• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI KELOMPOK

Dalam dokumen BAB I KONSEP KOMUNIKASI simbolik docx (Halaman 75-87)

MODEL – MODEL KOMUNIKAS

BENTUK BENTUK KOMUNIKAS

B. KOMUNIKASI KELOMPOK

Gambar 6.1

Ilustrasi Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitik beratkan pada proses secara umum, tetapi pada tingkah laku (perilaku) individu dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984: 67). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005: 12) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2002: 46). Dalam kelompok kita mengenal jenis kelompok yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok ini diber\dakan berdasarkan motif dalam membentuk kelompok, kedekatan serta durasi kelompok. Kelompok primer dipahami sebagai kelompok yang anggota- anggotanya berhubungan akrab, personal dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Hal ini perlu dikaji karena terdapat perbedaan karakteristik dalam kelompok primer dan kelompok sekunder. Jalaludin Rakhmad menegaskan beberapa karakteristik komunikasi kelompok primer diantaranya adalah :

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas 2. Komunikasi pada kelompok ini bersifat personal yang lebih menekankan

pada aspek hubungan daripada isi dalam percakapan 3. Komunikasi yang terjadi cenderung bersifat informal 4. Ekkspresif

Sedangkan kelompok sekunder dipahami sebagai kelompok yang dibentuk dengan tidak memiliki motif yang kuat, sehingga waktu keberlangsungan kelompok tidak seperti kelompok primer. Beberapa ciri kelompok sekunder adalah:

1. Kualitas komunikasi bersifat dangkal, sesuai dengan keperluan 2. Aspek komunikasi lebih menekankan pada isi dari komunikasi 3. Komunikasi bersifat formal

4. Inklusif

Contoh kelompom primer adalah keluarga. Dalam hubungan keluarga komunikasi akan lebih ekspresif dan personal. Tidak ada abtasan yang berarti dalam setiap anggota kelompok. Kelompok primer akan bertahan lama dan memiliki nilai empati dalam berkomunikasi. Sedangkan contoh untuk kelompok sekunder adalah 3 orang yang bersama- sama mengantri dalam pembuatan sim, saling bercakap dan berkelompok. Kelompok semacam ini timbul dalam situasi informal, tidak memiliki motif jangka panjang dan sifatnya tidak mendalam.

Sebagai bentuk sosialisasi individu, kelompok akan banyak memberikan pengaruh serta warna dalam perilaku anggotanya. Individu sebagai anggota kelompok terlibat dalam agenda kelompok, bersosialisasi dalam kelompok, melakukan interaksi dengan sesama anggota kelompok maupun individu dari luar kelompok. Perempuan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan baru terkait dengan kelompok maupun keterampilan komunikasi yang lainnya. Berikut ini adalah tiga pengaruh kelompok terhadap perilaku komunikasi anggotanya (Rakhmad Jalaludin, 2005: 149):

1. Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu ada kecenderungan para anggota lainnya untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama dengan anggota lainnya 2. Fasilitiasi Sosial

Fasilitasi artinya mudah menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena adanya kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerja sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajnoz (dalam Jalaludin Rakhmad, 2005: 153) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan dipahami sebagai perilaku yang kita sukai

3. Polarisasi

Polarisasi adalah kecenderungan keposisi yang ekstrim. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras

Kelompok dalam melakukan komunikasi akan akan melakukan transmisi komunikasi dalam kode- kode khusus. Berg seorang peneliti dalam komunikasi kelompok menyebutkan 4 tema dalam komunikasi kelompok:

1. Tema Substantif, yaitu tema yang ada kaitannya dengan tugas kelompok 2. Tema Prosedural yaitu tema yang memberikan perhatian pada bagaimana

diskusi dalam kelompok berkembang

3. Tema yang tidak relevan, Tema yang tidak ada kaitannya secara substantive maupun procedural dengan tugas kelompok

4. Tema Distrubtion ( Gangguan), tema yang sifatnya mengganggu hal yang sedang didiskusikan.

Komunikasi kelompok adalah proses yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam berkelompok. Jika kelompok ini memiliki orientasi kebersamaan dan tujuan yang hendak dicapai setidaknya akan melewati fase- fase yang merupakan fase pencarian dukungan dari apa yang dikomunikasikan. Fase tersebut diantaranya adalah:

1. Orientasi 2. Konflik

3. Timbulnya sikap- sikap baru 4. Dukungan

Adapun untuk mengenali kelompok secara lebig dalam, ciri- ciri dari komunikasi kelompok adalah sebagai berikut:

1. Gabungan dari 2 orang atau lebih yang membentuk kelompok 2. Memiliki tujuan tertentu

3. Terdapat minat dan ketertarikan yang sama 4. Adanya proses komunikasi di dalamnya

5. Memiliki norma- norma yang digunakan sebagai pedoman 6. Adanya kecakapan yang berbeda antar anggota kelompok 7. Adanya factor pengikat

8. Tidak ada aturan baku

Sering kita mendengar adanya istilah kelompok formal dan kelompok informal. Yang disebut dengan kelompok formal dan informal dapat dibedakan berdasarkan berikut:

Aspek Kelompok Formal Kelompok Informal

Hubungan Antar Pribadi Jelas dan terstruktur Tergantuung pada motif dan tujuan

Kepemimpinan Dirancang dan ditetapkan Muncul dan dipilih Pengendalian Perilaku Penghargaan dan hukuman Pemenuhan kebutuhan Ketergantungan Ketergantungan Keanggotaan bebas dan

tidak bergantung

Tabel 6.1

Perbedaan Kelompok Formal dan Informal

C. KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi dipahami sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun tidak formal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya merupakan orientasi kepentingan dari organisasi itu sendiri. Sebagai contoh adalah jumpa pers, kebijakan dan surat menyurat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial, orientasi bukan pada organisasi tetapi lebih pada anggotanya secara individual.

Fungsi komunikasi organisasi:

1. Menjalankan struktur organisasi 2. Sarana pencapaian tujuan organisasi

3. Memberikan informasi dari atasan kepada bawahan 4. Mencari masukan dari bawahan kepada atasan 5. Menjadi ruh dari perkembangan organisasi tersebut Ciri- ciri organisasi

1. Dibentuk dengan tujuan tertentu

2. Memiliki seperangkat aturan yang berbentuk aturan baku dan budaya organisasi

3. Memiliki struktur Sifat organisasi

1. Komunikasi organisasi tampak pada struktur

2. Komunikasi dalam organisasi berfungsi mencapai tujuan system organisasi

3. Komunikasi adalah organisasi itu sendiri

4. Komunikasi organisasi menjelaskan hubungan antar individu dalam organisasi

5. Komunikasi organisasi menggambarkan dinamika kelompok

Untuk mencapai efektifitas komunikasi dalam orgaisasi menjadi tanggungjawab dari semua elemen organisasi. Adapun hal- hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan dalam komunikasi organisasi adalah:

1. Penetapa tujuan

2. Pembuatan dan pelaksanaan keputusan 3. Perekrutan dan pengembangan staf 4. Pengukuran hasil

5. Komunikasi dengan stakeholder 6. Mengembangkan komunikasi 2 arah

Budaya organisasi

Budaya organisasi adalah keyakinan dan nilai bersama yang memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan atau pedoman berperilaku di dalam organisasi (Achmad Sobirin, 2007: 131). Budaya organisasi melahirkan pola perilaku yang ditunjukkan oleh sekelompok orang sebagai akibat dari internalisasi keyakinan dan tata nilai yang telah diperoleh pada waktu- waktu sebelumnya (accomodationist school).

Budaya organisasi memiliki 2 (dua) elemen yaitu elemen idealistik dan elemen behavioral. Elemen idealistik menjadi ideologi organisasi, tidak mudah berubah meskipun organisasi selalu berubah dan beradaptasi dengan

lingkungannya. Elemen ini bersifat terselubung, tidak tampak dipermukaan dan hanya orang- orang tertentu saja yang tahu kenapa organisasi mereka didirikan. Hofstede menyatakan elemen ini sebagai nilai- nilai organisasi. Elemen behavioral merupakan elemen yang muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari- hari para anggotanya dan bentuk bentuk lain seperti desain dan arsitektur organisasi.

Budaya organisasi memiliki lapisan- lapisan layaknya sebuah bawang (Rousseau dalam Sobirin, 2007). Lapisan ini menunjukkan elemen- elemen yang ada dalam budaya organisasi. Elemen ini berkaitan satu sama lainnya sebagaimana elemen idealistik dengan elemen behavioral. Elemen yang ada dalam lapisan ini dari lapisan dalam keluar adalah sebagai berikut:

Gambar. 1.2

Lapisan Elemen Budaya Organisasi

Sumber : Rousseau dalam Sobirin, Budaya Organisasi, 2007 hal: 157 Keterangan Gambar: 1. Asumsi Dasar 2. Nilai 3. Norma 4. Perilaku 5. Artefak

Asumsi dasar merupakan inti budaya organisasi. Budaya sebuah organisasi dalam banyak hal sangat dipengaruhi oleh asumsi yang berlaku dalam organisasi tersebut. Nilai nilai organisasi adalah keyakinan yang dipegang teguh oleh seseorang atau sekelompok orang mengenai tindakan dan tujuan yang “seharusnya” dijadikan landasan atau identitas organisasi dalam menjalankan aktivitas, menetapkan tujuan atau memilih tindakan yang patut dijalankan dari alternatif pilihan yang ada. Artefak adalah elemen budaya yang kasat mata yang mudah diobservasi baik oleh orang dari dalam atau luar kelompok. Artefak merupakan perwujudan dari asumsi dasar serta nilai yang dalam penelitian ini wujud dari artefak adalah perilaku komunikasi.

5  4 

2  1 

Pada hakikatnya teori Weber (dalam Soekanto, 1969) memberikan implikasi pada komunikasi organisasi yaitu menunjukkan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan (positional communication). Birokrasi sebagai sebuah sistem berarti sebagai sistem kerja yang berlandaskan kepada suatu jaringan tata hubungan kerjasama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang ditentukan. Birokrasi memiliki beberapa ciri diantaranya adalah:

1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan- hubungan yang ditetapkan antara jabatan- jabatan

2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi atas tugas- tugas yang disalurkan dalam berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi

3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan 4. Garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan heirarkis 5. Sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang ditetapkan

secara formal mengatur tindakan- tindakan dan fungsi jabatan dalam organisasi

Birokrasi dalam sebuah organisasi menunjukkan bagaimana struktur yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur bagi Dalton (dalam Taliziduhu Ndraha , 2005) dimaksudkan sebagai “patern a network of relationship between the various position and the position holders. Dalam penelitian ini hubungan struktur akan memberikan pengaruh terhadap pola dan relasi komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok.

Komunikasi vertical dan komunikasi horizontal

Gambar 6. Struktur Organisasi

Komunikasi organisasi memiliki dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi ini berbeda jenjang, atau memilii sifat hierarkis antara atasan denga bawahan atau antar bagian yang dibentuk melalui struktur organisasi. Pada gambar diatas ditunjukkan sebuah bagan organisasi. Dalam bagan tersebut kita melihat garis yang menghubungkan antar

bagian dari organisais. Garis tersebut merepresentasikan hubungan komunikasi vertikan dan horizontal.

Komunikasi vertical adalah komunikasi yang terjadi pada dua bagian yang berbeda yang sifatnya hirarki atau atas bawah. Beberapa contoh komunikasi organisasi yang sifatnya vertical adalah:

1. Komunikasi antara Direktur utama dengan manager, Manager kepada staf

2. Komunikasi antara Rektor dengan Dekan, antara Dekan dengan Kaprodi dan Dari Kaprodi ke Dosen

3. Komunikasi antara ketua partai politik kepada sekretaris partai politik Komunikasi horizontal adalah komunikasi selevel yang terjadi dalam sebuah organisasi. Komunikasi ini sifatnya terjadi antar bagian yang memiliki kedudukan atau status yang sama. Contohnya adalah

1. Komunikasi antara manager produksi dengan manager pemasaran 2. Komunikasi antara dekan fisipol dengan dekan fakultas ekonomi 3. Komunikasi antar pimpinan cabang partai politik

D. KOMUNIKASI MASSA

Gambar 6.

Ilustrasi Komunikasi Massa

Sering kita mendengar istilah komunikasi massa dalam kehidupan sehari- hari. Banyak kata- kata yang merujuk kepada komunikasi massa seperti media massa, khalayak, iklan, film dan sebagainya. Komunikasi massa mengacu pada situasi dimana pesan diciptakan dan disebarkan kepada penerima dalam jumlah banyak, dalam setting yang relative tidak personal. Pengertian lain menyebutkan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Adapun kenapa kita harus mempelajari komunikasi massa adalah karena kemajuan masyarakat dan kemajuan teknologi yang memberikan implikasi dalam kehidupan masyarakat. Seagai contoh adalah adanya televise dengan berbagai macam konten. Media merupakan sumber kekuatan dan alat kontrol terhadap masyarakat. Media memiliki peran dalam kehidupan sehari- hari termasuk dalam koridor kebijakan public. Alasan terpenting adalah karena media massa sekarang ini menjadi alat pendukung pelaksanaan komunikasi dalam berbagai bidang dengan penyebaran informasi.

Fungsi Komunikasi Massa 1. Informasi

2. Hiburan 3. Persuasi

4. Transmisi Budaya 5. Mendorong kohesi sosial 6. Pengawasan

7. Korelasi

8. Pewarisan Sosial

9. Menggugat Hubungan Trikotomi

10.Melawan Kekuasaan dan Kekuatan represif

Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarkan informasi kepada khalayak. Contohnya adalah penggunaaan surat kabar sebagai sumber informasi. Banyak pihak yang memanfaatkan surat kabar sebagai media informasi. Seperti contoh adalah informasi dari suatu lembaga negara yang akan mensosialisasikan kebijakan kepada public. Maka informasi dapat disampaikan melalui media sebagai sarana penyampaian pesan. Informasi dalam media massa baik surat kabar, televise, radio maupun bentuk lainnya menjadi sangat tidak terbatas. Hal apapun yang menjadi konten dari media dapat dianggap sebagai informasi.

Sebagai contoh adalah informasi politik yang dikemas dalam berita politik maupun iklan politik. Informasi seperti kondisi ekonomi maupun kondisi sosial budaya menjadi tidak terbatas untuk dikonsumsi melalui media massa. Dalam komunikasi sumber informasi adalah komunikator yang memasukkan informasi sebagai pesan dalam media. Kredibilitas dari komunikator menjadi penting karena menentukan kredibilitas pesan.

Sebagai penikmat media sekalugus objek dari komunikasi massa tentu saja kita telah menikmati berbagai macam hiburan yang disajikan dalam komunikasi massa. Film adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang sifatnya menghibur. Music dapat dipahami sebagai bentuk komunikasi massa karena music menggabungkan berbagai macam struktur yang memiliki artikulas dan arti dalam berbahasa.

Komunikasi massa memilii sifat untuk melakukan persuasi. Bentuk- bentuk komunikasi massa yang paling mudah untuk melihat upaya persuasi adalah dengan iklan. Inti pesan dari iklan adalah untuk mengajak khalayak untuk melakukan pembelian. Iklan jenisnya juga sangat beragam dari iklan di media televise, iklan pada media cetak hingga iklan pada media luar ruang seperti billboard spanduk maupun ultravition.

Selain hal tersebut komunikasi massa memiliki fungsi dalam hal transfer budaya dari satu wilayah ke wilayah yang lain, dari satu komunitas ke komunitas yang lain dan dari satu zaman ke zaman yang lain. Kita dapat mengenal budaya pada lintas generasi karena adanya komunikasi massa yang memberikan gambaran . komunikasi massa dapat berfungsi sebagai kohesi sosial dimana komunikasi massa menjadi bagian dari sosial. Sebagai contoh adalah stabilitas politik pada suatu wilayah bisa terguncang karena iklan politik yang mendeskriditkan suatu golongan.

Sepertihalnya dengan jenis komunikasi lainnya komunikasi massa memiliki ciri yang dapat membedakan komunikasi massa dengan jenis lainnya. Ciri dari komunikasi massa adalah:

1. Berlangsung 1 arah

2. Pesan yang disampaikan bersifat umum 3. Komunikasi bersifat heterogen

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5. Umpan balik tertunda dan sedikit

6. Cepat menjangkau audiens dalam jumlah banyak

Komunikasi massa memiliki sifat satu arah. Sebagai contoh adalah ketika kita menonton televise. Kita mendapatkan informasi dari televise, ketika kita hendak memberikan komentar ita tidak bisa memberikan komentar kita ( feedback) kita dalam seketika. Bahkan terkadang tidak ada saluran yang dapat kita gunakan untuk menyampaikan feedback dalam komunikasi. Kita hanya mendapatkan informasi tanpa bisa memberikan informasi kepada sumber yang menjadi referensi kita.

Sifat dari komunikasi massa bersifat umum. Artinyapesan yang disampaikan oleh komunikator hanya satu dan ditujukan untuk seluruh khalayak ( target audiens). Sebagai contoh adalah informasi kemenangan sepak bola Juventus, ditayangkan dan dilihat oleh orang seluruh Indonesia. Pesan yang sama akan diterima oleh setiap pemirsa baik yang menonton televise di Jakarta, Surabaya maupun Pulau Lombok.

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Kelompok Komunikasi Organisasi Komunikasi Massa

Jumlah Komunikan 2 3 atau lebih Organiasasi 2 atw lebih

Tak terhingga

Feedback Langsung Langsung Langsung Tidak Langsung

Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Emosi Motivasi Stereotype Struktur Budaya organisasi Teknis Sosiopsikologikal Sosiokultural Jangkauan Bentuk Hambatan Miskomunikasi

Prejudice

Gender Unefective struktur Budaya Teknis Contoh Theory Interaksi symbolic

Face negotiation Teori perilaku

Mute group Teori system Agenda setting theory Pers Uses and gratification Contoh bentuk komunikasi Pembeli dan Penjual

Ayah- Ibu dan Anak

Perusahaan Surat Kabar Televisi Radio

Referensi

Devito A.Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia, Karisma. Jakarta Fiske John. 2004. Cultural and Communication Studiest, Jalasutra, Bandung LitleJohn. Stephen. 2004. Human Communication , Sage Publication. New York Mc Quail, Denis, 1996. Mass Communication Theory, Sage Publication , New

York

Miller Katherin, 2001. Communication Theories, Mc Graw Hill. New York

Mulyana, Deddy.2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya. Bandung

Pace Wayne & Faules Don. 2005. Komunikasi Organisasi. Remaja Rosdakarya. Bandung

West Richard, & Turner Lynn, 2010. Introducing Communication Theory ( International Edition), Mc Graw Hill. Singapore

Responsi

1. Jelaskan konsep komunikasi interpersonal 2. Jelaskan ciri- ciri komunikasi kelompok 3. Jelaskan moif orang membentuk kelompok 4. Jelaskan konsep komunikasi organisasi

5. Bagaimana pengaruh budaya organisasi dalam komunikasi organisasi ? 6. Jelaskan dan berikan contoh komunikasi vertical dan komunikasi

horizontal

7. Jelaskan fungsi komunikasi massa

BAB. 7

Dalam dokumen BAB I KONSEP KOMUNIKASI simbolik docx (Halaman 75-87)

Dokumen terkait