BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah tingkat pengaruh koefisien variabel X atau yang dalam penelitian ini dikenal dengan variable mutasi (varibel bebas / independent) terhadap variabel Y di mana dalam penelitian ini adalah variable semangat kinerja pegawai (variable terikat / dependent) yang dinyatakan dalam persentase (%). Persentase ini di peroleh dengan terlebih dahulu mengkuadratkan koefisien korelasi kemudian dikalikan 100%.
Dengan rumus sebagai berikut:
Koefisien Determinasi (KD) = Keterangan:
KD =Koefisien Determinasi
( ) = indeks korelasi product moment Y = a + bX
55 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
1. Sejarah Berdirinya Dinas PMDPPKB
Berawal pada masa Pemerintahan Maisyadi sebagai Bupati Tanah Datar Tahun 2001, maka berdirilah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga berencana yang dipimpin atau dikepalai oleh Ir. Harfia Indra pada tahun 2001–2005. Ditengah berjalannya masa jabatan Ir. Harfia Indra, pada Tahun 2003 masuklah bagian Pemberdayaan Perempuan yang bertempat di belakang Rumah Sakit Hanafiah Koto Batusangkar.
Berakhirnya masa jabatan Maisyadi sebagai Bupati Tanah Datar Tahun 2004, maka masuklah Shadiq Pasadigu sebagai Bupati selanjutnya pada Tahun 2005–2009, dimana Dinas ini berubah namanya menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana yang dipimpin oleh seorang Kepala yang bernama N. Dt.
Panduko.
Kemudian pada Tahun 2009–2016, Dinas ini berganti nama lagi menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana yang dipimpin oleh Ernita Zailiarty, S. Sos. Ini dilakukan perubahan dari Dinas menjadi badan karena keluarnya Perda No.
28 tahun 2010. dan terakhir pada Tahun 2016 sampai sekarang berubah menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang bernama Adrion Nurdal SE.
2. Visi dan Misi Dinas PMDPPKB
Visi : “Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Berdaya dalam Ridho Allah SWT”
Misi :
Misi merepresentasikan sesuatu yang di emban atau dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar sesuai visi yang
56
ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, mempunyai misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan tata pemerintahan yang baik dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pemberdayaan masyarakat Nagari.
3. Mewujudkan keluarga berkualitas.
4. Meningkatkan kualitas hidup perempuan, kemampuan dan kemandirian lembaga orgnisasi perempuan, serta perlindungan perempuan serta anak dari tindak kekerasan.
3. Lingkungan Kerja PMDPPKB
Dinas Pemberdayaan Manyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kab Tanah Datar di Jalan Sultan Alam Bagagarsyah, Batusangkar. Luas kantor 1776m2 dan luas bangunan 600 m2. a. Lingkungan fisik kantor
Semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Bentuk lingkungan fisik kantor di dinas PMDPPKB 1) Ruang Kerja
(a) Ruang Kerja Kepala Kantor (b) Ruang Kerja Sekretariat
(c) Ruang Kerja Bidang Pemerintahan Desa
(d) Ruang Kerja Bidang Pemberdayaan Masyarakat (e) Ruang Kerja Bidang KB
2) Ruang Pelayanan (a) Ruang Receptionis
3) Fasilitas yang disediakan di ruang tunggu pelayanan (a) Kursi diruang tunggu
(b) Papan pengumuman (c) Surat kabar
(d) Papan tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
4) Fasilitas Penunjang
Dalam melaksanakan fungsi pelayanannya agar cepat, tepat, tanpa dipungut biaya dan nyaman baik bagi satker maupun pegawainya, Dinas PMDPPKB Kab Tanah Datar memiliki fasilitas penunjang yang aktif di antaranya sebagai berikut :
(a) Pc sebanyak ± 10 unit (b) Laptop ± 5 unit (c) AC sebanyak 8 unit
(d) Kursi pegawai dan kursi tunggu ± 50 unit (e) Meja receptionis 1 unit
(f) Lemari dan rak kayu ± 15 unit 5) Fasilitas Penunjang lainnya
(a) Local Area Network (LAN) (b) Internet
(c) Wifi
6) Aplikasi tata persuratan dan arsip 7) Mushola
8) Aula 9) Toilet
(a) Toilet pegawai (b)Toilet tamu 10) Halaman parkir 11) Kendaraan Operasionl
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan, Dinas PMDPPKB Kab Tanah Datar ditunjang dengan fasilitas 2 unit kendaraan roda empat dan 5 unit kendaraan roda dua.
4. Lingkungan Non Fisik PMDPPKB.
Lingkungan kerja non fisik semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan antara sesama rekan kerja.
58
Hubungan atasan dengan bawahan:
a. Hubungan atasan
1. Membantu atasan dengan melakukan kebijakan
2. Membantu atasan menyediakan informasi untuk keputusan manajerial
b. Hubungan bawahan
1. Memberikan pelatihan 2. Memotivasi
3. Mendelegasaikan tugas
4. Menerangkan perubahan besar serta mempersiapkan pekerja menghadapi perubahan
5. Mendengarkan keluhanan
5. Struktur Organisasi Dinas PMDPPKB KEPALA
60
B. Analisis Deskriptif Penelitian
Berdasarkan penyebaran 36 kuesioner yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan gambaran karakteristik responden sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terhadap 36 responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 16 44
2 Perempuan 20 56
Jumlah 36 100
Sumber: data primer diolah 2018
Pada tabel 4.1 diatas terlihat bahwa responden perempuan lebih mendominasi dari pada responden laki-laki. Jumlah responden perempuan berjumlah 20 orang dengan persentase 56%. Jumlah responden laki-laki sebanyak 16 orang dengan persentase 44%. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden perempuan lebih banyak dari pada responden laki-laki yaitu sebesar 56% pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Sumber: data primer diolah 2018
Pada tabel 4.2 diatas terlihat bahwa responden yang termasuk dalam umur 20-25 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 2,77%. Reseponden dengan umur 26-30 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 5,60%.
Responden dengan umur 31-35 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 16,66%. Responden dengan umur 36-40 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 22,22%.
Responden dengan umur 41-45 tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 16,66%. Responden dengan umur 46-50 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 13,88%. Responden dengan umur 51-55 tahun sebanyak 7 orang dengan persentase 19,44%. Responden dengan umur 56-60 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase 2,77%. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dengan umur 36-40 tahun lebih mendominasi yakni sebesar 22,22% pada Dinas Pemberdayaan Masayarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SMA 8 22,22
2 D3 5 13,90
3 S1 22 61,11
4 S2 1 2,77
Jumlah 36 100
Sumber: data primer diolah 2018
62
Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan pendidikan SMA sebanyak 8 orang dengan persentase 22,22%. Responden dengan pendidikan D3 sebanyak 5 orang dengan persentase 13,90%.
Responden dengan pendidikan S1 sebanyak 22 orang dengan persentase 61,11%. Responden dengan pendidikan S2 sebanyak 1 orang dengan persentase 2,77%. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden dengan pendidikan S1 lebih mendominasi sebesar 61,11% pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
C. Pengujian Instrumen Data
Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen data untuk menilai keakuratan dan kehandalan yang dimiliki masing-masing item pernyataan yang mendukung setiap variable. Tahapan pengujian dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas merupakan ketetapan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan model corrected item total correlation. Untuk mengetahui dan menilai validnya
masing-masing item pernyataan maka perlu dicari nilai koefisien korelasi (
r
-hitung). Setiap item pernyataan dinyatakan valid bila nilai keofisien korelasi >
0,30. Berdasarkan hasil pengujian validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil sebagai berikut:
a. Mutasi
Salah satu faktor yang akan mempengaruhi semangat kinerja adalah mutasi. Pada penelitian ini untuk mengukur mutasi maka digunakan 11 item pernyataan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh ringkasan item-item pernyataan yang valid pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4. 4
Sumber: data olahan SPSS 22
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa 11 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur mutasi terdapat dua pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan kedua dengan nilai validasi sebesar 0,031 dan pernyataan ketujuh dengan nilai validasi sebesar 0,261 oleh karena itu kedua pernyataan yang tidak valid itu selanjutnya dibuang atau di eliminasi.
Sembilan pernyataan lain dinyatakan valid Karena nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,30. Adapun kriteria pengujiannya apabila item pernyataan tersebut memiliki correlation ≥ atau = 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid. Begitupun sebaliknya, jika correlation dibawah 0,30 maka item tersebut tidak valid.
Nilai Validasi Nilai Batas Keterangan
1 0,770 0,30 Valid
2 0,635 0,30 Valid
64 digunakan untuk mengukur semangat kinerja terdapat satu item pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan kesebelas dengan nilai korelasinya sebesar 0,250 oleh karena itu pernyataan yang tidak valid itu dibuang atau di eliminasi.
Sepuluh pernyataan lainnya dinyatakan valid. Karena nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,30. Adapun kriteria pengujiannya apabila item pernyataan tersebut memiliki correlation ≥ atau = 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid. Begitupun sebaliknya, jika correlation dibawah 0,30 maka item tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menilai Cronbach Alpha.
Jika menilai Cronbach Alpha yang dihasilkan diatas atau sama 0,60 maka variable tersebut dinyatakan reliable atau handal. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil yang terlihat pada tabel 4. 7 dibawah ini:
Tabel 4. 6 Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach
alpha
Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa masing-masing item pernyataan yang mendukung variabel mutasi dan semangat kinerja telah menghasilkan cronbach alpha diatas 0,60. Jadi dapat disimpulkan masing-masing variabel tersebut telah reliabel atau handal, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, semua variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal.
Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual terdistribusi secara normal (Priyatno, 2014, p.90).
Gambar 4. 1 Diagram Diagonal Normalitas
Dari gambar diagram diagonal normalitas 4.1 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar disekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka, nilai residual tersebut telah normal.
66
D. Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan bukti nyata pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Manyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, maka dilakukan tahapan pengujian sebagai berikut:
1. Analisis Korelasi
Uji korelasi merupakan sebuah analisis yang digunakan untuk menyelidiki hubungan dua variable atau lebih. dalam korelasi dikenal dengan penyebab dan akibat. Data penyebab yang mempengaruhi disebut variable bebas (X) dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variable terikat (Y). Untuk melihat korelasi atau hubungan antara mutasi dan semangat kinerja pada Dinas Pemberdayaan Manyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat melalui tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4. 7
Hasil Perhitungan Korelasi
MUTASI
SEMANGAT KINERJA
MUTASI Pearson Correlation 1 ,815**
Sig. (2-tailed) ,000
N 36 36
SEMANGAT KINERJA
Pearson Correlation
,815** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 36 36
Sumber: data olahan SPSS 22
Dari tabel 4.7 hasil perhitungan correlations diatas dapat diketahui bahwa besarnya hubungan kedua variabel (r) adalah 0,815 artinya hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat. Juga dapat diartikan dengan hubungan yang sangat kuat antara mutasi terhadap semangat kinerja pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara satu variable independen dengan satu variable dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur pengaruh variable (X) mutasi terhadap variable (Y) semangat kinerja dengan menggunakan persamaan regresi linier sederhana.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas tentang pengujian dengan persamaan regresi linier sederhana, maka dari data yang telah ditampilkan pada tabel di atas maka diperoleh hasil koefisien regresi dengan bantuan program SPSS 22 sebagai berikut.
Tabel 4. 8
Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Linear Sederhana
Model
a. Dependent Variable: SEMANGAT KINERJA
Sumber: data olahan SPSS 22
Berdasarkan rumus persamaan regresi Y= a + bx, maka dari hasil perhitungan pada tabel koefisien di atas menjelaskan bahwa persamaan regresi linear adalah:
Y= 1,179x - 3,424 Dimana:
a = 1,179 besarnya konstanta yang berarti angka tersebut menunjukkan jika mutasi x = 0, maka besar nilai semangat kinerja akan sama dengan nilai konstanta yaitu 1,179. Hal ini menunjukkan bahwa mutasi sangat berpengaruh terhadap semangat kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
68
b = 3,424hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan mutasi karyawan sebesar satu satuan, maka semangat kinerja pegawai akan menurun sebesar 3,424 dan sebaliknya jika variabel mutasi berkurang satu satuan yang mengakibatkan meningkatnya semangat kinerja karyawan sebesar 3,424 satuan. Artinya dengan tingginya frekuensi mutasi maka semangat kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya berkurang, sehingga pegawai tidak produktif dan tidak menghasilkan kinerja yang baik dari periode ke periode.
3. Uji T
Uji T adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variable (X) mutasi terhadap variable (Y) semangat kinerja, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Berdasarkan proses pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunkan program SPSS 22 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Hasil Uji T
Variabel Sig. Alpha Ket.
Mutasi 0,000 0,05 Signifikan
Sumber: Data Olahan Kuesioner menggunakan SPSS 22.
Diketahui bahwa t_hitung variabel mutasi karyawan sebesar 8,195 dengan taraf signifikasi 0,05 (5%) dengan dk= n-k (n= jumlah data dan k=
jumlah variabel independen). Dk= 36-2 = 34. Hasil yang diperoleh untuk nilai t_tabel adalah 1,691. Dengan demikian t_hitung > t_tabel (8,195 > 1,691), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel mutasi pegawai berpengaruh signifikan terhadap semangat kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
4. Uji Derterminasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variable bebas mutasi (X) secara bersamaan terhadap kepada variable terikat semangat kinerja (Y). Koefisien ini menunjukan seberapa besar persentase variable bebas mutasi (X) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variable terikat semangat kinerja pada tabel berikut:
Tabel 4. 10 Uji Determinansi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
,815a ,664 ,654 3,477
Sumber: Data Olahan Kuesioner menggunakan SPSS 22.
Dari tabel 4.12 diatas, dapat diketahui hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output uji determinan dan hasil regresi linear sederhana.
Berdasarkan output yang diperoleh angaka R- Square sebesar 0,664 atau 66,4%.
Hal ini menunjukan persentase pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y) sebesar 66,4%. Sedangkan sisanya sebesar 33,6% dipengaruhi atau dijelasakan oleh variable lain yang tidak dimasukan dalam metode penelitian ini.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Mayarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten (PMDPPKB) Tanah Datar, hasil penelitian menunjukan bahwa variable (X) mutasi berpengaruh terhadap variable (Y) semangat kinerja. Artinya apabila frekuensi mutasi tinggi maka akan diikuti dengan semangat kinerja yang menurun.
Keterkaitan hubungan antara mutasi dengan semangat kinerja pegawai adalah 0,815. Dengan demikian menunjukan bahwa ada hubungan yang erat antara mutasi dengan semangat kinerja pegawai, karena nilai t_hitung > t_tabel
(8,195 > 1,691) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada hubungan secara signifikan antara variable bebas mutasi (X) dengan variable terikat semangat kinerja pegawai karena t_hitung nilainya positif, berearti variable bebas mutasi (X) berhubungan positif terhadap variable terikat.
Besarnya pengaruh variable bebas mutasi (X) terhadap variable terikat semangat kinerja (Y) sebesar 66,4%. Sedangkan sisanya 33,6% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukan dalam metode penelitian ini karena faktor-faktor tersebut juga memiliki pengaruh terhadap semangat kinerja seperti
70
faktor motivasi, budaya kinerja, kebersamaan dalam organisasi, gaji dan juga kedisiplinan pegawai itu sendiri.
Oleh karena itu hubungan mutasi terhadap semangat kinerja sangatlah erat, apabila mutasi dilaksanakan dengan cara yang tepat dan juga memperhatikan keinginan dan kelayakan maupun kedisiplinan dari pegawai yang bersangkutan maka pegawai tersebut akan bekerja dengan semangat yang tinggi dan penuh tanggung jawab terhadap apa yang dipimpinya. Temuan ini sejalan dengan teori bahwa adanya pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja pegawai yang dikatakan oleh Arnimisari Ambarita Juliana (2015, h, 528) di dalam pelaksanaan tugasnya pegawai diharuskan memiliki semangat kinerja agar segala sesuatu yang dikerjakannya sesuai dengan aturan yang ada dan dapat menghasilkan sesuatu yang memuaskan organisasi dan pegawai itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi semagat kinerja pegawai terdiri dari faktor individu dan faktor organisasi. Faktor-faktor yang tergolong pada faktor individu adalah kebutuhan, tujuan,sikap dan kemampuan dari pegawai tersebut.
Sedangkan faktor-faktor yang tergolong pada faktor organisasi adalah pembayaran atau gaji, keamanan dalam bekerja, hubungan sesama pegawai , pengawasan, pujian dan pekerjaan itu sendiri.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi semangat dan kegairahan kinerja:
a. Kompensasi yang diberikan b. Penempatan yang tepat c. Pelatihan.
d. Rasa aman menhadapi masa depan.
e. Mutasi.
f. Promosi.
g. Linkungan kerja
h. Komunikasi. (Perwira, 2011, hal. 21-24)
Kepuasan kerja yang lebih tinggi berkaitan dengan rendahnya tingkat pergantian pegawai, para pegawai yamg kurang puas biasanya menunjukan tingkat pergantian yang tinggi mereka lebih cendrung mencari sesuatu yang lebih di tempat lain dan meninggalkan organisasi mereka, meskipun rekan kerja mereka yang lebih puas tetap tinggal di situ. Kepuasan juga dihubungkan secara negatif dari keluar masuknya pegawai. Dalam berbagai penelitian korelasi keluar masuknya pegawai dari suatu organisasi atau mutasi berkorelasi lebih kuat karena
ketidakpuasan dibandingkan dengan kemangkiran. Disamping kerugian yang langsung dan tidak langsung bagi organisasi untuk mengganti pegawai, para pegawai yang tetap tinggal akan merasa tidak puas karenaharus berpisah dengan rekan mereka yang bernilai dan menimbulkan gangguan terhadap pola sosial yang telah dibina selama ini.
Peningkatan motivasi akan menimbulkan semangat kinerja yang tinggi sehinngga memiliki potensi dalam peningkatan kepuasan kerja. Dalam hal ini terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja denagn kepuasan kerja oleh sebab itu apabila ingin meningkatkan kepuasan kerja salah satu yang perlu diperhatikan adalah membangun motivasi kerja yang lebih tinggi agar pegawai bekerja dengan semangat yang tinngi (Sinambela, 2017, hal. 315-316).
Jadi hasil penelitian yang penulis lakukan sesuai atau relevan dengan yang diteliti oleh Arnimisari Ambarita Juliana dengan nilai koefisien determinan terhadap pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja pegawai dengan nilai R- Square (r) 16,32%. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja pegawai negri bisa dikatakan sangat rendah, karena semangat kinerja tidak dipengaruhi oleh unsur mutasi saja, tetapi masih banyak hal lainnya seperti:
1. Motivasi.
Suatu perangsang atau dorongan dari dalam yang menyebabkan orang berbuat sesuatu, sedangkan motivasi dalam rangka kepemimmpinan merupakan proses bagaimana menumbuhkan dan menimbulkan dorongan supaya seseorang berbuat atau bekerja.
Motivasi pribadi seseorang akan timbul, asalkan terdapat stimuli.
Stimulus itu bersifat internal dan eksterna. Imbalan balas jasa dan suatu prestasi menjadi faktor yang dapt mendorong seseorang untuk giat bekerja berprestasi.
2. Upah atau gaji
Gaji adalah sejumlah uang yang diterima oleh tenaga-tenaga manejerial dan tata usaha atas sumbangan jasanya, yang menerima uang dengan jumlah yang tetap berdasarkan tarif bulanan.
3. Insentif
Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi kepada pegawai agar
72
mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.Pemberian insentif kepada para karyawan (baik bekeja dalam lingkungan pemerintah atau lembaga lain) mempunyai maksud antara lain sebagai sutu perangsang untuk bertindak, melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya E- Journal ( Marianus Subianto: 699).
73 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahsan dan hasil penelitian yang penulis lakukan yakni tentang pengaruh mutasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) dapat disimpulkan sebagai berikut:
Adanya pengaruh yang signifikan antara mutasi dengan semangat kinerja.
Hal ini dibuktikan t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu sebesar 8,195 dengan tingkat signifikansi 0,000. Didalam pengujian digunakan tingkat kesalahan atau alpha sebesar 0,05. Sedangkan nilai kritis menurut tabel dk= n-2
=36-2 = 34, maka diperoleh t tabel 1,691. Selain itu dari hasil pengujian hipotesis koefisien korelasi sebesar 0,815 artinya mutasi mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap semangat kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDPPKB) Kabupaten Tanah Datar.
Terdapatnya pengaruh mutasi sebesar 66,4% terhadap semangat kinerja. Hal ini dibuktikan dengan koefisien determinan (R²) sebesar 66,4% maka berpengaruh positif. Sedangkan untuk 33,6% lagi merupakan faktor lain yang mempengaruhi semangat kinerja pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanah Datar.
B. Implikasi
Penelitian ini dapat diimplikasikan untuk akademis maupun praktisi untuk pengembangan bisnis.
1. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mutasi. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel mutasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kinerja.
74
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi pimpinan maupun para karyawan dalam upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan mnajemen sumber daya manusia.
C. Saran
1. Bagi Organisasi
Dengan adanya pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja karyawan pada Dinas Pemberdayaan Manyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanah Datar. Maka diharapkan kepada pimpinan agar dapat selalu memperhatikan karyawannya atau staffnya terutama dalam bekerja apakah karyawannya mempunyai semangat kinerja yang tinggi atau tidak dan juga pimpinan harus lebih cermat lagi dalam pelaksanaan mutasi terhadap karyawannya karena salah satu
Dengan adanya pengaruh mutasi terhadap semangat kinerja karyawan pada Dinas Pemberdayaan Manyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tanah Datar. Maka diharapkan kepada pimpinan agar dapat selalu memperhatikan karyawannya atau staffnya terutama dalam bekerja apakah karyawannya mempunyai semangat kinerja yang tinggi atau tidak dan juga pimpinan harus lebih cermat lagi dalam pelaksanaan mutasi terhadap karyawannya karena salah satu