• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLAOSAN 1

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

PATRISIA BETRIS YAN ARIYANTI NIM : 091134177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA

KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLAOSAN 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

PATRISIA BETRIS YAN ARIYANTI NIM: 091134177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(3)

SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLAOSAN 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

PATRISIA BETRIS YAN ARIYANTI NIM : 091134177

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Dra. Sumini Theresia, M.Pd. Tanggal 09 Agustus 2011

Pembimbing II

Drs. P. Wahana, M.Hum. Tanggal 09 Agustus 2011

(4)

SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLAOSAN 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Dipersiapkan dan ditulis oleh : PATRISIA BETRIS YAN ARIYANTI

NIM : 091134177

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 27 Agustus 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua Drs. Puji Purnomo, M.Si. ……… Sekretaris Haniek Sri Pratini, M.Pd ……… Anggota 1 Dra. Sumini Theresia, M.Pd. ……… Anggota 2 Drs. Paulus Wahana, M.Hum. ...

Anggota 3 Drs. J. Sumedi ... Yogyakarta, 27 Agustus 2011

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

( Rohandi, Ph. D )

(5)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Janganlah mengingat apapun yang sudah kamu berikan pada orang lain sebesar apapun itu, namun ingatlah apa yang telah kamu terima dari orang lain sekecil

apapun itu.... (NN)”

“Bersyukurlah terhadap apa yang telah kamu terima dan kamu miliki”

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Bapak Petrus Suparto (RIP) dan Ibu Bhernadetta Ria P yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.

2. Octavianus Irwan Kristianto yang selalu mendampingi dan mendukungku.

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 Agustus 2011 Penulis

Patrisia Betris Yan Ariyanti NIM. 091134177

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Patrisia Betris Yan Ariyanti

NIM : 091134177

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Plaosan 1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dan mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 09 Agustus 2011 Yang menyatakan

( Patrisia Betris Yan Ariyanti )

(8)

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI PLAOSAN 1 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Patrisia Betris Yan Ariyanti Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa pada siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1, (2) apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1 Mlati pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode penelitian ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Pada siklus I dan siklus II dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dan diberi masalah. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 24 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, observasi, tes hasil belajar, refleksi, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya persentase motivasi belajar siswa yang pada kondisi awal sebesar 73,78% dan pada akhir siklus II menjadi 76,27% atau meningkat sebesar 2,49%. (2) penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1 pada tahun pelajaran 2010/2011, khususnya pada materi perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Hal tersebut ditunjukkan dari kondisi awal prestasi belajar siswa yang mencapai KKM hanya sebanyak 4,17%, pada akhir siklus I meningkat menjadi sebesar 91,67%, dan pada akhir siklus II meningkat menjadi sebesar 100%.

Kata kunci : motivasi belajar, prestasi belajar, Pembelajaran Berbasis Masalah

(9)

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF MOTIVATION AND LEARNING INTELLIGENCE OF SOCIAL SUBJECT WITH PROBLEM BASED LEARNING STUDENT FOURTH GRADE IN PLAOSAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

ON SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011

Patrisia Betris Yan Ariyanti Sanata Dharma University

2011

This research aimed to describe (1) whether the use of problem based learning can improve learn motivation student fourth grade in Plaosan 1 Elementary School, (2) whether the use of problem based learning can improve learning intelligence student fourth grade in Plaosan 1 Elementary School for Social subject in second semester school year 2010/2011.

This research is a class act who carried on with two cycles. This method consist of 4 steps, there are planing step, realization step, observation, and reflection. In the first and second cycle are done by problem based learning in dividing student into groups and problem distributed. The subject of this research is student fourth grade. Data collected use instrument questionnaire, observation, written test product in last cycle, reflection and interview. Data analysis technique use percentage.

Result of research show that (1) problem based learning method can improve learn motivation student fourth grade in Plaosan 1 Elementary School. Learn motivation improvement can shown with learn motivation percentage in first condition 73,78% and raising in last second cycle be 76,27% with upgrading in amount of 2,49%, (2) problem based learning method can improve learning intelligence student fourth grade in Plaosan 1 Elementary School in school year 2010/2011 in Social subject especially in material of communication of technology development and transportation. Learning intelligence improvement can shown from first condition which minimal criteria complete (KKM) reach as many as 4,17%, in the end of first cycle 91,67%, and in the end of second cycle amounting to 100%.

Keyword : motivasi belajar, prestasi belajar, pembelajaran berbasis masalah

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kasih, karena berkat kemurahan rahmat dan kasih-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Terutama tugas ini dibuat sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami siswa, pembelajaran siswa dan pengembangan kepribadian.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena kebaikan, dukungan, bimbingan, dan keterlibatan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

2. Drs. Puji Purnomo, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,

3. Dra. Sumini Theresia, M. Pd dan Drs. P. Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran yang sangat berguna bagi penulis,

4. Drs. J. Sumedi selaku Dosen Penguji,

5. Juwadi, BA selaku Guru Model yang telah bersedia untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini,

6. Kepala Sekolah, Dewan Guru, beserta siswa dan siswi kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Mlati yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini,

7. Keluargaku. Bapak Petrus Suparto, Simbah Kakung Joyo Pawiro, dan Simbah Marsono yang selalu mendukung dan mendoakan dari Surga.

Ibukku Bhernadetta Ria, Simbah Putri Joyo Pawiro, Kakakku Yovita

Ani Febrianti dan keponakan tersayangku Arron yang selalu memberi semangat dan menghiburku, terima kasih atas semua doa dan

dorongannya,

(11)

8. Octavianus Irwan Kristianto terima kasih atas kesabaranmu dalam mendampingiku dan selalu memberi aku semangat dan dukungan,

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap dengan adanya skripsi ini semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Akhirnya penulis akan selalu menerima dengan senang hati apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 09 Agustus 2011

Penulis

Patrisia Betris Yan Ariyanti

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Batasan Pengertian ... 3

E. Tujuan ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

(13)

BAB II. KAJIAN TEORI ... 6

A. Motivasi Belajar ... 6

B. Belajar ... 10

C. Prestasi belajar ... 19

D. Pembelajaran IPS ... 21

E. Pembelajaran Berbasis Masalah ... 24

F. Standar Kompetensi IPS Kelas IV Semester 2 ... 30

G. Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 2 ... 31

H. Mengenal Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Produksi dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 33

I. Kerangka Berpikir ... 35

J. Hipotesis ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 36

A. Setting Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian ... 37

C. Pelaksanaan Penelitian ... 38

D. Instrumen Pengumpulan data ... 46

E. Indikator Keberhasilan ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

B. Komparasi ... 77

C. Pembahasan ... 86

(14)

BAB V. PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

Daftar Pustaka ... 91

Lampiran ... 93

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV

Semester 2 ... 31

Tabel 2. Waktu Penelitian ... 37

Tabel 3. Ubahan Data, Pengumpulan Data, dan Instrumen ... 47

Tabel 4. Kisi–kisi Kuesioner Motivasi Belajar IPS Siswa ... 48

Tabel 5. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis siklus I ... 50

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis siklus II ... 51

Tabel 7. Tingkat Penguasaan Kompetensi dalam PAP II ... 54

Tabel 8. Rubrik Penilaian Kinerja saat Diskusi Kelompok ... 56

Tabel 9. Kondisi Awal Prestasi belajar dan kondisi pada akhir siklus I dan siklus II yang diharapkan ... 57

Tabel 10. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa (perorangan)... 58

Tabel 11. Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 59

Tabel 12. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa (perorangan) ... 60

Tabel 13. Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 61

Tabel 14. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ... 65

Tabel 15. Prestasi Belajar Siswa Siklus I (perorangan) ... 66

Tabel 16. Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 67

Tabel 17. Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran siklus II ... 72

Tabel 18. Hasil Pengisian Kuisioner Motivasi Belajar pada Akhir Siklus II ... 73

(16)

Tabel 19. Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 74

Tabel 20. Prestasi Belajar Siswa siklus II (perorangan) ... 75

Tabel 21. Prestasi Belajar Siswa siklus II ... 76

Tabel 22. Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 78

Tabel 23. Kenaikan Motivasi Belajar Siswa ... 79

Tabel 24. Komparasi Partisipasi Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ... 81

Tabel 25. Komparasi Prestasi Belajar Siswa pada kondisi Awal dan Akhir Siklus I ... 82

Tabel 26. Komparasi Prestasi Belajar Siswa pada kondisi Akhir Siklus I dan Akhir Siklus II... 83

Tabel 27. Kenaikan Nilai Rata-rata Setiap Siswa ... 85

Tabel 28. Pencapaian KKM pada Kondisi Awal, Akhir Siklus I, dan Akhir Siklus II ... 85

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Tahapan siklus I dan siklus II ... 38

Gambar 2 : Diagram Data Kondisi Awal Motivasi Belajar Siswa ... 59

Gambar 3 : Diagram Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa ... 62

Gambar 4 : Diagram Partisipasi Siswa dalam pembelajaran Siklus I ... 65

Gambar 5 : Diagram Hasil Tes Evaluasi Siklus I ... 67

Gambar 6 : Diagram Partisipasi Siswa Selama Pembelajaran Siklus II ... 72

Gambar 7 : Diagram Data Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 74

Gambar 8 : Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 76

Gambar 9 : Diagram Komparasi Motivasi Belajar Siswa ... 78

Gambar 10 : Diagram Komparasi Prestasi Belajar siswa ... 84

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 93

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 95

Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 97

Lampiran 4. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 99

Lampiran 5. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 101

Lampiran 6. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 103

Lampiran 7. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 106

Lampiran 8. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 108

Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 111

Lampiran 10. Alat evaluasi Siklus I ... 113

Lampiran 11. Alat evaluasi Siklus II ... 117

Lampiran 12. Lembar Observasi Siklus I ... 122

Lampiran 13. Lembar Observasi Siklus II ... 124

Lampiran 14. Lembar Kuesioner Motivasi Belajar ... 126

Lampiran 15. Validitas kuesioner motivasi belajar ... 128

Lampiran 16. Reliabilitas kuesioner motivasi belajar ... 130

Lampiran 17. Foto Kegiatan ... 132

Lampiran 18. Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 133

Lampiran 19. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 134

(19)

Lampiran 20. Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan ... 135

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang cukup dekat dengan lingkungan siswa. Mata pelajaran ini secara garis besar mempelajari tentang masyarakat dan segala hal yang berhubungan dengan masyarakat. Idealnya materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini mengambil dari kehidupan nyata di lingkungan siswa, pengalaman pribadi siswa, teman sebaya siswa, dan kehidupan masyarakat di sekitar siswa. Dengan pembelajaran IPS, siswa diharapkan dapat semakin mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sehingga materi akan lebih mudah dipahami, dan siswa merasa bahwa yang dipelajari bermanfaat bagi dirinya, sehingga siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar dan prestasi belajar siswa juga baik.

Namun dalam kenyataannya yang terjadi di SD Negeri Plaosan 1, motivasi dan prestasi belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai mid semester untuk mata pelajaran IPS pada umumnya diketahui bahwa dari 24 siswa, hanya 1 siswa yang nilainya lebih dari 60 atau hanya sebesar 4,17 %, 23 siswa yang lain kurang dari 60, dengan nilai rata-rata kelas 42,08. Sedangkan KKM mata pelajaran IPS yang ingin dicapai pada tahun ajaran 2010/2011 adalah 60.

Hal tersebut mungkin karena metode yang digunakan guru belum tepat. Guru masih menggunakan metode yang monoton seperti ceramah, tanya jawab

(21)

dan pemberian tugas dalam mengenalkan dan menyampaikan materi tentang perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Siswa kurang dihadapkan dengan kenyataan tentang perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak dihadapkan dengan masalah-masalah yang terkait dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Sehingga mata pelajaran IPS yang diperolehnya dirasa hanya sebagai beban dan bukan sebagai pengetahuan yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. Guru belum mengenal model pembelajaran inovatif sama sekali. Sehingga selama pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang kurang memperhatikan, dan aktivitas siswa sangat kurang. Siswa merasa jenuh dengan metode yang digunakan guru, sehingga siswa asyik dengan kegiatannya sendiri. Sebagian siswa bercakap-cakap dengan temannya, menggambar, bahkan ada yang meletakkan kepalanya di atas meja. Siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan pada akhirnya prestasi belajar siswa menjadi rendah.

(22)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini sebenarnya terkait dengan masalah pembelajaran IPS pada umumnya. Namun berhubung keterbatasan waktu, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis hanya dibatasi pada kompetensi dasar 2.3 yaitu mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Secara khusus materi yang akan dibahas adalah perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi.

C. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa ?

2. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa ?

D. Batasan Pengertian

1. Belajar adalah kegiatan perubahan di dalam diri manusia, hasil dari pengalaman dan bersifat tetap.

2. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal demi mencapai tujuan tertentu.

(23)

yang dicapainya, yang ditunjukkan dengan nilai/skor dari setiap akhir pembelajaran.

4. Pembelajaran IPS adalah kajian yang luas tentang manusia dan dunianya. Baik itu dengan lingkungan alam maupun dengan masyarakat di sekitarnya. Dengan tujuan agar dapat menemukan dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

5. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu model pembelajaran yang berawal dari sebuah masalah nyata yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari siswa yang bertujuan untuk merangsang kemampuan berpikir aktif dan kritis untuk memecahkan masalah tertentu.

F. Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

2 .Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Sekolah

(24)

sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah.

2. Peneliti

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang metode pembelajaran berbasis masalah dan metode pembelajaran inovatif lainnya.

3. Guru

Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah inspirasi dalam melakukan pembelajaran dan dapat menambah wawasan guru tentang model pembelajaran inovatif. Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan alternatif model pembelajaran dalam peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.

4. Siswa

(25)

BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Siswa akan melakukan suatu hal apabila terdapat dorongan dari dalam dirinya. Demikian juga saat siswa belajar, mereka belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental tersebut dapat berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar/tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Disebutkan pula bahwa motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Sedangkan menurut Wens Tanlain (2006 : 17) motif atau dorongan berarti alasan yang menjadi kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tujuannya atau cita-citanya. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada tujuan dan merupakan inti dari motivasi. Dorongan dari dalam atau kekuatan mental dan pengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan individu.

(26)

Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal demi mencapai tujuan tertentu.

2. Jenis-jenis motivasi

Motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Misalnya mencari makan, rasa ingin tahu, mempertahankan diri, dsb.

(27)

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Misalnya orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut, orang harus bekerja dulu. Agar dapat bekerja dengan baik orang tersebut harus belajar bekerja. “bekerja dengan baik” adalah motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik maka ia akan memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder. Jika orang telah mendapatkan uang, maka ia dapat membeli makanan untuk menghilangkan rasa lapar.

Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Maslow menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk memperoleh rasa aman (1), memperoleh kasih sayang dan kebersamaan (2), memperoleh penghargaan (3), dan pemenuhan diri atau aktualisasi diri (4).

3. Unsur-unsur motivasi

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : a. Cita-cita atau aspirasi siswa

(28)

b. Kemampuan siswa

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa, maka akan memperkuat motivasinya untuk melakukan berbagai macam tugas atau kegiatan-kegiatan.

c. Kondisi siswa

Kondisi psikis maupun fisik siswa sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Saat siswa sedang marah atau sedang sakit maka kegiatannya untuk belajar akan terganggu. Begitu pula sebaliknya.

d. Kondisi lingkungan siswa

Kondisi lingkungan siswa yang kondusif akan mendukung motivasi belajar siswa. Misalnya lingkungan tempat tinggal, kehidupan masyarakat yang tentram, pergaulan dengan teman sebaya yang baik, dan keadaan alam yang mendukung akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran diantaranya perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran siswa, pengalaman dengan teman, lingkungan siswa, dan lingkungan budaya siswa.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

(29)

antara lain menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar, membina belajar tertib di sekolah dan tertib dalam bergaul. Sedangkan di luar sekolah, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kerja sama dengan pusat pendidikan luar sekolah misalnya keluarga, pramuka, dan lembaga agama.

4. Fungsi motivasi

Menurut Sardiman (dalam Hilmi Atok : 2010), fungsi motivasi belajar dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat b. Menentukan arah perbuatan

c. Menyeleksi perbuatan

Motivasi yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS ini adalah motivasi sekunder yaitu motivasi yang dipelajari. Dengan motivasi sekunder, siswa dapat belajar untuk melakukan suatu hal yang bermanfaat bagi dirinya yang berasal dari luar dirinya. Tidak hanya dari segi jasmaninya saja.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

(30)

Indonesia dijelaskan bahwa arti kata belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut Gagne (dalam Udin S. Winataputra, dkk (2008:1.8)) belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman baik yang dialami ataupun yang sengaja dirancang.

Pengertian tersebut senada dengan pengertian yang dikemukakan oleh Bower dan Hilgard (dalam Udin S Winataputra,dkk (2008:1.8)) yaitu bahwa belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kelelahan atau kematangan dan kebiasaan.

Dari semua pengertian tentang belajar, sangat jelas pada kita bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu. Kedua pengertian terakhir tersebut memusatkan perhatiannya pada tiga hal, yaitu yang pertama belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Kedua, perubahan itu harus merupakan buah pengalaman. Ketiga, perubahan tersebut relatif menetap.

(31)

2. Jenis-jenis Belajar

Menurut Robert M Gagne (dalam Udin S Winataputra (2008:1.9)), belajar dibedakan menjadi delapan jenis. Kedelapan jenis tersebut bertingkat. Setiap jenis belajar merupakan prasyarat bagi jenis belajar di atasnya. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah :

a. Belajar isyarat

Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat. Misalnya berhenti mengendarai sepeda motor di perempatan jalan pada saat tanda lampu merah menyala. Bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam arti respon diberikan secara tidak sadar.

b. Belajar stimulus - respon

Belajar stimulus – respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar. Misalnya membalas mencubit bila baru saja dicubit.

c. Belajar rangkaian

(32)

d. Belajar Asosiasi verbal

Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal. Misalnya kereta api itu berbentuk seperti ular. e. Belajar diskriminasi

Belajar diskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak tersebut. Seperti membedakan berbagai bentuk wajah, binatang, tumbuhan, dsb.

f. Belajar konsep

Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. Kemampuan membentuk konsep ini terjadi bila orang dapat melakukan diskriminasi. Contoh belajar konsep adalah binatang, tumbuhan, dan manusia termasuk makhluk hidup.

g. Belajar aturan

(33)

benda memuai bila dipanaskan, harga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan, dsb.

h. Belajar pemecahan masalah

Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab pertanyaan. Misalnya mengapa harga bahan bakar minyak naik ? proses pemecahan masalah selalu berkaitan. Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan individu untuk memecahkan masalah – masalah yang lain.

Dari hasil pembahasan mengenai jenis-jenis belajar, pembelajaran IPS yang digunakan adalah belajar pemecahan masalah. Alasannya, dengan menggunakan belajar pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk menemukan dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa pembelajaran IPS bermanfaat bagi kehidupannya.

3. Ciri-ciri Belajar

Belajar dalam Zainal Aqib (2010 : 48) sebenarnya mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu, yaitu :

(34)

Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta ketrampilan (psikomotor).

b. Belajar merupakan buah dari pengalaman

Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik maupun interaksi psikis. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin atau seorang anak yang berhati-hati menyeberang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan.

c. Hasil belajar/perubahan perilaku relatif tetap

Hasil belajar yang relatif tetap ini dapat diperoleh melalui pengalaman atau latihan. Misalnya seorang atlet yang dapat melakukan lompat tinggi melebihi rekor orang lain karena latihan rutin setiap hari.

(35)

4. Unsur-unsur Belajar

a. Proses internal siswa

Belajar merupakan proses internal siswa yang berupa kegiatan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap lingkungannya.

Ranah kognitif ( Bloom,dkk) terdiri atas enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan (mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan), pemahaman ( mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari), penerapan ( mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru), analisis (mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik), sintesis ( mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru), dan evaluasi (mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu).

(36)

Penilaian dan penentuan sikap mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Organisasi mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Pembentukan pola hidup mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

(37)

b. Kondisi eksternal belajar

Kondisi eksternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar.

Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, dan sikap. Sedangkan bahan belajar yang berupa benda misalnya buku, CD, VCD, dll.

Suasana belajar juga sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Jika suasana belajar mendukung, misalnya suasana hati sedang gembira atau kondisi fisik lingkungan yang mendukung maka kegiatan belajar akan berlangsung dengan baik, sehingga hasil belajar yang akan diperoleh akan baik.

Selain bahan belajar dan suasana belajar, hal lain yang berpengaruh pada kegiatan belajar adalah media dan sumber belajar. Saat ini media dan sumber belajar dapat ditemukan dengan mudah. Lingkungan sekitar, museum, kebun binatang, perpustakaan, televisi, buku, laboratorium, dll dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar.

(38)

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.

(39)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Hal-hal yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Muhammad Baitul Alim (dalam http: www. psikologizone.com /faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak), hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari lingkungan.

Yang termasuk dalam faktor dari dalam diri antara lain kesehatan, intelegensi atau kecerdasan, minat dan motivasi, dan cara belajar. Kesehatan merupakan salah satu hal yang penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Saat siswa sakit, siswa tidak dapat belajar dengan baik, sehingga prestasi belajarnya akan menurun.

(40)

akan cenderung tinggi, begitu pula sebaliknya. Prestasi belajar ditentukan pula oleh minat dan motivasi siswa. Jika siswa termotivasi untuk belajar, maka prestasi belajarnya pun akan baik.

Sedangkan faktor dari lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar siswa. Jika lingkungan-lingkungan tersebut mendukung siswa untuk belajar dengan baik, maka prestasi belajar siswa akan baik atau meningkat.

Dalam pembelajaran IPS ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, akan lebih ditekankan pada cara belajar dan peningkatan motivasi belajar siswa. Sehingga prestasi belajar siswa juga akan meningkat.

D. Pembelajaran IPS 1. Hakikat IPS

(41)

Menurut Somantri dalam Pendidikan IPS, pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir siswa yang bersifat holistik.

(42)

memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air.

Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS adalah kajian yang luas tentang manusia dan dunianya. Baik itu dengan lingkungannya maupun dengan masyarakat di sekitarnya.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD meliputi aspek-aspek manusia, tempat, dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan budaya. perilaku ekonomi dan kesejahteraan KTSP (2006: 00).

3. Tujuan IPS

Tujuan mata pelajaran IPS adalah :

(43)

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

e. Untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu f. Membantu dalam memilih karir

g. Mempersiapkan studi lanjutan

h. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa

i. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK

E. Pembelajaran Berbasis Masalah

1. Sejarah Pembelajaran Berbasis Masalah

(44)

Pada saat itu Pembelajaran Berbasis Masalah hanya digunakan di fakultas kedokteran saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, saat ini pembelajaran berbasis masalah telah banyak diterapkan di sekolah dasar sebagai salah satu metode dalam mengatasi masalah-masalah di sekolah dasar yang erat hubungannya dengan prestasi belajar.

2. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang berawal dari sebuah permasalahan yang terjadi pada diri siswa. Ada beberapa pendapat mengenai pembelajaran berbasis masalah antara lain rumusan yang diungkapkan oleh Prof. Howard Barrows dan Kelson (dalam M. Taufiq Amir (2008:21)) sebagai berikut :

Pembelajaran berbasis masalah adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematis untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari.

(45)

Berdasarkan uraian tentang definisi pembelajaran berbasis masalah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang berawal dari sebuah masalah nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari siswa yang bertujuan untuk merangsang kemampuan berpikir aktif dan kritis untuk memecahkan masalah tertentu.

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Adapun karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:

a.Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah yang disajikan oleh guru. Pembelajaran berbasis masalah mengangkat pertanyaan atau masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif

(46)

c.Penyelidikan bersifat autentik

Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa akan mencari pemecahan masalah nyata dengan membuat hipotesis, mengumpulkan informasi, dan membuat kesimpulan.

d. Menuntut siswa untuk mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari

Setelah siswa menemukan pemecahan masalah dalam kelompok, siswa harus mempresentasikan hasil diskusinya tersebut di depan kelas.

(47)

4. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam pembelajaran berbasis masalah memiliki tahapan-tahapan pembelajaran diantaranya menurut Arends (dalam

http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaran-berbasis-masalah/) sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

Sebelum melakukan pembelajaran, guru menyampaikan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis tentang kompetensi yang akan dicapai. Hal ini bermaksud supaya siswa mengetahui tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Pembagian Siswa dalam kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil masing-masing beranggotakan empat sampai lima orang siswa. Kelompok dibentuk berdasarkan kemampuan siswa secara heterogen. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang kemampuan akademik tinggi dapat membantu sesama temannya yang memiliki kemampuan akademik rendah.

c. Masing-masing kelompok diberi masalah untuk didiskusikan dalam kelompok kemudian mencari fakta dan informasi untuk mencari solusi

(48)

siswa sehari-hari. Berdasarkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikan dalam kelompok untuk mencari solusi jawaban atau pemecahannya berdasarkan fakta dan data atau informasi yang diperolehnya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi

Setelah melakukan diskusi dan mendapatkan solusi jawaban, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menemukan pemecahan yang terbaik melalui saran dan pendapat dari teman.

e. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

Setelah dipresentasikan kemudian guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaluinya .

5. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Dengan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Hal tersebut terjadi karena dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan pada permasalahan nyata, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin bermakna.

(49)

c. Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Terutama dalam menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

d. Menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja dan memecahkan masalah

e. Meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. f. Siswa dilatih bekerjasama dalam kelompok.

6. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Untuk siswa yang hanya tergantung pada kelompoknya dan tidak mau terlibat, tujuan dari pembelajaran tidak dapat tercapai.

b. Menyita banyak waktu karena guru harus menyiapkan masalah yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

F. Standar Kompetensi IPS Kelas IV Semester 2

Arah mata pelajaran IPS dilatar belakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

(50)

semester 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

G. Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 2

(51)

masalah-masalah tentang teknologi komunikasi dan teknologi transportasi yang mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dalam materi pokok perkembangan teknologi komunikasi dibahas tentang teknologi komunikasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masyarakat masa kini. Pada teknologi komunikasi masa lalu, masyarakat menggunakan alat seperti kentongan, bedug, api, dan simbol-simbol tertentu. Sedangkan pada perkembangannya, teknologi masa kini telah menggunakan alat-alat komunikasi yang beragam dan canggih. Misalnya alat komunikasi yang berupa handphone, televisi, radio, telepon, koran, dan masih banyak lagi alat-alat komunikasi yang lainnya. Penggunaan alat-alat komunikasi pada masa lalu dan masa kini pun dibahas dalam materi ini. Diantaranya penggunaan radio, handphone, kentongan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

(52)

Selain membahas perkembangan ragam alat komunikasi dan transportasi, akan dibahas pula tentang cara penggunaan alat komunikasi dan alat transportasi tersebut. Sehingga diharapkan siswa dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

H. Mengenal Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Teknologi Transportasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Materi perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi merupakan materi yang cukup dekat dengan lingkungan siswa. Materi ini meliputi perbandingan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini, perbandingan teknologi transportasi masa lalu dan masa kini serta pengalaman menggunakannya. Materi perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS untuk siswa kelas IV SD ini dapat dikenalkan dengan berbagai model pembelajaran. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah.

(53)

teknologi komunikasi dan teknologi transportasi maupun berupa cerita yang di dalamnya terdapat masalah tentang teknologi komunikasi dan transportasi. Gambar maupun cerita yang disajikan adalah gambar dan cerita yang menarik perhatian siswa. Kelompok-kelompok diskusi tersebut kemudian mencari fakta dan informasi dalam sumber belajar dengan tujuan untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapinya. Sumber belajar yang digunakan dapat berupa pengalaman siswa, buku sumber, maupun koran atau majalah. Setelah memperoleh solusi atau pemecahan masalahnya, perwakilan dari tiap-tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusinya tersebut di depan kelas. Selama presentasi, kelompok diskusi yang lain menanggapi dan mencatat hal-hal yang penting. Setelah semua kelompok diskusi selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru dan siswa mengambil kesimpulan.

(54)

I. Kerangka Berpikir

Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam mata pelajaran IPS, dapat mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan atau masalah dan bekerjasama satu sama lain. Selain itu, siswa juga berlatih untuk membuat hipotesis, mengumpulkan informasi, membuat kesimpulan dan mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat mendorong siswa untuk melatih keberanian dalam berpartisipasi selama pembelajaran.

Dengan meningkatnya partisipasi dan aktivitas selama pembelajaran, dapat membuat siswa menjadi lebih termotivasi. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, maka diharapkan prestasi belajar yang akan dicapai siswa juga akan meningkat.

J. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa.

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1 yang beralamatkan di dusun Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan 1 yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

3. Obyek penelitian

Obyek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPS pada kompetensi dasar 2.3 yaitu mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Terutama dalam materi pokok perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi transportasi.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 yaitu pada bulan Februari – Agustus 2011.

(56)

Tabel 2. Waktu penelitian

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1. Persiapan

a. Observasi awal

2.Pelaksanaan

a. Menyiapkan media

b. Melaksanakan tindakan siklus I

c. Melaksanakan tindakan siklus II

3.Penyusunan Laporan

a. Analisis data

b. Penyusunan laporan

4.Ujian

5.Revisi laporan penelitian

6.Penyerahan laporan akhir

B. Desain Penelitian

(57)

Gambar 1. Tahapan siklus I dan siklus II

Siklus I Siklus II

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus terdiri dari dua jam pelajaran ( 4 x 35 menit ). Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

Untuk melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk model pembelajaran berbasis masalah, dan menyiapkan instrumen penelitian.

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Refleksi

Observasi

(pengumpulan data)

Rencana Tindakan

Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Observasi

(58)

a. Identifikasi masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi masalah tentang prestasi belajar siswa tentang materi pokok “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Transportasi”. Tahapan pertama adalah mengidentifikasi pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini untuk mengetahui permasalahan pembelajaran IPS khususnya pada materi pokok tersebut.

Dari hasil studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa motivasi dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS pada umumnya masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil mid semester pelajaran IPS pada umumnya. Dari 24 siswa, hanya satu siswa yang nilainya lebih dari 60 (4,16%). Dan 23 siswa yang lain kurang dari 60. Dengan nilai rata-rata kelas 42,08. Sedangkan KKM mata pelajaran IPS yang ingin dicapai pada tahun pelajaran 2010/2011 ini adalah 60.

(59)

b. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran. Kompetensi dasar yang mengalami permasalahan yaitu mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan tansportasi serta pengalaman menggunakannya.

c. Mempersiapkan silabus.

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari empat kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester II yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat tiap pertemuan dalam tiap siklus.

e. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah.

Alat yang akan digunakan untuk pelaksanaan perlu disusun terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian. f. Menyiapkan instrumen penelitian.

(60)

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam rencana pembelajaran tersebut ditentukan indikator dan tujuan pembelajaran, kegiatan guru dan siswa, materi pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran.

Pembelajaran siklus I terdiri dari dua pertemuan atau 4 jam pelajaran. Hasil dari pengamatan terhadap siswa pada siklus I ini sebagai dasar menentukan tindakan berikutnya. Adapun rencana tindakan siklus I tersebut secara rinci meliputi :

a. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok pembelajaran yang dituangkan dalam silabus.

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. d. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. e. Menyusun instrumen penelitian.

f. Membuat Lembar Kerja Siswa. g. Membuat soal tes siklus I. 2. Pelaksanaan Tindakan

(61)

a. Pertemuan pertama :

1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa.

2) Masing-masing kelompok diberi masalah tentang perkembangan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini untuk didiskusikan.

3) Kelompok mencari fakta dan informasi tentang teknologi komunikasi untuk mencari solusi.

4) Masing-masing perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

5) Guru membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan. b. Pertemuan kedua :

1) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa.

2) Masing-masing kelompok diberi masalah tentang cara menggunakan teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini untuk didiskusikan.

3) Kelompok mencari fakta dan informasi tentang cara menggunakan teknologi komunikasi untuk mencari solusi. 4) Masing-masing perwakilan dari kelompok mempresentasikan

hasil diskusi ke depan kelas.

(62)

3. Pengamatan

Selama proses pelaksanaan tindakan siklus I, dilakukan pengamatan atau observasi yang berfokus pada masalah penelitian. Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah mencatat pengamatan pada lembar pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

Pada proses pengamatan, pengamat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. b. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses berkomunikasi

dengan anggota kelompok.

c. Melakukan penilaian hasil kerja kelompok dan individu.

d. Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentase keberhasilan hasil belajar.

4. Refleksi

(63)

setiap selesai tindakan dan observasi sampai berhasil. Hal yang perlu dilakukan pada tahap refleksi antara lain :

a. Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

b. Memperbaiki tindakan berdasarkan kesulitan dan hambatan yang ditemukan serta pengolahan nilai yang diperoleh siswa.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

Siklus II terdiri dari dua kali pertemuan ( 4 x 35 menit ). Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan, antara lain :

a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. c. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. d. Menyusun instrumen penelitian.

e. Membuat Lembar Kerja Siswa. f. Membuat soal tes evaluasi siklus II. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

(64)

a. Pertemuan pertama :

1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa.

2) Masing-masing kelompok diberi masalah tentang perkembangan teknologi transportasi masa lalu dan masa kini untuk didiskusikan. 3) Kelompok mencari fakta dan informasi tentang teknologi

transportasi untuk mencari solusi.

4) Masing-masing perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

5) Guru membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan. 6) Guru dan siswa melakukan refleksi.

b. Pertemuan kedua :

1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa.

2) Masing-masing kelompok diberi masalah tentang cara penggunaan teknologi transportasi masa lalu dan masa kini untuk didiskusikan. 3) Kelompok mencari fakta dan informasi tentang penggunaan

teknologi transportasi untuk mencari solusi.

4) Masing-masing perwkilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.

5) Guru membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan. 6) Guru dan siswa melakukan refleksi.

(65)

3. Pengamatan Siklus II

Selama proses pelaksanaan tindakan II, dilakukan pengamatan atau observasi yang berfokus pada masalah penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti adalah mencatat pengamatan pada lembar observasi yang dilakukan oleh teman sejawat. Pada proses pengamatan, pengamat melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Mengobservasi kegiatan siswa dalam proses berkomunikasi dengan anggota kelompok.

c. Melakukan penilaian hasil kerja kelompok dan individu.

d. Melakukan pengumpulan data dan menghitung persentasi keberhasilan hasil belajar.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi diri mengidentifikasi kesulitan dan hambatan pelaksanaan pembelajaran siklus dan menganalisis nilai hasil belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan masing-masing siklus dan diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa sudah meningkat.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Ubahan, Data, Pengumpulan Data, dan Instrumen

(66)

Tabel 3. Ubahan data, Pengumpulan Data, dan Instrumen

Peubah Data yang diperlukan Pengumpulan Instrumen

Motivasi Hasil pengamatan,

wawancara dengan guru kelas, dan kuesioner

Non tes Lembar kuesioner yang

dibagikan kepada siswa dengan menggunakan tingkatan (setuju, sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju)

Lembar pengamatan yang digunakan peneliti

Prestasi belajar Data awal yang

diperoleh dari tes mid semester

Nilai siswa pada tes di akhir siklus

Tes yang berupa ulangan siswa pada akhir siklus

Lembar tes untuk siswa yang berupa soal pilihan ganda, isian, dan uraian

2. Penyusunan Instrumen

a. Instrumen Motivasi Belajar

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun dengan menggunakan kalimat pernyataan positif dan kalimat pernyataan negatif. Terdapat empat pilihan jawaban dalam pengisian kuesioner tersebut, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Keempat pilihan jawaban tersebut memiliki skor yang berbeda.

(67)

Kuesioner motivasi tersebut disusun menggunakan skala Likert berdasarkan kisi-kisi berikut ini.

Tabel 4. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar IPS Siswa

Variabel Indikator Nomor soal

Motivasi intrinsik.: a. Pantang menyerah b. Perhatian Motivasi belajar IPS

siswa SD kelas IV

Motivasi ektrinsik : a. Lingkungan belajar b. Umpan balik

1, 7, 8, 10, 12, 14, 16, 32

11, 13,15

b. Instrumen Pembelajaran

Jenis instrumen yang digunakan yaitu : 1. Silabus

Silabus disusun sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 2. RPP

(68)

3. LKS

LKS disusun sebagai panduan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

4. Tes tertulis

Tes tertulis disusun sebagai alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan tes tertulis yang meliputi soal pilihan ganda, soal isian, dan soal uraian yang berupa kasus. Soal-soal disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, yang kemudian dikembangkan sendiri oleh penulis dan validasi dibuat dengan cara melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru kelas. Adapun rinciannya adalah :

a) Soal pilihan ganda berjumlah 10 soal dengan ketentuan : Skor 1 jika jawaban benar

Skor 0 jika jawaban salah Total skor : 10 x 1 = 10

b) Soal isian berjumlah 5 soal dengan ketentuan : Skor 2 jika jawaban benar

Skor 1 jika jawaban kurang tepat Skor 0 jika jawaban salah

Total skor : 5 x 2 = 10

(69)

Skor 5 jika jawaban benar dan tepat

Skor 4 jika jawaban benar tapi belum tepat Skor 3 jika jawaban kurang tepat

Skor 2 jika jawaban salah

Skor 1 jika jawaban tidak berhubungan dengan soal Skor 0 jika tidak menjawab

Total skor : 2 x 5 = 10

Sehingga skor yang dapat diperoleh siswa jika jawaban sempurna adalah total skor pilihan ganda + total skor isian singkat + total skor uraian. Secara jelas dapat dituliskan :

Skor maksimal = skor PG + skor isian singkat + skor uraian = 10 + 10 + 10 = 30

Soal tes tertulis siklus I dan siklus II disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut.

Tabel 5. Kisi-kisi soal tes tertulis siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Soal

Siswa dapat

membandingkan

teknologi

komunikasi masa

lalu dan masa kini

I.1, I.2, I.4,

I.6, I.7,

II.2, II.4,

III.1 Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota

menggunakannya Siswa dapat menunjukkan cara

menggunakan alat

komunikasi masa

lalu dan masa kini

I.3, I.5, I.8,

I.9, I.10,

II.1, II.3,

(70)

Tabel 6. Kisi-kisi soal tes tertulis siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Soal

Siswa dapat

membandingkan

teknologi

transportasi masa

lalu dan masa kini

I.2, I.3, Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi di

lingkungan kabupaten/kota

lalu dan masa kini

I.1, I.8,

II.4, II.5,

III.2

5. Lembar observasi

Lembar observasi disusun sebagai alat untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa yang terlihat dalam partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Validitas Instrumen

Penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan validitas isi supaya instrumen yang digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur.

(71)

Keterangan: 

  rxy  : koefisien validitas 

  ∑x  : jumlah skor dalam sebaran x (item skor per butir) 

  ∑y  : jumlah skor dalam sebaran y (item skor total) 

  ∑xy  : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan 

  ∑x2  : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x 

  ∑y2  : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y 

  N  : banyaknya subyek 

Berdasarkan hasil pengujian, dari 32 item yang disiapkan terdapat 24 item yang dinyatakan valid, delapan item yang lain dinyatakan gugur atau tidak valid. Item yang tidak valid adalah item butir 2, butir 3, butir 6, butir 8, butir 9, butir 12, butir 14, dan butir 21. ( Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 15 halaman 128)

Dalam validitas isi, semua instrumen diuji menurut standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikatornya. Dalam validitas isi, semua instrumen dikonsultasikan dengan orang yang berkompeten di bidang itu. Dalam hal ini adalah guru kelas dan dosen pembimbing. Sehingga instrumen yang digunakan dapat tepat sesuai dengan apa yang akan diukur. c. Reliabilitas

(72)

bilangan koefisien antara –1,00 sampai dengan 1,00. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik belah dua.Untuk memperoleh taraf reliabilitas, dilakukan perbandingan antara item-item bernomor gasal dan item-item bernomor genap dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

Keterangan: 

  rxy  : koefisien validitas 

  ∑x  : jumlah skor dalam sebaran x (item skor per butir) 

  ∑y  : jumlah skor dalam sebaran y (item skor total) 

  ∑xy  : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan 

  ∑x2  : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x 

  ∑y2  : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y 

  N  : banyaknya subyek 

Karena hasil dari suatu tes itu dibagi menjadi dua bagian, maka hasil dari perhitungan diatas baru menunjukkan taraf reliabilitas setengah tes. Taraf reliabiltas satu tes diperoleh dengan menggunakan formula koreksi dari Spearman Brown yang merupakan koreksi dari koefisien korelasi product moment. Rumus koefisien korelasi Spearman Brown dalam Masidjo ( 1995 : 219 ) adalah sebagai berikut:

 

(73)

Keterangan: 

  rtt  : koefisien reliabilitas 

  rbb  : koefisien belah dua 

Pengujian reliabilitas terhadap kuesioner motivasi belajar siswa tersebut memperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,986 dengan kualifikasi tinggi. ( Penghitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 16 halaman 130 )

3. Analisis Data

Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Pada penelitian ini digunakan dua macam data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan acuan PAP II. Dalam PAP II ini penguasaan kompetensi minimal yang merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai, diberi nilai cukup ( Masidjo, 1995 : 157). Data kualitatif dianalisis dengan mendeskripsikan data berupa kalimat-kalimat bermakna.

Pengukuran tingkat penguasaan kompetensi dengan menggunakan PAP II dipaparkan dalam tabel 7 berikut.

Tabel 7. Tingkat Penguasaan Kompetensi dalam PAP II

Persentase Kriteria

81 % - 100 % Sangat Tinggi

66 % - 80 % Tinggi

56 % - 65 % Cukup

46 % - 55 % Rendah

(74)

Peningkatan motivasi belajar diperoleh melalui langkah-langkah berikut :

1) Pemberian skor

Dalam penelitian ini kuesioner berisi empat tingkatan jawaban mengenai tingkat kesetujuan responden terhadap pertanyaan yang dikemukakan.

Jawaban untuk pernyataan positif : Sangat setuju diberi skor 4 Setuju diberi skor 3 Tidak setuju diberi skor 2 Sangat tidak setuju diberi skor 1 Jawaban untuk pernyataan negatif :

Sangat setuju diberi skor 1

Setuju diberi skor 2

Tidak setuju diberi skor 3

Sangat tidak setuju diberi skor 4

Skor maksimal dalam pengisian kuesioner ini = 4 x 24 pernyataan = 96

2) Mengubah skor menjadi nilai

(75)

Nilai siswa = total skor yang diperoleh siswa x 100

Total skor maksimal

Peningkatan prestasi belajar dinyatakan dalam nilai rata-rata yang diperoleh melalui langkah-langkah berikut :

a. Menghitung nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa Nilai siswa = total skor yang diperoleh siswa x 100

Total skor maksimal

b. Menentukan nilai rata-rata kelas

Rata-rata kelas = N1 +N 2 +N 3 + …….+N 24

Jumlah siswa

c. Membandingkan nilai rata-rata kelas dengan target untuk menentukan kesimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak terjadi peningkatan. d. Rubrik penilaian kinerja

Tabel 8. Rubrik penilaian kinerja saat diskusi kelompok

Aspek yang diamati No Nama

Kerjasama Keaktifan Ketepatan Kedisiplinan Kekompakan

1.

2.

4.

24

Keterangan :

Gambar

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV
Tabel 2. Waktu penelitian
Gambar 1. Tahapan siklus I dan siklus II
Tabel 3. Ubahan data, Pengumpulan Data, dan Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997, tidak ada larangan bagi pemohon untuk melakukan pendaftaran hak

Kira-kira 30% pasien yang memakai obat ini mengalami pembesaran gusi, dimana Siti Salmiah : Gingivitis Pada Anak (Gingivitis Kronis, Gingivitis Yang Dipengaruhi Obat-Obatan

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat tentang putusan dapat dijalankan dengan serta merta ( uitvoerbaar bij voorrad ), yang telah dipertimbangkan oleh Mahkamah

Kuesioner kategori pertama merupakan kuesioner yang berhubungan dengan pembangunan flyover secara umum, dimana dari data yang telah terkumpul dan kemudian diolah,

Tapi apa yang terjadi ketika berita itu saya sampaikan pada kawan saya bekas mayor itu, dia cuma menjawab dengan senyum mengejek, “Beberapa hari yang lalu dia minta permisi pada

Dahulu kala, pengobatan tradisional cina dilakukan dengan cara meracik obat dari tanaman herbal, kemudian langsung diberikan kepada pasien untuk diminum atau

Bagi banyak spesies, terutama yang tidak dianggap penting atau tidak memiliki nilai komersial yang cukup untuk menarik minat dari lembaga lain, CITES akan terus