• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM SARAF

IV. Neurotransmitter

101 I. Pengertian dan Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang berperan dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan komunikasi antar berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan lingkungan. Sistem saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon rangsangan sehingga timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, dan sensasi.

II. Klasifikasi Sistem Saraf dan Fungsinya B. Struktur Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri dari:

1. Sel saraf (Neuron): sel saraf dan seratnya. Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta neuron

2. Sel Penyokong (Neuroglia): Sel yang sebagian berfungsi menyerap dan menghancurkan mikroorganisme atau benda asing yang masuk ke jaringan saraf

C. Neuron

Neuron merupakan unit sistem saraf yang terdiri dari macam-macam bentuk.

Struktur Neuron terdiri dari:

1. Nukleus: Inti sel. Di dalam Nukleus terdapat Nukleolus.

2. Badan sel: Bagian yang mengelilingi Nukleus. Badan sel dikelilingi oleh Neurofibril. Terhubung ke Dendrit dan Akson.

3. Dendrit: Bagian yang menjalar keluar dari badan sel. Fungsinya menghantarkan informasi ke badan sel dari sel-sel lain.

102

Gambar 14. Neuron

4. Akson: Tonjolan memanjang yang menghantarkan rangsangan keluar dari badan sel dan ditransmisikan ke sel-sel saraf lain.

5. Mielin: Lapisan yang terdiri dari substansi lemak, yang melapisi sebagian besar Akson

6. Nodus Ranvier: Bagian Akson yang tidak dilapisai oleh lapisan Mielin 7. Sel Schwan: Sel penyokong pada sistem saraf tepi, membentuk myelin

D. Klasifikasi Fungsional Neuron

1. Neuron Sensorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari reseptor sensorik menuju ke Sistem Saraf Pusat. Disebut juga Serabut Saraf Aferen. Reseptor sensorik meliputi: a) Eksteroreseptor: suhu, tekanan, informasi yang didapat dari sistem penginderaan; b) Propioseptor: keadaan posisi, gerakan otot rangka dan sendi; c) Interoseptor: kondisi sistem-sistem di dalam tubuh, sensasi nyeri dan perasa.

2. Neuron Motorik: Berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari Sistem saraf pusat (otak, medula spinalis) menuju ke efektor perifer, menstimulasidan memodifikasi aktivitas dari jaringan perifer, organ dan sistem organ. Akson yang membawa impuls dari SSP disebut juga

103

Serabut saraf Eferen terdiri dari Sistem saraf Somatim dan Saraf Otonom.

3. Interneuron: Terletak antara sistem saraf sensori dan motorik.

Interneuron membawa impuls dari neuron sensorik dan mengkoordinasikan aktivitas motorik. Interneuron disebut juga sebagai Neuron Asosiasi

E. Transmisi Sinaps

1. Impuls saraf dibawa oleh neuron ke seluruh tubuh. Impuls bersifat listrik dan di antara neuron bersifat kimia. Neuron satu dan lain secara anatomi tidak bersambung, sehingga impuls ditransfer melalui kontak antar 2 neuron atau antara neuron dengan organ efektor terjadi di Sinaps.

2. Setiap Sinaps melibatkan 2 neuron, sehingga impuls ditransmisikan dari neuron prasinaps menuju neuron post sinaps

F. Pembagian Sistem Saraf

Sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Sistem Saraf Pusat (SSP)

Terdiri dari: Otak dan Medula spinalis 2. Sistem Saraf Tepi (SST)

Terdiri dari: 12 pasang saraf kranial dan 31 saraf spinal

G. Suplai Darah

1. SSP diperdarahi oleh arteri vertebralis dan arteri karotis interna yang bercabang-cabang membentuk sirkulus arteri serebri Willisi

2. Aliran balik vena melalui sinus duramater kemudian menuju sirkulasi umum melalui Vena Jugularis interna

104 H. Otak

• Otak terletak di dalam kranium

• Beratnya sekitar 2% dari BB, memerlukan 20% jumlah oksigen dalam tubuh, menerima 20% curah jantung, dan membutuhkan 400 kikokalori energi tubuh.

• 3-8 menit otak bertahan tanpa oksigen, lebih dari itu dapat terjadi kerusakan otak permanen

• Otak terdiri atas:

1. Otak depan: terbagi atas hemisfer otak (hemisfer serebri), korpus striatum, dan talami (talamus dan hipotalamus)

2. Otak tengah (Diensefalon)

3. Otak belakang: Terdiri dari Pons varoli Medula oblongata, dan Serebelum. Ketiga bagian tersebut membentuk Batang otak

• Serebrum = Otak besar

• Serebelum = Otak kecil

Gambar 15. Otak Serebrum

Terbagi atas 4 lobus:

1. Lobus Frontal: Berfungsi dalam membentuk perilaku bertujuan, mengambil keputusan dan pemikiran kompleks, modifikasi dorongan emosional yang dihasilkan oleh sistem limbik dan refleks dari batang otak. Di lobus frontal terdapat Area Brocha yang berfungsi

105

mengendalikan ekspresi berbicara, menggabungkan informasi-informasi yang diterima membentuk rencana, pikiran, dan perilaku.

2. Lobus Parietal: Berfungsi mengatur sensasiperaba dan pendengaran 3. Lobus Oksipitalis: Berfungsi sebagai pusat asosiasi penglihatan,

menerima informasi dari retina mata

4. Lobus Temporal: Berfungsi mengatur informasi pendengaran, interpretasi bau, dan ingatan. Di lobus ini terdapat Area Wernicke yang berfungsi dalam interpretasi bahasa.

Gambar 16. Lobus Otak

Fisiologi Otak 1. Korteks Serebri

1) Korteks serebri memiliki fungsi motorik dan sensorik

2) Bagian yang berperan sebagai fungsi motorik yaitu Sulkus sentralis hingga Sulkus lateralis. Bagian motorik mengendalikan gerakan pada sisi tubuh berlawanan

2. Serebrum

1) Proses pikir alam sadar, fungsi intelektual 2) Memproses dan menyimpan memori

3) Regulasi alam sadar dan bawah sadar dari kontraksi otot rangka 3. Talamus

1) Pusat memproses dan mengulang informasi sensorik

106 4. Hipotalamus

1) Pusat kontrol emosi, fungsi-fungsi otonom dan produksi hormon-hormon

5. Mesensefalon

1) Memproses data audio visual

2) Generasi dari respons motor somatic 3) Pemeliharaan kesadaran

6. Pons

1) Mengulang informasi sensorik dan sereblum dan thalamus 2) Pusat motorik viseral alam bawah sadar

7. Medula Oblongata

1) Mengulang informasi sensorik ke talamus menuju ke bagian lain dari batang otak

2) Pusat regulasi otonom dari organ viseral kardiovaskuler, pernafasan (termasuk bersin, batuk), dan aktivitas sistem pencernaan

(termasuk muntah, menelan, pengeluaran air liur) 8. Serebelum

Pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan obat untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. Komponen Serebelum:

Tabel 2. Komponen Serebelum

107 Meningen

• Meningen merupakan selaput pelindung otak dan medula spinalis

• Meningen terbagi atas 3 (urutan dari dalam ke luar) yaitu:

1. Piamater 2. Arachnoid 3. Duramater

• Piamater yaitu lapisan yang berhubungan langsung dengan otak, mengikuti kontur eksternal otak, berisi pembuluh darah yang menutrisi jaringan otak

• Arachnoid yaitu lapisan yang tipis, halus, tidak terdapat pembuluh darah, tidak mengikuti kontur eksternal otak. Di antara Arachnoid dan piamater terdapat ruang Subarachnoid yang berisi, arteri dan vena serebri, trabekula, dan CSS

• Duramater merupakan lapisan yang liat, tidak lentur. Ruang antara duramater dan tulang tengkorak disebut Epidural, sedangkan ruang di antara duramater dan Arachnoid disebut Subdural. Perdarahan terutama akibat trauma sering terjadi di kedua ruang ini.

Gambar 17. Meningen

108 Ventrikel

• Rangkaian 4 rongga di dalam otak yang masing-masing dibatasi oleh Sel epitel epindemal dan berisi CSS.

• 4 ruang ventrikel:

1. 2 ventrikel masing-masing terdapat di Hemisfer otak, disebut ventrikel lateral

2. Vetrikel ketiga terdapat di Diensefalon

3. Ventrikel keempat terdapat di pons dan medula oblongata

• Antara ventrikel lateral dan ventrikel ketiga dihubungkan oleh Foramen Monro.

• Antara ventrikel ketiga dan ventrikel keempat dihubungkan oleh Akueduktus silvius.

• Pada ventrikel keempat terdapat 3 lubang sepasang foramen Luscha di lateral dan sepasang Foramen Magendic di medial, yang kemudian berlanjut ke Subarachnoid dan medula spinalis

Gambar 18. Ventrikel

109 Sistem Limbik

• Merupakan kelompok fungsional, bukan kelompok anatomis

• Sistem limbik terdiri atas: Serebrum, diensefalon, mesensefalon

• Struktur kortikal utama: Girus singuli, girus hipokampus, dan hipokampus

• Bagian subkortikal meliputi: Amigdala, traktus olfaktorius dan septum

Gambar 19. Sistem Limbik

• Fungsi Sistem Limbik:

1. Membentuk respon emosional yang mengarah pada tingkah laku seseorang

2. Mengatur respon sadar terhadap lingkungan

3. Memberdayakan fungsi intelektual dari korteks serebri secara tidak sadar dan mengatur fungsi batang otak secara otomatis untuk merespon keadaan

4. Memfasilitasi penyimpanan suatu memori dan menggali kembali simpanan memori yang dibutuhkan

5. Merespon suatu pengalaman dan ekspresi suasana hati, terutama reaksi takut, marah, dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual

12 Pasang Saraf Kranial

• Saraf kranial berasal dari otak dan keluar melalui foramen

• Saraf I, II, VIII : Saraf sensorik

110

• Saraf III, IV, VI, XI, XII : Saraf motorik

• V, VII, IX, X : Saraf campuran (sensorik & motorik)

• Fungsi Saraf Kranial:

Tabel 3. Saraf Kranial

Saraf Kranial Komponen Fungsi

VIII Vestibulokoklearis

Sensorik Mengatur pendengaran dan keseimbangan IX Glasofaringeus - Motorik

- Sensorik

Menelan, refleks muntah, salivasi Rasa pahit pada lidah posterior X Vagus - Motorik

- Sensorik

Menelan, refleks muntah, fonasi, visera abdomen

Reflesk muntah, visera leher, thoraks, dan abdomen XI Asesorius Motorik Otot sternokleidomastoideus,

bagian atas otot trapezius, pergerakan kepala dan bahu

111

XII Hipoglosus Motorik Pergerakan lidah

Saraf Spinal

• Pada orang dewasa, panjang saraf spinal sekitar 45cm, lebar sekitar 14mm.

• Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang masing-masing sepasang saraf keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebra, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.

• 31 pasang saraf Spinal:

8 pasang saraf servikal 12 pasang saraf torakalis 5 pasang saraf lumbalis 5 pasang saraf sakralis 1 pasang saraf koksigis

• 31 Pasang Saraf Spinal

Gambar 20. Pasang Saraf Spinal

112

• Fungsi Saraf Spinal:

Gambar 21. Fungsi Saraf Spinal

• Sistem Saraf Otonom

Saraf otonom atau campuran aferen dan eferen terabagi atas saraf simpatik dan parasimpatik. Sistem saraf otonom mempersarafi otot-otot polos, otot jantung dan kelenjar viseral.

Perbedaan fungsi saraf simpatik dan parasimpatik:

Gambar 22. Fungsi Saraf Simpatik dan Parasimpatik

113 III. Cairan Serebrospinal

• Cairan Serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh Pleksus koroid di Ventrikel otak.

• CSS jernih, tidak berwarna, merupakan bantalan cairan yang melindungi SSP

• CSS terdiri dari: air, elektrolit (dengan kadar Na dan Cl yang tinggi, K agak rendah), O2 dan CO2 yang terlarut, glukosa, beberapa leukosit terutama limfosit, dan sedikit protein.

• CSS yang diproduksi akan melewati ruang Subarakhnoid dan bersirkulasi di otak dan medula spinalis, kemudian keluar menuju sistem vaskular (pembuluh darah). Sebagian besar CSS direabsorpsi (diserap kembali) oleh Villi arakhnoid atau Granulasio arakhnoidalis yang menonjol dari ruang Subarakhnoid ke sinus sagitalis superior otak

• Volume total CSS sekitar 125 mL, Kecepatan sekresi oleh pleksus koroid yaitu 500-700 mL per hari

• Tekanan CSS diukur saat Lumbal Pungsi dan posisi terlentag sekitar 130 mmH2O (13 mmHg)

114

Gambar 23. Sirkulasi CSS

• Fungsi CSS:

1. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf 2. Sebagai penyangga otak

3. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa

IV. Neurotransmitter

Neurotransmitter (zat penghantar) yaitu zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron. Neurotransmitter dikirimkan pada celah yang disebut Sinapsis. Neurotransmitter umumnya mempengaruhi sikap, emosi dan perilaku seseorang.

115

Gambar 24. Sinapsis

Tabel 4. Macam-macam Neurotransmitter

No Neurotransmitter Lokasi/Fungsi Implikasi pada penyakit jiwa 1 Asetilkolin Sistem saraf otonom simpatis &

parasimpatis, terminal saraf presinaps parasimpatik, terminal postsinapsis

Sistem saraf pusat: korteks serebral hipokampus, struktur limbik, basal ganglia

Fungsi: Tidur, bangun, persepsi nyeri, pergerakan memori

2 Norepinefrin Sistem saraf otonom terminal saraf post sinapsis simpatis Sistem saraf pusat: talamus sistem limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri Fungsi: Pernafasan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi kardiovaskuler, tidur, bangun saraf post sinapsis simpatis Sistem saraf pusat: talamus sistem limbik, hipokampus, serebelum, korteks serebri Fungsi: Pernafasan, pikiran, persepsi, daya penggerak, fungsi

Menurunkan derajat

116

kardiovaskuler, tidur, bangun 4 Serotonin Hipotalamus, talamus, sistem

limbik, korteks serebral, serebelum, medula spinalis Fungsi: Tidur, bangun, libido, nafsu makan, agresi, persepsi nyeri, koordinasi dan penilaian

Menurunkan derajat depresi

Meningkatkan derajat kecemasan

5 Histamin Hipotalamus Menurunkan derajat

depresi

6 GABA (Gamma

Amino Butryc Acid)

Hipotalamus, hipokampus, korteks, serebelum, basal ganglia, medula spinalis, retina Fungsi: Kemunduran aktivitas tubuh 7 Glisin Medula spinalis, batang otak

Fungsi: Menghambat motor neuron berulang

Sel-sel piramid/kerucut pada korteks, serebelum dan sistem sensori aferen primer, hipocampus, talams, hipotalamus, medula spinalis

Fungsi: Menilai

informasisensori, mengatur berbagai motor dan reflek spinal

Menurunkan derajat gerakan motor spastik

9 Endorfin dan Enkefalin

Hipotalamus, talamus, sistem limbik, batang otak, endekalin juga ditemukan pada traktus gastrointestinal

Fungsi: Modulasi (mengatur) nyeri dan mengurangi peristaltik (enkefalin)

10 Substansi P Hipotalamus, struktur limbik otak tengah, batang otak, talamus, basal ganglia, medula spinalis, traktus gastrointestinal, kelenjar saliva

Fungsi: Pengaturan nyeri

Menurunkan derajat korea huntington

11 Somatostatin Korteks serebral, hipokampus, talamus, basal ganglia, batang otak, medula spinalis

Fungsi: Menghambat pelepasan norepinefrin, merangsang pelepasan serotonin, dopamin, dan asetilkolin

Menurunkan derajat Alzeimer

Meningkatkan derajat korea huntington

117 Rangkuman

Sistem saraf merupakan salah satu sistem di dalam tubuh yang berperan dalam mengkoordinasi, menafsirkan, mengontrol interaksi dan komunikasi antar berbagai sistem dalam tubuh maupun antara tubuh dengan lingkungan. Sistem saraf dikaitkan dengan interpretasi dan fungsi merespon rangsangan sehingga timbul tingkah laku/gerakan, mengatur kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, dan sensasi

Tugas

1. Tugas Terstruktur Petunjuk:

• Bentuklah 2 kelompok mahasiswa

• Baca setiap pertanyaan di bawah ini, diskusikan bersama teman sekelompok untuk menjawab soal-soal berikut ini.

• Ketik hasil diskusi anda ke lembar Ms.Word dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5. Sertakan Cover (berisi judul tugas, nama anggota kelompok dan NIM, prodi, kelas, logo kampus)

• Tugas dikumpulkan paling lambat hari Sabtu melalui spada masing-masing.

Soal:

1) Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron disebut . . . .

a. Dendrit b. Nukleus c. Sinapsis

d. Neurotransmitter e. Mielin

118 Pembahasan Soal:

………

………

2) Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu . . . .

3) Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu . . . . a. Meningen

4) Berikut adalah fungsi dari cairan serebrospinal, KECUALI . . . . a. Sebagai alas atau bantalan pada struktur neuron/saraf b. Sebagai penyangga otak

c. Sebagai penyangga medulla spinalis

d. Transportasi nutrisi, pesan kimia, dan produk sisa e. Membantu proses pencernaan

119 Pembahasan Soal:

………

………

2. Kegiatan Mandiri Petunjuk:

• Buatlah gambar organ-organ terkait system saraf

• Buat keterangan bagian-bagian organ di bawah gambar, disertai penjelasan fungsi bagian masing-masing

• Gambar dibuat di lembar Ms.Word, ukuran kertas A3 dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 12 spasi 1.5, dilengkapi dengan sumber referensi/daftar Pustaka dan Cover (berisi: judul tugas, nama, NIM, kelas, prodi, logo kampus)

• Tugas dikumpulkan via SPADA paling lambat hari Jumat.

120

KUNCI JAWABAN

1) b. Neurotransmitter Pembahasan:

Neurotransmitter adalah Zat yang dihasilkan oleh ujung akson yang berfungsi membawa impuls/sinyal antar neuron

2) d. Temporal Pembahasan:

Lobus yang mengatur fungsi pendengaran, interpretasi bau dan ingatan yaitu temporal

3) a. Meningen Pembahasan:

Selaput pelindung otak dan medula spinalis yaitu Meningen.

4) e. Membantu proses pencernaan Pembahasan:

Membantu proses pencernaan BUKAN fungsi dari CSS

121

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, J. (2003). Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta:

EGC.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Pearce, E.C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

122 BAB VI

GANGGUAN FUNGSI DARI BERBAGAI PENYAKIT PADA SISTEM TUBUH MANUSIA BESERTA ISTILAH MEDIS DAN TINDAKAN YANG

TERKAIT SISTEM SARAF dr. John Barker Liem, M.K.M..

PENDAHULUAN

A. Pengantar Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada tubuh beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem saraf. Pada materi dijelaskan tentang patofisiologi penyakit dan istilah medis serta tindakan terkait sistem saraf. Mahasiswa dituntun agar mampu memahami patofisiologi penyakit dan istilah medis pada kasus terkait sistem saraf.

B. Deskripsi Materi

Bab ini membahas tentang patofisiologi penyakit dan istilah medisnya serta tindakan terkait sistem saraf.

C. Kemampuan/Tujuan Akhir Yang Diharapkan

Pembelajaran pada bab ini bertujuan untuk membantu mahasiswa mencapai Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yaitu mampu menjelaskan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan terkait sistem saraf.

D. Uraian Materi

I. Patofisiologi Penyakit dan Istilah Medis pada Sistem Saraf