BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.4 Komunikasi Vertikal ke Atas
Aspek komunikasi vertikal ke atas meliputi : informasi pekerjaan, informasi masalah dan keluhan dan saran dan ide. Hasil penelitian tentang komunikasi vertikal ke atas pada perawat pelaksana seperti uraian berikut.
4.4.1 Informasi Pekerjaan
Informasi pekerjaan dalam komunikasi vertikal ke atas terdiri dari 5 (lima) pernyataan. Hasil penelitian tentang informasi pekerjaan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Perawat pelaksana tidak menginformasikan kendala yang dijumpai dalam pekerjaan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 47,9% responden.
b. Perawat pelaksana tidak menanyakan tentang tanggapan atas kendala yang dijumpai kepala keperawatan, dinyatakan oleh 49,3% responden.
c. Perawat pelaksana tidak memberikan saran atau ide yang baru tentang pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 52,1% responden. d. Perawat pelaksana tidak memberikan masukan tentang hambatan yang ditemui
dalam melaksanakan rencana kerja pelayanan keperawatan yang telah disusun kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 40,8% responden.
e. Perawat pelaksana tidak memberikan saran tentang hal-hal yang kurang sesuai dalam rencana kerja pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 46,5% responden.
Jawaban responden tentang informasi pekerjaan dalam komunikasi vertikal ke atas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Pekerjaan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Informasi Pekerjaan Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana menginformasikan kendala yang dijumpai dalam pekerjaan kepada Kepala keperawatan
22 (31,0) 15 (21,1) 34 (47,9) Perawat pelaksana menanyakan tentang tanggapan
atas kendala yang dijumpai dalam melaksanakan tugas kepada kepala keperawatan
21 (29.6) 15 (21,1) 35 (49,3) Perawat pelaksana memberikan saran atau ide yang
baru tentang pelayanan kepada kepala keperawatan 21 (29.6) 13 (18,3) 37 (52,1) Perawat pelaksana memberikan masukan tentang
hambatan yang ditemui dalam melaksanakan rencana kerja pelayanan keperawatan yang telah disusun kepada kepala keperawatan
24 (33,8) 18 (25,4) 29 (40.8)
Perawat pelaksana memberikan saran tentnag hal-hal yang kurang sesuai dalam rencana kerja pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan
12 (16,9) 26 (36,6) 33 (46,5)
Indikator informasi pekerjaan dalam komunikasi vertikal ke atas kemudian dikategorikan dan ditemukan 50,7% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Informasi Pekerjaan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Informasi Pekerjaan Jumlah Persen
a. Baik 16 22,5
b. Cukup baik 19 26,8
c. Tidak baik 36 50,7
4.4.2. Informasi Masalah dan Keluhan
Informasi masalah dan keluhan dalam komunikasi vertikal ke atas terdiri dari 5 (lima) pernyataan. Hasil penelitian tentang informasi masalah di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Perawat pelaksana tidak mengeluhkan informasi yang kurang jelas tentang rencana kerja masa yang akan datang kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 47,9% responden.
b. Perawat pelaksana tidak menyampaikan keluhan dari pasien sehubungan dengan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 47,9% responden.
c. Perawat pelaksana tidak menyampaikan saran atau masukan tentang pelayanan keperawatan yang dikeluhkan oleh pasien kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 45,1% responden.
d. Perawat tidak menyampaikan keluhan tentang metode pelayanan keperawatan yang dilakukan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 52,1% responden e. Perawat pelaksana tidak memberikan saran untuk mengeliminasi kendala dan
hambatan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan, dinyatakan oleh 47,9% responden.
Jawaban responden tentang informasi masalah dan keluhan dalam komunikasi vertikal ke atas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Masalah dan Keluhan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Informasi Masalah dan Keluhan Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana mengeluhkan informasi yang kurang jelas tentang rencana kerja masa yang akan datang kepada kepala keperawatan
22 (31,0) 15 (21.1) 34 (47,9) Perawat pelaksana menyampaikan keluhan dari
pasien sehubungan dengan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan
23 (32,4) 14 (19,7) 34 (47,9) Perawat pelaksana menyampaikan saran atau
masukan tentang pelayanan keperawatan yang dikeluhkan oleh pasien kepada kepala keperawatan
18 (25,4) 21 (29,6) 32 (45,1) Perawat menyampaikan keluhan tentang metode
pelayanan keperawatan yang dilakukan kepada kepala keperawatan
22 (31,0) 12 (16,9) 37 (52,1) Perawat memberikan saran untuk mengeliminasi
kendala dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan
17 (23,9) 20 (28,2) 34 (47,9)
Indikator informasi masalah dan keluhan dalam komunikasi vertikal ke atas kemudian dikategorikan dan ditemukan 49,3% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Informasi Masalah dan Keluhan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Informasi Masalah dan Keluhan Jumlah Persen
a. Baik 16 22,5
b. Cukup baik 20 28,2
c. Tidak baik 35 49,3
4.4.3 Saran dan Ide
Saran dan ide dalam komunikasi vertikal ke atas terdiri dari 5 (lima) pernyataan, meliputi tentang saran dan ide melalui untuk meningkatkan efektifitas pelayanan keperawatan, mengatasi kendala dan hambatan, mengatasi konflik antara perawat dan masalah hubungan kerja. Hasil penelitian tentang saran dan ide dalam komunikasi vertikal ke atas di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Perawat pelaksana tidak memberikan saran dan ide melalui catatan keperawatan untuk mengatasi keluhan pasien kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 43,6% responden.
b. Perawat pelaksana tidak memberikan ide untuk meningkatkan efektifitas pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 49,3% responden.
c. Perawat pelaksana tidak menyampaikan saran dan ide untuk mengatasi kendala dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan, dinyatakan oleh 43,7% responden.
d. Perawat pelaksana tidak menyampaikan saran dan ide dalam rangka mengatasi konflik yang terjadi antara perawat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan, dinyatakan oleh 47,9% responden.
e. Perawat pelaksana tidak memberikan saran dan ide dalam rangka mengatasi masalah hubungan kerja yang terjadi antara perawat dengan petugas lain dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan, dinyatakan oleh 45,1% responden.
Jawaban responden tentang saran dan ide dalam komunikasi vertikal ke atas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Saran dan Ide di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Saran dan Ide Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana memberikan saran dan ide melalui catatan keperawatan untuk mengatasi keluhan pasien kepada kepala keperawatan
22 (31.0) 18 (25.4) 31 (43,6) Perawat pelaksana memberikan ide untuk
meningkatkan efektifitas pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan
21 (29,6) 15 (21,1) 35 (49,3) Perawat pelaksana menyampaikan saran dan ide
untuk mengatasi kendala dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan
21 (29,6) 19 (26,8) 31 (43,7) Perawat pelaksana menyampaikan saran dan ide
dalam rangka mengatasi konflik yang terjadi antara perawat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada kepala keperawatan/atasan
22 (31.0) 15 (21,1) 34 (47,9) Perawat pelaksana memberikan saran dan ide dalam
rangka mengatasi masalah hubungan kerja yang terjadi antara perawat dengan petugas lain
23 (32,4) 16 (22,5) 32 (45,1)
Indikator saran dan ide kemudian dikategorikan dan ditemukan 47,9% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Saran dan Ide di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Saran dan Ide Jumlah Persen
a. Baik 18 25,4
b. Cukup baik 19 26,8
c. Tidak baik 34 47,9
4.5 Komunikasi Horizontal
Aspek komunikasi horizontal meliputi : koordinasi, pemecahan masalah dan konflik dan pertukaran informasi. Hasil penelitian tentang komunikasi horizontal pada perawat pelaksana seperti uraian berikut.
4.5.1 Koordinasi
Koordinasi dalam komunikasi horizontal terdiri dari 5 (lima) pernyataan. Hasil penelitian tentang koordinasi dalam komunikasi horizontal di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Perawat pelaksana tidak melakukan koordinasi dalam satu tim kerja/ruangan tentang tugas yang akan dilakukan dengan perawat lain, dinyatakan oleh 40,8% responden.
b. Perawat pelaksana tidak melakukan koordinasi tentang tugas yang akan dilakukan pada unit kerja/ruangan lain dengan perawat lain, dinyatakan oleh 49,3% responden.
c. Perawat pelaksana tidak melakukan koordinasi tentang laporan asuhan keperawatan dan tugas rutin yang terkait dengan pelayanan keperawatan dengan petugas lain, dinyatakan oleh 40,8% responden.
d. Perawat pelaksana tidak mendiskusikan tentang tugas pelayanan keperawatan yang harus dilakukan secara tim dengan perawat lain, dinyatakan oleh 46,5% responden.
e. Perawat pelaksana tidak mengkoordinasikan tentang kebutuhan pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada petugas lain, dinyatakan oleh 53,5% responden
Jawaban responden tentang koordinasi dalam komunikasi horizontal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Koordinasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Koordinasi Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana melakukan koordinasi dalam satu tim kerja/ruangan tentang tugas yang akan dilakukan dengan perawat lain
20 (28,2) 22 (31,0) 29 (40,8) Perawat pelaksana melakukan koordinasi tentang
tugas yang akan dilakukan pada unit kerja/ruangan lain dengan perawat lain
11 (15,5) 25 (35.2) 35 (49,3) Perawat pelaksana melakukan koordinasi tentang
asuhan keperawatan dan tugas rutin yang terkait dengan pelayanan keperawatan dengan petugas lain
22 (31,0) 20 (28,2) 29 (40,8) Perawat pelaksana mendiskusikan tentang tugas
pelayanan keperawatan yang harus dilakukan secara tim dengan perawat lain
18 (25,4) 20 (28,2) 33 (46,5) Perawat pelaksana menggkoordinasikan tentang
kebutuhan pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada petugas lain
9 (12,7) 24 (33,8) 38 (53,5)
Indikator koordinasi dalam komunikasi horizontal kemudian dikategorikan dan ditemukan 47,9% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Koordinasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Koordinasi Jumlah Persen
a. Baik 7 9,9
b. Cukup baik 30 42,3
c. Tidak baik 34 47,9
4.5.2 Pemecahan Masalah dan Konflik
Pemecahan masalah dan konflik dalam komunikasi horizontal terdiri dari 5 (lima) pernyataan. Hasil penelitian tentang pemecahan masalah dan konflik dalam komunikasi horizontal di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan : a. Perawat pelaksana tidak mendiskusikan pemecahan masalah dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan dengan perawat lain, dinyatakan 52,1% responden.
b. Perawat pelaksana tidak memberikan saran dan masukan tentang konflik yang terjadi dalam unit kerjanya dengan perawat lain, dinyatakan 45,1% responden. c. Perawat pelaksana tidak memberikan saran dan masukan tentang yang terjadi
antar perawat dalam unit kerjanya dengan perawat lain, dinyatakan 47,9% responden.
d. Perawat pelaksana tidak berupaya pelaksanaan pelayanan keperawatan tidak terhambat akibat konflik antar perawat dengan perawat lain, dinyatakan oleh 49,3% responden.
e. Perawat pelaksana tidak memberikan saran dan masukan kepada komite medik dalam menyelesaikan konflik antar perawat dengan perawat lain, dinyatakan oleh 49,3% responden.
Jawaban responden tentang pemecahan masalah dan konflik dalam komunikasi horizontal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Pemecahan Masalah dan Konflik di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Pemecahan Masalah dan Konflik Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana mendiskusikan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan dengan perawat lain
24 (33,8) 10 (14,1) 37 (52,1) Perawat pelaksana memberikan saran dan masukan
tentang konflik yang terjadi dalam unit kerjanya dengan perawat lain
25 (35,2) 14 (19,7) 32 (45,1) Perawat pelaksana memberikan saran dan masukan
tentang yang terjadi antar perawat dalam unit kerjanya dengan perawat lain
25 (35,2) 12 (16,9) 34 (47,9) Perawat pelaksana berupaya melaksanakan
pelayanan keperawatan tidak terhambat akibat konflik antar perawat dengan perawat lain
26 (36,6) 11 (15,5) 35 (49,3) Perawat pelaksana memberikan saran dan masukan
kepada komite medik dalam menyelesaikan konflik antar perawat dengan perawat lain
8 (11,3) 28 (39,4) 35 (49,3)
Indikator pemecahan masalah dan konflik kemudian dikategorikan dan ditemukan 52,1% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.20 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pemecahan Masalah dan Konflik di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Pemecahan Masalah dan Konflik Jumlah Persen
a. Baik 18 25,4
b. Cukup baik 16 22,5
c. Tidak baik 37 52,1
Jumlah 71 100,0
4.5.3 Pertukaran Informasi
Pertukaran informasi dalam komunikasi horizontal terdiri dari 5 (lima) pernyataan. Hasil penelitian tentang pertukaran informasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Perawat pelaksana tidak mengkomunikasikan tugas yang akan dilakukan dalam kepada perawat lain, dinyatakan oleh 53,5% responden.
b. Perawat pelaksana tidak menyampaikan setiap informasi yang penting diketahui tentang pelayanan keperawatan kepada perawat lain, dinyatakan oleh 52,1% responden.
c. Perawat pelaksana tidak menghindari adanya persepsi yang berbeda dan mendiskusikan tentang rencana kerja asuhan keperawatan kepada perawat lain, dinyatakan oleh 47,9% responden
d. Perawat pelaksana tidak memanfaatkan waktu istirahat untuk saling bertukar informasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat lain, dinyatakan oleh 54,9% responden.
e. Perawat pelaksana tidak saling mengingatkan tentang tugas yang akan dilaksanakan kepada perawat lain, dinyatakan oleh 53,5% responden
Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Pertukaran Informasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Pertukaran Informasi Jawaban
Ya Kadang-Kadang Tidak
Perawat pelaksana mengkomunikasikan tugas yang akan dilakukan dalam satu unit kerja/ruangan kepada perawat lain
26 (36,6) 7 (9,9) 38 (53,5) Perawat pelaksana menyampaikan setiap informasi
yang penting diketahui dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada perawat lain
20 (28,2) 14 (19,7) 37 (52,1) Perawat pelaksana menghindari adanya persepsi
yang berbeda dan mendiskusikan tentang rencana kerja asuhan keperawatan kepada perawat lain
24 (33,8) 13 (18,3) 34 (47,9) Perawat pelaksana memanfaatkan waktu istirahat
untuk saling bertukar informasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat lain
20 (28,2) 12 (16,9) 39 (54,9) Perawat pelaksana saling mengingatkan tentang
tugas asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan kepada perawat lain
Variabel pertukaran informasi dalam komunikasi horizontal kemudian dikategorikan dan ditemukan 50,7% pada kategori tidak baik seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.22 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pertukaran Informasi di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Pertukaran Informasi Jumlah Persen
a. Baik 15 21,1
b. Cukup baik 20 28,2
c. Tidak baik 36 50,7
Jumlah 71 100,0
4.6 Kinerja Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil wawancara tentang kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, ditemukan hasil sebagai berikut :
4.6.1 Pengkajian
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan berdasarkan indikator pengkajian terdiri dari 4 (empat) pernyataan. Kinerja responden berdasarkan indikator pengkajian dalam pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Sebanyak 45,1% perawat pelaksana selalu melakukan pengkajian data sejak pasien masuk ke ruangan dan mengkonfirmasikan kepada ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawab.
b. Sebanyak 50,7% perawat pelaksana selalu melakukan pengkajian data dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik setiap pasien sebanyak .
c. Sebanyak 43,7% perawat pelaksana selalu mengumpulkan data serta mengelompokkan data bio-psiko-sosial-spiritual setiap pasien.
d. Sebanyak 49,3% perawat pelaksana selalu mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
Jawaban responden tentang pengkajian sebagai indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.23 Distribusi Kinerja Responden Berdasarkan Pengkajian di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Pengkajian Jawaban
SD(%) KD (%) TD (%)
1. Melakukan pengkajian data sejak pasien masuk ke ruangan dan mengkonfirmasikan kepada ketua tim keperawatan sebagai penanggung jawab
32 (45,1) 21 (29,6) 18 (25,4) 2. Dalam melakukan pengkajian data,
melakukannya dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik setiap pasien.
36 (50,7) 12 (16,9) 23 (32,4) 3. Mengumpulkan data serta mengelompokkan
data bio-psiko-sosial-spiritual setiap pasien. 31 (43,7) 23 (32,4) 17 (23,9) 4. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian. 35 (49,3) 16 (22,5) 20 (28,2)
4.6.2 Diagnosis
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan berdasarkan indikator diagnosis terdiri dari 4 (empat) pernyataan. Kinerja responden berdasarkan indikator diagnosis pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Sebanyak 42,3% perawat pelaksana tidak melakukan diagnosis keperawatan terhadap semua pasien yang saya tangani
b. Sebanyak 46,5% perawat pelaksana tidak melakukan diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
c. Sebanyak 45,1% perawat pelaksana tidak merumuskan masalah dengan mengacu pada pengelompokan diagnosis keperawatan
d. Sebanyak 38,0% perawat pelaksana selalu membuat diagnosis keperawatan berdasarkan prioritas gejala-gejala yang dominan.
Jawaban responden tentang diagnosis sebagai indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.24 Distribusi Kinerja Responden Berdasarkan Diagnosis di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Diagnosis Jawaban
SD(%) KD (%) TD (%)
1. Melakukan diagnosis keperawatan terhadap
semua pasien yang saya tangani 28 (39,4) 13 (18,3) 30 (42,3) 2. Melakukan diagnosis keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan 26 (36,6) 12 (16,9) 33 (46,5) 3. Masalah yang telah dirumuskan mengacu pada
pengelompokan diagnosis keperawatan 26 (36,6) 13 (18,3) 32 (45,1) 4. Membuat diagnosis keperawatan berdasarkan
prioritas gejala-gejala yang dominan 27 (38,0) 22 (31,0) 22 (31,0) 4.6.3 Rencana Tindakan
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan berdasarkan indikator rencana tindakan terdiri dari 4 (empat) pernyataan. Kinerja responden berdasarkan indikator rencana tindakan pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a. Sebanyak 42,3% perawat pelaksana tidak merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif
b. Sebanyak 50,7% perawat pelaksana tidak membuat penyelesaian masalah berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan
c. Sebanyak 52,1% perawat pelaksana tidak melibatkan keluarga pasien dalam membuat rencana tindakan keperawatan
d. Sebanyak 45,1% perawat pelaksana tidak melibatkan kerjasama dengan tim kesehatan lain dalam membuat rencana tindakan
Jawaban responden tentang rencana tindakan sebagai indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.25 Distribusi Kinerja Responden Berdasarkan Rencana Tindakan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Rencana Tindakan Jawaban
SD(%) KD (%) TD (%)
1. Merencanakan tindakan keperawatan dengan tujuan khusus berdasarkan aspek kognitif, perilaku dan afektif
28 (39,4) 13 (18,3) 30 (42,3) 2. Membuat penyelesaian masalah berdasarkan
diagnosis yang telah ditetapkan 28 (39,4) 7 (9,9) 36 (50,7) 3. Melibatkan keluarga pasien dalam rencana
tindakan keperawatan 24 (33,8) 10 (14,1) 37 (52,1) 4. Tindakan yang dibuat melibatkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain 26 (36,6) 13 (18,3) 32 (45,1) 4.6.4 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan berdasarkan indikator pelaksanaan tindakan keperawatan terdiri dari 4 (empat) pertnyataan. Kinerja responden berdasarkan
indikator pelaksanaan tindakan dalam pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan ditemukan :
a.Sebanyak 56,3% perawat pelaksana tidak melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri secara mandiri.
b.Sebanyak 43,7% perawat pelaksana tidak memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien tentang cara-cara merawat pasien
c.Sebanyak 42,3% perawat pelaksana tidak mengajari pasien tentang manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan cara makan obat
d.Sebanyak 49,3% perawat pelaksana tidak berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok
Jawaban responden tentang pelaksanaan tindakan keperawatan sebagai indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.26 Distribusi Kinerja Responden Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Jawaban
SD(%) KD (%) TD (%)
1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) pada seluruh pasien-pasien yang kurang perawatan diri
4 (5,6) 27 (38,0) 40 (56,3) 2. Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga
pasien tentang cara-cara merawat pasien 22 (31,0) 18 (25,4) 31 (43,7) 3. Mengajari pasien tentang manfaat obat-obatan,
waktu makan obat dan cara makan obat 12 (16,9) 29 (40,8) 30 (42,3) 4. Berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas
4.6.5 Evaluasi Tindakan Keperawatan
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan berdasarkan indikator evaluasi tindakan keperawatan terdiri dari 4 (empat) pernyataan. Kinerja responden berdasarkan indikator evaluasi tindakan dalam pelayanan asuhan keperawatan ditemukan :
a. Sebanyak 71,9% perawat pelaksana tidak mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah pasien diberi tindakan keperawatan
b. Sebanyak 69,0% perawat pelaksana tidak mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien.
c. Sebanyak 62,0% perawat pelaksana tidak membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan keperawatan tidak memuaskan.
d. Sebanyak 63,4% perawat pelaksana tidak memberikan reinforcement (penguatan) pada pasien-pasien yang mengalami perubahan positif
Jawaban responden tentang evaluasi tindakan keperawatan sebagai indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.27 Distribusi Kinerja Responden Berdasarkan Evaluasi Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Evaluasi Tindakan Keperawatan Jawaban
SD(%) KD (%) TD (%)
1. Mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah
pasien diberi tindakan keperawatan 3 (4,2) 17 (23,9) 51 (71,9) 2. Mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat
pasien 6 (8,5) 16 (22,5) 49 (69,0)
3. Membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan
keperawatan tidak memuaskan 5 (7,0) 22 (31,0) 44 (62,0) 4. Memberikan reinforcement (penguatan) pada
Kinerja perawat pelaksana dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan selanjutnya dikategorikan serta ditemukan 49,3% kategori tidak baik, seperti pada tabel berikut
Tabel 4.28 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kinerja dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Kategori Kinerja Jumlah Persen
a. Baik 20 28,2
b. Cukup Baik 16 22,5
c. Tidak Baik 35 49,3
Jumlah 71 100,0