• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kluwak

b. “Antioxidative and Antibacterial Activities of Pangium edule Seed Extracts” (Chye dan Sim, 2009). Penelitian ini mengenai aktivitas antioksidatif dan antibakterial dari ekstrak biji kluwak.

c. “Mempelajari Formulasi Bumbu Rempah Bubuk Berbahan Dasar Biji Picung (Pangium edule Reinw.) dengan Udang Rebon (Mysis sp.)” (Suarnaya, 2012). Penelitian ini mengenai formulasi bumbu rempah dan penyedap untuk makanan dengan bahan dasar biji kluwak dan udang rebon.

d. “The Antioxidant Activity of the Extract of Pangium edule Reinw. (Keluak) Seed in Cooked Ground Turkey” (Suyanto, 2012). Penelitian ini mengenai aktivitas antioksidan dari biji kluwak.

e. “Characteristic of Pangium edule Reinw. as Food Preservative from Different Geographical Sites” (Kasim dan David, 2013). Penelitian ini merupakan deskripsi kluwak yang digunakan sebagai pengawet makanan pada berbagai daerah.

f. “Formulasi Bumbu Penyedap Berbahan Dasar Ikan Teri (StolephorusSpp.) dan Daging Buah Picung (Pangium Edule) dengan Penambahan Rempah-Rempah”

(Tahir dan Mulyati, 2014). Penelitian ini mengenai formulasi bumbu rempah dan penyedap untuk makanan dengan bahan dasar biji kluwak dan ikan teri. g. “Anticoagulant Activity of Coumarin from Kluwak (Pangium edule Reinw.)

Seeds Based on Prothrombin Time in Rat” (Sumardi dan Dwiatmaka, 2014a). Penelitian ini mengenai aktivitas antikoagulan dalam hewan uji oleh ekstrak etanol biji kluwak.

h. “Coumarin Formation During Boiling and Ripening Processes of Kluwak (Pangium edule Reinw.) Seeds” (Sumardi dan Dwiatmaka, 2014b). Penelitian ini mengenai ekstraksi biji kluwak dan identifikasi kumarin dalam ekstrak etanol biji kluwak pada beberapa tahap pematangan biji kluwak.

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, belum pernah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan emulsi ekstrak etanol biji kluwak dengan optimasi variasi jumlah emulgator Span 80 dan Tween 80 menggunakan desain faktorial.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian dalam bidang formulasi sediaan emulsi ekstrak etanol biji kluwak.

b. Manfaat praktis. Penelitian ini akan menghasilkan sediaan emulsi ekstrak etanol biji kluwak dengan variasi jumlah Span 80 dan Tween 80 yang dapat memberikan sifat fisis dan stabilitas fisis yang baik.

c. Manfaat untuk masyarakat. Sediaan yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tindakan preventif bagi penyakit – penyakit kardiovaskular seperti stroke dan trombositosis.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Membuat sediaan emulsi dengan bahan aktif dari ekstrak etanol biji kluwak.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui apakah variasi jumlah Span 80, Tween 80, dan kombinasi Span 80-Tween 80 pada level yang diteliti dapat memberikan efek signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis emulsi ekstrak etanol biji kluwak atau tidak.

b. Mengetahui faktor yang signifikan di antara Span 80, Tween 80, atau interaksi keduanya dalam menentukan sifat fisis dan stabilitas fisis emulsi ekstrak etanol biji kluwak.

c. Mengetahui area komposisi optimum Span 80 dengan Tween 80 pada superimposed contour plotyang diprediksikan sebagai formula optimum emulsi ekstrak etanol biji kluwak.

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kluwak

1. Keterangan botani

Taksonomi dari kluwak (pangi, picung, kluwek) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dikotiledonae

Ordo : Parietales

Famili : Flacouritaceae

Genus : Pangium

Spesies : Pangium edule Reinw

(Arini, 2012) 2. Morfologi

Kluwak (Pangium edule Reinw) merupakan salah satu jenis tumbuhan berhabitus pohon yang tersebar sangat luas di wilayah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Mikronesia, dan Melanisia. Pohon kluwak dengan tajuk lebat bisa mencapai tinggi 40 meter dan diameter 100 cm. Pohon kluwak dapat mencapai umur 100 tahun, tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 10-1000 mdpl., baik pada tanah berbatu, tanah liat, bahkan tanah yang miskin unsur hara. Di Pulau Jawa, kluwak umumnya tumbuh di daerah-daerah pada ketinggian di bawah 1000 mdpl (Arini, 2012).

Daun kluwak berbentuk tunggal dan mengumpul pada ujung ranting serta bertangkai panjang. Helaian daun dari pohon muda berlekuk tiga, pada pohon tua daun berbentuk bulat telur melebar ke pangkal berbentuk jantung dengan ujung yang meruncing. Daun memiliki permukaan atas licin dan berwarna hijau mengkilap. Permukaan bawah daun terdapat bulu-bulu halus berwarna coklat dengan tulang daun menonjol. Panjang daun berkisar 20 hingga 60 cm dan lebar 15-40 cm. Bunga kluwak memiliki warna coklat kehijauan yang muncul pada ketiak daun atau di ujung ranting (Arini, 2012).

Buahnya berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan diameter 10-25 cm, daging buah berwarna putih sampai kuning pucat, memiliki tekstur lunak (Arini, 2012). Tiap buah berisi sampai 18 biji atau lebih, kulit biji sangat tebal dan keras (Heriyanto dan Subiandono, 2008). Setiap biji buah kluwak terbalut daging buah berwarna kuning (Rahmadani, 2012). Biji kluwak yang telah masak atau jatuh dari pohon (kulitnya hitam) kemudian dijemur (dikeringkan) yang dikenal dengan nama kluwak (Yuningsih, 2004). Hasil fermentasi biji kluwak dapat dilihat pada gambar 1.

3. Kandungan kimia

Biji kluwak mengandung asam lemak linoleat dan oleat yang cukup tinggi, selain itu terdapat pula golongan flavonoid (Sunanto, 1993), saponin, dan triterpenoid, (Pasaribu dkk., 2011). Daging biji kluwak yang difermentasi mengandung kumarin (Sumiar dkk., 2006). Kandungan kumarin dalam ekstrak etanol biji kluwak yaitu sebesar 974,274 µg/mL (Sumardi dan Dwiatmaka, 2014b). Biji merupakan bagian dari kluwak yang mengandung sianida paling tinggi. Kandungan tertinggi sianida terdapat dalam biji, diikuti oleh buah, daun, batang dan akar. Kandungan sianida dalam biji kluwak cukup tinggi maka perlu dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum pemakaiannya. Sianida merupakan bahan beracun yang dihasilkan dari proses hidrolisis glikosida sianogen oleh enzim yang terdapat dalam tumbuhan itu sendiri (Yuningsih, 2004).

Di Indonesia, daging biji pohon ini dapat dimakan setelah dilakukan penghilangan dari sianogen glukosida. Kluwak difermentasi dengan cara tertentu; bijinya dipanen dan ditempatkan di lahan terbuka selama 10 hari. Biji-biji tersebut kemudian diangkat, dicuci, dan direbus selama 3 jam untuk menghilangkan sianida. Setelah pendinginan, biji dikuburkan (dalam ruangan) ke dalam abu, daun pisang, maupun dipendam dalam tanah selama 40 hari. Biji kemudian akan berubah warna dari warna putih krem sampai coklat gelap atau hitam. Biji yang difermentasi ini kemudian dibersihkan dan siap untuk digunakan sebagai rempah-rempah (Suyanto, 2012). Kandungan biji kluwak tersaji dalam tabel I (kandungan sebagai nutrisi) dan II (kandungan yang bukan sebagai nutrisi).

Tabel I. Nutrition factdari biji kluwak

Nutrition Fact Berat per 100 gram (atau 100 mL)

Energi 2428 kj Protein 15 g Lemak (Total) 50 g Karbohidrat (Total) 17 g Gula 4 g Serat 10 g Sodium -Potassium 680 mg Kalsium 0 Vitamin A 0 Vitamin C 0 Zat Besi 0 (Suyanto, 2012) Tabel II. Anti-nutritional factors dari biji kluwak

Anti-Nutritional Factors Konsentrasi (µg/g)

Arsen -Sianida 1834 Timah 1.8 Asam Fitat -Tanin 0.46 Alkaloid -(Suyanto, 2012) 4. Kegunaan

Kluwak (nama lain pangi, pakem, kluwek) memiliki berbagai khasiat baik yaitu sebagai bahan rempah, sayur, atau obat-obatan (Arini, 2012). Biji kluwak dapat dipakai sebagai antioksidan, bahan baku pembuatan minyak goreng alternatif (Yuningsih, 2004). Kumarin pada ekstrak etanol biji kluwak dapat menyebabkan perpanjangan Prothrombin Time hewan uji (Sumardi dan Dwiatmaka, 2014a), di mana perpanjangan Prothrombin Time merupakan suatu indikator adanya inhibitor faktor pembekuan darah (Kamal dkk., 2007).

Dokumen terkait