
KUNCI JAWABAN
1) a. Gangguan jiwa dan perilaku Pembahasan:
Bab V : F00-F99 termasuk pada diagnosa gangguan system Gangguan jiwa dan perilaku
2) a. G40.9 Pembahasan:
a. Carilah lead term yang terkait sebab luar pada Section II – External Causes pada Indeks Alfabetik Volume 3 yakni E.
b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga menemukan kode yang sesuai dengan seluruh keterangan dalam sebab luar yakni Epilepsy, epileptic, epilepsia G40.9.
3) c. 89.14 Pembahasan:
a. Carilah lead term yang terkait tindakan pada formulir laporan pembedahan di Indeks Alfabetik E
b. Ikutilah modifier yang berada di bawah lead term secara hati-hati hingga menemukan kode yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan yakni EEG (Electroencephalogram)
c. Kemudian tentukanlah kode yang paling tepat sesuai dengan tindakan yakni EEG (Electroencephalogram) : 89.14
158 4) e. G40-G47
Pembahasan:
G40-G47 merupakan blok untuk Kelainan bersifat episode dan paroxysmal 5) e. 89.14 EEG (Electroencephalogram)
Pembahasan:
89.14 EEG (Electroencephalogram) BUKAN menjadi salah satu prosedur medis terkait gangguan jiwa dan perilaku berdasarkan ICD-9 CM
159
DAFTAR PUSTAKA
The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorder. (1992).
Switzerland: WHO.
The center for madicare and medicaid services (CMS) and the National Center for Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For Coding And Reporting.
The Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) and the National Center for Health Statistics (NCHS). (2006). ICD-9-Cm Official Guidelines For Coding Ang Reporting
World Health Organization. (2004). ICD-10 2ed ed. Vol 1, 2, 3. Geneva.
160 BAB IX
KONSEP DASAR GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU Dr. John Barker Liem, M.K.M
PENDAHULUAN
A. Pengantar Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang konsep dasar gangguan jiwa dan perilaku, serta berbagai gangguan terkait jiwa dan perilaku. Pada materi dijelaskan tentang pengertian, jenis, gejala dan penanganan gangguan jiwa dan perilaku.
Mahasiswa dituntun agar mampu memahami konsep dasar dan gangguan pada gangguan jiwa dan perilaku.
B. Deskripsi Materi
Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya serta tindakan terkait sistem saraf.
C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan
Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu menjelaskan konsep gangguan jiwa dan perilaku.
D. Uraian Materi
I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku II. Jenis Gangguan Jiwa dan Perilaku
161 I. Konsep Gangguan Jiwa dan Perilaku
A. Penggolongan Gangguan Jiwa
• PPDGJ III (pedoman pengolongan dan diagnosis gangguan jiwa
• Merujuk pada ICD – 10
(the international classification of diseases and related health problem)
• Diagnosis multi axial merujuk ke DSM-IV) (the diagnosis and statistical manual of mental disorder)
• Pendekatan ateoritik & deskriptif
• Tidak ada batasan tegas
• Bukan golongan orang tetapi gangguan
• Seseorang dengan gangguan jiwa sama, hanya pada ciri-ciri gangguan jiwa
• Diagnosis multiaxial & 100 kategori dx F00 – F98
• Gangguan jiwa terbagi menjadi:
Gambar 25. Penggolongan Gangguan Jiwa B. Blok Diagnosis Ganguan Jiwa
1. Gangguan mental organik & simtomatik F00 - F09
Gangguan mental & perilaku akibat zat psikoaktif F10 - F19 Ciri khas : etiologi organik/fisik jelas
2. Skizofrenia, gangguan. Skizotipal & gangguan. Waham F20 - F29
162
Ciri khas : gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas 3. Gangguan afektif/mood F30 - F39
Ciri khas : gejala gg. Afek (psikotik & non psikotik) 4. Gangguan neurotik, gg somatoform & gangguan Stres
Ciri khas : gejala non psikotik, etiologi non organik
5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan Fisiologis &
faktor fisik F50 - F59
Ciri khas : gejala disfungsi fisiologis, etiologi non organic 6. Gangguan kepribadian & perilaku masa dewasa F60 - F69
Ciri khas : gejala perilaku, etiologi non organik 7. Retardasi mental F70 - F79
Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak 8. Gangguan Perkemb. Psikologis F80 - F89
Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak
Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak