• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.2 Komunikasi Massa

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan kepada seseorang pada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan masih banyak lagi yang merupakan media kedua atau sering digunakan dalam komunikasi14.

Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan – pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, dimana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi tanpa mengenal ruang dan waktu. Konsep komunikasi massa mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media

14

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, Hal.22

memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh

audience.

Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya kepada publik. Melalui proses ini diharapkan sejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audiens15.

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat16.

Komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut17 :

1. Komunikator terlembagakan, komunikasi massa itu melibatkan lembaga, atau organisasi sehingga dalam penyebaran pesannya harus sejalan dengan kebijaksanaan lembaga atau organisasi yang mewakilinya.

2. Komunikan bersifat heterogen, merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi masa, keberadaannya terpencar-pencar antara satu dan yang lainnya dan tidak saling mengenal, masing-masing berbeda dalam hal umur, jenis kelamin, agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain.

15

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2004, Hal.4 16

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal.189 17

3. Proses komunikasi bersifat satu arah, karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. 4. Media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima pesan

dari komunikasi massa diterima secara serempak.

5. Komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media adalah terbuka untuk semua orang.

6. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi.

7. Umpan balik tertunda (delayed), komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari

feedback yang disampaikan oleh komunikan.

8. Stimulasi alat indra ”terbatas” dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari sumber. Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Stamm dan Bowes (1990)

membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perilaku (menerima dan memilih)18.

Efek primer merupakan efek yang terjadi pada tahap awal, setelah individu menerima terpaan dari media massa timbul perhatian dan akan memfokuskan diri kemudian dibenak individu akan timbul pemahaman atas pesan media massa yang ditampilkan. Kelanjutan efek yang terjadi ialah dimana individu diharapkan akan merubah pola fikir, pengetahuan dan sikap pada tingkat kognitifnya yang selanjutnya terjadi perubahan perilaku yang ditandai dengan adanya tindakan dalam hal memilih dan menerima pesan media massa yang ditampilkan. Perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan sebagai umpan balik.

Komunikasi massa erat kaitannya dengan media massa, karena penyampaian pesan yang dilakukan menggunakan alat bantu berupa media elektronik dan media cetak. Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Media massa merupakan teknologi komunikasi, kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi hampir dalam setiap gerak kehidupannya, dan menjadi tergantung kepada teknologi.

18

Menurut Mc Luhan (1964) tentang pengaruh teknologi, khususnya teknologi komunikasi. Mc Luhan menunjukkan bahwa teknologi membentuk perasaan, pikiran dan tindakan manusia. Manusia menurutnya mempunyai hubungan simbolik dengan teknologi. Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita. Teknologi media telah menciptakan revolusi ditengah masyarakat karena masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi. Ia melihat, media berperan menciptakan dan mengelola budaya19.

Media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait dan memiliki peraturan, norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. Sementara media massa adalah sebuah sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.

Media massa adalah kumpulan dari beberapa orang yang melembaga dari mulai pengumpulan sampai penyampaian pesan kepada khalayak. Media yang digunakan bersifat massal, dapat menyebarkan pesan kepada khalayak yang tersebar luas serta banyak jumlahnya secara serempak tidak terhambat oleh waktu dan tempat20.

19

Morrisan, Teori Komunikasi Massa, PT Ghalia Indonesia, Bogor, 2010 20

Fachri Wahdanianto, 2014, Pegaruh Terpaan Tayangan „I LOOK‟ di Net TV Terhadap Minat

Gaya Berbusana Siswi di SMA Negeri 1 Jakarta, Serang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Media massa mempunyai sifat ubiquity artinya serbaada. Media massa mampu mendominasi lingkungan informasi dan berada dimana mana. Karena sifatnya yang serba ada, agak sulit orang menghindari pesan media massa. Sementara itu, pesan-pesan media massa bersifat kumulatif. Berbagai pesan yang sepotong-sepotong bergabung menjadi satu yang dapat memperkokoh dampak media massa21.

Menurut Mc Luhan (1964) media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Melalui media massa kita bisa mendapatkan informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Mc Luhan juga mengungkapkan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Artinya adalah bahwa yang mempengaruhi khalayak bukanlah apa yang disampaikan oleh media, akan tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik22.

Dokumen terkait