• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi

Dalam dokumen SULAWESI SELATAN” (Halaman 105-110)

BAB IV GAMBARAN UMUM

V.1 Komunikasi

91

92 Dimensi ketiga yang berpengaruh terhadap komunikasi kebijakan adalah konsistensi. Jika implementasi kebijakan ingin berlangsung efektif, maka petunjuk - petunjuk pelaksanaan harus konsistensi dan jelas.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terkait Bagaimana Implementasi Peraturan Gubernur No.48 Tahun 2015 apakah sudah diketahui atau belum, Peneliti mendapatkan 3 jawaban berbeda.

Hasil wawancara dari informan pertama Kepala Sub Bagian Penatausahaan Aset yang mengemukakan bahwa:

“Kalau saya secara teknis tidak mengetahui adanya Peraturan Gubernur tersebut tapi saya dulu berasal dari Arsip pasti ada aturan tentang itu tapi saya lupa nomor berapa. Di dalam DPA Biro Aset terdapat kegiatan Pengelolaan Kearsipan jadi setidaknya sudah ada usaha untuk mengimplementasikan peraturan tersebut.

Masalah ini terkait dengan Tata Usaha kalau saya bukan, kalau Tata Usaha pasti mengikuti pelaksanaan yang terkait Kearsipan.

Yang mengadakan sosialisasi itu tentu yang memiliki kewenangan adalah Dinas Perpustakaan dan Arsip, yang berperan bagian Tata Usaha dan yang mengkomunikasikan itu Dinas perpustakaan dan Arsip karena dia sebagai bidang sektor untuk Kearsipan di lingkup Pemerintah Provinsi.” Harapan kita sebaiknya semua OPD Atau SKPD dapat berperan serta dalam mendukung bagaimana Peraturan Gubernur ini dapat menjadi acuan dalam mengelola dan menata serta menyelamatkan arsip aset atau dokumen aset yang ada pada Kantor masing - masing. Ada baiknya Perintah Provinsi Sulawesi Selatan dapat menganggarkan dalam setiap tahunnya yang terkait dengan bagaimana agar Peraturan Gubernur dapat disosialisasikan.

Besar harapan Badan Diklat Provinsi Sulawesi Selatan memprogramkan kegiatan bimbingan teknis kearsipan atau sejenisnya terkait dengan Peraturan Gubernur ini. Selanjutnya pemerintah Sulawesi Selatan dapat merekomendasikan atau mengkomunikasikan kepada seluruh Kabupaten Kota terkait dari Peraturan Gubernur ini”.

(wawancara Senin11Desember 2017)

93 Pernyataan tersebut menunjukan bahwa Peraturan Gubernur No. 48 Tahun 2015 belum diketahui jelas adanya oleh Kasubag Penatausahaan Aset.

Namun berbeda dengan hasil wawancara informan kedua yaitu Kepala Bagian Penatausahaan, Penggunaan, Pemanfaatan dan Penghapusan yang mengemukakan bahwa:

“Peraturan ini sudah kita ketahui bersama terkait Peraturan Gubernur tersebut tetapi kadang pengarsipan di SKPD itu dianggap enteng atau tidak penting. Padahal arsip itu menjadi dua bagian yaitu Arsip Aktif dan Inaktif. Sejak tahun 2012 arah untuk memperbaiki sudah di implementasikan dengan cara melakukan kegiatan penataan arsip biro jadi semua dokumen - dokumen yang bersifat penting yang ada di biro aset itu ada tempat khusus pengarsipan di bagian tata usaha biro. Di biro Pengelolaan Aset ini terdapat tiga narasumber dari Kearsipan, mereka sudah memberikan arahan setiap bagian dalam tata cara pengarsipan kepada paraKepala sub bagian dan Staf yang bersangkutan, terus terang sudah dipahami tetapi akan lebih ditingkatkan pemahamannya lagi melalui sosialisasi terkait Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2015 Dalam Pengelolaan Arsip Aset tersebut. Kita melakukan sosialisasi tiap tahun karena kita bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dan Alhamdulillah ini sudah tahun ke 5. Direncanakan setiap tahunya kita mengadakan sosialisasi terkait dengan Peraturan Gubernur ini. Dari Biro Pengelolaan Barang dan Aset Daerah akan membentuk tim untuk mensosialiasikan kepada seluruh OPD dan SKPD terkhusus kepada para pengurus dan penyimpang barang yang terkait secara langsung bagaimana menginventarisasi dan mengidentifikasi arsip arsip aset.

(wawancara selasa 12 Desember 2017) Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan Peraturan Gubernur sudah diketahui dan di implementasikan tetapi tidak disampaikan oleh Kepala Biro Pengelolaan Barang dan Aset Daerah melainkan disampaikan oleh Dinas Perpustakaan Dan

94 Arsip pada Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Namun kadangkala setiap kebijakan yang sudah diterapkan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman implementor mengenai Peraturan Gubernur No.48 Tahun 2015 Dalam Pengelolaan Arsip Aset.

Selanjutnya hasil wawancara dari informan ketiga yaitu Tenaga Arsip yang mengemukakan bahwa:

“Saya sebagai tenaga Kearsipan sudah mengetahui bahwa ada Peraturan Gubernur No. 48 tahun 2015 Dalam Pengelolaan Arsip Asetakan tetapi saya tidak mengetahui secara detail peraturan tersebut. Implementasi kebijakan tersebut itu seharusnya adalah arahan dan petunjuk dari atasan. Kami sebagai staf (tenaga kearsipan) sangat mengharapkan untuk di berikan kesempatan agar di ikutkan setiap kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis terkait dengan Peraturan Gubernur ini dan sedapat mungkin setiap bagian memiliki tenaga kearsipan untuk melakukan penataan dan penyelamatan arsip aset.

(wawancara Rabu 13 Desember 2017) Namun kenyataannya pernyataan dari ketiga informan tersebut tidak memuaskan karena masih ada yang belum mengetahui dengan jelas tentang Peraturan Gubernur No. 48 Tahun 2015 dalam Pengelolaan Arsip Aset dan ada juga yang sama sekali tidak mengetahui mengenai Peraturan Gubernur No.

48 Tahun 2015 tersebut.

Salah satu alasan yang menghambat jalannya suatu kebijakan itu dipengaruhi oleh kurangnya komunikasi yang dilakukan antara atasan dan staf. Sebagaimana Kepala Bagian

95 Tata Usaha Perencanaan dan Standarisasi yang mengemukakan bahwa:

“Komunikasi dan koordinasinya perlu ditingkatkan antara atasan dan staf, bila ada dokumenatau arsip aset perlu di arsipkan dan langsung disimpan sebagai dokumen yang sangat penting.

Karena itu adalah bagian dari implementasi yang terkait dengan Peraturan Gubernur tersebut. Sebaiknya pimpinan organisasi dapat menyiapkan sarana dan prasarana dalam bentuk “database” tidak lain untuk memudahkan dalam menemukan setiap arsip aset bila mana di perlukan. Dapat juga menjadi sebuah contoh pada semua SKPD bagaimana mekanisme arsip aset tidak mudah hilang dan mudah di temukan.

(Wawancara Selasa 12 Desember 2017) Namun adapun pernyataan berbeda yang di paparkan dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian Pengamanan dan Pemeliharaan Aset yang mengemukakan bahwa:

“Pada Biro Pengelolaan Barang dan Aset daerah terdapat tiga kepala bagian , sebagai implementor yang memberikan bimbingandan arahan pada setiap bagian tentang tata cara pengarsipan para kepala Sub bagian, dan Staf yang menangani persuratan yang ada di Biro Pengelolaan Barang dan Aset Daerah.

Terkait dengan bagaimana mengamankan keseluruhan arsip aset baik yang bergerak seperti kendaraan dan sejenisnya maupun yang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan sebaiknya memang seluruh aset aset provinsi Sulawesi Selatan langkah utama yang harus di lakukan adalah , menginventarisasi aset aset yang tercatat di neraca. Langkah selanjutnya melakukan identifikasi secara faktual dilapangan untuk mengetahui secara jelas keberadaan dari pada aset tersebut dengan melampirkan dokumen yang ada. Satu bukti bahwa betapa pentingnya dilakukan penyelamatan arsip aset agar dokumen ini tidak mudah hilang.

Oleh sebab itu perlu ada pedoman dalam mengelola dokumen dokumen penting yang berhubungan dengan arsip aset dengan menyiapkan tenaga kearsipan yang handal dan professional”

(Wawancara Selasa 12 Desember 2017)

96 Dari pernyataan di atas terungkap bahwa implementasi Peraturan Gubernur No. 48 tahun 2015Dalam Pengelolaan Arsip Aset sudah di pahami tetapi masih perlu diadakan sosialisasi.

Dapat dikatakan bahwa setiap kebijakan yang telah ditetapkan tidak selamanya berjalan dengan baik, kadangkala kebijakan menghadapi masalah dalam proses implementasinya, sebagaimana uraian diatas.

Petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang akan dimplementasikan kurang jelas sehingga faktor transmisi dalam penerimaan komunikasi tidak dapat diimplementasikan dengan tepat. Disisi lain frekuensi komunikasi terbatas karena sosialisasi yang sering dilakukan itu diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip kurang memadai. Karena kurangnya Tenaga Kearsipan atau Arsiparispada Kantor Biro Pengelolaan Barang dan Aset Daerah maka implementasi Peraturan Gubernur tersebut kurang efektif karena pengetahuan yang di terima sangat minim.

Dalam dokumen SULAWESI SELATAN” (Halaman 105-110)

Dokumen terkait