• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Komunikasi Massa

Istilah komunikasi tidak asing lagi ditelinga kita. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sehingga tidak akan lepas dari kehidupan manusia. Namun masih banyak yang belum memahami makna dari istilah tersebut. Komunikasi sejatinya berasal dari communicatio yang merupakan bahasa Latin. Communicatio sendiri tersusun atas dua kata, “com” dan “unio”, Com/cum memiliki arti “dengan”, sedangkan unio/union bermakna

“bersatu dengan” (Liliweri, 2007:3). Oleh karena itu, komunikasi merupkan proses penggabungan atau bersatunya suatu tindakan, hal ini lebih jauh dapat diartikan sebagai bergabungnya seorang komunikator dengan kominikan dalam proses pertukaran informasi. Azriel Winnett dalam Liliweri (2007:4), menegaskan bahwa komunikasi adalah semua tindakan/interaksi manusia yang memiliki sifat human relationships dengan diikuti oleh peralihan sejumlah fakta.

Communication is any process in which people share information, ideals, and feelings, it involves not only the spoken and written word but also body language, personal mannerisms, and style-anything that adds meaning to a message (Komunikasi adalah proses orang berbagi informasi, ide, dan perasaan, hal tersebut tidak hanya melibatkan perkataan dan ditulisan, tetapi juga melibatkan bahasa tubuh, tingkah laku/perangai, dan gaya-sesuatu itu dapat menambah makna pesan) (Hybels, 2007:8).

Baran (2009:4) berpendapat, Communication is the trasmission of a message from a source to a receiver, yakni komunikasi adalah pengiriman pesan dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan).

Terdapat berbagai jenis komunikasi, salah satu dari jenis komunikasi adalah komunikasi massa. Komunikasi ini diartikan sebagai: 1) Suatu proses untuk menghasilkan dan mensosialisasikan atau institusionalisasi (difusi/membagi) informasi kepada penerima/sasaran dari sebuah sumber. 2) Komunikasi ini bersifat satu arah. 3) Komunikasi yang dalam penyebaran pesannya bertujuan untuk mempengaruhi audiens secara luas dilakukan oleh komunikator dengan mempergunakan teknologi pembagi. 4) Komunikator dan komunikan yang berjumlah masal, bertempat tinggal jauh, heterogen,

Pada definisi diatas telah dikemukakan, bahwasanya komunikasi massa dalam penyampaian pesannya mempergunakan media/saluran. Alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dapat berbentuk media massa elektronik atau cetak. Beberapa jenis/bentuk dari suatu media yang dapat dijadikan saluran dalam komunikasi massa dapat kita lihat dalam definisi yang disampaikan oleh Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble. Mereka berdua berpendapat, bahwa komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa apabila mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2) Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3) Pesan adalah milik publik. Artinya, bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. 4) Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. 5) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6) Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda (Nurudin, 2013:8-9).

Sebelum lebih jauh menyinggung tentang media dalam komunikasi massa, alangkah lebih baik jika kita mengetahui lebih dalam mengenai jenis komunikasi ini. Apabila kita ingin lebih mengetahui komunikasi massa, kita dapat membandingkan komunikasi massa dengan interpersonal komunikasi. Alaxis S. Tan dalam Nurudin (2013:9) mengatakan, kita bisa mengetahui

komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita sedikit menyinggung komunikasi interpersonal.

Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang dilakukan secara tatap muka (komunikasi diadik) oleh dua orang. Serta kominikasi interpersonal memiliki sifat: 1) Spontan dan informal. 2) Saling menerima feedback dengan maksimal. 3) Partisipan berperan fleksibel (Aw, 2011:3).

Tabel 2.2

Elements of interpersonal communication and mass communication compared (Baran, 2009:8)

No Interpersonal Communication Mass Communication

Nature Nature

1 Message Highly flexible and alterable

Identical, mechanically produced, simultaneously sent Inflexible, unalterable 2 Interpreter A One persone A large, hierarchically structured organization 3 Interpreter B

One or few people, usually in direct contact with you and to a greater or lesser degree, known

to you

A large, heterogeneous audience known to interpreter (A) only in the

most rudimentary way, little more than basic

demographics

4 Feedback Immediate and direct yes or no

response Delayed and inferential

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang mempergunakan media/saluran dalam penyampaian pesannya. Serta komunikan dalam

oleh komunikasi massa bersifat modern. Saluran dalam komunikasi massa merupakan hasil dari teknologi modern (Nurudin, 2013:4). Media di sini dapat berupa media elektroni (televisi, radio), media cetak (koran, majalah), buku, film. Tidak hanya bersifat modern, media massa dalam komunikasi massa juga bersifat melembaga, satu arah, memakai peralatan teknis, terbuka, meluas dan serempak (Cangara, 2014:140-141). Oleh karena itu, massa dalam arti komunikasi massa lebih mengacu kepada penerima pesan melalui media massa. Massa pada komunikasi ini adalah khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca (Nurudin, 2013:4). Media massa pada komunikasi massa mengacu kepada alat-alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak, berdampak luas dan heterogen.

Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble tidak hanya memberikan syarat kepada komunikasi agar komunikasi dapat digolongkan sebagai mass communication. Mereka juga menjelaskan bagaimana proses terjadinya komunikasi massa, tahapannya dimulai dari sumber pesan. Masage kemudian mengalir kepada audience, akan tetapai sebelum sampai ke audience pesan akan diedit oleh penapis pesan dan disebarkan melalui media massa. Namun dalam proses penerimaan pesan tersebut audience dapat dipengaruhi oleh berbagai gangguan. Kemudian audience dapat memberikan umpan balik melalu berbagai macam saluran.

Gambar 2.1

Komunikasi massa model Gamble dan Gamble (Nurudin, 2013:149).

Untuk mempermudah memahami komunikasi massa maka Schramm menggambarkanya sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model komunikasi massa Schramm (Baran, 2009:7).

Black dan Whitney membagi proses komunikasi massa menjadi empat wilayah, yakni sumber, pesan, umpan balik, dan audience.

Gambar 2.3

Komunikasi massa model Black dan Whitney (Nurudin, 2013:155).

Berbicara mengenai komunikasi massa, tidak akan lepas dari fungsi media massa. Pada saat kita membicarakan mengenai fungsi komunikasi massa, kita sekaligus membicarakan fungsi media massa. Hal ini dikarenakan komuniksai massa berarti komunikasi lewat media massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa media massa.

Menurut Black dan Whitney dalam Nurudin (2013:64) komunikasi massa mempunyai fungsi: 1) to inform (menginformasikan), 2) to entertain (memberi hiburan), 3) to persuade (membujuk), 4) transmission of the culture (transmisi budaya). Sementara itu Alexis S. Tan membagi fungsi komunikasi dalam empat hal.

Tabel 2.3

Fungsi komunikasi massa Tan (Nurudin, 2013:65)

No.

Tujuan Komunikator (Penjaga Sistem)

Tujuan Komunikan (Menyesuaikan diri pada sistem:

pemuasan kebutuhan) 1 Memberi informasi

Mempelajari peluang dan ancaman, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan.

2 Mendidik

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

3 Mempersuasi

Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya.

4

Menyenangkan, memuaskan

kebutuhan komunikan

Mengembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur, dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi.

Beberapa pendapat mengenai fungsi komunikasi massa di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi massa adalah sebagia pemberi informasi, pendidikan, dan menghibur. Media juga sebagain penyedia pelajaran tentang kesadaran identitas dan budaya yang masig dinegosiasi (Yusuf, 2016:30).

Setelah membicarakan fungsi dari media massa, tidak ada salahnya kalau kita mengetahui efek atau dampak yang dapat ditimbulkan oleh media massa. Sebab komunikasi massa dapat menimbulkan dampak yang siknifikan pada audience. Efek yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa bisa berwujud: efek kognitif (pengetahuan), afektif (emosional dan perasaan), dan behavioral (perubahan pada perilaku) (Nurudin, 2013:228). Komunikasi

massa juga dapat mempengaruhi pengalaman budaya seseorang (Yusuf, 2016:30).

Besarnya efek yang dialami oleh audience dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor individu dan faktor sosial. Faktor individu meliputi selective attention, selective perception, selective retention, motivasi, pengetahuan, kepercayaan, pendapat, kebutuhan, nilai, pembujukan, kepribadian dan penyesuaian diri.

Gambar 2.4

Faktor individu (Nurudin, 2013:229).

Gambar 2.5

Faktor sosial (Nurudin, 2013:234)

Source selective attention, selective perception, selective retention Motivation and learning Beliefs, opinions, needs, values Persuability Personality and adjustment Source Umur dan jenis kelamin Pendidikan dan Latihan Pekerjaan dan Pendapatan Agama Tempat tinggal

Dokumen terkait