• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kohesivitas Kelompok

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Stefani Anggi Lestari NIM: (Halaman 50-57)

BAB II TINJAUAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Teoretik

4. Kohesivitas Kelompok

a. Pengertian Kohesivitas Kelompok

Robbins, Stephen, dan Timothy (2008:380), kekohesifan adalah tingkat dimana didalamnya para anggota saling terikat dan tertarik satu dengan yang lain serta memiliki keinginan untuk tinggal dan bertahan pada kelompok tersebut. Ardana, Mujiati, dan Sriathi (2008:51), kohesivitas adalah kekuatan kelompok yang terjadi dalam bentuk keramahan, kekompakan dalam memberikan saran atau pendapat, serta rela berkorban juga bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Robbins & Stephen

(2006:328), kohesivitas adalah kondisi dimana anggotanya saling tertarik dan termotivasi untuk dapat bertahan pada kelompok yang telah terbentuk.

Kegiatan pembelajaran dalam situasi pandemi ini harus dilaksanakan secara daring, namun dengan adanya pandemi ini bukan berarti hambatan bagi peserta didik untuk tetap belajar meskipun dari rumah. Dalam pembelajaran tentu pendidik telah memilih dan menetapkan strategi, metode dan model apa yang sesuai digunakan selama pembelajaran daring, salah satunya model belajar kooperatif, dimana peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk menyelesaikan tugas.

Di program studi Pendidikan Akuntansi sendiri, terdapat beberapa dosen yang memberikan tugas secara berkelompok meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring, diantarnya adalah mata kuliah teori akuntansi dan akuntansi manajemen.

Berdasarkan uraian di atas peneliti hendak melihat bagaimana kohesivitas kelompok yang ada, apakah intensitas dan juga orientasi yang ada pada masing-masing kelompok adalah untuk mengatasi masalah secara bersama-sama dalam mencapai tujuan kelompok dan bagaimana hubungan yang terjalin didalamnya selama pembelajaran daring ini, apakah mereka tetap memiliki komitmen untuk mempertahankan kelomponya. Kohesivitas merupakan faktor yang dapat menyatukan, mempererat, dan membangun hubungan yang terjalin di dalam suatu kelompok yang dapat menentukan keberhasilan kelompok itu sendiri, hingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

a. Ciri-ciri kohesivitas kelompok

Kelompok yang memiliki ketertarikan antar individu akan memiliki kohesivitas yang tinggi, sedangkan kelompok yang tidak memliki keterkaitan satu sama lain akan memiliki kohesivitas yang rendah. Ciri-ciri kelompok yang kohesif menurut Faturocmhman dalam Qomaria, Musadieq, dan Susilo (2015:79), adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggotanya memiliki komitmen tinggi di dalam

kelompoknya

Kelompok yang memiliki hubungan harmonis, saling membantu, dan memiliki komitmen tinggi tentu akan meningkatkan kohesivitas pada kelompok tersebut.

2) Interaksi di dalam kelompok yang saling bekerjasama, bukan saling berselisih

Kelompok yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuannya tentu akan lebih mudah dan cepat dalam mencapai tujuannya sehingga kohesivitas kelompoknya juga tinggi, dibanding kelompok yang berselisih karena mungkin kurangnya komunikasi ataupun keakraban di dalam kelompok.

3) Kelompok memiliki tujuan yang saling terkait dengan yang lainnya dan sesuai dengan perkembangan waktu tujuan yang telah dirumuskan mengalami peningkatan. Jika sebuah kelompok telah terbentuk atas landasan memiliki tujuan yang sama serta sudah memiliki pembagian tugas masing-masing anggota kelompok

maka dalam proses mencapai tujuan tersebut akan terasa lebih mudah.

4) Terjadinya pertukaran antar anggota kelompok yang sifatnya saling mengikat

Dalam mencapai tujuan kelompok, dalam menjalankan tugas tidak menutup kemungkinan terjadinya pertukaran tugas anggota kelompok, karena dari hal tersebut bisa dilihat suatu anggota kelompok memiliki ahli terhadap bidang apa.

5) Adanya keterkaitan yang erat pada anggotanya, adanya relasi yang saling menguatkan di dalam kelompok.

6) Karena memiliki rasa saling memiliki dan ingin mencapai tujuan kelompok, maka dapat menciptakan hubungan yang erat antar anggota kelompok sehingga terjadi relasi saling menguatkan dan bekerja sama demi tercapainya tujuan kelompok.

b. Faktor pendorong kohesivitas kelompok

Faktor yang mendorong kohesivitas kelompok menurut Ardana, Mujiati, dan Sriathi (2008:52), adalah:

1) Kesamaan nilai dan tujuan

Dalam kelompok, anggota kelompok tentu memiliki satu nilai dan tujuan yang hendak dituju, jika kelompok sudah memiliki satu tujuan maka kelompok tersebut akan mudah mencapai keberhasilan.

Bagaimana status suatu kelompok dengan kelompok lain dapat mempengaruhi kohesivitas, kelompok yang dipandang dan memiliki status baik tentu berpengaruh baik pula terhadap kinerja kelompok.

3) Penyelesaian perbedaan

Dalam suatu kelompok tentu terdiri dari berbagai macam latar belakang, bagaimana cara kelompok mengatasi perbedaan tersebut tentu mempengaruhi kualitas kelompok tersebut, jika kelompok dapat mengatasi perbedaan dengan toleransi dan saling bekerjasama tentu kelompok dapat mencapai tujuannya dengan baik.

4) Daya tarik pribadi

Jika antar anggota kelompok telah memiliki ketertarikan satu sama lain, maka interaksi antar kelompok dapat lebih akrab dan saling menguatkan, serta memiliki keinginan untuk mempertahankan kelompoknya.

5) Pengakuan dan penghargaan

Pengakuan dan penghargaan akan terjadi jika suatu kelompok berhasil mencapai tujuannya dan juga memcahkan masalahnya. Dengan adanya pengakuan dan penghargaan tersebut dapat memotivasi kelompok tersebut untuk memperbaiki kinerjanya. Faktor yang mendorong kohesivitas kelompok menurut Sudiro (2018:57), yaitu:

1) Kemiripan kerja

Di dalam kelompok setiap anggota kelompok telah memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing, kemiripan kerja yang terjadi antar anggota kelompok dapat memotivasi satu sama lain untuk saling mendukung dan menguatkan satu dengan yang lain dalam mencapai tujuannya.

2) Kedekatan fisik dalam kelompok

Intensitas pertemuan dan interaksi antar anggota kelompok dapat mempengaruhi seberapa dekat dan akrab hubungan yang terjalin antar individu, semakin besar intensitas pertemuan antar individu di dalam kelompok, semakin tinggi pula kohesivitas kelompok. 3) Sistem aliran kerja

Dalam mencapai tujuannya, setiap kelompok pasti memiliki sistem atau tata cara untuk bekerja dalam kelompok, jika kelompok telah menerapkan sistem kerja yang baik, maka kohesivitas kelompok tinggi dan dapat saling membantu untuk menyelesaikan tugas. 4) Struktur tugas

Struktur tugas yang diberikan kepada kelompok dapat mempengaruhi kohesivitas kelompok, jika tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan anggota kelompok, maka kelompok dapat saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tersebut. 5) Ukuran kelompok

Semakin kecil ukuran kelompok maka semakin tinggi pula kohesivitas kelompok tersebut, kelompok dengan ukuran kecil dapat lebih hangat dan lebih mudah dalam beradaptasi karena jumlah anggotanya yang sedikit.

6) Ancaman dari luar

Ancaman yang berasal dari luar kelompok dapat mengancam keberadaan kelompok atau bisa juga meningkatkan kohesivitas kelompok, tergantung dari bagaimana cara kelompok menyikapi ancaman tersebut. Jika kelompok dapat kompak dan saling bekerja sama, maka dapat meningkatkan kohesivitas kelompok.

c. Faktor penghambat kohesivitas kelompok

Yang dapat menghambat kohesivitas kelompok menurut Sopiah (2008:42), diantaranya:

1) Perbedaan tujuan

Ketidaksamaan tujuan anggota kelompok dapat menyebabkan pertentangan dan dapat menurunkan kohesivitas kelompok. 2) Besarnya anggota kelompok

Anggota kelompok yang terlalu besar dapat menurunkan kohesivitas kelompok karena interaksi dan komunikasi yang terjalin didalamnya tidak terlalu efektif dibanding dengan ukuran kelompok kecil.

Anggota kelompok yang telah memiliki tidak menyenangkan dapat menyebabkan menurunnya kohesivitas karena anggota kelompok tersebut telah merasa kecewa dan mempengaruhi kinerjanya di dalam kelompok.

4) Persaingan antar anggota kelompok

Jika terjadi persaingan tinggi di dalam kelompok dapat menyebabkan kelompok terpecah dan menjadikan beberapa anggota berkeinginan keluar dari kelompok karena sudah merasa tidak nyaman.

5) Dominasi

Suatu kelompok yang didominasi oleh sebagian individu maupun oleh suatu individu dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam kelompok, karena akan menimbulkan ketidak adilan dalam pembagian tugas kelompok.

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: Stefani Anggi Lestari NIM: (Halaman 50-57)

Dokumen terkait