• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi dan Edukasi Kebijakan

Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia

3. Pertemuan Bilateral antara Bank Indonesia dengan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP)

3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan

Kegiatan komunikasi dan edukasi kebijakan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan Bank Indonesia.

Guna meningkatkan efektivitas implementasi berbagai kebijakannya, Bank Indonesia secara intensif melakukan komunikasi dan edukasi kepada stakeholders. Melalui kegiatan tersebut, Bank Indonesia

berupaya agar perkembangan kondisi ekonomi, moneter, perbankan dan sistem pembayaran serta arah kebijakan Bank Indonesia menjadi jelas dan dapat dipahami.

Komunikasi dan edukasi kebijakan dilakukan melalui berbagai media, antara lain penyampaian publikasi, siaran pers, pidato Dewan Gubernur, konferensi pers, dan pencantuman data dan informasi melalui website Bank Indonesia. Bank Indonesia juga melakukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan kepada stakeholders yang terkait langsung dengan kebijakan (antara lain: perbankan, asosiasi, kalangan industri, instansi terkait dan akademisi) maupun kepada masyarakat melalui pesan layanan masyarakat di berbagai media komunikasi.

Pada November 2012 Bank Indonesia menyelenggarakan acara Pertemuan Tahunan Perbankan 2012. Pertemuan yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun mengundang perbankan, regulator terkait, asosiasi pengusaha dan pengamat ekonomi. Pertemuan bertujuan untuk menyampaikan hasil evaluasi Bank Indonesia terhadap kinerja perbankan dan arah kebijakan Bank Indonesia kedepan. Tema yang diambil dalam Pertemuan Tahunan Perbankan 2012 adalah “Menuju Pertumbuhan Berkesinambungan dan Inklusif: Tantangan di tengah gejolak global”. Tema tersebut diangkat untuk memberikan gambaran mengenai tantangan dan upaya yang perlu dilakukan oleh perbankan kedepan untuk menjawab tantangan tersebut, guna mendukung perekonomian yang tumbuh berkesinambungan. Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Bank Indonesia dalam pidatonya menyampaikan beberapa kebijakan yang akan ditempuh dalam tiga koridor utama yakni terkait (i) pemeliharaan stabilitas sistem keuangan, (ii) penguatan ketahanan dan daya saing perbankan dan (iii) penguatan fungsi intermediasi.

Pada koridor pertama, kebijakan yang akan diterapkan antara lain: (i) penerapan ketentuan Loan

to Value (LTV) kredit perumahan dan Down Payment (DP) kredit kendaraan bermotor untuk bank

syariah dan unit usaha syariah; (ii) kewajiban penyediaan modal minimum berdasarkan profil risiko, (iii) kewajiban pemeliharaan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) bagi kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia, (iv) pengembangan Protokol Manajemen Krisis (PMK) Bank Indonesia yang terintegrasi dengan PMK nasional, (v) penyempurnaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek.

Pada koridor kedua, Bank Indonesia akan menempuh: (i) penataan struktur kepemilikan bank dan (ii) pengaturan penyesuaian kegiatan usaha dan perluasan jaringan kantor berdasarkan modal. Pada koridor ketiga, Bank Indonesia mendorong intermediasi dengan kewajiban penyaluran kredit UMKM minimum 20%.

Selain ketiga koridor tersebut, Bank Indonesia juga akan melakukan kalibrasi bauran kebijakan yang terdiri dari instrumen suku bunga, nilai tukar dan makroprudensial. Untuk mendukung pasokan devisa yang bersumber dari Devisa Hasil Ekspor, Bank Indonesia akan menerbitkan ketentuan kegiatan usaha bank berupa penitipan pengelolaan (trust) sebagai landasan hukum kegiatan trust oleh perbankan domestik.

Bank Indonesia juga menyoroti pengembangan program financial inclusion. Dari sisi penawaran, Bank Indonesia akan memperluas akses layanan perbankan serta penyediaan produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah. Termasuk hal ini adalah pengaturan

mengenai branchless banking dengan memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi dan pengembangan produk TabunganKu.

Bank Indonesia juga akan mengembangkan Financial Identity Number (FIN) guna menjembatani ketidaksimetrisan informasi yang selama ini menjadi hambatan akses kredit masyarakat kepada bank. Selanjutnya, Bank Indonesia juga akan mendorong kompetisi perbankan pada segmen mikro antara lain melalui publikasi Suku Bunga Dasar Kredit Mikro. Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia akan meningkatkan keamanan fitur instrumen non tunai dan mendorong efisiensi penyelenggaraan sistem pembayaran dan memperkuat kerangka hukum sistem pembayaran.

Selama triwulan IV-2012, Bank Indonesia juga terus melakukan komunikasi dan edukasi mengenai perbankan syariah. Dalam rangka melakukan promosi perbankan dan keuangan syariah, Bank Indonesia melaksanakan seminar internasional keuangan syariah yang dihadiri oleh Presiden Islamic

Development Bank (IDB) Group dan perwakilan dari lebih 10 negara.

Menjelang berakhirnya tahun 2012, Bank Indonesia juga melaksanakan program bulan ekonomi syariah. Kegiatan tersebut diawali oleh Forum Riset Ekonomi Syariah (bekerjasama dengan IAEI) di Pekanbaru. Selanjutnya, rangkaian kegiatan diakhiri dengan penyelenggaraan Seminar Akhir Tahun Perbankan Syariah, Bazar Perbankan Syariah dan Lecture Series Tokoh Keuangan Syariah bekerjasama dengan Islamic Development Bank, antara lain dengan pembicara Gubernur Bank Sentral Malaysia. Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan industri perbankan syariah Indonesia mendapatkan pengakuan yang positif. Berdasarkan jajak pendapat online yang diselenggarakan oleh Islamic Finance News dengan melibatkan 12.505 responden (9.883 suara sah) dari bank-bank syariah seluruh dunia, Bank Indonesia mendapatkan predikat sebagai Best Central Bank in Promoting Islamic Finance.

Kegiatan edukasi juga dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kebanksentralan. Mengingat bahwa kalangan akademisi memiliki peran yang substansial dalam menyebarluaskan pengetahuan, Bank Indonesia mengembangkan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Pada triwulan IV-2012, Bank Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama pengembangan mata kuliah kebanksentralan dan pemberian bantuan dana penelitian dengan 10 perguruan tinggi Muhammadiyah yang berada di Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Makassar. Selama tahun 2012, Bank Indonesia telah menjalin kerjasama keilmuan kebanksentralan dengan 19 perguruan tinggi. Lebih lanjut, sejalan dengan upaya meningkatkan pengetahuan publik mengenai kebanksentralan, Bank Indonesia bekerja sama dengan perguruan tinggi menyelenggarakan pengajaran kebanksentralan. Selama triwulan IV-2012, telah dilakukan 35 kali pengajaran kebanksentralan di beberapa perguruan tinggi yang sudah memiliki MoU dengan Bank Indonesia. Kegiatan pengajaran kebanksentralan selama 2012 telah mencapai 88 kali kunjungan. Disamping memperluas jaringan kerja sama pengajaran ilmu kebanksentralan dengan Perguruan Tinggi, Bank Indonesia juga menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (TOT) Kebanksentralan. Selama 2012, telah dilaksanakan empat kali kegiatan TOT dimana satu kali diselenggarakan pada triwulan IV-2012, yaitu TOT bagi dosen perguruan tinggi wilayah Malang dan Nusa Tenggara Barat.

Guna memberikan pengalaman pembelajaran langsung mengenai kebansentralan, Bank Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang sudah bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk melaksanakan kegiatan magang. Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman bekerja, khususnya di bidang penelitian. Selama tahun 2012, tercatat sebanyak 25 mahasiswa melakukan magang sebagai asisten peneliti.

Lebih lanjut, Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan Lokakarya Kebanksentralan di berbagai wilayah di Indonesia. Dari 10 kali penyelenggaraan selama tahun 2012, tiga kegiatan diantaranya dilakukan pada triwulan IV-2012, bertempat di Gorontalo, Palu dan Palangka Raya dengan jumlah peserta sekitar 80 sampai dengan 100 orang. Berbeda dengan penyelenggaraan lokakarya pada triwulan I dan II-2012 yang ditujukan bagi guru-guru SMA/SMK bidang studi ekonomi, sejak triwulan III-2012, penyelenggaraan lokakarya juga mengundang mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia. Melalui penyelenggaraan lokakakarya ini, diharapkan baik para guru SMA/SMK maupun mahasiswa dapat meneruskan pemahaman mengenai kebanksentralan kepada sekelilingnya sehingga masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang kebanksentralan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain melakukan komunikasi di dalam negeri, Bank Indonesia juga melakukan komunikasi dengan

stakeholders internasional. Upaya komunikasi ini khususnya bertujuan untuk meningkatkan persepsi

positif mengenai perekonomian Indonesia. Dalam menjalankan fungsi komunikasi tersebut, Bank Indonesia membentuk Investor Relations Unit (IRU) pada tahun 2005 sebagai single point of contact bagi stakeholders internasional, khususnya lembaga pemeringkat dan investor. Selama triwulan IV-2012, IRU telah melaksanakan beberapa aktivitas antara lain menerima annual rating visit dari beberapa lembaga pemeringkat sovereign credit rating (Fitch Ratings, R&I Rating and Investment Information, Inc (R&I), Moody’s Investor Service/Moody’s, lembaga pemeringkat sovereign credit Korea - NICE Rating). Hasil dari annual rating visit tersebut adalah afirmasi peringkat sovereign credit

rating Indonesia. Pada tanggal 21 November 2012, Fitch Ratings menempatkan Indonesia pada

level investment grade (BBB-/outlook stable). R&I memutuskan untuk melakukan upgrade terhadap

sovereign credit rating Indonesia pada level BBB- dengan stable outlook. Upgrade dari R&I tersebut

sekaligus menambah daftar lembaga pemeringkat yang memberikan level investment grade bagi Indonesia setelah Fitch, Moody’s, NICE Rating dan JCR (Jepang).

Dalam rangka penerbitan Samurai Bond tahun 2012, IRU Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Keuangan juga melaksanakan Non Deal Roadshow bagi investor Jepang di Tokyo. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Non Deal Roadshow dalam rangka penerbitan Sukuk Global Tahun 2012 di Kawasan Timur Tengah dan Asia Timur yaitu Jeddah dan Riyadh (Saudi Arabia), Doha (Qatar), Kuwait City (Kuwait), Abu Dhabi dan Dubai (Uni Emirates Arab) dan Hongkong.

Guna memberikan akses informasi yang lengkap kepada investor, Bank Indonesia juga senantiasa melakukan pengkinian data dan informasi ekonomi Indonesia secara berkala bagi stakeholders melalui website IRU Bank Indonesia.

Berbagai program komunikasi yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 dinilai positif oleh stakeholders Bank Indonesia. Stakeholders menilai komunikasi kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sudah cukup efektif. Penilaian tersebut tergambar dari indeks efektivitas komunikasi kebijakan Bank Indonesia yang mencapai indeks 4,52 dari skala 1 s.d 6.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi, pada tahun 2012 Bank Indonesia melaksanakan beberapa kegiatan yang terkoordinasi dalam suatu program inisiatif. Kegiatan tersebut mencakup penyempurnaan infrastruktur komunikasi/kehumasan yang mencakup ketentuan/pedoman dan organisasi serta pengembangan sistem informasi kehumasan. Selain itu, Bank Indonesia juga mengembangkan infrastruktur dan mekanisme Layanan Informasi Publik.