• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Lebak Periode 2016 – 2020

Produksi Tanaman Pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Lebak Periode 2016 – 2020

Komoditas basis atau unggulan dapat diartikan sebagai komoditas yang memiliki potensi strategis untuk dikembangkan di sebuah wilayah atau daerah yang memiliki keunggulan pada sumber daya alam. Analisis Location Quotient digunakan untuk melihat komoditas apa saja yang menjadi unggulan di Kabupaten Lebak. Berdasarkan perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai LQ > 1 yang menunjukkan bahwa komoditas tersebut merupakan komoditas basis. Jika nilai perhitungan LQ < 1 maka komoditas tersebut bukan menjadi unggulan atau komoditas non basis. Sedangkan jika LQ = 1 maka komoditas tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan di wilayahnya sendiri.

Sektor pertanian di kabupaten Lebak mempunyai beberapa subsektor dan komoditas, namun hanya ada beberapa komoditas saja yang menjadi unggulan atau basis atau yang mempunyai nilai LQ>1. Indikator utama yang digunakan dalam perhitungan ini adalah nilai produksi dari setiap komoditas. Komoditas-komoditas yang tergolong kedalam unggulan atau basis, memiliki pengaruh atau kontribusi positif terhadap perekonomian. Peran komoditas tersebut dalam perekonomian Kabupaten Lebak lebih besar daripada peranan komoditas tersebut dalam perekonomian Provinsi Banten. Segi produksi, komoditas unggulan mampu mencukupi kebutuhan wilayah Kabupaten Lebak, sehingga Kabupaten Lebak tidak memerlukan biaya untuk mengimpor kebutuhan wilayahnya. Selain mampu

58 memenuhi kebutuhan lokal, komoditas unggulan atau basis ini bahkan mampu mengekspor produksinya keluar wilayah Kabupaten Lebak dan memiliki kemampuan bersaing dengan komoditas sejenis di wilayah nasional.

Analisis Location Quotient ini dilakukan dengan membandingkan jumlah produksi (ton) komoditas pada subsektor tanaman pangan di Kabupaten Lebak dengan jumlah produksi (ton) komoditas yang sama di Provinsi Banten dalam kurun tahun 2016-2020.

5.1.1 Komoditas Unggulan Tanaman Pangan

Pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup. Oleh sebab itu, ketersediaan pangan harus selalu diupayakan agar kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Sub sektor tanaman pangan menjadi salah satu subsektor yang sangat penting karena tanaman pangan merupakan sumber pangan bahan utama sebagai sumber energi kehidupan manusia. Suatu wilayah dikatakan berhasil apabila salah satunya karena dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan tidak mengimpor dari wilayah luar.

Adapun komoditas subsektor tanaman pangan Kabupaten Lebak terdiri dari tujuh komoditas utama meliputi padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi jalar dan ubi kayu. Tetapi tidak semua komoditi menjadi komoditas unggulan. Adapun komoditas unggulan atau basis pada subsektor tanaman pangan dapat dilihat dalam tabel 6 berikut ini :

59 Tabel 6. Nilai LQ dan Rata Rata Nilai LQ Subsektor Tanaman Pangan Kabupaten

Lebak Provinsi Banten

Tanaman Pangan Nilai LQ

Rata-rata Ket. Komoditi 2016 2017 2018 2019 2020

Padi 1,00 0,98 0,89 0,92 0,93 0,94 Non-Basis Jagung 0,92 1,08 1,15 0,80 1,47 1,08 Basis Kedelai 0,29 0,48 0,72 0,07 0,06 0,33 Non-Basis Kacang Tanah 0,21 0,21 0,20 0,23 0,33 0,24 Non-Basis Kacang Hijau 0,48 0,33 0,14 0,07 0,02 0,21 Non-Basis Ubi Kayu 1,09 1,35 1,31 1,47 1,32 1,31 Basis Ubi Jalar 0,74 1,05 1,20 1,07 0,81 0,97 Non-Basis Sumber: Data Nilai LQ, 2021 (diolah)

Menurut hasil LQ tabel 6, komoditas unggulan di Kabupaten Lebak yaitu komoditas Jagung dengan nilai 1,08 dan komoditas Ubi Kayu dengan nilai 1,31. Komoditas Jagung dan Ubi Kayu memiliki nilai LQ>1 yang artinya bahwa kedua komoditas tersebut merupakan komoditas basis atau komoditas unggulan. Kontribusi kedua komoditas tersebut dalam subsektor tanaman pangan di kabupaten Lebak lebih besar dari kontribusi subsektor tanaman pangan yang sama dalam Provinsi Banten. Yang artinya komoditas-komoditas tersebut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak, sehingga memiliki keunggulan komparatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Lebak bahkan dapat mengekspor produksinya keluar wilayah. Namun didapatkan juga dari hasil metode LQ bahwa ada lima komoditas tanaman pangan yang tidak termasuk komoditas basis, yaitu komoditas Ubi Jalar, Kacang Hijau, Kacang Tanah,Kedelai dan Padi. Komoditas-komoditas tersebut memiliki nilai LQ<1 yang artinya komoditas tersebut dalam perekonomian di kabupaten Lebak memiliki kontribusi yang kecil terhadap perekonomian, bukan komoditas potensial dan

60 produksinya hanya mampu memenuhi kebutuhan ditingkat daerah, sehingga tidak memiliki keunggulan komparatif dan tidak dapat diekspor keluar wilayah.

5.1.2 Komoditas Unggulan Hortikultura

Hortikultura adalah salah satu subsektor dari pertanian yang dapat dibagi lagi menjadi kelompok tanaman buah-buahan,tanaman sayur sayuran, tanaman obat – obatan atau biofarmaka, dan tanaman hias. Subsektor hortikultura Kabupaten Lebak terdiri dari tiga puluh empat komoditas. Tetapi berdasarkan analisis Location Quetient, hanya terdapat empat belas komoditas yang teridentifikasi menjadi komoditas unggulan atau basis yaitu buncis, cabai besar, cabai rawit, jamur, kacang panjang, ketimun, terung, tomat, petai, jengkool, Duku, manggis, pisang, rambutan. Komoditas-komoditas tersebut memiliki LQ>1 atau artinya berperan positif bagi perekonomian kabupaten Lebak daripada kontribusi subsektor hortikultura yang sama dalam Provinsi Banten. Adapun hasil komoditas unggulan pada subsektor hortikultura dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini :

61 Gambar 6. Komoditas Unggulan Hortikultura Kabupaten Lebak Tahun 2016-2020

Sumber : Data Hasil LQ, 2021 (diolah)

Gambar 6 menunjukkan komoditas unggulan hortikultura dalam kurun waktu 2016-2020. Menurut hasil LQ komoditas unggulan hortikultura berasal dari kelompok buah-buahan dan sayur-sayuran. Komoditas tersebut memiliki nilai LQ > 1 ,kontribusi empat belas komoditas tersebut dalam subsektor hortikultura Kabupaten Lebak lebih besar dari kontribusi subsektor hortikultura yang sama dalam Provinsi Banten. Yang artinya komoditas-komoditas tersebut berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak, memiliki keunggulan komparatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Lebak bahkan dapat mengekspor produksi nya keluar wilayah.

Sedangkan sisanya sebanyak dua puluh komoditas hortikultura tergolong kedalam komoditas non basis atau mempunyai nilai LQ<1, yaitu bawang merah, bayam, kangkong, petsai/sawi, melinjo, alpukat, belimbing, durian, jambu air, jambu biji, jeruk besar, jeruk siam, mangga, markisa, nangka, nanas, papaya, salak,

4,29 1,20 1,32 2,48 1,60 1,77 1,09 2,85 2,23 1,60 2,41 2,59 1,18 1,17

LQ Basis

LQ Basis

62 sawo, sirsak, sukun. Komoditas-komoditas tersebut merupakan komoditas non basis yang artinya komoditas tersebut dalam perekonomian di Kabupaten Lebak memiliki kontribusi yang kecil terhadap perekonomian, bukan komoditas potensial dan produksinya hanya dapat memenuhi kebutuhan ditingkat daerah, sehingga tidak memiliki keunggulan komparatif dan tidak dapat diekspor keluar wilayah. Nilai analisis Location Quetiont secara rinci dapat dilihat pada (Lampiran 4)

5.1.3 Komoditas Unggulan Perkebunan

Pada analisis ini dilakukan dengan membandingkan jumlah produksi (ton) komoditas pada subsektor perkebunan di Kabupaten Lebak degan jumlah produksi (ton) komoditas yang sama di Provinsi Banten dalam kurun waktu 2016-2020. Adapun hasil perhitungan nilai LQ komoditas unggulan pada subsektor perkebunan dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini :

Gambar 7. Komoditas Unggulan Perkebunan Kabupaten Lebak Tahun 2016-2020 Sumber : Data Analisis LQ, 2021 (diolah)

1,34

1,42

1,22

KARET KAKAO KELAPA SAWIT

LQ Basis

63 Menurut hasil LQ komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Lebak adalah komoditas Kakao dengan nilai LQ sebesar 1,42; Karet sebesar 1,33 dan Kelapa Sawit sebesar 1,21. Ketiga komoditas perkebunan tersebut telah mampu mencukupi kebutuhan di Kabupaten Lebak, bahkan surplus atau dapat mengeskpor produksinya ke wilayah lain di luar Kabupaten Lebak dan mempunyai keunggulan komparatif .

Sebaliknya nilai LQ<1 didapatkan hasil bahwa ada tiga komoditas, yaitu kelapa, kopi, dan lada. Komoditas komoditas tersebut merupakan komoditas no basis yang artinya komoditas tersebut memiliki kontribusi yang kecil terhadap perekonomian di Kabupaten Lebak, bukan komoditas potensial dan produksinya hanya mampu memenuhi kebutuhan ditingkat daerah, sehingga tidak memiliki keunggulan komparatif dan tidak dapat diekspor keluar wilayah. Nilai analisis Location Quetiont secara rinci dapat dilihat pada (Lampiran 4)

5.1.4 Komoditas Unggulan Peternakan

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan jumlah produksi (ekor) komoditas pada subsektor peternakan di Kabupaten Lebak dengan jumlah produksi (ekor) komoditas yang sama di Provinsi Banten dalam kurun waktu tahun 2016-2020. Adapun hasil perhitungan nilai LQ pada subsektor peternakan dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini :

64 Gambar 8. Komoditas Unggulan Peternakan Kabupaten Lebak Tahun 2016-2020

Sumber : Data Analisis LQ, 2021 (diolah)

Menurut hasil LQ komoditas unggulan peternakan di Kabupaten Lebak adalah kerbau dengan nilai LQ 1,64; nilai LQ kambing sebesar 1,19; nilai LQ domba sebesar 1,31 dan nilai LQ ayam pedaging sebesar 1,25. Keempat komoditas peternakan tersebut telah mampu mencukupi kebutuhan di Kabupaten Lebak, bahkan surplus atau dapat mengekspor produksinya ke wilayah lain diluar Kabupaten Lebak dan mempunya keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan komoditas lain diluar Kabupaten Lebak.

Sedangkan sebanyak enam komoditas yang tergolong kedalam komoditas non basis atau tidak unggulan karena memiliki nilai LQ<1, yaitu sapi,kuda,ayam petelur dan itik. Komoditas tersebut berperan kecilbagi perekonomian Kabupaten Lebak dan tidak memiliki keunggulan komparatif. Nilai analisis Location Quetiont secara rinci dapat dilihat pada (Lampiran 4)

1,49

1,06

1,17

1,06

KERBAU KAMBING DOMBA AYAM PEDAGING

LQ Basis

65 Komoditas yang menjadi unggulan atau basis di Kabupaten Lebak tersebut dapat menjadi sumber pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Lebak. Komoditas tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Lebak tetapi dapat juga diekspor keluar daerah. Penjualan keluar daerah inilah yang akan menghasilkan pendapatan bagi Kabupaten Lebak. Peningkatan pendapatan dari komoditas unggulan juga dapat digunakan untuk mendorong perkembangan komoditas yang tidak unggulan agar menjadi unggulan. Oleh karena itu komoditas yang menjadi unggulan inilah yang layak dikembangkan secara intensif di Kabupaten Lebak. Peran pemerintah daerah sangat diperlukan, terutama dalam proses pertukaran komoditas antar daerah.

5.2 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Lebak di Masa