BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Komparasi
B. Komparasi
a. Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner selama penelitian ini, diperoleh data tentang motivasi belajar siswa. Baik kondisi awal motivasi belajar siswa sebelum dilakukannya penelitian maupun motivasi belajar
siswa setelah siklus II selesai. Hasil motivasi belajar tersebut jika dibandingkan antara kondisi awal sebelum dilakukannya penelitian dan setelah selesai siklus II dapat dilihat dalam tabel 22 berikut.
Tabel 22. Komparasi Motivasi Belajar Siswa Kondisi Awal Setelah Siklus II
No Nilai
Motivasi Kriteria
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Naik % Turun % 1. 81 – 100 Sangat tinggi 5 20,83% 6 25% 4,17 - 2. 66 – 80 Tinggi 14 58,33% 14 58,33% - - 3. 56 – 65 Cukup 4 16,67% 4 16,67% - - 4. 46 - 55 Rendah 1 4,17% 0 0% - 4,17 5. Di bawah 46 Sangat rendah 0 0% 0 0% - -
Berdasarkan tabel 22 tersebut supaya komparasi motivasi belajar siswa dapat terlihat lebih jelas dapat digambarkan dalam diagram berikut.
Gambar 9 : Diagram Komparasi Motivasi Belajar Siswa
Menurut gambar 9 di atas, secara keseluruhan dapat terlihat dengan jelas terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa dari kondisi awal
dibandingkan dengan motivasi belajar siswa pada akhir siklus II. Saat kondisi awal, motivasi belajar siswa yang sangat tinggi hanya sebanyak 20,83% ( 5 siswa ) dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II yaitu menjadi 25% ( 6 siswa ). Motivasi belajar siswa yang tinggi tidak mengalami peningkatan maupun penurunan baik pada kondisi awal maupun pada akhir siklus II yaitu sebanyak 58,33% ( 14 siswa ). Begitu pula dengan motivasi belajar yang cukup juga tidak mengalami perubahan jumlah, yaitu sebanyak 16,67% ( 4 siswa ). Pada kondisi awal, masih ada 1 siswa ( 4,17% ) yang memiliki motivasi belajar yang rendah, namun pada akhir siklus II sudah tidak ada lagi siswa yang bermotivasi belajar rendah.
Secara lebih rinci, di bawah ini akan disajikan tabel tentang kenaikan motivasi belajar siswa secara perorangan.
Tabel 23. Kenaikan Motivasi Belajar Siswa
No Nama Siswa Kondisi Awal Akhir Siklus II Naik Turun
1. Arv 64 67 3 - 2. Bd 57 54 - 3 3. Ctr 57 61 4 - 4. Dv 74 76 2 - 5. Ed 65 59 - 6 6. Fit 67 71 4 - 7. Gds 76 75 - 1 8. Hr 55 54 - 1 9. Ind 71 85 14 - 10. Jk 64 69 5 - 11. Ko 73 71 - 2 12. La 51 58 7 - 13. Mrs 79 81 2 - 14. Nv 64 69 5 - 15. Ok 75 74 - 1 16. Pc 72 69 - 3 17. Qi 71 70 - 1 18. Ra 68 68 - - 19. Sny 56 74 18 - 20. Tn 73 80 7 - 21. Um 75 69 - 6 22. Ve 76 86 10 - 23. Wdy 74 72 - 2 24. Xv 72 72 - - Rata-rata 67,86 70,17 50% 41,67% Skor Tertinggi 79 86 18 6 Skor Terendah 51 54 2 1
Menurut tabel 23 di atas secara perorangan dari 24 siswa terdapat 12 siswa yang mengalami peningkatan motivasi belajarnya. Sedangkan 10 siswa mengalami penurunan motivasi belajar di akhir siklus II. Dua siswa yang lainnya tidak mengalami peningkatan maupun penurunan motivasi belajar (tetap). Menurut hasil wawancara dengan 10 siswa yang mengalami penurunan motivasi belajar, mereka mengatakan bahwa penurunan motivasi belajar yang mereka alami disebabkan karena mereka tidak sungguh-sungguh dalam menjawab kuesioner motivasi yang diberikan guru. Namun demikian, secara umum motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah meningkat.
Selain menggunakan angket untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti juga melakukan observasi untuk mengetahui partisipasi siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu selama pembelajaran siklus I dan selama pembelajaran siklus II. Hasil dari observasi tersebut dapat dikomparasikan seperti dalam tabel berikut.
Tabel 24.Komparasi Partisipasi Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Jumlah Siswa
yang Terlibat Naik Turun
No Jenis Partisipasi
Siklus I Siklus II Selisih % Selisih % 1. Mencari dan menemukan
masalah
1 0 - - 1 4,17
2.a Mencari informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah
13 19 6 25 - -
2.b Menulis/mencatat hasil penemuannya
5 8 3 12,5 - -
3.a Kerjasama dengan teman 19 24 5 20,83 - - 3.b Mengajukan pertanyaan pada
guru/teman 5 2 - - 3 12,5 3.c Menjawab pertanyaan guru/teman 3 3 - - - - 3.d Mengungkapkan pendapat 14 17 3 12,5 - - 4.a Menulis laporan hasil diskusi 11 10 - - 1 4,17 4.b Melaporkan hasil diskusi secara
lisan
13 14 1 4,17 - -
4.c Membuat rangkuman hasil diskusi
0 0 - - - -
Berdasarkan tabel di atas, partisipasi siswa selama siklus I lebih banyak pada kerjasama dengan teman yang lain yaitu sebanyak 19 siswa. Hal tersebut juga meningkat sebanyak 20,83% dalam siklus II menjadi 24 siswa atau seluruh siswa. Partisipasi siswa yang meningkat tajam lainnya adalah dalam mencari informasi dari sumber belajar untuk pemecahan masalah. Pada siklus I terdapat 13 siswa, kemudian meningkat sebanyak 6 siswa (25%) pada siklus II. Partisipasi siswa yang meningkat lainnya adalah dalam hal menulis / mencatat hasil temuannya yaitu sebesar 12,5% (3 siswa), mengungkapkan pendapat sebesar 12,5% (3 siswa), dan melaporkan hasil diskusi secara lisan yaitu sebesar 4,17% (1 siswa).
Partisipasi siswa selama siklus I dan siklus II jika dibandingkan tidak semuanya mengalami peningkatan. Dalam menjawab pertanyaan guru/teman dan membuat rangkuman hasil diskusi, tidak mengalami perubahan sama sekali. Sedangkan dalam mencari dan menemukan masalah mengalami penurunan sebesar 4,17% (1 siswa). Dalam mengajukan pertanyaan pada guru/teman juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 12,5% (3 siswa). Partisipasi yang menurun lainnya adalah dalam menulis laporan hasil diskusi yaitu sebesar 4,17% (1 siswa).
Berdasarkan data - data tersebut di atas, maka dapat dibuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa terbukti.
b. Prestasi Belajar
Peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang dilakukan pada akhir siklus. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan sebelum penelitian, akhir siklus I dan akhir siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 25. Komparasi Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal dan Akhir Siklus I
Kondisi Awal Akhir Siklus I
No
Nilai prestasi
belajar
Kriteria
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Naik % Turun % 1 81-100 Sangat tinggi 0 0% 5 20,83% 20,83 0 2 66-80 Tinggi 0 0% 17 70,83% 70,83 0 3 56-65 Cukup 1 4,17% 2 8,33% 4,17 0 4 46-55 Rendah 9 37,5% 0 0% 0 37,5 5 Di bawah 46 Sangat rendah 14 58,33% 0 0% 0 58,33 Ketuntasan KKM 1 4,17% 24 100%
Dalam tabel 25 tersebut dapat dilihat komparasi prestasi belajar antara kondisi awal dan akhir siklus I. Terjadi peningkatan yang sangat tinggi antara kondisi awal prestasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa pada akhir siklus I. Saat kondisi awal, sebagian besar siswa (14 siswa atau 58,33%) prestasi belajarnya sangat rendah, sembilan siswa (37,5%) prestasi belajarnya rendah, dan hanya satu siswa (4,17%) yang prestasi belajarnya cukup. Selain itu, tidak ada siswa yang prestasi belajarnya tinggi maupun sangat tinggi.
Setelah akhir siklus I terjadi peningkatan yang sangat banyak. Hanya dua siswa saja (8,33%) yang prestasi belajarnya cukup, 17 siswa (70,83%) prestasi belajarnya tinggi, dan lima siswa (20,83%) yang lain prestasi belajarnya menjadi sangat tinggi. Tidak ada satu pun siswa yang prestasi belajarnya rendah maupun sangat rendah.
Tabel 26. Komparasi Prestasi Belajar Siswa pada Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II
Akhir Siklus I Akhir Siklus II No
Nilai prestasi
belajar
Kriteria
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Naik % Turun % 1 81-100 Sangat tinggi 5 20,83% 20 83,33% 62,5 0 2 66-80 Tinggi 17 70,83% 4 16,67% 0 54,16 3 56-65 Cukup 2 8,33% 0 0% 0 8,33 4 46-55 Rendah 0 0% 0 0% 0 0 5 Di bawah 46 Sangat rendah 0 0% 0 0% 0 0 Ketuntasan KKM 22 91,67% 24 100%
Peningkatan prestasi belajar juga tak hanya terjadi pada akhir siklus I saja, namun pada akhir siklus II peningkatan prestasi belajar masih terjadi.
Hal tersebut dipaparkan ke dalam tabel 26 di atas. Sebagian besar ( 20 siswa atau 83,33%) mengalami kenaikan prestasi belajar menjadi sangat tinggi. Dan empat siswa (16,67%) yang lain prestasi belajarnya menjadi tinggi. Sehingga pada akhir siklus II ini, sudah tidak ada lagi siswa dengan prestasi belajar yang cukup, rendah, maupun sangat rendah.
Supaya dapat lebih jelas, tabel komparasi tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus II
Prestasi belajar sangat tinggi
Prestasi belajar tinggi Prestasi belajar cukup Prestasi belajar rendah Prestasi belajar sangat rendah
Gambar 10 : Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Secara lebih rinci, kenaikan nilai prestasi belajar siswa secara perseorangan dapat dijabarkan dalam tabel kenaikan nilai rata-rata setiap siswa berikut ini.
Tabel 27. Kenakan Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Setiap Siswa Prestasi Belajar No Nama KKM Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus II Selisih Akhir Siklus I dan Akhir
Siklus II Ketr. 1 Arv 40 69,58 80,39 10,81 Meningkat 2 Bd 45 78,4 92,4 14 Meningkat 3 Ctr 50 75,2 86 10,8 Meningkat 4 Dv 25 70,8 87,2 16,4 Meningkat 5 Ed 20 75,96 80,76 4,8 Meningkat 6 Fit 35 73,20 78 4,8 Meningkat 7 Gds 45 72 94 22 Meningkat 8 Hr 45 78 100 22 Meningkat 9 Ind 40 54 95,99 41,99 Meningkat 10 Jk 45 78 95,99 17.99 Meningkat 11 Ko 50 83,59 92 8,41 Meningkat 12 La 10 58 74,36 16,36 Meningkat 13 Mrs 55 84 98 14 Meningkat 14 Nv 55 80 94 14 Meningkat 15 Ok 25 74,36 94,8 20,44 Meningkat 16 Pc 50 78 100 22 Meningkat 17 Qi 50 84 100 16 Meningkat 18 Ra 30 78 100 22 Meningkat 19 Sny 65 79,6 100 20,4 Meningkat 20 Tn 50 79,6 100 20,4 Meningkat 21 Um 35 80 94 14 Meningkat 22 Ve 55 77,56 94 16,44 Meningkat 23 Wdy 50 84 100 16 Meningkat 24 Xv 60 40 81,99 100 18,01 Meningkat Rata-rata 42,08 76,16 92,99 16,83 Meningkat
Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 28. Pencapaian KKM pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I, dan Akhir Siklus II
KKM Kondisi Awal Akhir Siklus I Akhir Siklus II
60 4,17 % 91,67 % 100 %
Berdasarkan tabel hasil pencapaian KKM siswa pada kondisi awal, akhir siklus I, dan akhir siklus II tersebut dapat terlihat dengan jelas terjadinya peningkatan prestasi belajar yang sangat tinggi. Peningkatan
yang terjadi pada kondisi awal dengan akhir siklus I sebanyak 87,43% dan antara akhir siklus I dan akhir siklus II sebesar 8,33%.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa terbukti.