• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ACARA MY TRIP MY ADVENTURE DI TRANS TV TERHADAP MINAT BERPETUALANG SISWA SMA NEGERI 1 TAMBUN SELATAN BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ACARA MY TRIP MY ADVENTURE DI TRANS TV TERHADAP MINAT BERPETUALANG SISWA SMA NEGERI 1 TAMBUN SELATAN BEKASI"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ACARA

MY TRIP MY ADVENTURE

DI TRANS TV TERHADAP MINAT

BERPETUALANG SISWA SMA NEGERI 1

TAMBUN SELATAN BEKASI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh:

Tanya Aulia Aryanda

6662111396

KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

At first don‟t be fear of the consequences. Just do your best effort till the end.

Bismillah

Skripsi ini kupersembahkan

dengan segala hormat kepada keluargaku,

(6)

ABSTRAK

Tanya Aulia Aryanda, NIM 6662111396. Skripsi. Pengaruh Acara My Trip My Adventure Terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan Bekasi. Pembimbing I: Dr. Rahmi Winangsih, M.Si., Dan Pembimbing II: M. Jaiz, M.Pd.

Acara My Trip My Adventure merupakan acara petualangan wisata untuk mengenal Indonesia secara lebih dekat melalui kegiatan berpetualang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh acara My Trip My Adventure terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan Bekasi. Acara My Trip My Adventure menurut Komisi Penyiaran Indonesia sebagai acara berkualitas, SMA 1 dipilih karena mempunyai ekstrakulikuler pecinta alam Red Ant. Penelitian ini menggunakan teori perbedaan individu yang menjelaskan jika setiap individu sebagai sasaran media massa ketika diterpa akan menimbulkan efek tertentu. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei, dengan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar kepada 85 siswa. Penelitian menunjukkan nilai thitung yang didapat sebesar 7,970 lebih besar dibanding nilai ttabel 1,989, hal ini

menyatakan jika Ha diterima bahwa terdapat pengaruh antara acara My Trip My

Adventure terhadap minat bepetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan

dengan nilai korelasi 0,658 yang berarti hubungan antar kedua variabel kuat, dengan nilai koefisien determinasi yang menandakan sebesar 43,3% variabel minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan adalah kontribusi dari variabel acara My Trip My Adventure.

(7)

ABSTRACT

Tanya Aulia Aryanda, NIM 6662111396. Minithesis. The Influence Of My Trip My Adventure Program Interest Adventure Students at Senior High School 1 South Tambun Bekasi Regency. Preceptor: Dr. Rahmi Winangsih, M.Si., and Preceptor II: M. Jaiz, M.Pd.

My Trip My Adventure Program is a travel adventure program to know Indonesia in a closer through adventure activity. This research was conducted to determine how much the effect of My Trip My Adventure program towards adventure students interest of Senior High School 1 South Tambun, Bekasi Regency .Komisi Penyiaran Indonesia told My Trip My Adventure program as a qualified program,choose senior high school 1 South Tambun Bekasi regency because has a extraculiculer Red Ant. This research using individual differences theory which explains if each individual as mass media target when was attacked will cause an effect. The research approach is quantitative. The research method is a survey method, the data was obtained through questionnaires which distributed to 85 students. The research shows that tcount is 7.970 bigger than ttable

1,989, it is declared if Ha was accepted that there is influence between My Trip

My Adventure Program Interest Adventure Students at Senior High School 1 South Tambun Bekasi Regency with correlation value 0.658 which means there is strong connection of two variables. variable of adventure student interest of senior high school 1 South Tambun, Bekasi regency has a value coefficient of determination as big as 43,3%, which means is a contribution from variable of My Trip My Adventure program.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Acara My Trip My Adventure di Trans TV Terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan”.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala doa, dukungan, motivasi, bimbingan, dan bantuan yang tak terhingga dalam proses penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.PD. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom. selaku wakil prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ibu Nurprapti W, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku dosen pembimbing I skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak M. Jaiz, M.Pd. selaku dosen pembimbing II skripsi yang membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala sekolah serta rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Tambun Selatan. 9. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Tambun Selatan

10.Kedua orang tua ku Bapak Soelichan Dedik Ariyanto dan Ibu Pudji Astuti Handayani, terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, kesabaran yang tak pernah putus.

11.Adik ku Havrisa Rahmalia Aryanda, terimakasih atas doa, dukungan, motivasinya.

12.Om Anto, Tante Nura, Dian Febriani, terimakasih untuk doa, dukungan dan motivasinya.

13.Neni Dianti, Laras P Febriana, Siti Muhalifah, Ifat Fatiha, yang selalu menjadi penyemangat, penghibur, pendengar setia untuk doa dan dukungannya selama ini.

(10)

15.Wanita-wanita Asih Kost Affiriyani, Meuthia Rinaldy, Noni Maulida, Epri Ayu, Nur Rizka Agni, Pritha Puteri, yang selalu menjadi keluarga penulis selama menjadi mahasiswa.

16.Teman-teman C Komunikasi 2011 dan C Humas 2011 untuk hari-hari penuh warnanya.

17.Teman-teman mahasiswa Komunikasi Humas dan Jurnalistik angkatan 2011.

18.Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, terimakasih untuk segalanya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Serang, Juli 2015

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR ERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian... 9

1.5 Manfaat Penelitian... 9

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 9

1.5.2 Manfaat Praktis ... 10

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi ... 11

2.2 Komunikasi Massa ... 15

2.3 Televisi ... 20

(12)

2.3.2 Elemen-Elemen Acara Televisi ... 28

2.4 My Trip My Adventure ... 33

2.5 Berpetualang... 35

2.6 Pengaruh ... 36

2.7 Minat ... 37

2.8 Teori Perbedaan Individu (The Individual Differences Theory) ... 40

2.9 Kerangka Berfikir ... 43

2.10 Operasional Variabel ... 44

2.11 Penelitian Terdahulu ... 45

2.12 Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 47

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.3 Populasi Dan Sampel ... 51

3.3.1 Populasi ... 51

3.3.2 Sampel ... 51

3.4 Teknik Pengolahan Data ... 53

3.5 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 54

3.5.1 Uji Validitas ... 54

3.5.2 Uji Reliabilitas... 55

3.5.3 Hasil Uji Validitas ... 56

3.5.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 59

3.6 Teknik Analisis Data ... 60

3.6.1 Analisis Deskriptif... 60

3.6.2 Uji Normalitas Data ... 60

3.6.3 Pengujian Koefisien Korelasi ... 62

3.6.4 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 64

3.6.5 Pengujian Hipotesis ... 64

(13)

3.7.1 Lokasi Penelitian ... 65

3.7.2 Jadwal Penelitian ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 67

4.1.1 Trans TV ... 67

4.1.1.1My Trip My Adventure ... 68

4.2 SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 69

4.3 Deskripsi Data ... 72

4.3.1 Karakteristik Responden ... 72

4.3.1.1Jenis Kelamin ... 72

4.3.1.2Usia... 73

4.3.1.3 Kelas Jurusan... 75

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian ... 76

4.4.1 Deskripsi Variabel Acara My Trip My Adventure (Variabel X)... 76

4.4.1.1Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Waktu (Durasi) Penayangan Acara My Trip My Adventure Sudah Tepat ... 76

4.4.1.2 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Sebagai Acara Yang Bertahan Lama ... 79

4.4.1.3Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Pembawa Acara My Trip My Adventure Menghibur ... 81

(14)

4.4.1.5Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Karakter Acara My Trip My Adventure

Konsisten Terhadap Tema Acara ... 84 4.4.1.6Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Gaya

Pembawa Acara My Trip My Adventure

Konsisten Setiap Episodenya ... 87 4.4.1.7Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Setiap

Episode My Trip My Adventure Yang Ditayangkan Konsisten Dengan Tema Yang

Di Usung ... 88 4.4.1.8Tanggapan Responden Atas Pertanyaan

Pemaparan Informasi Acara My Trip My

Adventure Tidak Monoton ... 90 4.4.1.9Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Setiap

Episode My Trip My Adventure Menimbulkan Daya Tarik Dan Kegairahan Saya Terhadap

Cerita Yang Dibangun ... 91 4.4.1.10 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan

Acara My Trip My Adventure Menyajikan Gambar-Gambar Tentang Keindahan Alam

Dan Keunikan Indonesia ... 92 4.4.1.11 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan

Acara My Trip My Adventure Sesuai

Dengan Tren Masa Kini ... 98 4.4.1.12 Tanggapan Responden Atas Pertanyaan

Acara My Trip My Adventure Sesuai

Dengan Selera Audien Secara Umum ... 101 4.4.2 Deskripsi Variabel Minat Berpetualang Siswa SMA

(15)

4.4.2.1Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Penyajian Acara My Trip My Adventure

Membuat Saya Memahami Isi Acara ... 103

4.4.2.2Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Membuat Saya Bertambah Pengetahuan Berpetualang ... 105

4.4.2.3Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Minat Berpetualang Bertambah Setelah Mendapat Informasi Dari Acara My Trip My Adventure ... 107

4.4.2.4Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Membuat Saya Tertarik Untuk Melakukan Petualangan ... 109

4.4.2.5Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Membuat Saya Tertarik Pada Hal-Hal Yang Bertema Petualangan ... 111

4.4.2.6Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Membuat Saya Menyukai Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Petualangan ... 113

4.4.2.7Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Acara My Trip My Adventure Membuat Siswa Ingin Segera Melakukan Petualangan ... 115

4.4.2.8Tanggapan Responden Atas Pertanyaan Jika Ada Kesempatan, Saya Ingin Berpetualang Bersama Host Dan Pendukung Acara My Trip My Adventure... 117

4.5 Hasil Analisis Data ... 119

4.5.1 Hasil Analisis Deskriftif Presentase ... 119

4.5.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 120

(16)

4.5.4 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 123

4.5.5 Hasil Uji Hipotesis ... 124

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 126

4.6.1 Acara My Trip My Adventure ... 126

4.6.2 Minat Berpetualang Sisa SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 130

4.6.3 Pengaruh Acara My Trip My Adventure Di Trans TV Terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 132

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 137

5.2 Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 141

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel... 44

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 45

Tabel 3.1 Uji Skala Likert ... 50

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 56

Tabel 3.3 Case Processing Summary Acara My Trip My Adventure ... 56

Tabel 3.4 Item-Total Statistics Acara My Trip My Adventure ... 57

Tabel 3.5 Case Processing Summary Minat Berpetualang SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 58

Tabel 3.6 Item-Total Statistics Minat Berpetualang SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 58

Tabel 3.7 Reliability Statistics Acara My Trip My Adventure ... 59

Tabel 3.8 Reliability Statistics Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 59

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Presentanse ... 61

Tabel 3.10 Interval Koefisien Korelasi... 63

Tabel 3. 11 Jadwal Penelitian ... 66

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 72

Tabel 4.2 Usia Responden ... 73

Tabel 4.3 Kelas Jurusan Responden ... 75

Tabel 4.4 Indikator Durasi X1 ... 77

Tabel 4.5 Indikator Durasi X2 ... 79

Tabel 4.6 Indikator Kesukaan X3 ... 81

Tabel 4.7 Indikator Kesukaan X4 ... 83

Tabel 4.8 Indikator Konsistensi X5 ... 85

Tabel 4.9 Indikator Konsistensi X6 ... 87

Tabel 4.10 Indikator Konsistensi X7 ... 89

Tabel 4.11 Indikator Energi X8 ... 90

Tabel 4.12 Indikator Energi X9 ... 92

(18)

Tabel 4.14 Indikator Tren X11 ... 99

Tabel 4.15 Indikator Tren X12 ... 101

Tabel 4.16 Indikator Perhatian Y1 ... 103

Tabel 4.17 Indikator Keingintahuan Y2 ... 105

Tabel 4.18 Indikator Keingintahuan Y3 ... 07

Tabel 4.19 Indikator Perasaan Y4 ... 109

Tabel 4.20 Indikator Perasaan Y5 ... 111

Tabel 4.21 Indikator Perasaan Y6 ... 113

Tabel 4.22 Indikator Kesiapan Bertindak Y7 ... 115

Tabel 4.23 Indikator Kecenderungan Untuk Terlibat Y8 ... 117

Tabel 4.24 Normalitas Data ... 120

Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Koefisien ... 121

Tabel 4.26 Koefisien Determinasi ... 122

Tabel 4.27 Variabel Entered/Removed ... 123

Tabel 4.28 Coefficient ... 124

(19)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 73

Diagram 4.2 Usia Responden ... 74

Diagram 4.3 Kelas Jurusan Responden ... 75

Diagram 4.4 Indikator Durasi X1 ... 77

Diagram 4.5 Indikator Durasi X2 ... 79

Diagram 4.6 Indikator Kesukaan X3 ... 81

Diagram 4.7 Indikator Kesukaan X4 ... 83

Diagram 4.8 Indikator Konsistensi X5 ... 85

Diagram 4.9 Indikator Konsistensi X6 ... 87

Diagram 4.10 Indikator Konsistensi X7 ... 89

Diagram 4.11 Indikator Energi X8 ... 90

Diagram 4.12 Indikator Energi X9 ... 92

Diagram 4.13 Indikator Energi X10 ... 94

Diagram 4.14 Indikator Tren X11 ... 99

Diagram 4.15 Indikator Tren X12 ... 101

Diagram 4.16 Indikator Perhatian Y1 ... 103

Diagram 4.17 Indikator Keingintahuan Y2 ... 106

Diagram 4.18 Indikator Keingintahuan Y3 ... 108

Diagram 4.19 Indikator Perasaan Y4 ... 110

Diagram 4.20 Indikator Perasaan Y5 ... 112

Diagram 4.21 Indikator Perasaan Y6 ... 114

Diagram 4.22 Indikator Kesiapan Bertindak Y7 ... 115

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Trans Tv ... 67 Gambar 4. 2 My Trip My Adventure ... 69 Gambar 4.3 Logo SMA Negeri 1 Tambun Selatan ... 70 Gambar 4.4 Struktur Organisasi SMAN 1 Tambun Selatan

Tahun Pelajaran 2014 – 2015 ... 71 Gambar 4.5 Tanjung Beloam – Lombok Tayang Pada Tanggal

25 April 2015 ... 96 Gambar 4.6 Air Terjun Makadipura – Probolinggo, Jawa Tengah

Tayang Pada Tanggal 23 Mei 2015 ... 97 Gambar 4.8 Jembatan Akar Sungai Batang Bayang Pesisir Selatan

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 146

Lampiran 2 Data Jawaban Responden Pada Variabel X ... 149

Lampiran 3 Surat Keterangan Mohon Ijin Melakukan Penelitia ... 154

Lampiran 4 Surat Keterangan Mendapatkan Ijin Penelitian dan Menyebar Kuesione ... 155

Lampiran 5 Dokumentasi ... 156

Lampiran 6 Data Nama Responden ... 159

Lampiran 6 Visualisasi Acara My Trip My Adventure dan Berpetualang ... 161

Lampiran 7 Buku Bimbingan Skripsi ... 164

Lampiran 9 Artikel Terkait ... 166

(22)
(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Media massa menjadi faktor penting dalam keikutsertaannya mendorong transformasi sosial, yaitu melalui kemampuannya menyebarkan informasi seragam ke masyarakat luas dalam waktu bersamaan tanpa dibatasi jarak. Televisi adalah salah satu media yang dianggap paling berpengaruh dalam mempersuasikan khalayak, selain jangkauannya (coverage) paling luas1.

Pengaruh televisi dalam sistem komunikasi tidak lepas dari aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat indonesia, sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya. Televisi mampu menarik perhatian pemirsa sedemikian rupa sehingga khalayak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan pendalaman terhadap apa yang diterimanya secara kritis.

Menurut Mar‟at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut

1

Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media TV. Jakarta, Rineka, 1996, Cipta. Hal.5

(24)

dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan Televisi2. Tidak sedikit acara yang disuguhkan televisi memanfaatkan sumber alam yang sudah tersedia atau acara yang mengulas tentang negaranya sendiri.

Indonesia adalah negara kepulauan yang menyebar disekitar khatulistiwa, beriklim tropis serta terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Dengan luas yang begitu besar, Indonesia mempunyai berbagai daerah yang memiliki keanekaragaman suku, adat, budaya serta dengan berjuta potensi keindahan alam yang dimilikinya mampu menjadikan Indonesia mempunyai kelebihan yang sangat besar dibandingkan dengan negara-negara lain. Sehingga bagi orang-orang yang memiliki jiwa petualang akan menjadi wadah yang sangat menarik untuk memuaskan hasrat berpetualang dan berwisata mereka. Latar belakang seseorang melakukan perjalanan petualangan, yaitu melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian mencari kesempatan mengadakan rekreasi demi kepuasan batin yang diperoleh. Dengan berpetualang, mereka akan menemukan banyak sekali pengalaman baru dan informasi mengenai keanekaragaman potensi alam yang unik dan menarik untuk dinikmati serta adat istiadat budaya dari tempat atau daerah yang mereka kunjungi. Namun demikian, masih banyak daerah di indonesia yang belum dikenal bahkan oleh masyarakat indonesia sendiri. Sehingga informasi yang dimiliki masyarakat Indonesia mengenai negaranya sendiri dapat dikatakan minim.

2

(25)

Ketidaktahuan masyarakat Indonesia tentang begitu besar potensi alam dan kebudayaan di Indonesia dapat dikatakan karena adanya proses globalisasi yang terjadi dimasa sekarang, dan sedikit banyak dilakukan oleh siaran-siaran televisi, baik siaran bocoran dari televisi transnasional, internasional, maupun dari televisi dalam negeri sendiri. Pengaruh globalisasi yang menimpa Indonesia juga semakin mengharukan generasi muda di Indonesia yang semakin lama semakin mencintai negara lain daripada negaranya sendiri, hal ini terjadi karena pengaruh budaya luar yang terus menerus masuk ke Indonesia, ini menjadikan generasi muda Indonesia krisis terhadap kebudayaan dan kecintaan terhadap tanah airnya sendiri.

Melihat potensi tersebut, maka media televisi menangkap bahwa hal tersebut perlu diangkat sebagai suatu program yang menjual, dimana pesan yang disampaikan dalam program tersebut terdapat informasi yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan berbeda dengan program-program televisi lainnya. Serta menjadi salah satu cara untuk mempopulerkan daerah tujuan wisata salah satunya melalui program acara petualangan wisata melalui media massa di televisi.

Trans TV sebagai salah satu televisi swasta nasional yang mempunyai tagline “milik kita bersama”, menyuguhkan acara hiburan informatif berupa acara yang memberikan perspektif baru untuk melakukan kegiatan berpetualang menjelajah Indonesia lebih dekat melalui perjalanan petualangan wisata dengan penyampaian dan penggunaan bahasa khas anak muda. Acara My Trip My

(26)

seluruh daerah di Indonesia. Baik yang sudah dikenal oleh masyarakat luas maupun yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia3.

Saat ini media massa khususnya televisi banyak menyajikan tayangan-tayangan serupa atau lebih dikenal dengan istilah copycat seperti contohnya acara

Travellezza yang ditayangkan di ANTV. Acara My Trip My Adventure yang

ditayangan di Trans TV terletak pada urutan ke-29 posisinya berada diatas acara

Travellezza yang ditayangkan di ANTV, dengan rating sebesar 1,8 persen dan share sebesar 13,6 persen, sedangkan acara Travellezza berada diurutan ke-116 dengan rating sebesar 0,6 persen dan share sebesar 13,8 persen4.

Trans TV mengemas acara My Trip My Adventure yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 digemari masyarakat. Acara My Trip My Adventure menjadi acara berkualitas yang patut dinikmati, hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan pihak Komisi Penyiaran Indonesia5. Acara ini cenderung berfokus untuk menguak potensi alam dan kebudayaan Indonesia serta kegiatan berpetualang atau traveling merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan dan memberikan banyak pengetahuan serta pengalaman baru. Khalayak yang menonton acara tersebut mungkin saja akan mendapatkan ide dan minat berpetualang mengunjungi daerah-daerah di Indonesia yang ditampilkan dalam acara My Trip My Adventure.

3

www.transtv.co.id/index.php/programs/views/6/456#.VfUHPL3-JAG

4

http://www.facebook.com/DuniaTelevisi?fref=photo, diakses pada tanggal 31 Maret 2015 pada pukul 18.33 WIB

5

(27)

Begitu banyak daerah tujuan wisata yang terdapat di dunia maupun Indonesia ini membuat masyarakat termotivasi untuk mencari informasi tentang daerah tujuan wisata yang akan mereka kunjungi. Acara My Trip My Adventure yang ditayangkan di Trans TV diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kognitif yang akan berlanjut kepada kebutuhan behavioral masyarakat akan informasi mengenai objek wisata sehingga dapat menumbuhkan minat mereka untuk melakukan perjalanan petualangan wisata.

Tidak hanya sekedar berkeliling, namun acara ini benar-benar memberi tahu tentang Indonesia, memberi tahu yang unik tentang Indonesia, yang baik tentang Indonesia dan yang ironi dari Indonesia dalam satu acara. Perjalanan panjang mengunjungi daerah-daerah yang memiliki potensi alam dan kebudayaan di Indonesia yang ditempuh Vicky Nitinegoro, Nadine Chandrawinata, Deny Sumargo, dan Hamish Daud Wylie selaku pembawa acara beserta tim, dalam kegiatan berpetualang mengeksplorasi dan menikmati keindahan alam, adat istiadat budaya, kuliner, serta sisi humanis masyarakat daerah yang dikunjungi seraya menyerukan audien untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan dengan slogan “nyampah sembarangan gak asik” dan “corat-coret sembarangan itu norak”.

Dengan acara ini pula Trans TV melalui acara My Trip My Adventure

(28)

kecintaan masyarakat Indonesia terhadap negaranya sendiri, terlebih generasi muda yang harus diberikan pengetahuan dalam mencintai potensi alam bangsa mereka serta sebagai tahap masyarakat remaja menuju dewasa yang sedang senangnya untuk mencoba hal baru dan menikmati petualangan. Sebagai sebuah siaran petualangan wisata yang tayang disebuah televisi nasional, tentu acara ini dengan mudah dapat diakses oleh seluruh lapisan publik. Karena televisi yang menjadi salah satu hasil dari teknologi yang terus bekembang saat ini, sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengubah pemikiran seseorang.

Arus informasi meluas ke seluruh dunia, globalisasi informasi dan media massa pun menciptakan keseragaman pemberitaan maupun preferensi acara liputan. Pada akhirnya, sistem media cenderung menjadi seragam dalam hal menentukan kejadian yang dipandang penting untuk diliput. Banyaknya acara yang menampilkan kegiatan dalam mengeksplorasi keindahan alam dan tempat-tempat menarik diberbagai negara membuat masyarakat Indonesia diberbagai kalangan terus-terusan disajikan tontonan yang berbau petualangan, kondisi seperti ini disebut sebagai terpaan media, terlebih sekarang ini pengaruh media massa terutama televisi sangat besar dampaknya.

(29)

12-18 tahun6. Sekolah SMA Negeri 1 Tambun Selatan dipilih peneliti karena sekolah ini mempunyai ekstrakurikuler pecinta alam bernama Red Ant sehingga siswanya dapat menyalurkan dan melakukan kegiatan berpetualang melalui

ekstrakulikuler ini, serta sudah terakreditasi A sehingga siswanya dianggap memiliki daya analisis yang lebih responsif dalam menentukan sikap dengan apa yang ada disekitarnya.

Beberapa ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua periode tersebut. Periode pertama yaitu periode awal, remaja awal yang berkisar antara 13-17 tahun. Dan periode remaja akhir yaitu antara umur 17-18 tahun atau dewasa menurut hukum yang berlaku disuatu negara7. Masa remaja disebut juga sebagai periode perubahan, tingkat perubahan dalam sikap, dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan perubahan fisik8. Masa remaja sebagai generasi muda yang mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sedang tren, serta sedang giat-giatnya mencoba hal-hal baru, pengalaman yang menantang dalam bepertualang. Peneliti memilih siswa pada tingkat XI karena siswa pada tingkat XI siswa yang menjadi anggota ekstrakulikuler terbanyak yaitu 40 siswa dari 80 siswa anggota Red Ant

tahun 2014-2015, serta siswa sudah mulai bisa beradaptasi menjadi remaja, dan sedang tidak disibukkan dengan ujian nasional sehingga dirasa peneliti mempunyai waktu luang untuk melakukan petualangan.

6

Morrisan, Media Penyiaran Startegi Mengelola Radio & Televisi, Ramadina Prakarsa, Tangerang, 2005, Hal. 126

Berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran, Pasal 65 7

Irwanto, Psikologi Umum, PT Prenhallindo, Jakarta, 2002, Hal.47 8

(30)

Peneliti akan melakukan penelitian sesuai dengan penjabaran diatas, mengenai pengaruh acara yang menampilkan serta mengulas tentang daerah tujuan petualangan wisata yakni acara My Trip My Adventure terhadap minat berpetualang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tambun Selatan. Bila hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel, maka acara My Trip My Adventure yang ditayangkan di Trans TV sangat menarik karena mampu menarik minat responden untuk melakukan petualangan setelah menonton acara My Trip My Adventure tersebut.

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dalam penelitiannya ini maka peneliti memberi rumusan masalah :

“Bagaimana Pengaruh Acara My Trip My Adventure di Trans TV

Terhadap Minat Berpetualang Siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan?”

1.6 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ditujukkan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun identifikasi masalah yang diteliti :

1. Seberapa besar penilaian siswa terhadap acara My Trip My Adventure di Trans TV ?

(31)

3. Apakah ada pengaruh antara acara My Trip My Adventure di Trans TV terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan ? 4. Seberapa besar pengaruh antara acara My Trip My Adventure di Trans

TV (variabel X) terhadap minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan (variabel Y) ?

1.6 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui acara My Trip My Adventure

2. Untuk mengetahui minat berpetualang siswa SMA Negeri 1 Tambun Selatan

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara acara My Trip My

Adventure (variabel X) terhadap minat berpetualang siswa SMA

Negeri 1 Tambun Selatan (variabel Y)

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh acara My Trip My

Adventure (variabel X) terhadap minat berpetualang siswa SMA

Negeri 1 Tambun Selatan (variabel Y)

1.7 Manfaat Penelitian

1.5.3 Manfaat Teoritis

(32)

1.5.4 Manfaat Praktis

(33)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia ditakdirkan untuk menjalin hubungan dengan sesamanya, untuk itu komunikasi menjadi hal mendasar yang dilakukan manusia untuk bersosialisasi. Manusia tidak bisa terlepas dari komunikasi, ini sudah menjadi hal yang alamiah jika manusia melakukan tindak komunikasi dengan sesamanya. Komunikasi dilakukan diantara dua orang individu bahkan lebih. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya9.

Proses komunikasi ditujukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif artinya, bila terjadi pengertian, menimbulkan kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, serta terjadinya perubahan perilaku. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila terciptanya kesamaan makna diantara komunikator dan komunikan. Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau merubah sikap bentuk komunikasi, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi berpengaruh dalam sebuah pengiriman stimulus kepada individu.

9

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2003, Hal.28

(34)

Komunikasi sebagai tindakan satu arah (linier), yaitu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa komponen menuju kepada komunikan. Definisi tersebut sesuai dengan pendapat Rogers yang mengatakan “komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan Miller (1966) berpendapat “komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima”10

.

Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia

(Human Communication) bahwa:

“komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap tingkah laku itu”11

. Harold Laswell mengungkapkan cara sederhana dalam memahami proses komunikasi adalah sebagai berikut : “Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect”. Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut,

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

(35)

pengalaman dengan orang lain. Proses komunikasi dalam hal ini bisa melalui ucapan (speaking), tulisan (writing), gerak tubuh (gesture) dan penyiaran

(broadcasting)12.

Komunikasi dengan perspektif menciptakan makna (generating of

meaning) bertujuan menghadirkan makna tertentu dibenak khalayak. Maksud

seseorang berkomunikasi bukanlah sekedar mengirimkan pesan semata, tapi yang lebih esensial adalah hendak menanamkan makna tertentu dalam pikiran penerima. Sehingga pesan yang disampaikan diharapkan akan terus melekat dipikiran komunikan tidak hanya sekedar diterima.

Wiiliam I. Gorden mengemukakan jika komunikasi mempunyai empat fungsi13, yakni :

1. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Komunikasi memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi yang dihadapi, serta komunikasi pula yang memungkinkan individu mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi problematik yang dihadapi. Dalam penelitian ini televisi menjadi salah satu bentuk komunikasi sosial karena

12

Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, Prenada Media Group, Jakarta, 2010, Hal.3

13

(36)

didalamnya merepresentasikan bentuk komunikasi sosial yang menghadirkan hiburan sebagai rujukan pembentukan realita dibenak audien atas apa yang ditampilkan.

2. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Acara televisi memungkinkan komunikasi ekspresif karena televisi sebagai media audiovisual yang dapat menyampaikan pesan secara verbal dan non verbal. Kekuatan penyampaian pesan non verbal melalui televisi sangat kuat karena televisi mampu mempresentasikan kenyataan, pesan, melalui gambar.

3. Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Terkadang berhubungan dengan kegiatan yang sudah menjadi adat turun menurun.

4. Komunikasi Instrumental

(37)

tujuan jangka panjang. Dalam media fungsi menghibur lebih dominan, dikarenakan audien membutuhkan kesenangan dari rutinitas yang dilakukan. Dalam media televisi komunikasi instrumental sangat lekat karena televisi menyajikan acara yang mengandung tujuan seperti menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, keyakinan, perilaku, menghibur, serta membujuk baik secara implisit dan eksplisit.

2.2 Komunikasi Massa

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan kepada seseorang pada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan masih banyak lagi yang merupakan media kedua atau sering digunakan dalam komunikasi14.

Komunikasi massa didefinisikan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan – pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, dimana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi tanpa mengenal ruang dan waktu. Konsep komunikasi massa mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media

14

(38)

memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh

audience.

Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya kepada publik. Melalui proses ini diharapkan sejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audiens15.

Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat16.

Komunikasi massa mempunyai karakteristik sebagai berikut17 :

1. Komunikator terlembagakan, komunikasi massa itu melibatkan lembaga, atau organisasi sehingga dalam penyebaran pesannya harus sejalan dengan kebijaksanaan lembaga atau organisasi yang mewakilinya.

2. Komunikan bersifat heterogen, merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi masa, keberadaannya terpencar-pencar antara satu dan yang lainnya dan tidak saling mengenal, masing-masing berbeda dalam hal umur, jenis kelamin, agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain.

15

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2004, Hal.4 16

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal.189 17

(39)

3. Proses komunikasi bersifat satu arah, karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. 4. Media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima pesan

dari komunikasi massa diterima secara serempak.

5. Komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media adalah terbuka untuk semua orang.

6. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi.

7. Umpan balik tertunda (delayed), komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apa pun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari

feedback yang disampaikan oleh komunikan.

8. Stimulasi alat indra ”terbatas” dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera penglihatan dan pendengaran.

(40)

membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perilaku (menerima dan memilih)18.

Efek primer merupakan efek yang terjadi pada tahap awal, setelah individu menerima terpaan dari media massa timbul perhatian dan akan memfokuskan diri kemudian dibenak individu akan timbul pemahaman atas pesan media massa yang ditampilkan. Kelanjutan efek yang terjadi ialah dimana individu diharapkan akan merubah pola fikir, pengetahuan dan sikap pada tingkat kognitifnya yang selanjutnya terjadi perubahan perilaku yang ditandai dengan adanya tindakan dalam hal memilih dan menerima pesan media massa yang ditampilkan. Perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan sebagai umpan balik.

Komunikasi massa erat kaitannya dengan media massa, karena penyampaian pesan yang dilakukan menggunakan alat bantu berupa media elektronik dan media cetak. Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Media massa merupakan teknologi komunikasi, kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi hampir dalam setiap gerak kehidupannya, dan menjadi tergantung kepada teknologi.

18

(41)

Menurut Mc Luhan (1964) tentang pengaruh teknologi, khususnya teknologi komunikasi. Mc Luhan menunjukkan bahwa teknologi membentuk perasaan, pikiran dan tindakan manusia. Manusia menurutnya mempunyai hubungan simbolik dengan teknologi. Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita. Teknologi media telah menciptakan revolusi ditengah masyarakat karena masyarakat sudah sangat tergantung kepada teknologi dan tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat menggunakan teknologi. Ia melihat, media berperan menciptakan dan mengelola budaya19.

Media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait dan memiliki peraturan, norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. Sementara media massa adalah sebuah sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.

Media massa adalah kumpulan dari beberapa orang yang melembaga dari mulai pengumpulan sampai penyampaian pesan kepada khalayak. Media yang digunakan bersifat massal, dapat menyebarkan pesan kepada khalayak yang tersebar luas serta banyak jumlahnya secara serempak tidak terhambat oleh waktu dan tempat20.

19

Morrisan, Teori Komunikasi Massa, PT Ghalia Indonesia, Bogor, 2010 20

Fachri Wahdanianto, 2014, Pegaruh Terpaan Tayangan „I LOOK‟ di Net TV Terhadap Minat

(42)

Media massa mempunyai sifat ubiquity artinya serbaada. Media massa mampu mendominasi lingkungan informasi dan berada dimana mana. Karena sifatnya yang serba ada, agak sulit orang menghindari pesan media massa. Sementara itu, pesan-pesan media massa bersifat kumulatif. Berbagai pesan yang sepotong-sepotong bergabung menjadi satu yang dapat memperkokoh dampak media massa21.

Menurut Mc Luhan (1964) media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Melalui media massa kita bisa mendapatkan informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Mc Luhan juga mengungkapkan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Artinya adalah bahwa yang mempengaruhi khalayak bukanlah apa yang disampaikan oleh media, akan tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik22.

2.3 Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa, terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

21

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal. 198 22

(43)

Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi”(vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatan”-nya oleh gambar. Melihat jauh diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat lain melalui sebuah perangkat penerima atau televisi set. Televisi merupakan medium komunikasi massa bersifat langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan serta memiliki daya tarik yang kuat terhadap setiap siarannya23.

Televisi mampu menyajikan hal-hal yang baru, aneh, spektakuler, dan menjangkau pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat pada dunia yang tidak terhingga, baik dengan kisah-kisah fantastis maupun peristiwa aktual24.

Karakteristik televisi diantaranya25 :

1. Audiovisual, televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Sehingga khalayak televisi dapat menikmati acara yang berisi gambar bergerak dengan kesesuaian suara secara harmonis.

2. Berpikir dalam gambar, ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi objek-objek tertentu harus dapat ditampilkan dengan jelas dan disajikan sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Pada tahap kedua, adalah penggambaran

(picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual

23

Burhan Bungin, Imaji Media Massa, Prenada Media Group, Jakarta, 2002, Hal.79 24

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosadakarya, Bandung, 2005, Hal.212 25

(44)

sedemikian rupa, sehingga merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasiannya lebih kompleks, dibandingkan dengan radio siaran,

pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi di indonesia tidak lepas dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak yang mengetahui dan merasakannya.

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, dan pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Untuk lebih jelasnya Effendy menjelaskan tiga fungsi pokok dari televisi26, yaitu :

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor sebagai berikut :

26

(45)

a. Immediacy (kesegaran), pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (kenyataan), ini berarti bahwa televisi menyiarkan

informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar dilengkapi dengan gambar-gambar yang sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas diluar rumah.

(46)

My Trip My Adventure sebagai acara petualangan yang menghibur audience serta menerangkan dan mendidik melalui apa yang ditampilkan dalam satu kesatuan kemasan acara yang disuguhkan.

Penggunaan media televisi dipilih peneliti karena di Indonesia telah menjadi salah satu media elektronik yang lazim digunakan. Hofmann dalam penelitiannya pada tahun 1999 menyebutkan bahwa delapan dari sepuluh orang Indonesia biasa menonton televisi dan khusus didaerah perkotaan bahkan sembilan diantara sepuluh orang27.

Menurut Bowes (1996) penonton diklasifikan menjadi dua, yaitu penonton primer (primary viewers) adalah orang yang menonton dengan maksud tertentu dan merencanakan waktu dan program tertentu apa yang akan dilihat, sedangkan penonton sekunder (secundary viewers) adalah orang-orang yang mempunyai aktivitas lain ketika sedang menonton televisi28.

2.3.1 Program (Acara) Televisi

Dari definisi televisi dapat disimpulkan bahwa segala yang disiarkan pada media massa televisi merupakan sebuah tayangan atau program.

Penyiaran adalah kegiatan penyelenggaraan siaran radio maupun televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio atau televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran, siaran ditujukkan kepada khalayak. Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran,

27

Ruedi Hofmann, Dasar-dasar Apresiasi Program TV:Menjadikan TV Budaya Rakyat, Grasindo, Jakarta, 1999, Hal.16

28

(47)

merupakan hasil perpaduan anatara kreativitas manusia dan kemampuan sarana atau alat, atau antara perangkat keras dan lunak29.

Siaran adalah rangkaian mata acara dalam bentuk suara atau gambar yang dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima radio atau televisi, dengan atau tanpa alat bantu, melalui pemancaran gelombang elektromagnetik, kabel, serat optik atau media lainnya30.

Siaran dapat dikatan sebagai program, kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah „siaran‟ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian

pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain (audien dan pemasang iklan)31.

Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program. Adapun yang dimaksud

29

J.B. Wahyudi, Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, Hal. 8

30

Ibid, Hal. 16 31

(48)

dengan daya tarik disini adalah bagaimana sutau program mampu menarik audiennya32.

Jenis Program Televisi

Hard News

Informasi (Straight News, Features, Infotainment)

Soft News

(Current Affair, Magazines, Talk Show, Documentary)

Program TV

Musik

Drama

(Sinetron, Film Cartoon)

Permainan : Quiz Relationship Show

Hiburan Ketangkasan Hidden Camera

Reality Show Competition Show

Pertunjukkan Fly On The Wall

(Sulap, Lawak, Tarian, dll) Mistik

Sumber : Morissan, Media Penyiaran Srategi Mengelola Radio Dan TV.Hal.105

Jenis program pada umumnya diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar33, yaitu :

1. Siaran karya artistik adalah siaran atau acara yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi keindahan. Sifat karya artistik yaitu bisa fiksi dan nonfiksi, sasaran

(49)

Proses produksinya mengutamakan keindahan dan kesempurnaan sesuai perencanaan, penyajian tidak terikat waktu, penggunaan bahasa bebas, isi pesan tentang realitas sosial34.

2. Siaran karya jurnalistik adalah siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian kepada khalayak. Sasaran kepercayaan dan kepuasan pemirsa, memenuhi rasa ingin tahu pemirsa. Isi pesan terikat pada kode etik dan harus faktual dan menyerap realitas. Menggunakan bahasa jurnalistik, improvisasi terbatas, menggunakan bahasa jurnalistik, refleksi penyajian kuat35.

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang dijual kepada audien.

Berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tak bersifat harus segera ditayangkan. Stasiun televisi menggunakan berbagai istilah untuk jenis berita lunak ini misalnya news magazine, current affair dan lain-lain36.

Bagi penyelenggara penyiaran harus mempunyai rasa bijak dan pertimbangan matang dalam menyajikan programnya. Jangan hanya

(50)

memerhatikan selera pasar bebas (liberal) tetapi junjunglah idealisme informasi bagi kepentingan bangsa Indonesia37.

Dalam penelitian ini peneliti memilih acara My Trip My Adventure karena acara ini termasuk kedalam siaran program informasi berbentuk acara karya artistik. Karena acara My Trip My Adventure mengutamakan segi keindahan dalam menyajikan tontonan yang membuat penonton memiliki rasa kagum terhadap ekplorasi keindahan alam, penggunaan bahasa khas anak muda sebagai bahasa bebas, serta memberikan pesan moral untuk selalu menjaga lingkungan.

2.3.2 Elemen-Elemen Acara Televisi

Kesulitan utama bagi pengelola program adalah memastikan apakah suatu program akan sukses ketika ditayangkan. Hingga saat ini tidak ada senjata yang dapat digunakan untuk memperkirakan apakah suatu program yang dibuat saat ini akan sukses pada saat penayangannya nanti. Namun demikian ada beberapa kualitas tertentu yang harus dimiliki suatu acara agar dapat berhasil. Namun demikian semua program yang sukses memiliki elemen-elemen sebagai berikut :

1. Konflik

Salah satu elemen yang paling penting dalam keberhasilan program adalah konflik yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter diantara tokoh-tokoh yang terlibat38.

37

Djamal Hidajanto dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasar Penyiaran, Kencana Prenda Media Group, Jakarta, 2011, Hal.162.

38

(51)

2. Durasi

Suatu program yang berhasil adalah program yang dapat bertahan selama mungkin. Dengan demikian, ditinjau dari durasi atau lamanya penayangan program, sutau program itu terdiri atas program yang dapat bertahan lama

(durable program) dan program yang tidak dapat bertahan lama

(nondurable program). Sebuah program sebaiknya merancang program

yang mampu bertahan terus menerus, dengan kata lain sebuah program itu memiliki kemampuan untuk mempertahankan daya tariknya selama mungkin39. Dalam penelitian ini acara My Trip My Adventure dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk program yang dapat bertahan lama (durable). Karena cerita yang dikemas secara fresh selalu berganti-ganti setiap penayangannya.

3. Kesukaan

Sebagian audien memilih program yang menampilkan pemain utama atau pembawa acara yang mereka sukai yaitu orang-orang yang membuat audien merasa nyaman, sebagaimana dikemukakan Vane-Gross : mereka adalah orang-orang yang memiliki kepribadian hangat, suka menghibur, sekaligus sensitif dan ramah. Mereka adalah jenis orang yang mungkin kita sukai untuk diundang datang ke rumah kita. Seorang pembawa acara harus memancarkan kegembiraan dan pemikiran yang positif atau memiliki good will40.

39Ibid,

Hal. 325 40

(52)

4. Konsistensi

Suatu program harus konsisten terhadap tema dari karakter program yang disuguhkannya sejak awal. Menurut Vane-Gross : semua penonton televisi memiliki tingkat antisipasi tertentu terhadap setiap program. Ini berarti, penonton sejak awal sudah mengharapkan sesuatu ketika menonton sesuatu41.

5. Energi

Setiap program harus memiliki energi yang mampu menahan audien untuk tidak mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Vane-Gross mendefinisikan energi sebagai “ kualitas yang menekankan pada kecepatan

cerita dan semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambar-gambar yang tidak bisa ditinggalkan penonton”. Berdasarkan definisi Vane-Gross diatas maka suatu program yang memiliki energi harus memiliki tiga hal yaitu :

1. Kecepatan Cerita

Suatu program harus memiliki cerita yang tidak boleh berjalan lamban apalagi monoton. Setiap program harus memiliki kecepatannya dalam bercerita.

2. Excitement (Daya Tarik)

Secara bahasa excitement berarti kegembiraan, kegemparan atau kehebohan, namun dalam hal ini didefinisikan sebagai kemampuan menimbulkan daya tarik atau kegairahan kepada audien terhadap

41

(53)

cerita yang dibangun. Setiap bagian cerita harus memancing rasa ingin tahu atau rasa penasaran audien setiap saat. Excitement tidak sama dengn kegilaan (frenzy) dan juga tidak berarti motion atau sekedar perpindahan gambar tanpa arti.

3. Gambar Yang Kuat

Vane-Gross meletakkan tanggung jawab untuk menciptakan energi pada tiga pihak yaitu : penulis cerita, sutradara dan pemain (pembawa acara). Masing-masing pihak memiliki tanggung jawab untuk menciptakan energi program pertunjukkan. Tanggung jawab itu adalah sebagai berikut :

a. Penulis cerita harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan dialog dan menyusun adegan sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan ketegangan yang terus meningkat hingga akhir acara. b. Sutradara harus mampu mengarahkan pemain sesuai dengan cerita

dan memilih gambar yang mampu membangkitkan kepuasaan penonton.

(54)

disampaikan pun tidak dapat diterima secara baik oleh audiens. Terlebih lagi ini merupakan ancaman dan audien akan meninggalkan acara42.

6. Timing

Programer dalam memilih suatu program siaran (acara) harus mempertimbangkan waktu penayangan (timing) yaitu apakah program bersangkutan itu sudah cocok atau sesuai dengan zamannya. Vane-Gross menilai persoalan timing ini sangat penting : agar suatu acara dapat berhasil maka acara itu haruslah harmonis dengan waktu. Program yang terlalu ketinggalan zaman akan ditinggalkan penonton; namun jika terlalu maju juga kan ditinggalkan penontonnya. Dengan demikian nilai-nilai atau gaya hidup yang diperlihatkan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang masih berlaku dan dipertahankan audien43.

7. Tren

Seorang progrmer dalam memilih program harus memiliki kesadaran terhadap adanya hal-hal yang tengah digandrungi (tren) ditengah masyarakat. Acara yang sejalan dengan tren yang berkembang akan lebih menjamin keberhasilan, sebaliknya program yang tidak seirama dengan tren maka besar kemungkinan akan gagal. Menurut Vane-Gross, acara yang mengikuti tren bukanlah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan. Menurutnya tren bisa menjadi petunjuk terhadap selera audien secara umum sehingga sedikit banyak membantu

42Ibid,

Hal. 329 43

(55)

meningkatkan rating acara. Tren dalam program televisi terjadi jika beberapa stasiun televisi memproduksi atau mengembangkan suatu acara yang memiliki tema, format atau isi yang sama44.

Sesuai dengan pemaparan diatas oleh Morissan dalam bukunya Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan TV, peneliti memilih beberapa elemen yang digunakan sebagai tolak ukur yang disesuaikan dengan objek yang diteliti acara My Trip My Adventure yaitu durasi, kesukaan, konsistensi, energi, dan tren.

2.4 My Trip My Adventure

My Trip My Adventure merupakan acara televisi bersifat mingguan

(weekly base) berdurasi 45 menit yang termausk kedalam program travel & life

style, ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 08.30 WIB45. Penayangan

My Trip My Adventure termasuk kedalam pembagian waktu siaran televisi

diwaktu day time pada saat akhir pekan yang dimulai pukul 08.00 WIB hingga berakhir pukul 19.30 WIB, pada pukul tersebut menunjukkan bahwa audien cukup banyak menonton televisi pada pagi hari di hari Sabtu dan Minggu.

Acara My Trip My Adventure termasuk kedalam kalsifikasi R-BO (remaja-bimbingan orang tua) yang tertera pada layar kaca saat acara ini ditayangkan, menurut pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran klasifikasi R

44

Ibid, Hal. 333

45

(56)

adalah tayangan yang ditujukan untuk remaja, yakni khalayak berusia 12-18 tahun46.

Karena pada perkembangannya proses globalisasi itu sedikit banyak dilakukan oleh siaran-siaran televisi. Sebagai televisi yang peduli terhadap proses meng-Indonesia bahkan mengglobalkan budaya lokal, Trans TV menyuguhkan acara berupa perjalanan petualangan wisata yang sebagian besar hanya berfokus untuk mengeksplorasi Indonesia. Acara ini dipandu oleh Vicky Nitinegoro, Deny Sumargo, Hamish Daud Wylie Dan Nadine Chandrawinata sebagai pembawa acara wanita satu-satunya, menandakan bahwa tidak hanya laki-laki yang dapat melakukan petualangan, seorang wanita pun dapat melakukan petualangan.

Keempat pembawa acara beserta tim, akan melihat Indonesia secara lebih dekat, menggali sisi unik dan humanis dari seluruh pelosok Indonesia, memperlihatkan potensi wisata dan keindahan alam Indonesia baik yang sudah dikenal masyarakat luas maupun daerah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, memberikan alternatif perjalanan, memberi pengetahuan tentang asal mula daerah yang dikunjungi, menyerukan untuk selalu menjaga dan melestarikan lingkungan dengan slogan “nyampah sembarangan gak asik” dan

“corat-coret sembarangan itu norak” yang disampaikan dan dikemas menjadi sebuah acara yang menarik dengan penggunaan bahasa khas gaya anak muda dan diiringi dengan musik dan lagu yang easy listening. Beberapa faktor yang

46

(57)

membuat acara ini semakin menarik adalah karena acara ini sebagian besar mengeksplorasi daerah-daerah di Indonesia saja serta adanya berbagai tantangan dalam menghadapi kendala yang muncul seperti, sulitnya transportasi disejumlah wilayah, sulitnya pergi dari pulau ke pulau lain, situasi perjalanan yang tidak dapat diprediksi, menghadapi sikap masyarakat asli daerah yang dikunjungi.

Acara ini benar-benar memberi tahu tempat Indonesia, memberi tahu yang unik tentang Indonesia, yang baik tentang Indonesia dan yang ironi tentang Indonesia. Dalam perjalanannya tim My Trip My Adventure juga akan bertemu tokoh-tokoh inspiratif, menikmati keindahan alam, kuliner, sisi humanis masyarakat daerah yang dikunjungi, budaya dan adat istiadat dari berbagai daerah di Indonesia, sampai melakukan kegiatan-kegiatan ekstrem. Tujuannya adalah menumbuhkan minat berpetualang penonton, memberikan informasi kepada penonton untuk lebih mengenal Indonesia, lebih menginginkan untuk melakukan petualangan wisata di negeri sendiri, lebih cinta kepada Indonesia dan lebih bangga untuk berfoto yang berlatar belakang pemandangan Indonesia bukan luar negeri.

2.5 Berpetualang

(58)

petualangan dapat dikatakan sebagai usaha melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian mencari kesempatan mengadakan rekreasi demi kepuasan batin yang diperoleh”. Tutur Faisyal R, ketua ektrakulikuler Red Ant 2014-1015.

Menurut Nadine Chandrawinata, sebagai salah satu pembawa acara My Trip My Adventure. “Petualangan adalah kegiatan mengeksplor seluruh tempat

yang tidak ada batasannya, setiap sudut baru, lokasi baru selalu memberikan kita banyak pelajaran yang sangat berharga, adventure is the best way to learn”47.

2.6 Pengaruh

Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang disampaikan. Cangara mengemukakan Pengaruh dapat dikatakan mengena jika perubahan (P) yang terjadi pada penerima yang dalam penelitian ini adalah responden sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T), atau seperti rumus yang dibuat oleh Jamias (1989), yakni pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima (P=S/P/M/P). Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavior)48.

Dalam penelitian ini pengaruh (P) yang ingin dilihat adalah adanya pertumbuhan minat dari responden sebagai penerima pesan (p), setelah menonton acara My Trip My Adventure yang berlaku sebagai pesan (p), melalui media televisi (M) yang disampaikan oleh Trans TV sebagai sumber (S). Sehingga

47

My Trip My Adventure Episode Sabtu 14 Maret 2015 https://m.youtube.com/watch?v=ZsZ-xicgEE4

48

Gambar

Tabel 2. 1
Tabel 2. 2
Tabel 3. 1
Tabel 3. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siswa mampu menyebutkan informasi yang terdapat dalam undangan tertulis dengan cara menjawab pertanyaan yang sesuai dengan teks undangan!. Siswa mampu menyebutkan ekspresi

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan aspek spiritualitas perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien rawat inap IRNA I RSUD Prof..

Pengalokasian belanja modal yang sebelum sepenuhnya merata dan belum memenuhi tingkat kesejahteraan publik dikarenakan dari faktor Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul penilaian kelas pada pembelajaran bahasa Arab (Studi Kasus pada kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/20010)

un tuk mertyempumakan filsafa t s e belumnya. der _praktischen Vernunft yang memuat pandangannya tentang etika; Kritik der Urteilskraft yang memuat tentang kemampua.n

najis sehingga tidak berbaki lagi atau ia mengubahnya sehingga darah menjadi abu lalu ia suci dengan istihalah (perubahan).Atas sebab itu juga jika tahi dibakar dan

Sebagai sumber panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas listrik ini bersumber dari kawat ataupun pita bertahanan listrik tinggi ( Resistance Wire ) biasanya

Kereta Api Indonesia (persero) sejak menggunakan aplikasi rail ticket system adalah ketika data penumpang akan ditransfer ke pihak PT.KAI aplikasi rail ticket system tersebut