BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Komparasi Aktivitas Belajar, Minat dan Prestasi Belajar
2. Komparasi Minat Belajar Siswa
Tabel 16: Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus II
No. Nama
Minat
Selisih Ket Persentase Pra
Jumlah 2434,29 2649,62 Rata-rata 76,08 82,81
Tertinggi 90 90
Terendah 65 78,5
Berdasarkan tabel di atas dalam analisis komparatif pada minat belajar sejarah siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada pra siklus sebelum diterapkannya model pembelajaran NHT skor rata-rata yang diperoleh adalah 76,08 dengan skor tertinggi 90 dan skor terendah 65, sedangkan setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mengalami peningkatan ditunjukkan pada skor rata-ratanya adalah 82,81 dan nilai tertinggi 89,37 dan nilai yang terendah adalah 78,5.
Tabel 17: Komparasi Tingkat Minat Belajar Pra Siklus dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat belajar sejarah siswa. Peningkatan ini rata-rata yang telah diperoleh pada pra siklus adalah 76,08 meningkat menjadi 82,81 pada siklus II. Dalam kriteria rendah pada pra siklus terdapat siswa 3 atau 9,37% sedangkan pada siklus II mengalami penurunan menjadi 0 atau 0%. Untuk mengetahui minat belajar siswa dapat diamati pada diagram berikut ini:
Gambar VI: Diagram Komparasi Minat Belajar Pra Siklus dengan Siklus II 3. Komparasi Prestasi Belajar Siswa
Mengenai komparasi prestasi belajar siswa dapat dilihat peningkatan sebelum maupun sesudah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut rumusan mengenai hasil analisis komparatif prestasi belajar siswa.
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus I
Perbandingan antara hasil pra siklus dengan siklus I digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan prestasi siswa setelah diterapkannya model pembeajaran Numbered Head Together (NHT). Berikut hasil komparasi prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon.
Tabel 18: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Nama
Pra Siklus Siklus I Presentase
Nilai Tuntas Tidak
Berdasarkan hasil perbandingan tabel di atas, telah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan serta penurunan terhadap nilai siswa khususnya siswa kelas XI IPS 1. Pada pra siklus rata-rata yang diperoleh adalah 75,03 dengan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah 68. Selain itu siswa yang belum mencapai KKM pada pra siklus ini terdapat 17 siswa dan yang mencapai KKM adalah 15 siswa. Setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 78,28 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai yang terendah 60. Kemudian terdapat siswa yang masih belum mencapai KKM 8 siswa mengalami penurunan dari sebelumnya dan siswa yang telah mencapai KKM mengalami peningkatan yaitu 24 siswa. Dibawah ini tabel perbandingan dari pra siklus dengan siklus I:
Tabel 19: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus I
No. Kriteria Skala
Berdasarkan hasil perbandingan tabel prestasi siswa pra siklus dengan siklus I, menunjukkan bahawa terjadi peningkatan pada kriteria sangat tinggi pada pra siklus 0 atau 0% terjadi peningkatan pada siklus I yakni 6 siswa atau 19%.
Kriteria tinggi pada siklus I mengalami peningkatan yakni 13 siswa atau 40%
sedangkan pada pra siklus terdapat 7 siswa atau 22%. Sedangkan pada kriteria cukup siklus I mengalami penurunan yakni pada pra siklus terdapat 20 siswa atau
62% menjadi 6 siswa atau 19% dan pada kriteria rendah pra siklus terdapat 5 siswa atau 16%, siklus I terdapat 7 siswa atau 22%. Untuk lebih dapat diketahui berikut diagaram peningkatan prestasi belajar pada pra siklus dan siklus I:
Gambar VII: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan Siklus I b. Komparasi Siklus I dengan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dengan siklus II komparasi dalam hal ini melihat peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Tabel dibawah ini menunjukkan hasil komparasi yakni prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon:
Tabel 20: Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Nama
Siklus I Siklus II Presentase
Nilai Tuntas Tdk
Berdasarkan hasil perbandingam di atas, adanya peningkatan dan penurunan presentase terhadap nilai siswa kelas XI IPS 1. Akan tetapi secara keseluruhan mengalami peningkatan nilai rata siswa. Pada siklus I nilai rata-rata adalah 78,28, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Kemudian siswa yang masih belum mencapai KKM terdapat 8 siswa atau 2,8% dan siswa yang telah mencapai KKM 24 siswa atau 75%. Sedangkan pada siklus II rata-rata keseluruhan adalah 81,7. Kemudian siswa yang mendapatkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50. Namun siswa yang belum mencapai KKM pada siklus ini mengalami penurunan yakni 2 siswa atau 6,25% dan siswa yang telah mencapai KKM 30 siswa atau 93,75. Untuk lebih mengetahui perbandingan dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 21: Komparasi Tingkat Prestasi Siswa Siklus I dengan Siklus II
No. Kriteria Skala
Berdasarkan komparasi tingkat prestasi siswa sisklus I dengan siklus II terjadi peningkatan. Pada siklus I rata-rata yang dicapai adalah 78,23 siklus II meningkat 82,81. Selain itu terjadi penurunan pada kriteria rendah siklus I terdapat 7 atau 21,87% dan siklus II 0 atau 0%. Untuk lebih mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar VIII: Diagram Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II.
C. Pembahasan
1. Minat Belajar Sejarah Siswa
Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian tujuannya agar apa yang dipelajari dapat dipahami. W. S Winkel mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (1983:38).45
Minat berkaitan dengan perasaan suka atau rasa senang dari seseorang terhadap sesuatu objek. Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003:180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan anatar diri sendiri dengan sesuatu di luar
45 https://eprints.uny.ac.id/7795/3/bab%202%20-05503241026.pdf. Hlm. 8
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka skala minatnya akan tinggi pula.
Dari pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa timbulnya minat pada diri seseorang disebabkan beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari perhatian, tertarik sedangkan eksternal terdiri dari keluarga, lingkungan dan sekolah. Pada penelitian ini peningkatan minat belajar sejarah siswa difokuskan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajara siswa yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
Hasil peningkatan minat tersebut dapat diperoleh melalui pembagian kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti yang akan dibagikan kepada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon.
Hasil pengamatan minat belajar sejarah siswa yang diperoleh oleh peneliti pada pra siklus masih tergolong rendah. Sesuai observasi yang dilakukan oleh peneliti siswa kelas XI IPS 1 siswa kebanyakan mencari kesibukannya sendiri dan keluar masuk kelas sehingga proses pembelajaran kurang kondusif. Perolehan skor rata-rata dari data kuesioner pra siklus adalah 76,08. Setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II terjadinya peningkatan dengan rata-rata minat belajar siswa adalah 82,81.
Setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), proses pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 1 semakin aktif terutama dalam aspek kooperatif dimana pada siklus I bekerjasama dalam kelompok 46,87%
setelah itu meningkat menjadi 81,25% pada siklus II. Adanya peningkatan minat belajar sejarah siswa setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) karena siswa diajak untuk lebih aktif dan mampu bekerjasama dalam kelompok.
2. Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Prestasi belajar adalah hasil usaha siswa dalam penguasaan pengetahuan maupun keterampilan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu. Prestasi belajar siswa ini diukur berdasarkan nilai yang telah dicapai siswa pada saat penelitian diadakan dari siklus I sampai siklus II. Maka berdasarkan hasil komparasi prestasi belajar siswa pada penelitian ini dapat dilihat tingkat peningkatannya. Hal ini dibuktikan pada nilai rata-rata prestasi belajar siswa pra siklus rata-rata diperoleh adalah 75,03% siswa yang mencapai KKM 15 siswa dan yang belum mencapai KKM 17 siswa. Setelah diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) mengalami peningkatan hasil rata-rata yang diperoleh pada siklus I adalah 78,28% siswa yang mencapai KKM 24 dan siswa yang belum mencapai KKM 8 siswa. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata prestasi belajar siswa terjadi peningkatan yakni 82,81% siswa yang mencapai KKM 30 dan siswa yang belum mencapai KKM 2 siswa.
78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon dengan diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon. Peningkatan ini sudah dibuktikan mulai keadaan awal pra siklus skor rata-rata minat yang diperoleh adalah 76,08%. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan dengan skor rata-rata adalah 82,81%.
2. Penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon.
Peningkatan ini nilai siswa yang sebelum menerapkan model pembelajaran.
Selain itu nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) awal siswa yang tuntas adalah 15 (75,03%). Pada siklus I yang telah mencapai KKM adalah 24 siswa (78,28%) kemudian terjadi peningkatan lagi pada siklus II yang tuntas 30 siswa (82,81%).
Berdasarkan beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) telah terbukti dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon.
B. Saran 1. Bagi Sekolah
Dengan penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam memilih model pembelajaran untuk menerapkan di kelas. Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini juga dapat meingkatkan keaktifan siswa di kelas.
2. Bagi Guru
Melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) guru dapat memilih model ini sesuai dengan kebutuhan siswa agar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih serius dan aktif saat mengikuti pembelajaran agar proses tujuan pembelajaran lebih baik.
4. Bagi Peneliti
Melalui hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bekal untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan mengembangkan profesinya sebagai calon pendidik.
80
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
Ahmad Susanto. 2015, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenademia Group.
Aris Shoimin. 2014, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media.
Agus Mulyana, Pengantar Ilmu Sejarah dan Reaksi Terhadap Imperialisme.
Universitas Pendidikan Indonesia
Djumhur. 1959. Sejarah Pendidikan, Bandung
Dwi Susanto. Pengantar Ilmu Sejarah. Surabaya: Goverment Of Indonesia (Gol) and Islmaic Develeopment Bank (IDB),
Hurlock, Elisabeth. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Isjoni, H. 2009, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kunadar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
L.Crow & A. Crow, Terj. Abd Rachman Abdor. 2012. Psycologi Pendidikan.Yogyakarta: Nur Cahaya
Masnur Muslich. 2009, Melaksanakan PTK itu Mudah: Pedoman Praktis Bagi Guru Profesionali Jakarta:
Moh. Zaiful Rosyid Mustajab & Aminol Rosid Abdullah. 2019. Prestasi Belajar.
Pamekasan: Literasi Nusantara
Muhammad ahman dan Sofan Amri. Model Pembelajaran “ARIAS” (Assurance, Relavance, Interest, Assessment, Satisfaction): Terintegritas Dalam Teori dan Praktik Untuk Menunjang Penerapan Kurikulum 2013. 2014, Jakarta:
Prestasi Pustaka
Muhammad Fathurrahman & Sulistyorini. 2012, Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Teras
Muhibin Syah. 1995, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya M. Dalyono. 2007, Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Nana Sudajana. 2002, Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
Paul Suparno. 1997, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Rusman. 2012, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: PT Raja rafindo Persada.
Rusman. 2013, Model-model Pembelajaran: Mengemabangkan Profesional Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rochiati Wiriaatmadya, 2009, Metode Penelitian Tindakan Kelaws:Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suharsimi Arikunto. 2010, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru:Kepala
Sekolah & Pengawas, Yogyakarta: Aditya Media.
Sukarsimi Arikanto, Suhardjono & Supardi. 2007, Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Sutratinah Tirtonegoro. 2001, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya.
Jakarta: Bina Aksara
Suwarsih Madya. 2007, Teori dan Praktik: Penelitian Tindakan. Bandung:
ALFABETA cv.
Susilo. 2007, Penelitian Tindakan Kelas.
Slameto. 2015, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Raneka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah. 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional
Teguh Triwiyanto, 2014 Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran: Berorentasi Standar Proses Pendidikan, Bandung: Kencana Prenademia Group.
Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT.
Gramedia
Widoyoko, Eko Putra. 2009. “Evaluasi Program Pembelajaran”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumber Internet:
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1 pril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%2 0Subakti.pdf (Diunduh, pada hari minggu, 22 Oktober 2017, pukul 19:40 wib).
http://statistikceria.blogspot.co.id/2012/01/konsep-validitas-dan-realibilitas.html (Diunduh, pada hari rabu 13 Desember 2017, pukul 14:30 wib).
https://media.neliti.com/media/publications/251612-none-9cdcb1ca.pdf. Diunduh pada hari jumat, 1 Maret 2019, pukul 11:25 wib.
http://eprints.walisongo.ac.id/1091/3/083911081_Bab2.pdf. Diunduh pada hari jumat, 1 Maret 2019, pukul 13:10 wib.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
“Jadwal Penelitian”
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Persiapan X X
Permohonan izin X
Pengumpulan data X
Analisis data X
Pengkajian data X
Evaluasi X
Penyusunan laporan X X X
LAMPIRAN 2
Surat Izin Penelitian Dari Kampus Universitas Sanata Dharma
LAMPIRAN 3
Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di SMA Negeri 1 Sewon
LAMPIRAN 4 Silabus
TELAAH PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN TINGKAT KOMPETENSI DAN RUANG LINGKUP MATERI
SATUAN PENDIDIKAN : SMA N 1 Sewon MATA PELAJARAN : SEJARAH TAHUN PELAJARAN : 2018/2019
NO NO KD KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI TINGKAT RUANG LINGKUP
1 3.8
Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini
XI Akar Nasionalisme
2 4.8
Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya bagi masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
XI Akar Nasionalisme
3 3.9 Menganalisis akar-akar demokrasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini
XI Akar Demokrasi
4 4.9
Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar demokrasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
XI Akar Demokrasi
5 3.9 Menganalisis akar-akar demokrasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini
XI Akar Demokrasi
Sewon, 16 Juli 2018 MGMP SEJARAH Kepala Sekolah,
Guru Mata Pelajaran Sejarah
SUMARNO, M.Pd Ajeng Ardinal Febriana, S.Pd
NIP 19690314 199412 1 002 NIP. 198902222014032003
LAMPIRAN 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sewon Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/ Semester : XI IPS I/ Genap
Program : Ilmu Sosial
Materi Pokok : Akar-akar Nasionalisme Alokasi Waktu : 45’ x 2 JP (1x Pertemuan) A. Kompetensi Inti (KI)
KI dan KI 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”
Kompetensi Sikap Sosial yaitu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.8 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini
3.8.1 Menjelaskan lahirnya nasionalisme di Indonesia 3.8.2 Menganalisis tahap
perkembangan nasionalisme di Indonesia
3.8.3 Menguraikan dampak
nasionalisme di Indonesia saat ini.
4.8 Menyajikan hasil telaah tentang akar-akar nasionalisme
Indonesia dan pengaruhnya bagi masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain
4.8.1 Menuliskan (portofolio) pendapat tentang lahirnya nasionalisme di Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran cooperative learning Tipe Number Head Together (NHT) siswa dapat memahami lahirnya nasionalisme di Indonesia dan perkembangan nasionalisme di Indonesia serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini.
D. Materi Pembelajaran
Konseptual : lahirnya nasionalisme
Prosedural : menguraikan tahap perkembangan nasionalisme di Indonesia
Metakognitif : mengaitkan perjuangan pada masa pergerakan nasional dengan tumbuhnya rasa patriotisme bangsa Indonesia E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Cooperative Learning type NHT Metode : Diskusi dan tanya jawab
F. Media/ Alat/ Bahan Pembelajaran Media Pembelajaran
1. LCD Proyektor 2. Spidol
3. Power Point G. Sumber Belajar
Indah Sawitri. 2016 Sejarah Untuk SMA/MA XI. Surakarta: Mediatama H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit) Kegiatan Sintaks
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Keterangan
1. Pendahuluan Memberi salam kepada
peserta didik, mengajak
Memeriksa kehadiran peserta didik
Memeriksa
kelengkapan dan kesiapan peserta didik Apersepsi
Mengaitkan materi akar-akar nasionalisme
Kegiatan Sintaks Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Keterangan
Memberitahukan pada pertemuan yang berlangsung video tentang lahirnya nasionalisme di tentang lahirnya dan tahap perkembangan nasionalisme di Indonesia dari
Kegiatan Sintaks Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Keterangan powerpoint yang
diberikan oleh guru dan buku penunjang lainnya dengan penuh tanggungjawab.
Pembagian kelompok itu adalah sebagai
melakukan uji materi dengan tanya jawab Generalization Communication
Guru menampilkan pertanyaan panduan
Kegiatan Sintaks Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Keterangan untuk siswa nomor urut yang sama berkumpul dalam satu materi yang telah dia temukan kepada teman-temannya.
Guru akan menyuruh salah satu siswa tampil ke depan untuk presentasi secara acak.
Kegiatan Sintaks Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Keterangan telah dilakukan
Kegiatan diakhiri dengan salam.
6 DSP
7 DF
8 DI
9 FAR
10 FFJ
11 FDA
12 FAK
13 HAJ
14 HMR
15 IGSA
16 I
17 KRH
18 LAD
19 MRS
20 MKF
21 MNF
22 MOA
23 NM
24 NADJ
25 ODK
26 PM
27 RC
28
RMA S.P
29 RNA
30 RAP
31 SDQ
32 SIR
33 TH
34 VAN
1. PENILAIAN PENGETAHUAN
Format penilaian ujian lisan pada saat diskusi kelompok
2. PENILAIAN KETRAMPILAN I. Penilaian Hasil Belajar
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
2) Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan
a) Bentuk : Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi b) Instrumen : Skala Nilai Observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah Praktikan
Sumarno, S.Pd, M.Pd Yuslina Halawa NIP. 19690314 199412 1 002 NIM 151314021
IPK Indikator Soal Jenis
Penilaian yang ia ketahui tentang lahirnya nasionalisme
Tanya Jawab
LAMPIRAN 6 Materi
AKAR-AKAR NASIONALISME DI INDONESIA A. Lahirnya Nasionalisme di Indonesia
Nasionalisme dalam KBBI adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional”
dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air; persatuan dan kesatuan.
Faktor yang melatarbelakangi lahirnya nasionalisme di Indonesia adalah:
1) Faktor Internal
Faktor ini berasal dari dalam diri bangsa itu sendiri yakni adanya perlakuan semena-mena dari bangsa penjajah sehingga menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan terhadap rakyat Indonesia. Adanya kenangan kejayaan masa lalu, khususnya pada kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya serta kebesaran kerajaan-kerajaan Islam dan juga adanya kaum terpelajar atau golongan intelektual akibat adanya politik Etis Van de Venter.
2) Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar yang menyebabkan tumbuhnya nasionalisme bangsa Indonesia anatar lain sebagai berikut:
a. Peristiwa PD I menyadarkan para kaum terpelajar mengenai penentuan nasib sendiri.
b. Munculnya dorongan untuk melawan imperialisme barat karena adanya konflik ideologi antara kapitalisme/imperialisme dengan sosialisme/komunisme.
c. Lahirnya nasionalisme di Asia dan Afrika memberi inspirasi kaum terpelajar di Indonesia.
d. Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1965.
B. Tahap Perkembangan Nasionalisme
Nasionalisme di Indonesia terbagi dalam bebeapa masa sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya. Berikut ini perkembangan nasionalisme di Indonesia.
1) Nasionalisme Indonesia Masa Penjajahan
Pada masa ini nasionalisme yang muncul diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Periode selanjutnya itu adalah periode politik masa ini gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Berbeda dengan periode Radikal, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif mamupun nonkooperatif. Yang terakhir adalah periode Bertahan, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.
2) Nasionalisme Indonesia Masa Orde Lama
Setelah merdeka, bangsa Indonesia memasuki periode pemerintah yang disebut Orde Lama. Orde Lama merupakan masa sesudah Proklamasi Kemerdekaan hingga lengsernya Presiden Soekarno (17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959).
Periode nasionalisme Orde Lama dipengaruhi oleh Karisma Presiden Soekarno yang mampu memotivasi rakyat dan menggerakkan nasionalisme.
3) Nasionalisme Indonesia Masa Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesi. Orde Baru berlangsug dari tahun 1966 hingga 1998. Pada masa Orde
Baru nasionalisme memiliki corak sentralisme birokratik dan nasionalisme militeristik.
4) Nasionalisme Indonesia Masa Reformasi
Masa reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga sekarang. Di era reformasi
Masa reformasi berlangsung dari tahun 1998 hingga sekarang. Di era reformasi