Kondisi Permintaan dan Penawaran
Struktur Pasar
Jumlah penjual dan pembeli Differensiasi produk Hambatan masuk pasar Konsentrasi pasar Tekhnologi
Perilaku Pasar
Strategi harga, strategi produk Periklanan, Penanaman modal Kolusi, merger
Penelitian dan pengembangan
Kinerja pasar
Alokasi, efisiensi, produksi Efisiensi, tingkat teknologi
Ketepatan, kualitas, dan pelayanan Keadilan
Sumber : Mason (1940) dalam Waldman dan Jensen (2007) Gambar 5 Paradigma Struktur-Perilaku-Kinerja
16
Kondisi permintaan dan penawaran terkait erat dengan elastisitas harga, keberadaan barang subtitusi, pertumbuhan pasar, jenis barang, tekhnologi, bahan baku, skala ekonomi dan lain-lain. Struktur pasar merupakan bentuk pasar yang mempengaruhi tingkat persaingan dalam suatu industri. Identifikasi struktur pasar terdiri atas banyaknya jumlah perusahaan yang bersaing dalam pasar, efisiensi produk, penggunaan teknologi, konsentrasi pasar, dan hambatan keluar masuk pasar.
Perilaku pasar merupakan bentuk perilaku perusahaan terhadap struktur pasar yang terjadi. Indikatornya adalah proses penentuan harga, kegiatan integrasi dan merger, penentuan periklanan, penentuan keputusan untuk research and development. Kinerja pasar akan menggambarkan perilaku perusahaan yang dimungkinkan oleh struktur pasar yang terbentuk (Waldman dan Jansen 2007).
Struktur pasar yang tercipta dalam suatu pasar akan menentukan bagaimana pelaku industri berperilaku. Struktur pasar dan perilaku pasar yang terbentuk mengakibatkan adanya penilaian terhadap suatu sistem pemasaran yang disebut sebagai kinerja pasar. Struktur pasar persaingan sempurna dicirikan dengan jumlah pedagang banyak, barang relatif homogen, mudah untuk keluar masuk pasar, dan konsentrasi pasar tidak terletak pada satu orang. Perilaku pasar yang terjadi akan mencerminkan struktur pasar yang berlaku. Perbedaan harga yang terjadi di tingkat produsen dan konsumen akan menentukan besaran marjin pemasaran, farmer share, dan integrasi pasar yang merupakan indikator dari kinerja pasar.
Pendekatan SCP menggolongkan pasar berdasarkan tipe perbedaan pasar yang digolongkan dalam kelompok market structure. Praktek bisnis yang dilakukan dikelompokkan dalam market conduct. Pengaruh terhadap harga dan output digolongkan dalam market performance. Hal ini menunjukkan suatu sistem dinamis yang mengembangkan respon penyesuaian dari perusahaan terhadap kondisi pasar dan keadaan yang memungkinkan.
Struktur Pasar (Market Structure)
Struktur pasar merupakan deskripsi jumlah pelaku dalam suatu pasar (Cramer dan Gail 2000). Struktur pasar merupakan karakteristrik pasar yang merujuk pada jumlah dan distribusi perusahaan dalam pasar. Struktur pasar adalah elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di dalam pasar. Struktur pasar adalah bahasan penting untuk mengetahui perilaku dan kinerja industri. Struktur pasar (market structure) dapat diartikan sebagai karakteristik dari produk maupun institusi yang terlibat pada pasar tersebut yang saling mempengaruhi antara perilaku dan kinerja pasar.
Struktur pasar menunjukkan kekuatan pasar dalam sistem pemasaran. Struktur pasar (market structure) merupakan karakteristik organisasi yang menentukan hubungan antara penjual dan pembeli yang dapat dilihat dari jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, pangsa pasar, konsentrasi pasar, diferensiasi produk, dan hambatan keluar masuk pasar (Kohls dan Uhl 2002).
Berdasarkan sifat dan bentuknya struktur pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pasar persaingan sempurna (perfect competitive market) dan pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competitive market). Pasar persingan murni dicirikan dengan banyaknya penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli hanya
17 menguasai sebagian barang dan jasa yang dipasarkan. Penjual dan pembeli sebagai penerima harga (price taker).
Keputusan yang diambil penjual dan pembeli dalam pasar disesuaikan dengan harga pasar yang telah ada. Negosiasi berlangsung antara pembeli dan penjual untuk menemukan kesepakatan harga produk yang dipasarkan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat struktur pasar yang ada. Struktur pasar menjelaskan tipe dan karakteristik pasar. Tabel 2 menunjukkan lima jenis struktur pasar berdasarkan jumlah perusahaan dan sifat produk dalam sistem pemasaran pertanian baik dari sudut penjual maupun dari sudut pembeli.
Tabel 2 Struktur pasar berdasarkan jumlah perusahaan dan sifat produk
Karakteristik Struktur pasar
Jumlah perusahaan
Sifat produk Dari sudut penjual Dari sudut pembeli Banyak Banyak Sedikit Sedikit Satu Standar/ homogen Diferensiasi Standar Diferensiasi Unik Persaingan murni Persaingan Monopolistik Oligopoli murni Oligopoli Diferensiasi Monopoli Persaingan murni Persaingan Monopsonistik Oligopsoni murni Oligopsoni Diferensiasi Monopsoni Sumber : Dahl dan Hammond (1997)
Menurut Kohl dan Uhl (2002) sisi ekstrim pasar bersaing tidak sempurna adalah pasar monopoli dan monopsoni. Ciri utama pasar monopoli adalah terdapat satu orang penjual sedangkan pasar monopsoni hanya memiliki satu orang pembeli. Oligopoli merupakan pasar dengan jumlah penjual yang lebih dari satu sedangkan oligopsoni memiliki pembeli lebih dari satu orang. Pasar persaingan monopolistik merupakan situasi diantara bersaing sempurna dan oligopoli.
Economic power merupakan kemampuan beberapa individu maupun perusahaan untuk mempengaruhi pihak lain dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat diartikan sebagai seperangkat pilihan perilaku yang terbatas. Makin sedikit batasan maka economic power yang tercipta akan semakin besar. Market power merupakan kemampuan untuk mempengaruhi harga pasaratau mematikan pesaing. Perusahaan memiliki kemampuan tersebut tetapi belum tentu dipergunakan. Kemampuan tersebut digunakan apabila pesaing dianggap merugikan perusahaan secara signifikan. Sehingga diperlukan langkah-langkah untuk dapat mempertahankan perusahaan. Kemampuan ini dipengaruhi oleh struktur pasar yang akan mempengaruhi besaran permintaan dan penawaran di pasar.
Asmarantaka (2008), mengemukakan struktur pasar merupakan tipe atau jenis pasar yang didefiniskan sebagai hubungan (korelasi) antara pembeli (calon pembeli) dan penjual (calon penjual) yang secara strategi mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar. Ukuran struktur pasar dibagi ke dalam 3 jenis: 1. Market concentration (konsentrasi pasar), diukur berdasarkan persentase dari
18
2. Exit-Entry (kebebasan keluar masuk calon penjual), perusahaan yang besar mempunyai kelebihan dalam menentukan kontrol harga dalam rangka mempertahankan konsentrasinya di dalam pasar.
3. Product differentiation (diferensiasi produk) pada perusahaan dengan konsentrasi pasar tinggi mempunyai kelebihan menentukan product differentiation untuk usaha meningkatkan keuntungan. Usaha ini dilakukan dengan jalan mengubah kurva permintaan yang elastis menjadi tidak elastis.
Baye (2010) dan Porter (1990) membagi aturan persaingan dalam lima faktor kekuatan dalam industri yang menghasilkan produk maupun jasa. Faktor- faktor tersebut adalah masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti (substitusi), kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan daya tawar penyedia input atau sumberdaya, dan persaingan di antara pesaing-pesaing yang ada.
Pasar persaingan sempurna (PPS) adalah kondisi pasar ideal dan kompetitif yang berjalan dengan efektif dan efisien dengan beberapa asumsi yang harus terpenuhi. Pertama terdapat banyak penjual dan pembeli di pasar. Kedua tidak ada pelaku pasar yang dominan yang dapat mempengaruhi pesaingnya di pasar. Ketiga, penjual dan pembeli hanya sebagai price taker serta tidak ada persaingan di luar harga. Keempat tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar pasar. Kelima, jenis produk homogen dan identik, dan keenam semua partisipan pasar memiliki cukup informasi dan pengetahuan tentang produk dan harga.
1. Pangsa pasar (Market Share)
Menurut Jaya (2001), pangsa pasar merupakan hal penting dalam aspek pemasaran dikarenakan peningkatan pangsa pasar mengindikasikan adanya peningkatan persaingan bagi perusahaan dalam industri. Pangsa pasar berpengaruh terhadap keuntungan. Besaran pangsa pasar berkisar antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar yang besar mencirikan kekuatan pasar yang besar. Sebaliknya pangsa pasar yang kecil dimaknai perusahaan tidak mampu bersaing dalam tekanan persaingan. Menurut Besanko et al. (2010), pangsa pasar dapat dihitung dengan menggunakan penerimaan penjualan atau kapasitas produksi. MSi = x100 S S tot i % Dimana :
MSi = pangsa pasar perusahaan i (%)
Si = penjualan atau kapasitas produksi perusahaan i (rupiah)
Stot = total penjualan atau produksi seluruh perusahaan (rupiah)
2. Konsentrasi Pasar (Market Concentration)
Konsentrasi pasar memiliki keterkaitan erat dengan pangsa pasar. Konsentrasi pasar merupakan kombinasi pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan oligopolis yang saling bergantung satu dengan lainnya (Jaya 2001). Waldman dan Jensen (2007) menyatakan bahwa terdapat beberapa indeks yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi pasar diantaranya adalah Herfindahl Hirchman Index
19 (HHI). Rasio konsentrasi yang standar membutuhkan data mengenai ukuran pasar secara keseluruhan dan ukuran perusahaan-perusahaan yang memimpin pasar. HHI merupakan penjumlahan kuadrat dari ukuran perusahaan di pasar yang diukur dari persentase total penjualan di pasar (Baye 2010).
HHI = ni(MSi 2
) dimana :
HHI = Herfindahl Hirchman Index
MSi = Persentase pangsa pasar (market share) perusahaan ke-i n = Jumlah perusahaan di pasar
HHI berada antara 0 sampai 10 000. Dalam kondisi pasar persaingan sempurna HHI sama dengan nol sedangkan pasar monopoli 10 000. Hasil yang baik adalah dengan menggunakan pengukuran HHI sebagai pengganti rasio konsentrasi karena perhitungannya mengukur seluruh pangsa pasar dalam suatu pasar (Jaya 2001). HHI mampu melihat ketidakseimbangan yang ada karena menghitung semua pasar yang terlibat.
3. Hambatan Masuk (Barriers to Entry)
Hambatan masuk merupakan segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya penurunan kesempatan masuknya pesaing baru. Menurut Waldman dan Jansen (2007) terdapat empat hambatan struktural dalam memasuki suatu pasar yaitu skala ekonomi, biaya modal, keuntungan biaya absolut, dan keunggulan dalam melakukan diferensiasi produk. Kondisi ini sangat menentukan tingkat persaingan baik yang aktual maupun yang potensial. Sehingga dapat mempengaruhi struktur pasar yang terjadi.
Menurut Jaya (2001) terdapat beberapa hal umum yang harus dipahami terkait dengan hambatan masuk pasar. Hambatan tersebut adalah hambatan- hambatan yang timbul dalam kondisi pasar yang mendasar, tidak hanya dalam bentuk perangkat legal ataupun dalam bentuk kondisi yang berubah dengan cepat. Hambatan kedua dibagi dalam berbagai tingkatan. Mulai dari tanpa ada hambatan yakni bebas masuk tanpa ada hambatan, hambatan rendah, hambatan sedang sampai hambatan tingkat tinggi sehingga tidak terdapat jalan untuk masuk.
Perilaku Pasar (Market Conduct)
Perilaku pasar merupakan tingkah laku lembaga pemasaran dalam struktur pasar tertentu yang dihadapi, meliputi kegiatan pembelian dan penjualan, penentuan harga, dan siasat pemasaran seperti potongan harga (Kohls dan Uhl 2002). Perilaku pasar mencerminkan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan, harga produk, tingkat produksi, promosi, dan beberapa variabel operasional lainnya. Dahl dan Hammond (1977) menyatakan bahwa perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga pemasaran dalam struktur pasar tertentu, meliputi kegiatan pembelian-penjualan, penentuan dan pembentukan harga, kerjasama lembaga pemasaran, dan praktek fungsi pemasaran.
20
Tindakan produsen dalam melaksanakan kegiatan di pasar memiliki ciri tersendiri untuk menjalankan usahanya. Hal ini berpengaruh pada perbedaan strategi yang dijalankan dalam melaksanakan penetrasi pasar. Teguh (2001) menyatakan bahwa pasar yang berstruktur oligopoli cenderung memiliki perilaku kolusi meskipun perilaku ini juga dapat terjadi pada pasar monopoli. Setiap pesaing yang berada pada pasar oligopoli pada dasarnya memiliki dua pilihan untuk melakukan kolusi yaitu kolusi formal maupun kolusi informal. Kolusi formal ditandai dengan adanya perjanjian-perjanjian yang bersifat mengikat seperti persetujuan harga, produksi, wilayah pasar dan lainnya yang bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu dalam kolusi formal biasanya diberlakukan ancaman-ancaman yang dikenakan kepada setiap anggota yang melakukan pelanggaran atas perjanjian yang telah disepakati.
Kohls dan Uhl (2002) menjelaskan bahwa dalam menggambarkan perilaku pasar terdapat empat hal yang harus diperhatikan. Pertama input-output system, sistem input output menjelaskan bagaimana tingkah laku perusahaan dalam mengelola sejumlah input menjadi satu set output. Kedua power System, sistem kekuatan menjelaskan bagaimana suatu perusahaan dalam sistem tataniaga seperti kedudukan perusahaan sebagai perusahaan yang memonopoli suatu produk sehingga perusahaan tersebut dapat menjadi penentu harga. Ketiga Communications system, sistem komunikasi mempelajari tentang perilaku perusahaan terkait mudah tidaknya memperoleh informasi. Keempat System for adapting to internal and external change, sistem adaptif menerangkan bagaimana perilaku perusahaan dalam beradaptasi pada sistem tataniaga agar dapat bertahan di pasar. Perilaku pasar dapat diketahui melalui pengamatan terhadap penjual dan pembeli yang dilakukan setiap lembaga pemasaran. Sistem penentuan harga dan pembayaran serta kerjasama diantara berbagai lembaga pemasaran.
Konsep SCP menjelaskan bahwa hubungan yang terjadi merupakan pengaruh struktur terhadap perilaku pasar. Perusahaan yang memiliki kekuatan pasar kemungkinan akan memanfaatkan kemampuan tersebut dengan meningkatkan harga di atas harga kompetitif. Selanjutnya struktur pasar dan perilaku pasar akan menentukan kinerja pasar.
Kinerja Pasar (Market Performance)
Kinerja pasar menurut Dahl dan Hammond (1977) merupakan keadaan sebagai akibat dari struktur dan perilaku pasar dalam kenyataan sehari-hari yang ditunjukkan dengan harga, biaya, dan volume produksi yang akan memberikan penilaian baik atau tidaknya suatu sistem pemasaran. Deskripsi kinerja pasar dapat dilihat dari pertama harga dan penyebarannya ditingkat produsen dan tingkat konsumen. Kedua marjin pemasaran dan penyebarannya pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Kinerja pasar merupakan gabungan antara struktur pasar dan perilaku pasar yang menunjukkan terjadi interaksi antara struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar yang tidak selalu linier, tetapi saling mempengaruhi. Adapun elemen kinerja pasar terdiri atas marjin pemasaran, farmer share, R/C Rasio, dan integrasi pasar.
Menurut Sudiyono (2002) kinerja pasar merupakan hasil keputusan akhir yang diambil dalam hubungan dengan proses tawar menawar dan persaingan harga. Kinerja pasar dapat digunakan untuk melihat pengaruh struktur dan tingkah laku
21 pasar dalam proses pemasaran komoditi pertanian. Market performance merupakan refleksi atau dampak dari structure dan conduct pada harga produk, biaya, dan jumlah kualitas dari output (Cramer dan Gail 2001).
Kinerja pasar merupakan gabungan antara struktur pasar dan perilaku pasar yang menunjukkan terjadi interaksi antara struktur pasar, perilaku pasar, dan kinerja pasar yang saling mempengaruhi. Elemen kinerja pasar terdiri dari marjin pemasaran, farmer share, dan integrasi pasar. Keterkaitan kinerja dengan ekonomi dapat dilihat dari berbagai aspek. Namun lebih sering dipusatkan pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi kemajuan teknologi dan keseimbangan dalam industri (Jaya 2001). Ada dua aspek yang akan dibahas dalam kaitannya dengan efisiensi yaitu: 1. Efisiensi, efisiensi akan menghasilkan suatu nilai input yang maksimum dengan
menggunakan sejumlah input tertentu, baik secara kuantitas maupun nilai ekonomis dan tidak ada nilai sumberdaya yang terbuang. Tingkat efisiensi terbagi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menggambarkan perusahaan yang dikelola dengan baik dalam perusahaan. Pengukuran inefisiensi secara sederhana diperoleh dari kelebihan biaya yang tidak diinginkan dan dinyatakan dalam suatu persentase dari biaya yang terjadi (Jaya 2001).
2. Keadilan, keadilan dalam pendistribusian sangat erat kaitannya dengan efisiensi. Keadilan memiliki tiga dimensi pokok yaitu kesejahteraan, pendapatan, dan kesempatan. Kesejahteraan dan pendapatan berkaitan dengan uang sedangkan kesempatan berkaitan dengan peluang yang dimiliki seseorang.
Kinerja menggambarkan hasil dari perilaku pasar yang memungkinkan struktur pasar terbentuk. Keterkaitan struktur pasar yang terbentuk akan mempengaruhi proses penentuan harga yang terjadi (Carlton dan Perlof 2000). Tekanan pokok efisiensi pemasaran terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Harga yang efisien menurut Kohls dan Uhl (2002) ditekankan pada kemampuan keterkaitan harga dalam mengalokasikan komoditi dari produsen ke konsumen yang disebabkan oleh perubahan tempat, bentuk, dan waktu yang melibatkan fungsi-fungsi pemasaran.
Pemasaran yang efisien secara normatif adalah struktur pasar persaingan sempurna (perfect competition), tetapi struktur pasar ini secara realita tidak dapat ditemukan. Ukuran untuk mengukur tingkat kepuasan sangatlah sulit dan bersifat relatif (Kohls dan Uhl 2002). Oleh karena itu banyak pakar yang mempergunakan indikator ukuran efisiensi dalam pemasaran (Dahl dan Hammond 1977; Kohls dan Uhl 2002). Faktor yang menjadi ukuran pemasaran yaitu keuntungan pemasaran, harga yang diterima petani, tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan kompetisi pasar. Indikator efisiensi pemasaran produk pertanian dapat dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu efisiensi harga dan efisiensi operasional (Kohls dan Uhl 2002; Dahl dan Hammond 1977).
Analisis yang digunakan dalam kajian efisiensi operasional adalah analisis marjin pemasaran dan farmer share. Sedangkan efisiensi harga menekankan pada kemampuan sistem pemasaran menentukan alokasi sumberdaya yang tersedia secara efisien. Tingkat efisiensi harga dapat tercapai apabila masing-masing pihak yang terlibat puas terhadap harga yang berlaku dan terjadi keterpaduan atau integrasi antara pasar acuan dengan pasar di tingkat petani. Alat analisis yang
22
digunakan adalah korelasi harga antara pelaku pemasaran dan tingkat keterpaduan (integrasi) antar tingkat pasar (Ravallion 1986).
Adapun pengukuran terhadap kinerja pasar dapat dilihat sebagai berikut: 1. Marjin Pemasaran
Tomek dan Robinson (1990), menyatakan terdapat dua alternatif dalam memahami defenisi marjin pemasaran. Pertama perbedaan harga yang dibayarkan konsumen (Pr) dengan harga yang diterima oleh produsen (Pf) atau dapat dituliskan M = Pr – Pf. Kedua merupakan harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran sebagai akibat adanya aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sistem pemasaran tersebut. Lembaga pemasaran yang banyak serta jarak antara produsen ke konsumen sangat berpengaruh terhadap arus distribusi barang dan tingkat harga yang diterima oleh produsen. Pemasaran yang melibatkan banyak lembaga pemasaran menyebabkan rendahnya harga di tingkat produsen dan tingginya harga di tingkat konsumen sehingga marjin pemasaran menjadi tinggi. Secara matematis marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mi = Pri– Pfi
Mi = Ci–πi
dimana:
Mi = Marjin pemasaran pada saluran pemasaran di tingkat pasar tertentu
Pri = Harga jual di pasar ke-i
Pfi = Harga beli di tingkat petani ke-i
Ci = Biaya pemasaran di tingkat pedagang ke-i
πi = Keuntungan pemasaran pada pedagang ke-i
i = 1,2,3...,n
Dengan demikian total marjin pemasaran (M) adalah: M = n i i M 1 2. Farmer share
Konsep marjin pemasaran erat kaitannya dengan bagian harga yang diterima petani (farmer share). Kohls dan Uhl (2002) mengemukakan farmer share merupakan persentase harga yang diterima petani dengan harga yang dibayarkan konsumen dalam bentuk persentase (%). Besaran farmer share dan marjin pemasaran secara umum bervariasi antara komoditi tergantung biaya relatif pemasaran yang dikeluarkan sehubungan dengan nilai tambah waktu, bentuk, kepemilikan, dan tempat berdasarkan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan (Kohls dan Uhl 2002). Analisis farmer share berguna untuk mengetahui porsi harga yang berlaku di tingkat konsumen yang dinikmati oleh petani yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
FS = Pf x
23 Dimana :
FS = Bagian harga yang diterima petani (farmer share) Pf = Harga di tingkat petani
Pr = Harga di tingkat pedagang
3. Integrasi pasar vertikal
Integrasi pasar adalah seberapa jauh pembentukan harga komoditi pada suatu tingkat lembaga atau pasar yang dipengaruhi oleh harga di tingkat lembaga lainnya. Dua pasar dikatakan terpadu apabila perubahan harga dari salah satu pasar atau tingkat lembaga disalurkan ke pasar lainnya. Integrasi pasar terjadi apabila terdapat informasi pasar yang memadai dan informasi tersebut disalurkan dengan cepat.
Integrasi pasar dapat dibedakan menjadi dua bagian berdasarkan hubungan yang dianalisis yaitu integrasi pasar spasial dan integrasi vertikal. Integrasi pasar spasial merupakan tingkat keterkaitan hubungan antara pasar regional dan pasar regional lainnya. Analisis integrasi vertikal bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara lembaga pemasaran yang satu dengan lainnya dalam sistem pemasaran. Porter (1980) menambahkan bahwa manfaat yang dihasilkan dengan adanya integrasi pasar vertikal adalah tercapainya penghematan dalam penggabungan operasi (perbedaan teknologi), pengendalian, dan koordinasi internal (komunikasi efektif) pengumpulan informasi pasar, hubungan bisnis yang stabil, kepastian atas pasokan dan permintaan, penghapusan kekuatan tawar-menawar yang dominan, dan peningkatan kemampuan dalam melakukan differensiasi produk.
Integrasi atau keterpaduan pasar merupakan suatu indikator dari efisiensi pemasaran. Khususnya efisiensi harga yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada pasar pengikutnya (Asmarantaka 2008). Ravallion (1986) menyatakan bahwa model integrasi pasar dapat digunakan untuk mengukur tingkatan harga di pasar konsumsi dengan mempertimbangkan harga pada waktu yang lalu dan saat ini. Keunggulan model analisis ini adalah mampu mengungkapkan dengan jelas peran pasar acuan, arah transmisi harga, kecepatan transmisi harga, tingkat keterisolasian, dan tingkat keterpaduan pasar. Firdaus dan Gunawan (2012) menunjukkan bahwa pengembangan model Ravallion diawali dari persamaan berikut :
R = f (P1, P2, P3,...,Pn, X) (1)
Pi = fi (R, Xi),i = 1,2,3,....,n) (2)
Dimana n merupakan pasar lokal dengan harga sebesar P; R merupakan harga di tingkat pasar acuan. Xi merupakan vektor yang menunjukkan faktor- faktor lain yang mungkin mempengaruhi harga di pasar i (termasuk pasar acuan dan pasar lokal). Karena persamaan (1) dan (2) harga saat ini, pengaruh jeda waktu (lag) dimasukkan dalam harga sehingga membentuk struktur yang lebih dinamis. Tetapi jika periode lag terlalu panjang model ini akan menjadi lebih rumit. Sehingga harga di setiap pasar diasumsikan hanya memiliki satu fase lag, yaitu;
24
Pt = aiPt-1+bi0Rt-1+ciXt+Et (3)
Untuk i = 1,2,..., n
Persamaan (3) sensitif terhadap terjadinya multikoloniaritas ketika harga di pasar lokal dan pasar acuan berkorelasi kuat. Menjadikannya ke dalam bentuk turunan pertama akan mengurangi pengaruh multikoloniaritas dimana (Rt-Rt-1)
dan (Pt-Pt-1) biasanya memiliki hubungan yang lemah dibandingkan Rt dan Pt.
Transformasi ini menghasilkan :
Pt– Pt-1 = aiPt-1– Pt-1+bi0Rt-1+ciXt+Et (4)
Selanjutnya, bi0Rt-1 ditambahkan ke sisi kanan persamaan (4), menjadi :
(Pt–Pt-1)=(ai–1)(Pt-1–Rt-1)+bi0(Rt–Rt-1)+(ai+bi0+bi1-1)Rt-1+ciXt+Et (5)
Persamaan (5) dapat disederhanakan menjadi :
(Pt– Pt-1) = ß1(Pt-1-Rt-1)+ ß2(Rt-Rt-1)+ ß3Rt-1+ ß4Xt+Et (6)
Dimana:
(ai– 1) = ß1 bi0 = ß2
(ai+bi0+bi1-1) = ß3 ci = ß4
Secara lebih spesifik, model Ravallion dapat diformulasikan sebagai berikut : (Pt-Pt-1)= ß1(Pt-1-Rt-1)+ ß2(Rt-Rt-1)+ ß3Rt-1+ ß4Xt+ ß5Xt-1+Et (7)
Sebagai upaya mencapai intrepretasi yang jelas, persamaan (7) dapat dituliskan kembali menjadi : Pt = (1+ ß1)Pt-1+ß2(Rt-Rt-1)+( ß3- ß1)Rt-1+ ß4Xt+ ß5Xt-1+Et (8) Dimana : b1 = 1+ ß1 b4 = ß4 b2 = ß2 b5 = ß5 b3 = ß3- ß1
Sehingga, persamaan (8) dapat dituliskan sebagai berikut:
Pt = b1Pt-1+b2(Rt-Rt-1)+b3Rt-1+b4Xt+b5Xt-1+Et (9)
Untuk menunjukkan pengaruh harga sebelumnya dipasar lokal terhadap pembentukan harga di pasar lokal pada saat ini maka digunakan Index of Marketing Connection (IMC). IMC merupakan rasio koefisien pasar lokal terhadap koefisien pasar acuan yaitu :
IMC = 3 1 b b (10)
25 Nilai IMC kurang dari satu menunjukkan integrasi jangka pendek. Sedangkan b2 adalah pengukuran laju perubahan harga di pasar acuan yang
ditransmisikan ke pasar lokal yang digunakan untuk mengukur integrasi jangka panjang. Nilai b2 yang dihasilkan adalah satu. Perbedaan antara IMC dan b2 adalah
b2 menunjukkan persentase perubahan harga yang terjadi di pasar acuan yang
ditransmisikan ke pasar lokal. IMC menunjukkan persentase harga produsen saat