• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Dunia Islam pada Masa Yazid bin Muawiyah

Kondisi Dunia Islam Sebelum Umar bin Abdul Aziz Diangkat Sebagai Khalifah

C. Kondisi Dunia Islam pada Masa Yazid bin Muawiyah

Yazid bin Muawiyah menjadi khalifah atas wasiat dari ayahnya, Muawiyah. Desas-desus yang dulu pernah mencuat kini trjawab sudah. Akhirnya Muawiyah benar-benar menunjuk Yazid sebagai gantinya.

Dalam sebuah khutbahnya, Muawiyah pernah berdoa, "Ya Allah, jika aku menunjuk Yazid karena aku mengetahui kebaikan dan keutamaan pada dirinya, maka sampaikanlah harapanku dan bantulah ia. Namun jika aku menunjuknya karena belas kasih seorang ayah kepada anaknya, maka

itu yang tidak aku inginkan. Maka cabutlah harapan ini sebelum hal itu terjadi."

Ketika Muawiyah meninggal, penduduk Syam segera membai'at Yazid sebagai khalifah meng-gantikan ayahnya. Kemudian Yazid berangkat ke Madinah untuk meminta bai'at dari penduduk dis-ana. Namun Husain bin Ali dan Abdullah bin Zubair enggan melakukannya. Merekapun meninggal-kan kota Madinah pada malam hari menuju Makkah, untuk menghindari Yazid.

1. Pertumpahan Darah Kembali Terjadi dalam Tubuh Ummat Islam

Untuk yang ketiga kalinya setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, kemudian Ali bin Abu Thalib, ummat Islam harus merasakan pahitnya darah yang tertumpah amtara sesama muslim.

Pada awalnya, sikap Abdullah bin Zubair tidak mau melakukan bai'at juga tidak memprok-lamirkan diri sebagai khalifah. Adapun Husan bin Ali, sebenarnya pada masa Muawiyah penduduk Kufah telah memintanya untuk membai'atnya jika ia mau datang kesana. Namun pada saat itu Husan bin Ali tidak mau melakukannya. Setelah Yazid maju sebagai khalifah, permintaan itupun datang kembali. Kali ini Husain bin Ali berniat untuk memenuhi panggilan mereka.

Mendengar niat Husain untuk keluar menuju Kufah, Abdullah bin Umar segera mencegahnya. Katanya, "Janganlah keluar kesana!!! Sesungguhnya Rasulullah Saw diberi pilihan oleh Allah antara dunia dan akhirat, tapi beliau memilih akhirat. Dan engkau adalah bagian dari beliau, maka dunia tak akan kamu dapat."

Namun Husain tetap ingin berangkat menuju Kufah. Akhirnya Abdullah bin Umar meme-luknya sambil menangis.

Kemudian datanglah Jabir bin Abdillah, Abu Sa'id, dan Abu Waqid al-Laitsi juga menahannya, namun mereka tidak berhasil meraih simpati Husain. Lalu Abdullah bin Abbas berkata, "Demi Allah, sungguh aku mengiramu akan terbunuh ditengah-tengah istri dan puteri-puterimu sebagaimana terbunuhnya Utsman."

Pada tanggal sepuluh Dzul Hijjah, Husain bin Ali berangkat menuju Kufah beserta para keluar-ganya, laki-laki, perempuan, maupun anak-anak kecil. Yazid segera mengirim pesan kepada Ubaidil-lah bin Ziyad, gubernurnya di Iraq, untuk membunuhnya. Ia menyiapkan pasukan sebanyak empat ribu orang dengan pimpinan Umar bin 'Amr bin 'Ash menuju ke Kufah.

Namun sepertinya penduduk Kufah hendak mempermainkan Husain bin Ali. Nampak dari si-kap mereka untuk menyerah dan mendukung kembali kekhilafahan Yazid. Akhirnya, pasukan itu-pun menyerang rombongan Husain di Karbala. Dan disanalah kepada Husain dipenggal dan diletak-kan di sebuah baskom tempat air. Sungguh, itu adalah pukulan hebat bagi ummat Islam yang masih memiliki kecemburuan terhadap agamanya.

Banyak diantara mereka yang melepas bai'at darinya. Itu semua mereka lakukan demi kemashla-hatan ummat Islam.

2. Pemberontakan Abdullah bin Zubair

Pada tahun 63 H, sampai kabar kepada Yazid bahwasanya penduduk Madinah melepaskan bai'at mereka kepada Yazid. Mendengar hal itu, Yazid segera menyiapkan pasukan besar untuk menyerang Madinah. Kemudian pasukan itu menuju Makkah untuk memerangi Abdullah bin Zubair yang telah mendapat dukungan dari kedua kota suci itu. Hingga akhirnya terjadilah perang di Hur-rah antara kedua belah pasukan Islam.

Perang Hurrah adalah babak pertumpahan darah selanjutnya dalam tubuh ummat Islam. Hasan menggambarkan sengitnya perang Hurrah, "Demi Allah, hamper tidak ada yang selamat dari mereka (penduduk Madinah dan Makkah). Banyak para sahabat radhiyallahu 'anhum yang ter-bunuh disana. Kota Madinah dihancurkan, dan ribuan wanita ternodai, innalillahi wa inna ilaihi

ra-ji'un." Padahal Rasulullah Saw telah mengatakan, "Barangsiapa menakut-nakuti penduduk Madinah,

maka Allah akan menakut-nakutinya dan baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh ummat manusia." (HR. Muslim).

Sebenarnya, salah satu sebab utama kenapa penduduk Madinah melepas bai'atnya untuk Yazid adalah karena Yazid terlalu berlebihan dalam kemaksiatan. Sebagaimana pernyataan Abdullah bin Handzalah, "Demi Allah,kami tidaklah keluar dari bai'at Yazid melainkan kami takut turun hujan batu dari langit. Ia adalah lelaki yang menikahi ibu-ibunya anak-anak dan saudara-saudara perem-puan, serta minum khamer dan meninggalkan shalat." 1

Sedangkan adz-Dzahabi berkata, "Sebab kenapa penduduk Madinah melakukan itu adalah karena perbuatan Yazid yang minum khamer dan kemungkaran-kemungkaran yang dilakukannya. Orang-orang pun menjadi benci padanya dan Allah tidak memberkahi umurnya. Lalu berjalanlah pasukan Hurrah ke Makkah untuk memerangi Ibnu Zubair. Namun di tengah jalan panglima pasu-kannya meninggal. Kemudian digantikan dengan pemimpin yang baru. Mereka dating ke Makkah, mengepung Ibnu Zubair dan melemparinya dengan manjaniq. Dan itu terjadi pada bulan Shafar ta-hun 64 H. Dan api yang mereka sulut membakar penutup Ka'bah bagian atas dan dua tanduk domba yang dulu dijadikan Allah sebagai pengganti Ismail. Kedua tanduk itu ada diatas Ka'bah. Kemudian Yazid meninggal pada pertengahan Rabiul Awal tahun ini. lalu datanglah berita tentang kema-tiannya sedangkan perang masih berlanjut. Ibnu Zubair menyeru, "Wahai penduduk Syam, sesung-guhnya pemimpin dhalim kalian telah binasa, maka tunduklah kalian!". Sejak saat itulah Ibnu Zubair memproklamirkan diri sebagai khalifah. Masyarakat pun menyambutnya. Kecuali penduduk Syam yang kemudian membaiat Muawiyah putera Yazid." 2

1. Ibid.

2

Dengan begitu, kini kekhalifahan resmi ada di tangan Abdullah bin Zubair.