• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

3) Menyusun Silabus

Peneliti menyusun silabus untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Peneliti menyusun RPP sebanyak dua kali dalam 2 siklus. RPP sangat penting untuk membantu dalam mengajar supaya pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada.

5) Mempersiapkan Media Pembelajaran

Media yang digunakan oleh peneliti adalah power point, Sound System, Proyektor, papan tulis, dan spidol.

6) Menyiapkan Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah soal tes, lembar pengamatan siswa.

I. Desain Penelitian

Peneliti menyusun dengan melakukan penelitian, dengan bentuk tes kepada siswa baik secara pengetahuan yakni tes tertulis dan diskusi.

Bagan: Model Kurt Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis.44 Gagasan Awal

44 Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 62.

Implementasi Langkah 1

Evaluasi

Perbaikan Rencana Langkah 1 Langkah 2

Implementasi Langkah 2 Rencana Umum

Langkah 1 Langkah 2 Langkah dst.

Evaluasi

Dst.

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sewon Bantul kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah Peminatan dilakukan sebanyak dua siklus. Sebelum diadakan siklus peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pertemuan selama lima kali pertemuan. Pada pertemuan pertama melaksanakan tes minat dengan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan pembelajaran, pertemuan ketiga digunakan untuk tes dalam uji kompetensi sedangkan pada pertemuan keempat, mengadakan proses kegiatan pembelajaran untuk siklus II dan pada pertemuan kelima melakukan tes uji kompetensi dan tes prestasi. Untuk hasil pra penelitian sampai penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together pada siklus I dan siklus II diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi Pra Siklus

Diadakannya observasi pra siklus pada tanggal 17 April 2019 pelajaran ke 7 dan 8 sesuai dengan jadwal pelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon. Jumlah siswa kelas XI IPS 1 Sewon sebanyak 34 siswa. Guru yang

mengampu mata pelajaran sejarah di kelas ini adalah Ibu Ajeng Ardinal Febriana S.Pd.

Berdasarkan hasil observasi pada saat guru mengajar, sebelumnya guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa murid. Selanjutnya guru mengadakan presensi guna mencek kehadiran siswa dan guru meminta siswa agar membuka buku sejarahnya sesuai topik yang akan dibahas. Pada proses pembelajaran guru mengadakan apersepsi kepada siswa agar mengulas kembali materi yang dibahas minggu lalu yang berkaitan pokok pembahasan yang akan dilaksanakan. Guru juga memanfaatkan media yang ada salah satunya power point dalam menjelaskan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung masih terdapat siswa yang sibuk sendiri seperti main hanphone, mengganggu temannya. Tetapi terdapat juga siswa yang banyak memperhatikan pada saat guru menjelaskan misalnya saja mencatat pokok-pokok yang dianggap perlu dicatat sebagai pelengkap. Selama proses pembelajaran berlangsung guru memberi kesempatan juga kepada siswa untuk menanyakan materi yang telah disampaikan sejauh mana yang masih belum dipahami.

Selama proses pembelajaran berlangsung guru melanjutkan meminta kepada siswa untuk membuka halaman yang menyangkut tes latihan soal. Pada tes ini masih terdapat siswa yang protes akan tugas yang akan dikerjakan, disisi lain juga banyak siswa yang antusias mengerjakan latihan soal tersebut. Pengerjaan soal latihan ini diberi waktu selama 20 menit. Namun suasana kelas yang kurang kondusif karena masih terdapat siswa yang keluar masuk ruangan. Di bawah ini

adalah tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Sewon.

a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Tabel 1: On Task

No. Aspek yang Diamati Jumlah Persentase

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 16 50%

2. Siswa yang mengemukakan pendapat 3 9,37%

3. Siswa mencatat pokok materi 10 31,25%

4. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik

12 37,5%

5. Siswa memberikan pertanyaan 3 9,37%

6. Siswa menjawab pertanyaan 2 6,25%

7. Siswa yang mengerjakan tugas 20 62,5%

Tabel 2: Off Task

No. Aspek yang Diamati Jumlah Persentase

1. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru 17 53,12%

2. Siswa bermain hp 8 25%

3. Siswa tidur di kelas 4 12,5%

4. Siswa yang tidak mencatat pokok materi 10 31,25%

5. Siswa keluar masuk kelas 7 21,87%

6. Siswa yang asyik dengan temannya 11 34,37%

Berhubungan dengan tabel diatas maka hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa terdapat 16 siswa atau 50% yang memperhatikan penjelasan guru, 20 siswa atau 62,5% yang mengerjakan soal latihan, 10 siswa atau 31,25%

mencatat pokok materi, 3 siswa atau 9,37% yang mengemukakan pendapat, 3 siswa atau 9,37% yang memberikan pertanyaan dan 2 siswa atau 6,25% yang menjawab pertanyaan.

Sedangkan hasil observasi off Task menunjukkan 17 siswa atau 53,12%

yang tidak memperhatikan penjelasan guru, 10 siswa atau 31,25% yang tidak mencatat pokok materi, 11 siswa atau 34,37% yang asyik atau ngobrol dengan temannya, 8 siswa atau 25% main Hanphone (HP) dan 7 siswa atau 21,87% yang keluar masuk kelas. Dari hasil observasi yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar di kelas XI IPS 1 sebelum penerapan model Numbered Head Together (NHT) masih perlu ditingkatkan.

b. Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus

Pada tahap pra siklus ini peneliti melakukan pengamatan khususnya di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon dengan membagikan kuesioner. Hal ini bertujuan agar bisa mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa. Berikut hasil keadaan awal minat belajar sejarah siswa:

Tabel 3: Data Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus

No Nama Skor

No Nama Skor

Dengan melihat tinggi dan rendahnya minat belajar siswa dibawah digunakan skala kriteria penelitian sebagai berikut:

Tabel 4: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Pra Siklus No. Kriteria Skala

Minat Frekuensi Presentase (%)

Berdasarkan tabel diatas, minat awal belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Sewon menunjukkan terdapat 1 siswa atau 3,12% pada kategori sangat tinggi, kategori tinggi 7 siswa atau 21,87%, kategori cukup terdapat 21 siswa atau 65,62%, kategori rendah 3 siswa atau 9,37% sedangkan sangat rendah adalah 0%.

Maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri1 Sewon perlu ditingkatkan. Dibawah ini diagram keadaan awal minat belajar siswa:

Gambar 1: Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus c. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus

Selain melakukan observasi kegiatan belajar siswa dan minat belajar siswa peneliti juga melihat keadaan awal prestasi ssiwa kelas XI IPS 1 Sewon. Data prestasi ini dilihat dari hasil nilai ulangan harian terakhir siswa yang telah diujikan oleh guru mata pelajaran sejarah pada semester ganjil. Tujuan melihat nilai prestasi siswa belajar guna melakukan penelitian siklus I dan Siklus II. Di sekolah SMA Negeri 1 Sewon juga menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Dibawah ini merupakan tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon:

Tabel 5: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus

Berdasarkan hasil nilai awal prestasi belajar sejarah kelas XI IPS 1 Sewon sebelum diterapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) menunjukkan bahwa siswa mencapai KKM adalah 15 Siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 17 siswa. Rata-rata nilai siswa tersebut 75,03 dengan nilai tertinggi 84 dan nilai yang terendah 68. Dengan demikian dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon masih perlu untuk ditingkatkan karena beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Dibawah ini kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 6: Data Kriteria Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus No. Kriteria Skala

Minat Frekuensi Presentase

(%) Rata-rata

1. Sangat Tinggi 90-100 0 0

75,03125

2. Tinggi 80-89 7 22%

3. Cukup 70-79 20 62%

4. Rendah 60-69 5 16%

5. Sangat Rendah 0-59 0 0

Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel di atas mununjukkan siswa dengan kriteria prestasi sangat tinggi 0. Namun kriteria tinggi berjumlah 7 siswa atau 22%, sedangkan siswa dengan kriteria cukup sebanyak 20 siswa atau 62%, kriteria rendah berjumlah 5 siswa atau 16%. Untuk lebih jelasnya dibawah ini menunjukkan persentase keadaan awal tingkat prestasi belajar siswa:

Gambar II: Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus 2. Siklus I

Pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dimulai pada tanggal 17 April 2019 jadwal ini digunakan untuk mengajar. Sedangkan pada tanggal 24 April 2019 digunakan untuk ujian atau tes siklus I. Pada siklus I ini materi yang diajarkan tentang “Akar-akar Nasionalisme”. Pada siklus I ini peneliti menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Adapun persiapan yang harus dilakukan oleh peneliti yakni sebagai berikut:

a. Perencanaan Siklus I

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyusun perangkat pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yakni:

1) Membuat Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP)

RPP adalah perangkat pembelajaran yang berisi langkah-langkah dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran di kelas. RPP ini dibuat dengan menerepakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan penyusunan RPP ini tidak terlepas dari guru pendamping mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon.

1) Persiapan Materi Pembelajaran

Pada siklus I ini materi yang diajarkan tentang Akar-akar Nasionalisme Di Indonesia. Materi ini sesuai KD 3.8 Menganalisis akar-akar nasionalisme Indonesia dan pengaruhnya pada masa kini.

2) Membuat Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang akan dipersiapkan oleh peneliti dengan menggunakan media berupa power point yang berisi tentang pokok atau poin-poin materi pembelajaran. Kemudian peneliti juga menggunakan berupa mahkota yang terbuat dari kertas manila untuk mendukung proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

3) Membuat LKPD (lembar kerja peserta didik)

Pada lembar kerja peserta didik ini peneliti menyusun berupa pertanyaan atau soal yang akan didiskusikan bersama dalam kelompoknya.

b. Tindakan Siklus I

Pada tahap ini penelitian berpatokan dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pada siklus I peneliti melakukan tindakan sebanyak satu kali saja. Berikut penjelasan tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti:

1) Tindakan Siklus I

Pada tindakan pertemuan pertama ini, peneliti mulai menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Pelaksanaan tindakan I dilakukan

hari Rabu, 17 April 2019 pukul 12:50-13:50 WIB. Materi yang diajarkan tentang akar-akar nasionalisme di Indonesia.

Pertemuan pertama diawali dengan salam dan perkenalan serta melanjutkan presensi. Setelah itu guru melakukan apersepsi atau menanyakan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya, tujuan ini dilakukan agar peserta didik bisa mengingat materi sebelumnya. Selanjutnya, guru juga menyampaikan langkah-langkah pembelajaran serta materi yang diajarkan saat ini dan penerapan model yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti berlangsung, guru menjelaskan materi kepada peserta didik dan siswa mendengarkan atau mencermatinya lalu guru menayangkan cuplikan video yang berkaitan tentang materi yang akan dijelaskan. Setelah itu guru membagikan kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa secara acak. Setelah pembagian kelompok selesai guru membagikan berupa soal yang akan dijawab pada masing-masing kelompok.

Pada saat diskusi berlangsung guru tidak terlepas untuk mengajak peserta didik mampu bekerja sama didalam kelompoknya. Setelah selesai berdiskusi guru mengacak nomor sesuai mahkota penomoran yang dibagikan. Setelah di acak nomor yang disebut oleh guru, siswa mampu menjawab pertanyaan yang telah dibagikan. Setelah siswa menjawab pertanyaan guru bebas mengacak nomor atau ke kelompok lain untuk menjawab pertanyaan atau juga menjelaskan kembali apa yang dijelaskan oleh temannya tadi. Pada saat diskusi ini tidak dapat dipungkiri juga bahwa masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran, dan kadang siswa masih takut kena giliran untuk menjawab soal yang diberikan

Setelah diskusi selesai guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang diajarkan dan juga mengajak kepada peserta didik untuk menemukan nilai-nilai yang diperoleh terutama pada saat diskusi kelompok dan selebihnya guru tidak terlepas memberikan penguatan kepada siswanya. Selain itu guru mengajak peserta didik untuk belajar dan mempersiapkan diri karena pertemuan selanjutnya akan diadakan tes tentang materi-materi yang telah dibahas.

c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan belajar siswa di kelas. Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa berikut ini uraian hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti:

1) Aktivitas Siswa Kelas XI IPS 1 Siklus I

Pengamatan pada kegiatan aktivitas siswa di kelas pada pertemuan pertama. Hasilnya dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut:

Tabel 7: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase

1. Mampu bekerjasama dalam kelompok 15 46,87%

2. Menghargai teman saat memberikan pendapat

12 37,5%

3. Saling membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah

10 31,25%

4. Berani mengkomunikasikan gagasan 11 34,37%

5. Bertanggung jawab pada kelompok 8 25%

6. Ikut berpatisipasi saat diskusi 7 21,87%

kelompok

7. Mendengarkan anggota kelompok lain pada saat menjawab pertanyaan

14 43,75%

Pada pertemuan 1 siklus I, siswa yang bekerjasama dalam kelompok 15 siswa atau 46,87%, menghargai teman saat memberikan pendapat 12 siswa atau 37,5%, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah terdapat 10 siswa atau 31,25%, sedangkan siswa yang berani mengkomunikasikan gagasan 11 siswa atau 34,37%, siswa yang mendengarkan anggota kelompok lain pada saat menjawab pertanyaan terdapat 14 siswa atau 43,75%, siswa yang bertanggung jawab pada kelompok 8 siswa atau 25% dan siswa yang ikut berpatisipasi saat diskusi kelompok terdapat 7 siswa atau 21,87%.

2) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I

Prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon diukur berdasarkan hasil tes atau soal pilihan ganda yang telah dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Kemudian ketuntasan ini tidak terlepas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan adalah 75.

Tabel 8: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I

Berdasarkan data prestasi belajar siswa pada siklus I, siswa yang telah mencapai KKM berjumlah 24 dan siswa yang masih belum mencapai KKM berjumlah 8 Rata-rata yang telah dicapai pada siklus I ini adalah 78,28125

Berikut tabel yang merupakan kriteria prestasi belajar sejarah siswa:

Tabel 9: Data Kriteria Prestasi Belajar Siswa Siklus I No. Kriteria Skala

Minat Frekuensi Presentase

(%) Rata-rata

1. Sangat Tinggi 90-100 6 19%

78,28125

2. Tinggi 80-89 13 40%

3. Cukup 70-79 6 19%

4. Rendah 60-69 7 22%

5. Sangat Rendah 0-59 0 0%

Jumlah 32

Pada siklus pertama ini terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Kriteria tinggi mengalami kenaikan yaitu 40%, kriteria cukup mengalami penurunan menjadi 19% dan kriteria rendah 22%. Untuk melihat prestasi belajar sejarah siswa pada siklus I dibawah ini menunjukkan diagram sebagai berikut:

Gambar III: Diagram Prestasi Siswa Siklus I

d. Refleksi Siklus I

Refleksi siklus I bertujuan agar melihat hasil terhadap proses pembelajaran sejarah di kelas pada siklus I serta bisa membandingkan nilai prestasi belajar siswa setelah men3gunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa.

Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan nilai sebelumnya yang mana pada pra penelitian yang mengemukakan pendapat berjumlah 3 siswa atau 5% menjadi 11 siswa atau 16%, kemudian pada siklus I adanya peningkatan bekerjasama dalam kelompok terdapat 15 siswa atau 21%.

Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas XI IPS 1 dari 75,03125 pada pra penelitian menjadi 78,28125 pada siklus I. Kemudian siswa yang telah mencapai KKM mengalami peningkatan yang awalnya hanya 15 menjadi dan siswa yang tidak mencapai KKM 24 Siswa.

Pada penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Sewon. Walaupun pada awal penerapan model ini sedikit tidak paham langkah-langkahnya tetapi seiring berjalannya proses pembelajaran ternyata model ini sangat menyenangkan dan menghidupkan suasana dimana siswa ikut terlibat aktif.

Dari refleksi hasil siklus I, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adanya peningkatan walaupun hasilnya masih belum maksimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yakni:

1) Pengelolaan kelas yang kurang sesuai dengan perencanaan 2) Masih terdapat siswa yang bermain Handphone (HP) 3) Beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan 4) Ada beberapa siswa yang keluar masuk kelas

Hasil dari refleksi ini minat dan prestasi belajar sejarah siswa telah menunjukkan peningkatan. Tetapi untuk memenuhi target keberhasilan siswa perlu dilakukan tindakan selanjutnya yakni dengan melanjutkan ke siklus II.

Siklus II diharapkan minat dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan lagi dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yakni model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

3. Siklus II

Pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama digunakan untuk jadwal mengajar pada tanggal 26 April 2019 dan pertemuan berikutnya digunakan untuk tes pada tanggal 8 Mei 2019. Pada tahap siklus II kegiatan yang akan dilakukan sama dengan tindakan pada siklus I. Pada tahap ini diadakan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dibawah ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sebagai berikut:

a. Perencanaa Siklus II

Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada siklus I dengan menindaklanjuti pada siklus II. Perencanaan siklus II hampir sama dengan siklus I yaitu dengan menyusun perangkat pembelajaran (RPP, media pembelajaran dan kuesioner minat).

b. Tindakan Siklus II

Dalam tindakan siklus II pelaksanaannya hampir sama dengan siklus I yakni mengadakan pertemuan pertama untuk jadwal mengajar dan untuk pertemuan berikutnya digunakan untuk ujian atau tes. Jadwal melakukan tindakan siklus II pada hari Jumat, tanggal 26 April 2019 pukul 12:50-13:50 wib. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan tentang “akar-akar demokrasi di Indonesia dan perkembangannya pada masa kini”. Pada pertemuan ini guru mengawali dengan salam dan setelah itu guru melakukan presensi kepada siswa dan melanjutkan menanyakan kepada peserta didik materi yang diajarkan sebelumnya dan guru tidak lupa memberikan apersepsi kepada siswa yang menjawab. Tahap selanjutnya guru menyampaikan langkah pembelajaran serta tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Selanjutnya pada tahap ini guru menjelaskan materi mengenai akar-akar demokrasi serta perkembangannya di Indonesia. Tahap berikutnya guru membagi siswa ke dalam kelompoknya. Pada masing-masing kelompok guru menegaskan untuk saling berdiskusi agar diskusi kelompok berjalan dengan baik. Setelah diskusi selesai guru mengajak murid untuk siap-siap menjawab soal atau pertanyaan yang telah disediakan seperti pada siklus I pada tahap ini dengan

model pembelajaran yang sama.

Selama proses pembelajaran berjalan siswa dengan tegas bisa menjawab pertanyaan dan teman-teman kelompok yang lain saling memperhatikan sehingga selama proses pembelajaran berlangsung berjalan dengan baik dan menarik. Pada bagian penutup guru mengajak murid untuk menyimpulkan materi serta nilai-nilai yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Pada kegiatan observasi ini hampir sama yang dilakukan pada siklus I dimana peneliti mengamati aktivitas siswa di kelas serta melihat minat dan juga prestasi yang diperoleh oleh setiap siswa. Dibawah ini deskripsi hasil pengamatan atau observasi terhadap siklus II sebagai berikut:

1) Aktivitas Siswa Kelas XI IPS 1 Sewon Siklus II

Pengamatan pada aktivitas siswa di kelas XI IPS ini dengan menggunakan lembar observasi kooperatif yang sudah disusun oleh peneliti. Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II hasilnya sebagai berikut:

Tabel 10: Data Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa Siklus II

No. Aspek Kooperatif yang Diamati Jumlah Persentase 1. Mampu bekerjasama dalam kelompok 26 81,25%

2. Menghargai teman saat memberikan pendapat

18 56,25%

3. Saling membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah

17 53,12%

4. Berani mengkomunikasikan gagasan 20 62,5%

5. Bertanggung jawab pada kelompok 22 68,75%

6. Ikut berpatisipasi saat diskusi kelompok

15 46,87

7. Mendengarkan anggota kelompok lain pada saat menjawab pertanyaan

24 75%

Berdasarkan data diatas kegiatan belajar yang bersifat kooperatif menunjukkan bahwa pada siklus II ini terdapat 26 siswa atau 81,25% yang mau bekerjasama dalam kelompok, menghargai teman saat memberikan pendapat berjumlah 18 atau 56,25%, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah berjumlah 17 siswa atau 53,12%, siswa yang berani mengkomunikasikan gagasan 20 siswa atau 62,5%, siswa yang bertanggung jawab pada kelompoknya terdapat 22 siswa atau 68,75% dan siswa yang mendengarkan anggota kelompok lain pada saat menjawab pertanyaan yakni 24 siswa atau 75%. Pada siklus ini yang meningkat dalam kegiatan kooperatif yakni bekerjasama dalam kelompok terdapat 26 siswa atau 21%.

2) Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Siklus II

Pada kegiatan siklus II peneliti melakukan kembali pengamatan terhadap minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Sewon. Hasil yang diperoleh dari minat ini peneliti membagikan kuesioner untuk mengukur minat siswa. Berikut ini tabel minat belajar siswa dikelas:

Tabel 11: Data Minat Belajar Siswa Siklus II

Untuk mengetahui tinggi atau rendahnya minat diatas maka dibawah ini menjelaskan skala kriteria penelitian sebagai berikut:

Tabel 12: Data Kriteria Minat Belajar Siswa Siklus II No. Kriteria Skala

Minat Frekuensi Presentase

(%) Rata-rata

1. Sangat Tinggi 90-100 1 3%

82,81

2. Tinggi 80-89 27 84%

3. Cukup 70-79 4 13%

4. Rendah 60-69 0 0%

5. Sangat Rendah 0-59 0 0%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Sewon sesudah dilaksanakannya siklus II menunjukkan kriteria sangat tinggi terdapat 1 siswa atau 3%, sedangkan kriteria tinggi terdapat 27 siswa atau 84 % dan kriteria cukup terdapat 4 siswa atau 3%. Pada minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 setelah dilakukannya siklus II telah terjadi peningkatan. Berikut ini

Berdasarkan tabel di atas, minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 Sewon sesudah dilaksanakannya siklus II menunjukkan kriteria sangat tinggi terdapat 1 siswa atau 3%, sedangkan kriteria tinggi terdapat 27 siswa atau 84 % dan kriteria cukup terdapat 4 siswa atau 3%. Pada minat belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 setelah dilakukannya siklus II telah terjadi peningkatan. Berikut ini