• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen-Komponen Utama Sistem Suspens

Dalam dokumen AGUS SUPRIYANTO I 8609003 (Halaman 46-52)

BAB IV PERBAIKAN SISTEM REM CHEVROLET LU

2.2. Sistem Rem

2.3.2. Komponen-Komponen Utama Sistem Suspens

Sistem suspensi memiliki beberapa komponen utama. Dan dari komponen-komponen utama tersebut pegas-pegas dan peredam kejut (shock a bsorber) digunakan pada semua model sistem suspensi, sedangkan beberapa komponen lainya digunakan pada model tertentu saja. Komponen- komponen utama pada sistem suspensi terdiri dari :

a. Pegas

Pegas (spring) adalah suatu elemen fleksibel yang dapat menyimpan energi dari beban-beban atau gaya-gaya yang diberikan dan akan mengembalikan energi yang besarnya sama dengan beban jika beban dihilangkan. Gaya yang dihasilkan dapat berupa linea r push / pull dan radial.

Pegas merupakan elemen penumpu utama dari suspensi karena berfungsi untuk menahan berat dari kendaraan, menghubungkan fra me dan a xle, dan menyerap kejutan yang terjadi di jalan. Sesuai sifatnya, pegas akan berubah bentuk karena adanya beban, dan kembali ke bentuk semula bila beban dihilangkan. Peristiwa tersebut disebut elastis.

Dilihat dari bentuk dan fungsinya, pada sistem suspensi pegas dibagi beberapa tipe, yaitu :

· Pegas ulir

Gambar 2.28. Pegas ulir (Ageng Premana. 2009)

Pegas ulir (coil spring) dibuat dari dari sebuah batang baja yang digulung. Dibandingkan dengan pegas daun, pegas ulir lebih panjang

commit to user

sehingga mempunyai tahanan yang lebih baik terhadap kejutan, dan tidak terdapat gesekan bila terjadi defleksi, dengan demikian akan memberikan kenyamanan yang lebih baik. Sebaliknya, pegas ulir tidak memiliki tidak memiliki sifat menyerap kejutan yang cukup sehingga peredam kejut harus selalu digunakan bersamaan. Disamping itu pegas ulir mempunyai kerugian yaitu tidak bisa menjamin poros dengan sendirinya, karena itu bila pegas ulir digunakan pada sistem suspensi, diperlukan adanya dudukan-dudukan pegas yang dipasangkan di kedua ujung pegas ulir, sehingga beban bekerja vertikal pada dudukan-dudukanya.

· Pegas daun

Pegas daun terdiri dari 3 samapi 10 lembar plat baja tipis, tiap lembar tebalnya 3 sampai 6 mm dan berbeda panjangnya, kemudian diikat menjadi satu dengan menggunakan baut dan juga klem. Pada kedua ujung pegas daun pegas digulung sehingga mata pegas, tempat pemasangan pada fra me, bentuk elips, dimaksudkan untuk menambah elastisitas pegas. Besarnya lenturan pegas pada saat tanpa beban disebut camber. Sedangkan lenturan masing- masing daun pegas disebut nip.

Gambar 2.29. Pegas daun (M Iksan. 2008)

· Pegas batang torsi

commit to user

lengan diikatkan pada ujung yang lain, dan apabila lengan ini digerakan ke atas dan ke bawah, batang torsi ini cenderung menahan gerakan tadi. Dengan demikian akan timbul penyerapan kejutan seperti pada pegas daun dan pegas ulir.

Konstruksi dari pegas batang torsi tergolong sederhana, ujung depan dari batang torsi diikatkan terque arm pada upper arm, dan ujung belakang batang torsi dipasangkan ke anchor arm yang diikatkan ke cross member dengan baut penyetel anchor arm. Sehingga penyetelan tinggi kendaraan menjadi mudah dengan menggunakan baut ini.

Gambar 2.30. Kontruksi suspensi dengan pegas batang torsi (M. Iksan. 2008)

· Pegas udara

Pada pegas suspensi udara, bellows (pengangin) yang berisi udara dipasangkan pada tempat dimana ditempatkan pegas daun atau pegas ulir untuk menjamin berat dari kendaraan. Aksi penyerapan dihasilkan oleh elastisitas udara kompresi di dalam bellows dan ruang udara tambahan (Auxila ry Air Cha mber). Kelembutan pegas dapat diperoleh oleh suspensi udara. Kekerasan pegas berubah-ubah sesuai dengan beban, dengan demikian efek jalanya kendaraan dalam keadaan kosong tidak berbeda banyak bila dibandingkan dengan bermuatan. Akan tetapi pada sistem suspensi udara memerlukan pompa untuk menghasilkan udara kompresi dan perlengkapan

lainya. Karena itu penggunaanya hanya terbatas pada kendaraan-kendaraan bis dan kendaran-kendaraan besar lainya.

Gambar 2.31. Pegas udara (Toyota. 1995. New Step 2)

b. Peredam kejut

Jika suspensi sebuah kendaraan hanya dilengkapi dengan sebuah pegas saja, maka setiap kendaraan menghantam jalan yang tidak rata akan mengalami pantulan yang naik turun selama beberapa kali pada frekuensi natural pegasnya. Ketika tertekan oleh sebuah kejutan, sebuah sistem suspensi membutuhkan komponen untuk meredami energi yang tersimpan pada pegas. Peredam kejut adalah alat yang meredam energi tersebut dan menjaga kendaraan mengalami pantulan yang lepas kendali.

Prisnsip kerja dari peredam kejut pada dasarnya cukup sederhana. Peredam kejut umumnya menggunakan jenis tenaga hidrolik sebagai media perdamnya. Pada saat peredam kejut bekerja menahan gerakan dari pegas, karena adanya tahanan yang ditimbulkan oleh cairan minyak yang melewati lubang-lubang kecil atau biasa disebut orifice.

Peredam kejut digolongkan menjadi beberapa tipe menurut cara kerjanya, konstruksinya, dan medium kerjanya. Menurut cara kerjanya peredam kejut (shock a bsorber) diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu peredam kejut kerja tunggal (single a ction) dan Peredam kejut kerja ganda (multiple a ction).

commit to user

Gambar 2.32. Peredam kejut kerja tunggal (Edi Susantoi. 2008)

Gambar 2.33. Shock asorber kerja ganda (Edi Susantoi. 2008)

c. Suspension arm (upper arm dan lower arm)

Fungsi dari upper a rm dan lower a rm adalah sebagai tempat kedudukan peredam kejut, kedudukan pegas, serta memungkinkan roda dapat bergerak ke atas dan ke bawah secara bebas sesuai dengan kondisi jalan. Penyetelan upper a rm dan lower a rm juga mempengaruhi terhadap tread (jejak) dan chamber pada roda. Kedua hal tersebut nantinya bisa mempengaruhi umur ban.

commit to user d. Ball joint

Ba ll joint merupakan komponen yang berfungsi untuk menerima beban vertikal maupun lateral pada suspensi. Disamping itu juga berfungsi sebagai sumbu putaran saat kendaraan membelok. Konstruksi dari bal joint terdiri dari stud, seat ba ll, housing sebagai pelindung seat, boot sebagai pelindung dari kotoran, dan screw plug untuk pengisian grease. Grease pada ba ll joint berfungsi untuk melumasi bagian yang bergesekan. Untuk jenis seat yang terbuat dari resin, tidak perlu dilakukan penggantian grease.

Gambar 2.34. Komponen ball joint bawah (Toyota. 1995. New Step 1)

Gambar 2.35. Komponen ball joint atas (Toyota. 1995. New Step 1)

e. Batang Strut (Strut Bar)

Fungsi dari strut bar pada sistem suspensi adalah sebagai penahan lower a rm agar tidak maju atau mundur saat menerima kejutan yang tidak rata dari permukaan jalan atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

commit to user

dengan baut dan ujung lainya dipasangkan pada bodi dengan mempergunakan karet sebagai bantalan.

f. Batang stabiliser

Batang stabiliser (sta bilizer ba r) merupakan komponen pada suspensi yang berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Gaya sentrifugal tersebut dapat menyebabkan salah satu bagian ban terangkat saat membelok. Disamping itu meningkatkan traksi ban.

Batang stabilser terbuat dari bahan baja yang elastis dan berbentuk U. Batang stabilizer dipasangkan pada rangka melalui karet bantalan. Sementara kedua ujungnya dipasang pada lower a rm.

Gambar 2.36. Sta bilizer ba r (M. Iksan. 2008)

2.4. Ban dan Velg

Dalam dokumen AGUS SUPRIYANTO I 8609003 (Halaman 46-52)

Dokumen terkait